Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Satria Putra
"Penelitian ini mengeksplorasi lliquidity premium dan Fama French Three Factor Model di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur abnormal return dengan strategi pembentukan portofolio menggunakan illiquid stock di Bursa Efek Indonesia. Penulis menggunakan metode yang dilakukan Yakov Amihud, Allaudeen Hameed, Wenjin Kang, Huiping Zhang (2015) untuk membangun portofolio berdasarkan illiquid stock dan mengukur besaran illiqudity premium. Penelitian ini menggunakan regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan data bulanan selama 5 tahun dari 2013 hingga 2017. Hasil pengujian terhadap market factor menunjukkan bahwa portofolio dari most illiquid stock memiliki abnormal return yang positif dan signifikan dibanding portofolio dari most liquid stock secara konsisten dari 3 holding period yang berbeda. Illiquidity premium secara konsisten meningkat pada holding period yang lebih panjang di saat imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan turun. Hasil penelitian menggunakan Fama French Three Factor Model terdapat abnormal return namun tidak robust. Penulis menemukan bahwa saham dengan size yang kecil underperformed dibanding saham dengan size besar. Koefisien HML (selisih dari portofolio value stock dan growth stock) positif dan signifikan yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara illiquidity premium dan juga value premium. Secara garis besarĀ  strategi pembentukan portofolio dengan menggunakan illiquid stock secara partial dapat menghasilkan abnormal return di Bursa Efek Indonesia dan dapat menjadi strategi investasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yakov Amihud, Allaudeen Hameed, Wenjin Kang, Huiping Zhang (2015).

This study explores illiquidity premium and Fama French Three Factor Model in Indonesia. The objective of this research is to measure abnormal returns from portfolio formation using illiquid stock in Indonesia Stock Exchange. The author uses the method conducted by Yakov Amihud, Allaudeen Hameed, Wenjin Kang, Huiping Zhang (2015) to build a portfolio based on illiquid stock and measure illiqudity premium. This study uses Ordinary Least Square (OLS) regression using 5 years worth of monthly data, which is from 2013 until 2017. The test results on market factors show that the portfolio of most illiquid stock has a positive and significant abnormal return compared to the portfolio of most liquid stocks consistently from 3 different holding periods. The results on Fama French Three Factor Model have abnormal returns but are not robust. The author found that stocks with big capitalization outperformed stocks with small capitalization. HML coefficient (the difference between value stock and growth stock portofolio) is positive and significant which indicates that there is a relationship between premium liquidity and premium value. Overall, the strategy of forming portfolio using illiquid stock partially produce abnormal returns in Indonesia Stock Exchange and can be used for investment strategy in Indonesia Stock Exchange. The results supported Yakov Amihud, Allaudeen Hameed, Wenjin Kang, Huiping Zhang (2015)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatialdi Yasyifan Maulana
"Penelitian ini menganalisis risiko sistemik perbankan di Indonesia berdasarkan korelasi Pearson return saham. Penelitian ini menggunakan data harga saham perusahaan perbankan mingguan selama periode Oktober 2019 hingga Juni 2021. Rentang waktu tersebut meliputi masa sebelum pandemi COVID-19 hingga kondisi pandemi terkini. Untuk mengevaluasi korelasi disebabkan oleh risiko sistematik atau risiko idiosinkratik, penelitian ini menggunakan model Fama-French Three Factor Model (FF3F). Hasil penelitian ini mengungkapkan rata-rata dan median korelasi Pearson cenderung meningkat terutama pada tahun 2021. Hasil regresi FF3F menunjukkan bahwa peningkatan korelasi disebabkan oleh peningkatan risiko sistematik (koefisien beta) perbankan.

This study analyzes the sistemic risk of banking in Indonesia based on the Pearson correlation of stock returns. This study uses weekly stock price data for banking companies during the period October 2019 to June 2021. The time span includes the period before the COVID-19 pandemic to the latest pandemic conditions. To evaluate the correlation caused by sistematic risk or idiosyncratic risk, this study used the Fama-French Three Factor Model (FF3F). The results of this study reveal that the average and median Pearson correlation tends to increase, especially in 2021. The FF3F regression results show that the increase in correlation is caused by an increase in the sistematic risk (beta coefficient) of banking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Linda Wati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27198
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Amanda
"Penelitian ini mengembangkan model tiga faktor Fama dan French dengan menambahkan faktor likuiditas yaitu Amihud illiquidity. Dalam segi penelitian empiris, penelitian ini mengisi bukti empiris lain mengenai efek dari beta pasar, size, value, dan likuiditas terhadap excess return saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan regresi OLS dengan data bulanan time-series selama 10 tahun dan menggunkaan dummy untuk membedakan periode non-krisis dan periode krisis. Hasil penelitian menyatakan bahwa beta pasar (excess market return) secara konsisten bernilai positif dan signifikan di seluruh portofolio, baik yang disortir berdasarkan size-illiquidity maupun yang berdasarkan book-to-market (BM)-illiquidity. SMB dapat menjelaskan ILLIQ begitupula sebaliknya, dan secara umum hipotesa yang diangkat dalam penelitian ini dapat diterima juga terdapat konsistensi pada SMB yang disortir berdasarkan size-illiquidity maupun BM-illiquidity yaitu dua dari enam bernilai tidak signifikan. Krisis subprime mortgage secara statistic tidak berpengaruh di duabelas portofolio yang dibentuk. Hasil penelitian mendukung penelitian Fama dan French (1992, 1993) dan penelitian Lam dan Tam (2011).

