Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewa Ayu Made Martadewi Badung. author
"Pada praktek kedokteran gigi sehari-hari sering ditemukan kondisi pasien yang kehilangan gigi posterior dan ingin dirawat dengan gigi tiruan jembatan (GTJ), namun pasien tidak menginginkan banyak dilakukan pengasahan pada gigi tetangganya yang akan dijadikan penyangga (abutment). Sehingga dibuatkan alternatif GTJ dengan desain menggunakan bahan fiber reinforced composite yang dapat membantu meminimalisir pengasahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan besar beban maksimum yang dapat diterima dan gambaran fraktur yang terjadi pada restorasi Fiber Reinforced Composite Rigid Fixed Bridge (FRCRFB) inlay retainer dengan pemakaian 1 lapis, 2 lapis, dan 3 lapis fiber yang menggantikan kehilangan satu gigi posterior (premolar 2/P2). Penelitian eksperimen laboratorium dilakukan pada bulan Juni 2012 di Laboratorium Ilmu Material Kedokteran Gigi (PPMKG) dan Klinik Prostodonsia FKG UI. Spesimen terdiri dari 27 restorasi FRCRFB dengan inlay retainer yang dibuat di atas master model yang terdiri dari abutment premolar 1 dan molar 1 kanan atas, yang sudah dipreparasi dengan ukuran panjang mesio-distal kavitas inlay pada gigi P1 4mm, lebar bukal-lingual 4mm, dan kedalaman 3mm; panjang mesio-distal kavitas inlay pada gigi M1 6mm, lebar bukal-lingual 4mm, dan kedalaman 3mm. Panjang span / celah interdental sebesar 7mm sebagai ruang bagi P2. Uji tekan dilakukan dengan Universal Testing Machine Shimadzu AG 5000 E, crosshead speed 1mm/menit. Hasil penelitian menunjukkan ketahanan terhadap fraktur dengan rerata besar beban maksimum yang dapat diterima oleh restorasi dengan 1 lapis fiber 607,16N, rerata terbesar yaitu 694,10N yang diterima oleh resotrasi dengan 2 lapis fiber, dan rerata terkecil yaitu 587,58N yang diterima oleh restorasi dengan 3 lapis fiber, dengan nilai p>0,05. Sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketahanan fraktur dari restorasi FRCRFB dengan inlay retainer baik pada pemakaian 1 lapis, 2 lapis, maupun 3 lapis fiber. Gambaran fraktur terjadi mayoritas pada daerah pontik.

In dental practice, it is frequently found patient with missing one posterior teeth that need rehabilitation with Fixed Partial Denture (FPD), but the patient request minimal tooth preparation on the abutment. Therefore the alternative restoration with fiber reinforced composite was introduced, that only require minimal tooth preparation. The purpose of this study was to evaluate fracture resistance and fracture path of Fiber Reinforced Composite Rigid Fixed Bridge (FRCRFB) with inlay retainer with different quantity of fiber application as reinforcement. The specimen were divided into three groups (n=27) which are restored with1, 2, and 3 layers of fiber application to rehabilitate missing one posterior teeth (2nd premolar). The specimen consist of 27 restoration FRCRFB with inlay retainer that has been made upon master model which consist of 1stupper right premolar and 1stupper right molar abutment. The master model preparation was as followed: inlay cavity on 1st premolar was 4mm in width of mesio-distal, 4mm in width of bucal-lingual, and 3mm deep; inlay cavity on 1st molar was 6mm in width of mesio-distal, 4mm in width of bucal-lingual, and 3mm deep; the interdental gap was 7mm. Compressive test was done by Universal Testing Machine Shimadzu AG 5000 E, crosshead speed 1mm/minutes. The result shown fracture resistance of 2 layers of fiber application was the highest with mean 694,10N, followed by 1 layer of fiber application (mean 607,16N), and 3 layers of fiber application (mean 587,58N), with p>0,05. The majority fracture path was on the pontic site. Therefore it could be concluded that there was no significant difference of fracture resistance of restoration FRCRFB with inlay retainer with different quantity of fiber application. The fracture part mostly found in pontic area."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T40845
