Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Moden
"Semakin rendah tingkat reject, tingkat kualitas semakin tinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat menekan reject pada perakitan trafo TSE50A029 dengan harapan kualitas produk secara umum dapat meningkat. Pada proses ini salah satu nilai kualitas adalah induksi memenuhi batas yang sudah ditetapkan dimana LCL=153.60mH, UCL=166.42mH dan Median=160.01 mH untuk Induksi Primer, kemudian untuk Induksi Sekunder LCL=7.35mH, UCL=7.75 mH dan Median=7.5mH. Dari pengamatan ditemukan bahwa ada 3 faktor penting dimensi dari inti trafo yang bervariasi dan nilai hasil induksi juga bervariasi, kemudian dilakukan eksperimen 33 factorial design, untuk menentukan variasi dari faktor mana yang signifikan mempengaruhi kualitas induksinya..Dari tiga faktor yaitu gap G, penampang D dan panjang tanjung P ditemukan hanya faktorl gap G yang signifikan mempengaruhi besaran kualitas induksi dengan rumus Ip = 159.857 ? 1.87333[(g-0.56)/0.01] untuk Induksi Primer dan Is = 7.55 ? 0.07[(g-0.56)/0.01] untuk Induksi Sekunder.

Lower more level product reject it means quality level more increase. There were efforts various to depress reject in Transformers assembling TSE50A029 to chance of product quality in general can be increase. In this process one of the quality value is the aptness of the limit appointed Induction with LCL=153.60mH, UCL=166.42mH, Median 160.01 mH to Primary Inductance and LCL=7.35 mH, UCL=7.75mH and Median 7.55 mH to Secondary Inductance. In the observed was found that there were three factors dimension from core transformer that has variation value and assembling transformer induction result also vary, so that tried to do an experiment design 33 factorial to determine variation from factors which significant influence to induction quality. From the three factors are gap G, profile D and long cape P, found the only gap G variable very significant to influence induction quality with formulation to Primary Induction is Ip = 159.857 ? 1.87333[(g-0.56)/0.01] and Is = 7.55 ? 0.07[(g-0.56)/0.01] to Secondary induction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27638
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Nugraha Adiwikarta
"Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh electronic word-of-mouth dan fluency terhadap minat berkunjung (intention to visit) para konsumen. Ada 120 responden yang berpartisipasi dalam survei penelitian ini. Dengan menggunakan factorial design 2x2, peneliti akan membagi kelompok penelitian menjadi high fluency dan high eWOM (tipe A), high fluency dan low eWOM (tipe B), low fluency dan high eWOM (tipe C) serta low fluency dan low eWOM (tipe D). Dengan menggunakan compare means, independent t-test dan ANOVA, peneliti akan membandingkan kelompok mana yang lebih berpengaruh terhadap intention to visit dalam studi kasus Tanjung Bira. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eWOM ternyata memiliki pengaruh lebih tinggi dibandingkan fluency.

This research examines the influence of electronic word-of-mouth and fluency towards intention to visit. There were 120 respondents who participated in this research. By using a 2x2 factorial design, the researcher will divide the research groups into a high fluency and high eWOM (type A), high and low fluency eWOM (type B), low fluency and high eWOM (type C) and low fluency and low eWOM (type D ). By using compare means, independent t-test and ANOVA, researchers will compare which group has more influence on the intention to visit the Tanjung Bira case studies. The results of this study indicate that eWOM proved to have a higher influence than fluency.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamed, Saiful Bahri
"This book offers recommendations on the milling processes for the carbon fiber reinforced plastic CFRP/Al2024. Due to the anisotropic and non-homogeneous structure of CFRP and the ductile nature of aluminum, the machining of this material is very challenging and causes various types of damage, such as matrix cracking and thermal alterations, fiber pullout and fuzzing during drilling and trimming, which affect the quality of machined surface.
The book studies and models the machined surface quality of CFRP/Al2024 using a two-level full factorial design experiment. It describes the processes of trimming using down milling, and statistically and graphically analyzes the influence and interaction of cutting parameters. Lastly, the book presents the optimization of the cutting parameters in order to create a surface texture quality of CFRP/Al2024 to less than 1 µm."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20502446
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ismail
"Pada tahun 2018, pengupasan perkerasan lentur di tol JORR dilaksanakan dengan hasil limbah yang dapat didaur ulang (RAP). Penggunaan RAP dapat mengurangi biaya material hingga 30% pada kostruksi perkerasan lentur. Untuk menambah penghematan lebih jauh, digunakan warm mix asphalt (WMA) yang dapat  mengurangi emisi CO2 hingga 20% ditambah pengurangan energi hingga 16%. Perlu dilakukan penelitian terkait hasil limbah tersebut agar diketahui campuran yang optimal.
Penelitian ini terbatas pada pengujian laboratorium dengan Marshall Stability Test. Dengan metode desain faktorial, terdapat dua variabel bebas-kadar aspal baru dan kadar RAP. Dibuat 9 kategori dengan kadar aspal baru 4%, 5%, dan 6%; serta kadar RAP 35%, 45%, dan 55%. Enam variabel terikat-stablilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA, dan VFA-akan dilihat pengaruh dan interaksinya dengan variabel bebas.
Hasil pengujian dan perhitungan menggunakan fungsi trendline menunjukkan bahwa campuran yang optimal pada kadar RAP 35%, 45% dan 55% adalah dengan kadar aspal baru 5,4%; 5,3%; dan 5,5% secara berurutan. Dengan digunakannya SPSS, diketahui faktor yang konsisten berpengaruh terhadap seluruh variabel terikat (stabilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA, dan VFA) hanyalah kadar aspal baru, sedangkan kadar RAP berpengaruh hanya pada stabilitas, kelelehan, dan VMA. Tidak ditemukan interaksi antara kedua faktor pada seluruh variabel terikat, kecuali pada stabilitas.