This research explores Fama French three factor model by adding liquidity factor Amihud illiquidity. In the empirical side, this research filled the evidence about the effect from market beta, size, value, and liquidity to the stock excess return in Indonesia. This research uses OLS regression with monthly time series data over 10 years and use dummy variable to make difference in non-crisis period and crisis period. The results showed that market beta (excess market return) consistently positive and significant in each portfolios, when sorted by sizeilliquidity and book-to-market (BM)-illiquidity. SMB could explain ILLIQ and vice versa, and in general the hypothesis in this research are accepted, also there are consistency in SMB when sorted by size-illiquidity and also BM-illiquidity which are 2 out of six are not significant. Subprime mortgage crisis statistically has no effect in twelve portfolios built. The results supported Fama dan French (1992, 1993) and the results of Lam dan Tam (2011)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Tiami Adela
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor pasar (market), ukuran (size), dan nilai (value) pada Fama and French Three Factor Model terhadap excess return portofolio menggunakan metode value weughted dan equally weighted terhadap saham perbankan di Negara ASEAN ? 4. Faktor ini juga menguji faktor pasar (market) dan faktor term structured pada Intertemporal Capital Asset Pricing Model (ICAPM) pada saham perbankan ASEAN - 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya faktor pasar (market) yang secara signifikan mempengaruhi excess return portofolio saham perbankan pada Fama and French Three Factor Model secara value weighted dan equally weighted. Faktor term structured pada Intertemporal Capital Asset Pricing Model menunjukkan hasil yang signifikan hanya jika diujikan pada excess return portofolio saham perbankan menggunakan metode equally weighted.
This research aims to determine the effect of market, size, and value on Fama and French Three Factor Model toward portofolio excess return using value weighted and equally weighted method on ASEAN ? 4 banking stock. This research also determine the effect of market factor and term structured factor on Intertemporal Capital Asset Pricing Model on ASEAN ? 4 banking stock. The result shows only market factor which has significant effect towards banking stock portofolio excess return on Fama and French Three FactorModel, using both value weighted dan equally weighted. The term structured factor on Intertemporal Capital Asset Pricing Model has significant effect towards banking stock portofolio excess return using equally weighted method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Tri Kurniawan
"ABSTRAK
Penelitian ini untuk mengkaji apakah manajer investasi reksadana syariah di Indonesia dan Malaysia memanfaatkan anomali pasar saham di bulan Ramadhan untuk memperoleh abnormal return reksadana. Penelitian ini menggunakan model GARCH regression dengan data cross section dan time series harian pada periode 2006-2015. Hasilnya menunjukkan bahwa pemanfaatan anomali bulan Ramadhan oleh manajer reksadana syariah di Indonesia tidak signifikan karena abnormal return bernilai negatif. Sementara hasil penelitian Malaysia menunjukkan bahwa tidak terdapat pemanfaatan anomali bulan Ramadhan oleh manajer investasi reksadana syariah Malaysia untuk meningkatkan abnormal return dari portofolionya. Selanjutnya size premium dan value premium tidak ditemukan pada reksadana syariah di Indonesia dan Malaysia. Disisi lain, market exess return menunjukkan pengaruh positif terhadap reksadana syariah di Indonesia dan Malaysia.