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Saidah
"Tabung gas elpiji merupakan wadah penyimpanan gas bersuhu rendah dengan tekanan yang tinggi, dan biasanya digunakan sebagai sarana sumber energi dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Berbagai macam tabung gas yang telah beredar dipasaran, terutama terbuat dari bahan baja dan aluminium yang mempunyai sifat cukup berat dan tidak tahan karat. Untuk mengurangi beban yang berat pada tabung didalam perancangan dan pengembangan tabung elpiji perlu subtitusi material yang kuat, ringan dan anti karat, dan salah satu material alternatif adalah komposit serat rami - epoxy. Penelitian diawali dengan perhitungan teoritis mekanika komposit, untuk mengetahui banyaknya lapisan yang akan dibuat, kernudian diadakan uji material komposit yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan ketebalan tabung. Berdasarkan data yang diperoleh dari uji material, selanjutnya dilakukan perancangan tabung dan dibuat prototipenya. Pengujian material yang dilakukan adalah uji tank dan uji geser. Hasil pengujian tank lamina fraksi volume 30% menghasilkan tegangan tank maksimum 139,219 MPa, untuk fraksi volume 40% menghasilkan tegangan tank maksimum 223,392 MPa, fraksi volume 50% menghasilkan tegangan tank maksimum 248,667 MPa dan pengujian laminat fraksi volume 30% menghasilkan tegangan tank maksimum 51,795 MPa, 40% menghasilkan tegangan tank maksimum 63,580 MPa dan fraksi volume 50% menghasilkan tegangan tank maksimum 38,471 MPa, untuk uji geser fraksi volume 30% menghasilkan tegangan geser rnaksimun 10,135 MPa, fraksi volume 40% menghasilkan tegangan geser maksimum I0,704MPa dan fraksi volume 50% menghasilkan tegangan geser maksimum 8,729MPa. Dari perhitungan berdasarkan safety factor, dilakukan pengujian material 10 lapis, fraksi volume 30% yang menghasilkan tegangan tank maksimum 60,94 MPa yang menunjukkan bahwa hasil Uji tank lebih besar dari tegangan uji standar hidrostatik tabung baja (56,83 MPa).

LPG vessel the place of gas have lOw temperature with high pressure, and usualfy used of sourc:e energy in requirement household. Assorted vessel which have Circulated marketing, especiafly made from maletials sieel and aluminium having of enough heavily and is not corrosion. To lessen heavy burden vessel in development and plan vessel need strong materiaf substitution, not corrosive and light, and one of the alternative material is composfte rummy fiber ~ epoxy. Research early with theoretical calculation of composite mechanics to know number of coat to be made, Jater then, composfte material test, which vsed for determine thickfy vessel. Pursuant to oblained data from material test, is done plan vessel and made its prototype. testing of Material taken tensile test and test sheer. Result of tensile testing of volume lac/ion Jamina 30% yielding maximum tension 139,219 MPA, for the faction of volume 40% yielding maximum tension 223,392 MPA. volume faction 50% yielding maximum tension 248,667 MPA and examinafion of volume faction laminate 30% yielding maximum tension 51,795 MPA. 40% yielding meximum tension 63,580 MPA and volume faction 50% yielding maximum tension 38,471 MPA, for the test of shear volume faction JOOh yielding tensian shear maximum 10,135 MPA, volume faction 40% yielding maximum lension 1O,704MPa and volume faciion 50% yielding maximum tension B,729MPa). From CBfCuiBticm pursuant to factor safety, done examination of materlal10 enduing, volume faelion 30% yielding maximum tension 60,94 MPA indicating lhat result of Test overor8w is big the than tension lest steel vessel hidrostatic standard (56,83 MPA).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feraldi Putra Andika