In 2018, the pavement on JORR toll road was milled with RAP as byproduct. The use of RAP could save material costs up to 30% on flexible pavement construction. To further increase the savings, WMA is used; it can reduce CO2 emissions up to 20% coupled with up to 16% energy savings. A research is needed to find the optimal mix if RAP is to be used.
The research will be in laboratory setting using the Marshall Stability Test. With two-way factorial design, two independent factors are percentage of virgin asphalt and percentage of RAP. There are 9 categories of treatment using 3 different virgin asphalt content levels (4%, 5%, and 6%) and 3 different RAP content levels (35%, 45%, and 55%). Main effects of factors and interactions between factors with six dependent variables-stability, flow, MQ, VIM, VMA, and VFA-will be observed.
Using trendline on graphs show results that optimal mix design is at 5.4%, 5.3%, and 5.5% virgin asphalt with 35%, 45%, and 55% RAP content respectively. Only asphalt content that has consistent influence to the six dependent variables (stability, flow, MQ, VIM, VMA, and VFA), while RAP content only has influence on stability, flow, and VMA. There is no interaction between the two factors, except on stability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Tri Purwandari
"ABSTRAK
Fuel magnetizer merupakan alat berbahan dasar magnet yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran pada kendaraan atau sistem pembakaran lainnya. Banyak penelitian yang mengkaji pengaruh magnet terhadap viskositas bahan bakar, efisiensi pembakaran, penghematan bahan bakar, maupun pengurangan emisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap performansi fuel magnetizer serta parameter optimal fuel magnetizer pada generator set berbahan bakar bensin dan kompor gas LPG menggunakan metode Rancangan Faktorial. Penelitian ini menggunakan tiga faktor dengan masing-masing faktor terdiri dari dua level. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa parameter optimal fuel magnetizer pada generator set adalah fuel magnetizer dengan jenis magnet Ferrite C8, polaritas saling tolak menolak dengan arah kutub searah dengan aliran bahan bakar monopolar , dan berjumlah satu pasang yang dapat meningkatkan 10,05 lamanya waktu konsumsi bahan bakar. Sedangkan pada kompor gas diperoleh parameter optimal fuel magnetizer berjenis Ferrite C8, polaritas monopolar, dan berjumlah dua pasang yang dapat meningkatkan 7,69 kecepatan memanaskan air.

ABSTRACT
Fuel magnetizer is a magnetic device that can improve the combustion efficiency on vehicles or other combustion systems. Many studies have been studied about the effect of fuel magnetizer on fuel viscosity or combustion efficiency, fuel savings, and emissions reductions. This study aims to identify the main factors that can influence on the performance of fuel magnetizer and optimum fuel magnetizer parameters in gasoline generator set and LPG gas stove using Factorial Design method. This study used three factors with each factor consist of two levels. The result shows that the optimal parameters of fuel magnetizer in generator set are fuel magnetizer with Ferrite C8 magnet type, polarity repel each other with the liquid flows parallel to the lines of force in the magnetic field monopolar with one magnet pair installed on the fuel pipe. It can increase 10.05 duration of fuel consumption. While optimal parameters of fuel magnetizer in LPG gas stove are used fuel Ferrite C8 magnet type, monopolar polarity, and use two of magnet pairs installed on fuel pipe. It decrease 7.69 of water heating time. "
2018
T50753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Wijanarko
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas jagung, interaksi antar faktor tersebut, dan juga kombinasi optimal jarak tanam dan dosis pupuk untuk meningkatkan produktivitas.. Varietas benih yang diuji adalah benih jagung hibrida DK9910, P21 dan DK979. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil percobaan lapangan, yang kemudian data yang dihasilkan diolah menggunakan metode factorial design.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa : upaya peningkatan produktivitas dipengaruhi oleh peningkatan populasi tanaman per luasan lahan sampai pada batasan tertentu, perlakuan pemupukan, dan penggunaan varietas jagung hibrida unggul. Interaksi kombinasi jarak tanam 70 x 10 cm dengan dosis pupuk urea 450 kg/ha memberikan hasil tertinggi yaitu 5816 gr/petak atau 10,7 ton/ha. Varietas benih jagung percobaan menghasilkan produktivitas optimal pada jarak tanam 70 x 10 cm dengan dosis pupuk 150 kg/ha.

