Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonard Alkan
"Peningkatan arus globalisasi diantaranya berimplikasi pada perubahan penyakit infeksi ke penyakit degeneratif, dimana selain penyakit koroner dan hipertensi, ternyata diabetes militus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang saat ini semakin bertaimbah jumlahnya. Artinya hal tersebut harus segera diantisipasi dengan pelayanan paripurna dan profesional sehingga penderita tidak hanyut ke dalam komplikasi fatal.
Pada penelitian kali ini disusun pengembangan studi kelayakan klinik diabetik RSPP dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal. Penyusunan kelayakan pengembangan dilakukan dengan menggunakan analisis trend atau kecenderungan jumlah permintaan (kunjungan), dimana dari analisis tingkat kebutuhan klinik diabetik untuk jumlah pasien diasumsikan meningkat sebesar 0.45% untuk tahun pertama dan 9% untuk tahun ke-II sampai dengan tahun ke-X. Asumi didasarkan pada tingkat inflasi dan suku bunga SBI serta kondisi ekonomi yang relatif stabil.
Perhitungan dilakukan dengan pendekatan sistem input, proses dan output. Inputnya adalah kebijakan pemerintah dan sumber dana, prosesnya yakni kebutuhan pelayanan kesehatan, permintaan dan tingkat pendapatan masyarakat Jakarta Selatan dan Outputnya adalah menghitung kelayakan investasi dengan NPV, IRR dan PbP.
Dari hasil perhitungan analisis kelayayakan investasi diperoleh nilai NPV sebesar 1.259.746.218, IR.R sebesar 53.90%, dan PayBack Period 2,5. Nilai NPV yang lebih besar dari 0 dan IRR yang lebih besar dari suku bunga SBI (15.49%) menunjukkan bahwa pengembangan klinik dabetik dapat diterima atau dilanjutkan; sedangkan nilai PbP sebesar 2.5 menunjukkan bahwa modal dapat dikembalikan dalam jangka waktu dua tahun 5 bulan.
Karena pengembangan klinik Diabetik dinyatakan layak, maka saran yang perlu dipertimbangkan antara lain: (1) perbaikan pada sistem informasi Keuangan dan Rekam Medis, (2) membuat rencana induk (Master Plan) dan rencana bisnis (Business Plan), (3) memperhatikan pengertian layak dari aspek social dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan (4) Perlunya diperhatikan aspek design fisik, yaitu dengan merubah design lokasi SIDL sebelumnya yang disesuaikan dengan rencana jangka panjang.

The stream of globalization impacts to transform the diseases from infection disease to degenerative ones. Beside coroner and hypertension disease, diabetic mellitus (DM) is one of degenerative diseases, which seems to be more prevalent. It show that such case immediately should be anticipated by professional and complete service to avoid the patient leading to fatal complication.
The feasibility study for diabetic clinic at RSPP was conducted with regard to the external and internal factors. This study used trend analysis of demand frequency (patient visit) with assumption that the increase of number of patient in the -diabetic clinic was 0.45% in the first year and 9% in the second year up to the tenth year. That assumption was based on a stable inflation and interest rate as well as economy condition.
The analysis was done using system approach (input, process, and output). The input included government policy and fund resource, while the process included the need and demand of health care, and level of community income in South Jakarta area. The output was done by calculating the feasibility of investment such as NPV, IRR and PbP.
The study resulted that the feasibility of investment values as follows: NPV=Rp 1,259,746,218; IRR=53.9%; Payback Period-2.5. NPV showed higher than 0 and IRR vas higher than Indonesian interest rate (15A9%) meant that diabetic clinic development could be accepted or followed up. As PbP was 2.5, it showed that the capital could be paid back in the term of 2 years and 5 months.
Due to the diabetic clinic development was stated feasible, it is recommended to improve the accounting information system and medical records, to build master plan and business plan, and to understand the meaning of feasible in social aspect in order to increase community prosperous, and also to notice the physical design by changing SIDL location that appropriates with long term planning.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestyana Dyah Kuntari
"Para pengembang kembali bersemangat untuk membangun berbagai proyek properti, seperti perumahan, apartemen, dan pusat perbelanjaan (mal dan pusat perdagangan) sejak tahun 2000 setelah sektor properti di Indonesia sempat terpuruk akibat hempasan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998.