"Selama satu abad terakhir, keselamatan penumpang telah menjadi tujuan desain yang penting di antara semua kriteria kinerja kendaraan transportasi darat. Salah satu upaya dalam menjaga keselamatan penumpang adalah membuat struktur kendaraan yang layak tabrakan. Penelitian ini menganalisis crashworthiness tiga konfigurasi tabung komposit yang diperkuat serat karbon (CFRC) di bawah beban kompresi aksial menggunakan metode elemen hingga (FEM). Konfigurasi yang diuji meliputi polyurethane (PU) foam, tabung kosong (hollow), tabung berisi busa (foam-filled), dan tanpa tabung. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penambahan polyurethane foam dalam tabung CFRC secara signifikan meningkatkan penyerapan energi spesifik (SEA) dan gaya maksimum yang diserap selama tabrakan. Konfigurasi foam-filled tube memiliki nilai SEA sebesar 20,20 kJ/kg, lebih tinggi dibandingkan dengan hollow tube yang memiliki SEA sebesar 17,84 kJ/kg. Analisis juga menunjukkan bahwa mode deformasi berubah menjadi diamond crushing ketika tabung diisi dengan busa, yang meningkatkan kemampuan penyerapan energi. Studi ini menyimpulkan bahwa pengisian busa pada tabung CFRC meningkatkan performa crashworthiness, menunjukkan potensi untuk digunakan dalam aplikasi otomotif dan kedirgantaraan.

Over the past century, passenger safety has become an important design objective among all the performance criteria of land transportation vehicles. One of the efforts in maintaining passenger safety is to make the vehicle structure crashworthy. This study analyzes the crashworthiness of three configurations of carbon fiber reinforced composite (CFRC) tubes under axial compression load using the finite element method (FEM). The configurations tested include polyurethane (PU) foam without tubes,  hollow tubes, foam-filled tubes, and. Simulation results indicate that the addition of polyurethane foam in CFRC tubes significantly enhances the specific energy absorption (SEA) and maximum force absorbed during a crash. The foam-filled tube configuration exhibited a SEA value of 20.20 kJ/kg, higher than the hollow tube with a SEA value of 17.84 kJ/kg. The analysis also showed that the deformation mode changed to diamond crushing when the tube was filled with foam, improving energy absorption capability. This study concludes that filling CFRC tubes with foam enhances crashworthiness performance, demonstrating potential for applications in the automotive and aerospace industries."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Sharfina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak penyinaran terhadap depth of cure DOC resin komposit serat sebagai substruktur. Delapan belas spesimen EverX Posterior warna A3 berbentuk silinder diameter 6 mm dan tebal 4 mm dibagi menjadi 3 kelompok jarak penyinaran 0, 2, dan 4 mm yang dipolimerisasi dengan LED Litex 695, irradiansi 800 mW/cm2, selama 20 detik. Pengukuran DOC dilakukan melalui rasio kekerasan Vickers. Analisis data dilakukan menggunakan uji ANOVA satu arah. Hasil penelitian menunjukkan DOC pada jarak penyinaran 0, 2, dan 4 mm sebesar 79 0,7, 77 0,6, dan 75 0,8. Disimpulkan terdapat perbedaan bermakna pada nilai DOC pada seluruh jarak penyinaran.

This study aims to analyze the effect of light curing distance on the depth of cure DOC of fiber reinforced composite as substructure. Eighteen specimens consist of EverX Posterior shade A3, formed into a cylindrical shape 6 mm in diameter and 4 mm thickness divided into 3 groups according to light curing distance 0, 2, and 4 mm which were polymerized with LED Litex 695, irradiance 800 mW cm2, for 20s. Meansurement of DOC was carried out by Vickers hardness ratio of specimens. Data were analyzed statistically by one way ANOVA test. The result showed the DOC at a light curing distances of 0, 2, and 4 mm was 79 0,7, 77 0,6, and 75 0,8. It was concluded that there is a significant difference in DOC among the light curing distance."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library