ABSTRACT
The purpose of the study is to examine whether Sharia Mutual Fund Managers in Indonesia and Malaysia exploit Ramadan anomaly in stock markets to gain mutual funds abnormal return. This study use GARCH regression model with cross section and time series daily data in 2006 2015 period. The results showed Ramadan Anomalies Exploitation by Sharia Mutual Fund Managers in Indonesia is not significant because mutual funds abnormal return are negative. Meanwhile the results in Malaysia showed there is no Ramadan Anomalies Exploitation by Sharia Mutual Fund Managers in Malaysia to increase portfolio abnormal return. Size premium and value premium is not found in Indonesian and Malaysian sharia mutual funds. On the other hand, market exess return showed positive influence to Indonesian and Malaysian sharia mutual funds."
2017
S65880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis idiosyncratic risk pada saham syariah di empat negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Penelitian ini juga melihat perubahan idiosyncratic risk saham syariah pada periode sebelum dan sesudah krisis ekonomi global 2008. Perubahan tersebut akan dianalisis berdasarkan tingkatan idiosyncratic volatility dari masing-masing negara. Karakteristik perusahaan akan digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap pergerakan idiosyncratic volatility.
Penelitian ini melakukan regresi pada model Fama French Three Factor untuk memperoleh nilai realized idiosyncratic volatility. Selanjutnya, dilakukan regresi data panel untuk melihat pengaruh karakteristik perusahaan terhadap idiosyncratic volatility pada saham syariah di empat negara ASEAN.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata idiosyncratic risk pada saham syariah di empat negara ASEAN berada dibawah saham konvensional di Amerika Serikat. Sementara itu, setelah periode krisis ekonomi global 2008, hubungan antara return dan idiosyncratic risk berubah di keempat negara ASEAN. Selanjutnya, regresi data panel menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif sementara share turnover tidak berpengaruh pada idiosyncratic risk di keempat negara. Berdasarkan signifikansi terhadap earning per share, terdapat kecenderungan investor syariah di Malaysia dan Singapura memperhatikan rasio fundamental dibandingkan kedua negara lainnya.

This research investigates idiosyncratic risk in Islamic stock of four ASEAN countries namely Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand. This research also examines the volatile of idiosyncratic risk of Islamic stock in the period such as before and after the global financial crisis 2008. That volatiles will be analyzed based on the idiosyncratic volatility levels of each country. The firm characteristics will be used to see its relationship on the idiosyncratic volatility movement.
This research uses the Fama French Three Factor model to obtain the realized value of idiosyncratic volatility. Furthermore, a panel data regression is used to estimate the relationship between firm characteristics and idiosyncratic volatility.
The results of this research suggests that mean value of idiosyncratic risk in Islamic stock of this ASEAN countries is below the conventional stock in US. Meanwhile, after the period of global financial crisis in 2008, the relationship between return and idiosyncratic risk in Islamic stocks from all four countries experienced an impact of the crisis. Panel data regressions suggest that firm size is significantly negative in all four countries while share turnover is insignificant to idiosyncratic volatility. Based on the relationship of idiosyncratic risk and earning per share ratio, there is a tendency of Islamic investors in Malaysia and Singapore to notice the fundamental ratios more than the other two countries
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Aprilina
"Penelitian ini membuktikan mengenai intensitas pencarian (search volume) terhadap stock return dan likuiditas di negara emerging market. Sampel terdiri dari 9 negara emerging market berdasarkan Morgan Stanley Capital International (MSCI) Emerging Market Index. Intensitas pencarian diproksikan oleh Google Trend bernama Google Search Volume Index(SVI) sebagai proksi untuk perhatian investor dan Abnormal Trading Volume (ATV) sebagai proksi likuiditas. Dalam penelitian ini, kami menggunakan Model Tiga Faktor Fama-French untuk menjelaskan variabilitas return saham di emerging market. Penelitian ini menggunakan data mingguan untuk periode Juli 2014-Juni 2018 dan currency depreciation sebagai peristiwa attention-grabbing. Kami mengklasifikasikan sampel ke dalam 3 portofolio yaitu negara yang memiliki depresiasi mata uang rendah, negara yang memiliki depresiasi mata uang menengah, dan negara yang memiliki depresiasi mata uang tajam. Hasilnya, terdapat indikasi SVI berpengaruh terhadap portofolio walaupun secara keseluruhan SVI tidak signifikansi terhadap return saham namun signifikan terhadap likuiditas. Faktor pasar (premi risiko pasar) positif dan signifikan pada portofolio keseluruhan. ATV memiliki informasi yang lebih dominan dari SVI dalam menjelaskan return saham. Selain itu, kami menemukan bahwa pada negara yang memiliki depresiasi mata uang rendah dan depresiasi tajam, preferensi investor berinvestasi pada small stock dengan book-to-market yang tinggi sementara pada negara yang memiliki depresiasi mata uang menengah preferensi investor untuk berinvestasi pada big stock dengan book-to-market yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada emerging market investor akan berperilaku rasional dalam jangka panjang.