Jumlah pusat perbelanjaan (mal dan pusat perdagangan) yang dibangun para pengembang sejak tahun 2000 hingga saat ini selalu tumbuh. Selain dipicu kegairahan sektor konsumsi yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir, hal ini juga disebabkan masih tingginya kepercayaan para pengembang terhadap prospek bisnis ritel di Indonesia. Bergairahnya bisnis properti tersebut tidak lepas pula dari dukungan pihak perbankan dalam membantu pendanaannya. Meskipun masih belum semudah sebelum masa krisis dalam mengucurkan bantuan, beberapa bank besar telah secara konsisten menyalurkan kreditnya ke sektor properti, terutama dalam bentuk kredit konstruksi dan kredit real estat untuk proyek-proyek yang dinilai prospektif.
Bertumbuhnya jumlah pusat perbelanjaan akibat ekspansi para pengembang ini secara umum akan menguntungkan konsumen karena dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan, konsumen akan dihadapkan pada semakin banyak pilihan tempat berbelanja. Persaingan yang semakin ketat antar pusat perbelanjaan dan juga antar pengecer akan menguntungkan konsumen, karena pusat-pusat belanja tersebut akan berusaha semakin keras untuk menarik konsumen dengan memberikan pelayanan yang lebih baik. Namun sebaliknya, dari sudut pandang pengembang, timbul kekuawatiran mengenai kemungkinan terjadinya kelebihan pasokan pusat perbelanjaan (terutama pusat perdagangan).
Pesatnya pertumbuhan pembangunan pusat perbelanjaan tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga meluas ke wilayah-wilayah di sekitar Jakarta, terutama kawasan-kawasan permukiman yang merupakan kawasan yang berkembang seiring dengan perkembangan Jakarta. Depok, sebagai salah satu kawasan permukiman di selatan Jakarta dipandang sebagai ladang potensial pusat perbelanjaan. Berbagai pengembang mencurahkan sumber dayanya untuk membangun berbagai pusat perbelanjaan modem di Depok.
Grup ABC, salah satu pengembang properti yang telah memiliki sejarah keberhasilan dalam mengembangkan kompleks perumahan, mengembangkan sebuah kompleks hunian di daerah Sawangan, Depok yang berjarak kurang lebih 5 km dari Margonda Raya. Seperti halnya dengan kompleks hunian lain yang dikembangkannya, Grup ABC berencana untuk melengkapi kompleks hunian tersebut dengan berbagai fasilitas yang dianggap penting bagi penghuni. Salah satunya adalah fasilitas pusat belanja. Selain melengkapi kompleks perumahan yang dikembangkannya sehingga meningkatkan nilai kompleks tersebut, Grup ABC memandang bahwa lokasi yang cukup jauh dari pusat keramaian Depok masih memberikan peluang berkembangnya sebuah sebuah pusat belanja sehingga mereka mempertimbangkan untuk membangun trade center XYZ.
Untuk mengambil keputusan apakah harus membangun proyek pusat perdagangan tersebut atau tidak, Grup ABC harus menganalisa kelayakan proyek, terutama dari segi finansial, untuk mengetahui apakah proyek tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, dan lebih jauh lagi apakah proyek yang direncanakan sejalan dengan strategi dan operasi perusahaan.
Penilaian kelayakan finansial investasi proyek XYZ dilakukan dengan capital budgeting. Seluruh informasi mengenai lingkungan bisnis perusahaan menjadi dasar pengambilan berbagai asumsi yang diperlukan dalam analisis. Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis capital budgeting adalah menentukan relevant cash flow, yaitu serangkaian arus kas tertentu yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan untuk pertimbangan pengambilan keputusan. Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merima atau menolak proyek tersebut, digunakan teknik discounted cash flow dengan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI), serta dengan dilengkapi dengan metode discounted payback period.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, proyek pembangunan trade center XYZ layak untuk dikerjakan oleh Grup ABC karena dari analisis tersebut diperoleh Net Present Value positif yang berarti bahwa proyek akan mampu meningkatkan nilai perusahaan, selain juga proyek mampu memberikan tingkat pengembalian investasi yang lebih besar dari biaya modal, serta pengembalian yang lebih pendek daripada umur produktif proyek.