This research aim to know kind of factors that effect to corn productivity, interaction between factors involve, also optimize setting for plant distance and fertilizer dosage to increase productivity. Three hybrid corn seeds : DK9910, P21, and DK979 is tested during this research. Research is conducted on corn field then data will be calculated by using factorial design method.
The result are : productivity improvement impacted by plant population increasing until certain limit, fertilizer treatment and using good hybrid variety. Plant distance 70 x 10 cm combined with fertilizer dosage 450 kg/ha give maximum yield, 5816 gr/acre or 10.7 ton/ha. While optimum yield is produced by combination of plant distance 70 x 10 cm and fertilizer dosage 150 kg/ha.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41089
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zuanastia
"Sebagai hasil samping dari pengolahan air sungai menjadi air minum, dihasilkan lumpur endapan (lumpur alum) yang seringkali dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali. Pembuangan lumpur alum oleh Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) ke sungai dapat menimbulkan masalah karena akumulasi alumunium di perairan dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Sebagai upaya menjalankan proses produksi bersih dan efektifitas reduksi kekeruhan air, maka lumpur alum tesebut dimanfaatkan kembali sebagai zat koagulan pembantu, yaitu dengan cara diresirkulasikan kedalam unit koagulasi-flokulasi.
Dengan pemanfaatan lumpur alum tersebut maka perlu diketahui kombinasi optimal dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses untuk mencapai kekeruhan air minimum. Faktor-faktor tersebut adalah dosis koagulan, kecepatan putaran serta lama pengadukan. Untuk mengetahui kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut digunakan Response surface Method (RSM). Hasil dari penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pengelola IPAM, bahwa kombinasi optimal untuk menghasilkan kekeruhan air terendah adalah pada 52% dosis tawas, 48% dosis resirkulasi lumpur alum dengan kecepatan putaran 91 rpm dan lama pengadukan 12 menit.

In processing river water to become drinking water has mud sediment as a side product, and usually it's only thrown away and never reused. Mud sediment banishment IPAM in the river shows a problem bacause aluminium accumulation causing pollute the environtment and health disturbance. As an effort to run a clean production process and effectiveness of the reduction of water turbidity, so alum mud is reused as coagulant agent assistant by resirculation in coagulationfloculation unit.
The use of alum mud, its necessary to know the optimal combination of factors that influence the process to achieve the minimum water turbidity. These factors are coagulant dose, speed of rotation and mixing time. To find the optimal combination of these factor are used response surface method (RSM). Result from this study can be recommended to the manager of IPAM, is that the optimal combination to produce the lowest water turbidity at 52% of the dose of alum, 48% of the those of alum mud with 91 rpm rotation speed and mixing time 12 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriyono
"Untuk bertahan dalam persaingan dunia industri sepeda motor diperlukan kreativitas yang besar. Di dalam perusahaan setiap bagian harus melakukan evaluasi terhadap semua faktor yang memungkinkan untuk perbaikan. Salah satunya adalah drill, harus dilakukan evaluasi umur pakai drill yang mempengaruhi biaya. Upaya yang bisa dilakukan untuk melakukan perbaikan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik pada ini bisa dilakukan dengan Design of Experiment (DOE). Dengan DOE faktor dalam proses yang sudah ada bisa dicari kondisi optimalnya. DOE yang digunakan diantaranya adalah 2k factorial design dan response surface. Kondisi proses yang optimal yaitu umur pakai yang diatas standar (1 drill digunakan lebih dari 1500 unit) ini selanjutnya berpengaruh pada biaya yang akan optimal juga.