The research examines the evidence of search intensity toward stock return and liquidity in emerging market country. The sample consists of 9 emerging market country classified as Morgan Stanley Capital International (MSCI) Emerging Market Index. Search intensity is measured by Google Trends named Google Search Volume Index (SVI) as a direct proxy for investors attention and Abnormal Trading Volume (ATV) as proxies for liquidity. We use the Fama-French Three-Factor Model to explain stock return variability in emerging market. We obtain weekly data for the period from July 2014-June 2018 and currency depreciation as an attention-grabbing event. We classified the sample into 3 portfolios which are low currency depreciation, medium currency depreciation, and sharp currency depreciation. The result showed that the SVI has a tendency to explain stock return variability in portfolio even though in general SVI insignificant toward stock return however significant on liquidity. Market factor (market risk premium) consistent positive and significant in overall portfolio. ATV has dominance information rather than SVI in explaining stock return. Additionally, we find that in low and sharp currency depreciation, investor tend to invest in small stock with high book to market meanwhile in medium currency depreciation investor tend to invest in big stock with high book to market. Overall, we conclude that in emerging market, in a long term investor behave on their rationality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andiasa Adesia
"Dalam makalah ini kami menyajikan tentang hubungan antara risiko idiosinkratik dan kinerja saham di Indonesia menggunakan Capital Asset Pricing Model dan Fama French Three Factor Model. Kami menggunakan kumpulan data unik yang berisi imbal hasil harian dan tahunan dari 80 saham Indonesia dari indeks KOMPAS100 selama 7 tahun untuk mengukur kinerja saham. Kami menggunakan imbal hasil dari indeks IHSG sebagai tingkat imbal hasil pasar dan hasil rata-rata SPN 3 bulan untuk menghitung tingkat imbal hasil bebas risiko. Untuk memperkirakan hubungan antara risiko idiosinkratik dan kinerja saham, kami membentuk 5 portofolio berdasarkan kapitalisasi pasar dan 5 portofolio berdasarkan nilai buku terhadap nilai pasar dengan setiap portofolio berisi 16 saham. Kami menemukan bahwa risiko istimewa memiliki hubungan positif dengan kelebihan pengembalian saham khususnya dalam portofolio 4 berdasarkan kapitalisasi pasar dan portofolio 1 dan 5 berdasarkan nilai buku terhadap nilai pasar. Portofolio 4 berdasarkan kapitalisasi pasar adalah portofolio dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua. Sedangkan portofolio 1 berdasarkan nilai book to market, adalah portofolio dengan nilai terendah sedangkan portofolio 5 adalah portofolio dengan nilai tertinggi.

In this paper we present on the relation between idiosyncratic risk and stock performance in Indonesia using Capital Asset Pricing Model and Fama French Three Factor Model. We use a unique data set containing daily and yearly returns of 80 Indonesia equity of KOMPAS100 index on a 7-year period to measure stock performance. We use JCI Index return as market rate and SPN 3 month average yield to calculate risk free rate. To estimate the relation between idiosyncratic risk and stock performance, we formed 5 portfolios based on market capitalization and 5 portfolios based on book to market value. Each portfolio contains 16 members of stock. We found that idiosyncratic risk has positive relation with excess stock return specifically in portfolio 4 based on market capitalization and portfolio 1 and 5 based on book to market value. Portfolio 4 based on market capitalization is portfolio with second largest market capitalization. While portfolio 1 based on book to market value, is portfolio with the lowest value while portfolio 5 is portfolio with the highest value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Siti Jakiatus Solihah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return perusahaan antara lain market risk premium, firm size yang diproksikan ke dalam Small Minus Big (SMB) dan book-to-market ratio yang diproksikan ke dalam High Minus Low (HML) seperti yang dikemukakan oleh Fama and French dalam Three Factor Model. Analisis pengaruh ketiga faktor tersebut dilakukan terhadap 31 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan data harga penutupan saham secara harian pada 6 portofolio yang terbentuk dari 31 perusahaan BUMN tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan ketiga faktor yaitu market risk premium, firm size dan book-to-market ratio berpengaruh positif baik secara parsial maupun simultan terhadap return (excess return) saham perusahaan BUMN Tahun 2021.

This study aims to analyze the factors that influence company returns, including market risk premium, firm size (proxied by Small Minus Big, or SMB), and book-to-market ratio (proxied by High Minus Low, or HML), as proposed by Fama and French in the Three Factor Model (1992). The influence of these three factors was analyzed on 31 state-owned companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2021. The research method used was panel data regression analysis using daily closing stock price data from six portfolios formed from the 31 state-owned companies. The results of the study show that all three factors, namely market risk premium, firm size, and book-to-market ratio, have a significant positive effect both partially and simultaneously on the excess returns of state-owned company stocks in 2021."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>