Companies in property industry have started to develop aggressively various kinds of property products such as housing residents, apartments, office buildings, and shopping centers in 2000, after the fall of the industry all together with the economic crisis happened in 1997-1998.
The number of shopping centers developed has been increasing since the year of 2000. The trend is supported by the consumptions sector which has been the motor of economic development in last five years that is seen as a promising retail business future by developers_ Finance institutions also have an important role in financing the projects. Even though banks are still consistent in tight credit policy, several big banks have been continuously financing property industry through construction credit and real estate credit for prospective projects.
The increasing number of shopping centers will give benefit for the customers since they will have more choices. The more intense competition between shopping centers and between retailers requires the players to provide better services to attract customer. On the other side, the increasing number of shopping centers raises a concern of over supply.
The rapid growth of shopping centers development does not only happen in Jakarta but also in areas surrounding, i.e. the residential areas which develop simultaneously with the development of Jakarta. Depok, a residential area south to Jakarta is viewed as a potential location to develop shopping centers. Many property companies have started to invest their resources to build modem shopping centers in the area.
ABC Groups, a property company whose success history in developing housing residents, develop a housing complex in Sawangan, a 5 kilometers away from Margonda Raya, Depok The company planned to complete its housing complex with prominent facilities including a shopping center. They planned to develop XYZ trade center. More than just for completing the housing complex that will increase its value, ABC Group saw an opportunity to develop a shopping center for the location is far enough from other shopping centers.
Before deciding whether to go on with the project or not, ABC Group should analyze its feasibility, especially in financial term to determine whether the project will increase the firm's value and align with the company 's strategic and operation.
Feasibility analysis of investment on XYZ trade center is done by applying capital budgeting theories based on assumptions developed from all information about its business environment. First step in capital budgeting is to define relevant cash flow which is a series of cash flow which should be taken into account in decision making. The discounted cash flow method for Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Profitability Index (PI methods) completed with the discounted payback period method, are used as the basis to make a decision whether ABC Group should accept or reject the project.
From the analysis, XYZ trade center is feasible to be developed by ABC Group for the analysis resulted in positive Net Present Value. Positive Net Present Value means that the project will increase value of the firm. The conclusion is supported by the higher Internal Rate of Return of the project than its cost of capital, and the project's payback period is shorter than its economic life.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Muzaqi
"IPv6 adalah protokol Internet yang dirancang untuk menggantikan protokol Internet sebelumnya, yaitu IPv4. IPv6 mempunyai lebar pengalamatan 128 bit, sehingga dapat menampung jumlah host lebih banyak dibandingkan IPv4. IPv6 juga memberikan fitur-fitur tambahan seperti autokonfigurasi, header yang efisien dan fleksibel, keamanan yang terintegrasi dan kemampuan mobilitas. IPv4 mendukung 4.249.967.296 (4,294 x 109 x 2564) alamat, dimana tidak cukup dengan perkembangan jumlah host di Internet saat ini. IPv6 mendukung sekitar 3,4 x 1038 (340 undecillion) alamat, atau sekitar 4,3 x 1020 (430 quintillion) alamat per inci persegi di permukaan bumi (Wikipedia). Meskipun IETF telah merekomendasikan IPv6 sebagai protokol Internet pengganti IPv4, namun sampai saat ini belum terlihat implementasi yang signifikan, terutama di Indonesia untuk benar-2 memigrasikan IPv4 ke IPv6. Proyek akhir ini memberikan analisa kelayakan implementasi IPv6 sebagai protokol komunikasi Internet masa depan terkait krisis ruang alamat IPv4. Studi kasus dilakukan pada PT. Excelcomindo Pratama (XL) dan PT. Indo Internet (Indonet), sebagai representasi organisasi yang sudah mengimplementasikan IPv6. Analisa kelayakan ditinjau dari faktor kesiapan infrastruktur, dukungan sistem operasi, ketersediaan aplikasi, regulasi, performa, dan biaya. Faktor performa dan biaya merupakan dua hal yang masih memberikan pertimbangan tersendiri dalam implementasi IPv6.

IPv6 is an Internet protocol which was engineered to replace Internet protocol previously and currently used, which is IPv4. IPv6 has 128-bit addressing space, therefore it can accommodate huge number of hosts more than IPv4. IPv6 provides enhanced features like autoconfiguration, efficient and flexible header, integrated security and mobility. IPv4 supports 4.249.967.296 (4,294 x 109 x 2564) address, which is not sufficient compared to exponential host growth of Internet today. In the other hand, IPv6 supports around 3,4 x 1038 (340 undecillion) address, or nearly 4,3 x 1020 (430 quintillion) address per inch square on earth (Wikipedia). IETF has recommended IPv6 as Internet protocol to replace IPv4, but apparently until now, there is no significant implementation, especially in Indonesia to get IPv6 fully used and migrated to. This final project objective will be giving a feasibility analysis on IPv6 implementation as future Internet communication protocol regarding IPv4 depletion. Case study was conducted at PT. Excelcomindo Pratama (XL) and PT. Indo Internet (Indonet), as organization representation which have implemented IPv6. Feasibility analysis was assessed and seen from 6 factors; infrastructure readiness, operating system support, application availability, regulation, performance, and cost. Performance and cost factors are two most-contributed concerns in implementing IPv6."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Aufar Akbar
"Perkembangan pengguna internet di Indonesia semakin pesat. Pengguna internet tahun 2018 tumbuh sekitar 8% dari tahun 2017. Di sisi lain, 97% trafik internet global saat ini dibawa oleh Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Tentunya ini akan menjadi peluang bagi operator SKKL jika bisa dikelola dengan baik. Penelitian ini menginvestigasi SKKL Batam – Manado sebagai penghubung direct broadband alternatif antara Eropa, Asia, dan Amerika sehingga berpotensi menjadi Global Digital Hub. SKKL Batam-Manado saat ini masih memakai model bisnis sistem closed cable. Padahal industri kabel laut saat ini menawarkan opsi sistem open cable yang memungkinkan konvergensi antara Submarine Line Terminal Equipment (SLTE) eksisting dengan SLTE dari vendor lain. Di dalam tesis ini dilakukan penelitian pengembangan model bisnis sistem open cable pada SKKL Batam-Manado. Dengan analisis Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) Matriks didapatkan hasil bahwa bisnis sistem open cable berada pada kuadran I yang berarti grow or build. Penelitian juga dilakukan dengan menghitung analisis kelayakan investasi dengan metode capital budgeting menggunakan lima parameter, yaitu Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP), Internal Rate Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Average Rate Return (ARR). Perhitungan analisis kelayakan investasi juga menunjukkan bahwa kondisi real 5 tahun (3 tahun operasi dan 2 tahun prediksi) sistem closed cable berjalan ini tidak sesuai dengan perhitungan ideal saat pertama kali investasi. Proyeksi ideal pada tahun kelima Cumulative NPV sebesar Rp -4.107.229.000,00, namun pada kenyataannya hanya didapatkan sebesar Rp -405.816.169.000,00 saja. Di sisi lain, perhitungan untuk bisnis sistem open cable kondisi optimis menghasilkan angka positif dengan Cumulative NPV hingga tahun 2027 sebesar Rp 1.268.784.159.000,00 dan melebihi dari angka proyeksi ideal yang didapatkan sebesar Rp 1.113.166.082.000,00. Parameter lain juga didapatkan hasil yang layak dengan PBP sebesar 4 tahun 6 bulan (dari 2019), IRR sebesar 19,9%, PI sebesar 1,58, dan ARR sebesar 28%. Dengan demikian, maka model bisnis sistem Open Cable layak diimplementasikan di SKKL Batam-Manado.

The development of internet users in Indonesia is growing rapidly. Internet users in 2018 grew by around 8% from 2017. On the other hand, 97% of global internet traffic is currently carried by the Submarine Cable System. This condition will be an opportunity for SKKL operators if it can be managed properly. This research investigates SKKL Batam - Manado as an alternative direct broadband link between Europe, Asia and America so that it has the potential to become a Global Digital Hub. SKKL Batam-Manado is currently still using the closed cable system business model. Whereas the submarine cable industry currently offers an Open Cable System option that allows convergence between existing Submarine Line Terminal Equipment (SLTE)s and SLTEs from other vendors. In this thesis, a research is conducted on the development of the Open Cable System business model at SKKL Batam-Manado. With the Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) Matrix analysis, the results show that the Open Cable System business is in quadrant I which means grow or build. Research was also conducted by calculating the investment feasibility analysis with the capital budgeting method using five parameters, namely Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP), Internal Rate Return (IRR), Profitability Index (PI), and Average Rate Return (ARR). The calculation of the investment feasibility analysis also shows that the real condition for 5 years (3 years of operation and 2 years of prediction) for closed cable runs is not in accordance with the ideal calculation for the first time investing. The ideal projection in the fifth year of Cumulative NPV is IDR -4,107,229,000.00, but in reality it is only IDR -405,816,169,000.00. On the other hand, the calculation for the open cable system business in optimistic condition resulting in a positive number with Cumulative NPV until 2027 touch IDR 1,268,784,159,000.00 and bigger than the ideal projection that obtained just of IDR 1,113,166,082.000,00. Other parameters also obtained feasible results with a PBP of 4 years 6 months (from 2019), an IRR of 19.9%, a PI of 1.58, and an ARR of 28%. Thus, the Open Cable System business model is feasible to be implemented in SKKL Batam-Manado."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Megawati
"Kelangkaan air bersih merupakan permasalahan yang sering terjadi pada waktu banjir padahal air bersih merupakan kebutuhan yang paling penting dalam menjami kelangsungan hidup masyarakat yang terkena dampak bencana banjir. Safe drip merupakan teknologi pengolahan air di tempat pada level rumah tangga yang dampak bencana banjir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan safe drip sebagai teknologi pengolahan air pada saat bencana banjir dari aspek teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode ini dilakukan melalui survei yang berpedoman pada kriteria kelayakan teknologi pengolahan air pada keadaan darurat yang telah ditetapkan dan didukung oleh demonstrasi safe drip pada lokasi penelitian. Melalui penelitian ini, diketahui bahwa safe drip dapat dikategorikan sebagai teknologi pengolahan air yang layak digunakan pada bencana banjir ditinjau dari aspek teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Adapun kriteria kelayakan yang digunakan antara lain adalah kemudahan dalam distribusi, jumlah air yang dihasilkan, kualitas air yang dihasilkan, keterjangkauan biaya, ketersediaan sumber daya, partisipasi masyarakat lokal, keterlibatan tokoh masyarakat, kemudahan dalam penggunaan dan pemeliharaan serta prakiraan dampak lingkungan."
Bandung: Badan penelitian dan pengembangan Kementerian pekerjaan Umum, 2014
620 JSDA 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Cahyo
"ABSTRAK
Saat ini permintaan akan CPO semakin tinggi, sedangkan untuk membangun pabrik
kelapa sawit dibutuhkan investasi yang sangat besar, maka investor memerlukan
perhitungan atas tingkat pengembalian yang akan diperoleh. Tesis ini membahas
bagaimana menganalisis kelayakan investasi dari aspek keuangan, danmelakukan
analisis kelayakan risiko dengan menggunakan simulasi.Data didapatkan dari
perusahaan terkait, kontraktor dan berbagai sumber lainnya.Hasil dari perhitungan
yang dilakukan adalah NPV sebesar Rp 114.875.873.933,-, IRR sebesar 33,68%,
DPP selama 4 tahun 1 bulan, dan PI sebesar 2,21. Hasil dari analisis simulasi
adalah tidak ada NPV yang bernilai negatif, dan NPV rata-rata adalah Rp
93.058.092.785,38. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa investasi
ini layak untuk dijalankan

ABSTRACT
Currently, demand for CPO is getting higher, while to build palm oil mill is
required enormous investments. Hence, investors need to calculate the rate of
return that would be earned. This thesis discusses how to analyze the investment
feasibility from financial aspects, and conduct feasibility risk analysis by using
simulation. Data were obtained from related companies, contractors and various
other sources. The calculation results are NPV of Rp 114.875.873.933,-, IRR
33,68%, DPP for 4 years and 1 months, and PI 2,21. There is no negative NPV
from simulation analysis, and the average NPV is Rp 93.058.092.785,38. The
analyses conclude that this investment is feasible to run"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asifa Nabila
"ABSTRAK
Walini adalah wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan. Bedasarkan metode paired comparison, walini unggul dalam indikator pertumbuhan populasi dan pertumbahan ekonomi, sehingga dapat dikembangkan menjadi silicon valley. Luasan yang akan dikembangkan sebesar 1126 ha. Pengembangan secara silicon valley memerlukan biaya investasi awal sebesar Rp 151 trilliyun, sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan investasi agar menarik minat swasta untuk berinvestasi. Salah satu faktor perhitungan analisis kelayakan investasi yang dilakukan adalah analisis life cycle cost. Menurut analisis life cycle cost yang dilakukan, kota walini memerlukan biaya investasi awal sebesar Rp 151 trilliyun., biaya operasional dan pemeleiharaan sebesar Rp 353 trilliyun. Akan tetapi pengembangan kota ini akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1.152 trilllyun. Dengan masa konsesi 30 tahun, pengembangan kota ini dapat direlasasikan menggunakan skema Kerjasama antar pemerintah dengan swasta KPBU . Terdapat 42 skenario yang dilakukan untuk memeperoleh nilai IRR optimal. Dalam pemilihan skema KPBU yang optimal, nilai IRR yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai WACC sebesar 11 . Dari keselurhan skenario didapatkan nilai IRR optimal sebesar 15.57 dengan pembagian terhadap swasta sebesar 49.89 dari biaya awal investasi, 60.08 biaya operasional dan pemeliharaan, 80.06 dari hasil pendapatan.

ABSTRACT
Walini is one of the areas that have potential to be developed. Based on paired comparison method, Walini excel in indicator of population growth and economic growth, so that can be developed into silicon valley. The area that will be developed is 1126 ha. Silicon Valley development requires initial investment cost of 151 trillion rupiahs. It is necessary to conduct investment feasibility analysis in order to attract private interest to invest. One of the calculation factor of investment feasibility analysis is life cycle cost analysis. According to life cycle cost analysis conducted, Walini city requires initial investment cost of 151 trillion rupiahs, operational cost and maintenance of 353 trillion rupiahs. However, the development of this city will generate revenue of 1,152 trillion rupiahs with a 30 year concession period. Due to the enormous cost required, the development of this city can be realized using the scheme of cooperation between government and private PPP . There are 42 scenarios performed to obtain scenarios with optimal IRR values. In the selection of optimal PPP schemes, the resulting IRR value is compared with the WACC value of 11 . From the overall scenario, the optimal IRR score is 15,57 with 49.89 private division of the initial cost of investment, 60.08 of operational and maintenance cost, 80.06 of revenue. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fasya Nazhirah Lukitaputri
"Penelitian ini mengangkat studi kasus jalan tol Cisumdawu. Cileunyi - Sumedang – Dawuan atau Cisumdawu terletak di Jawa Barat. Pembangunannya dimulai pada tahun 2017 dan direncanakan dapat beroperasi penuh pada tahun 2019. Namun, karena masalah pembebasan lahan dan pandemi COVID-19, pengoperasian jalan tol Cisumdawu tertunda selama kurang lebih tiga tahun, sehingga berdampak negatif pada profitabilitas proyek. Menyikapi kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi kembali kelayakan investasi Jalan Tol Cisumdawu dengan mempertimbangkan variabel risiko dan ketidakpastian dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dan simulasi Monte Carlo. Analisis tersebut menggunakan beberapa kriteria atau indikator kelayakan, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa proyek Cisumdawu masih layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV sebesar Rp1.431.749.000.000, IRR sebesar 6,4%, dan Payback Period selama 23,3 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan investasi menurun ketika dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa risiko yang paling signifikan mempengaruhi kelayakan investasi adalah volume lalu lintas. Tiga skenario tambahan dirancang untuk mengeksplorasi berbagai potensi hasil dan menilai kelayakan finansial proyek dalam berbagai kondisi.

This research uses the case study of Cisumdawu toll road. Cileunyi - Sumedang - Dawuan or Cisumdawu toll road is located in West Java. The construction started in 2017 and was expected to fully operate in 2019. Unfortunately, due to land acquisition issues and COVID-19 pandemic, the Cisumdawu toll road operation has been delayed by approximately three years, thus negatively impacting the project’s profitability. In response to this condition, this research aims to assess and re-evaluate the feasibility of Cisumdawu Toll Road investment by considering risks and uncertainty variables using Discounted Cash Flow (DCF) and Monte Carlo simulation. The analysis uses several criteria or indicators of feasibility, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period. The result of the feasibility analysis shows that the Cisumdawu project is still feasible with a NPV of Rp1.431.749.000.000, an IRR of 6,4%, and a Payback Period of 23,3 years. The results shown that the investment feasibility decreases when faced with risks and uncertainties. It also shows that the most significant risk affecting the investment feasibility is the traffic volume. Three additional scenarios are designed to explore different potential outcomes and assess the project's financial feasibility under various conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martulesy, Lintang
"Pemenuhan kebutuhan akan air bersih merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi perusahaan penyedia air bersih, PDAM. Sebagai bagian dari pemenuhan target nasional Millennium Development Goals (MDG), PDAM Kabupaten Bogor selalu melakukan peningkatan kapasitas pelayanan air bersih. Segala bentuk upaya peningkatan kapasitas pelayanan air bersih ini disebut investasi, yang mana harus menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan, demikian pula PDAM yang notabene adalah perusahaan public goods yang bersifat non-profit. Sehingga dalam hal ini, dibutuhkan suatu analisa kelayakan dalam tahap perencanaan investasi.
Penelitian ini akan melakukan analisa kelayakan suatu investasi. Karena studi kasus yang diambil merupakan perusahaan public goods yang beorientasi sosial, tentunya akan terdapat batasan-batasan untuk pengambilan profit yang terlalu besar. Batasan-batasan inilah yang nantinya akan menjadikan keunikan dari analisa kesensitivan yang juga akan dipaparkan pada penelitian ini. Walaupun studi kasus yang diambil tertuju pada satu proyek, namun diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penelitian-penelitian lain dalam menganalisa investasi pada perusahaan public goods.

Fulfilling the need of clean water is a challenge for companies of water supply, PDAM. As part of the fulfillment of the national target of Millennium Development Goals (MDGs), PDAM Kabupaten Bogor will always upgrade the capacity of water services. All these kind of efforts named investment, which must generate added value for the company, so does public goods company. In this case, it is a need to evaluate the feasibility in planning of investment.
This research will carry out feasibility analysis of an investment. Due to the case study is taken in a public goods company, which is social orientated, certainly there will be restrictions for making an excessive profit. These restrictions will make the uniqueness of sensitivity analysis which will also be presented in this study. Although the case focused on one project, but it is expected could be one of the references for other studies in analyzing investment of public goods company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2010
S51766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Yunia Kartika
"Perubahan sosial ekonomi yang disebabkan oleh kegiatan PT. Freeport Indonesia tidak memberi banyak dampak dan implikasi sosial bagi kehidupan Suku Kamoro. Untuk itu perlu untuk menganalisis kelayakan investasi industri kecil bahan bangunan geopolimer untuk pemberdayaan Suku Kamoro. Aspek kelayakan yang dibahas pada penelitian ini adalah Aspek Pasar, Aspek Teknis dan Aspek Keuangan.Penelitian ini menghasilkan sebuah rekomendasi yang menyatakan bahwa Investasi Industri Bahan Bangunan ini layak untuk diterapkan sebagai pemberdayaan Suku Kamoro di Papua.

Socio-economic changes which caused by activities of Freeport does not provide the impact and social implications for the life of Kamoro tribe. For that reason, it is necessary to analyze the feasibility of small industrial of Geopolymer Based Building for the enpowerment of Kamoro tribe. Feasibility aspects that will be analize on this research are market aspect, technical aspect and financial aspect. This research output is a recommendation that states that the building materials industry investment is feasible to implement as empowerment Kamoro tribe in Papua."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51847
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>