To survive in the competitive world of motorcycle industry needed a big creativity. In the company of every department must conduct an evaluation of all factors that allow for improvement. One is a drill, should be evaluated tool life of drill which affects the cost. Efforts can be conducted to make improvements to achieve something better can be done with Design of Experiment (DOE). With DOE, the factors existing in the process can be found optimal conditions. DOE used include 2k factorial design and response surface. Optimum process condition where is the tool life above the standard (a drill used more than 1500 units) was subsequently affects the costs to be optimal as well. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1557
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfanov Khrisma
"Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) berasal dari hasil pengerukan jalan dalam kondisi perbaikan dimana RAP tersebut masih mengandung komponen aspal dan agregat dengan tujuan dapat digunakan kembali. Penelitian ini menghasilkan campuran beraspal dengan variasi kadar RAP 35%, 45%, 51.55% dan variasi kadar aspal 5%, 6%, 7% dengan total jumlah sampel 27 buah serta menganalisa pengaruh dari metode pencampuran dengan suhu hangat ( WMA) pada campuran beraspal yang dibuat untuk Laston lapis antara (AC-BC). Sampel akan dilakukan uji Marshall untuk mendapatkan nilai-nilai stabilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA dan VFA yang kemudian dikaitkan dengan spesifikasi Bina Marga untuk melihat campuran beraspal terbaik pada variasi kadar yang telah ditentukan serta dapat menentukan kadar aspal optimum dan kadar RAP optimumnya.
Uji Factorial Design juga dilakukan untuk mengetahui signifikansi kadar RAP, kadar aspal dan interaksi keduanya terhadap nilai-nilai yang didapatkan dalam uji Marshall. Hasil penelitian didapatkan campuran terbaik pada kadar RAP 35% dengan kadar aspal 6% serta kadar aspal optimum 6.3%, signifikansi kadar RAP tidak berpengaruh terhadap seluruh nilai-nilai yang didapatkan dari uji Marshall sementara untuk kadar aspal berpengaruh signifikan terhadap nilai VMA, VIM dan VFA.

Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) is derived from the results of dredging the road in repair conditions where the RAP still contains asphalt and aggregate components for the purpose of being reused. This study produced paved mixtures with variations in RAP levels of 35%, 45%, 51.55% with variations in asphalt content of 5%, 6%, 7% with a total 27 samples and analyzed the effect of mixing methods with warm temperatures (WMA) on mixtures paved made for Laston layers between (AC-BC). The sample will be tested by Marshall to obtain the values ​​of stability, melt, MQ, VIM, VMA and VFA to see the best asphalt mixture at a predetermined level variattion based on Bina marga specification and can determine optimum asphalt content and grade optimum RAP.
Factorial Design Test was also conducted to determine the significance of RAP levels, asphalt levels and their interactions with the values ​​obtained in the Marshall test. The results showed the best mixture of 35% RAP levels with 6% asphalt content and optimum asphalt content 6.3%, the significance of RAP levels did not affect all values ​​obtained from the Marshall test while the asphalt content had a significant effect on the values ​​of VMA, VIM and VFA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Alan Suyuti
"Pembangunan berkelanjutan kini menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangan dalam melakukan suatu pembangunan. Salah satu dari konsep pembangunan berkelanjutan adalah recycle atau memanfaatkan kembali bahan yang telah digunakan sehingga dapat meminimalisir penggunaan sumber daya yang dapat habis terpakai. Saat ini pada perawatan jalan khususnya, sering kali menyisakan sisa hasil kupasan aspal RAP yang tidak dimanfaatkan kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaat RAP agar dapat digunakan kembali sebagai bahan campuran pembentukan aspal baru. Dengan melakukan eksperimen pada material RAP yang digunakan dalam kondisi campuran beraspal hangat atau warm mix asphalt WMA dengan penambahan asbuton retona untuk proses pencampuran aspal berjenis Laston Lapis Aus AC-WC yang kemudian akan di uji dengan Marshall Test. Proses pencampuran dilakukan pada temperatur hangat dimaksudkan agar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan.
Penelitian ini juga menggunakan asbuton Retona yang merupakan produk asli dalam negeri dan juga zeolite yang cukup mudah untuk didapatkan di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan potensi bahan-bahan material dalam negeri. Pada akhir penelitian ini akan dilakukan analisis dengan menggunakan metode factorial design untuk mendapatkan kadar optimum dari campuran asbuton retona dengan RAP yang digunakan dalam campuran hangat serta pengaruh RAP terhadap sifat-sifat campuran Laston Lapis Aus AC-WC.

Sustainable development is now one of the things that must be considered in doing a development. One of the concept of sustainable development is recycle or reuse of materials that have been used so as to minimize the use of resources that can be used up. Currently on road maintenance in particular, it often leaves residual asphalt remover RAP that is not reused.
This study aims to utilize RAP to be reused as a mixture of new asphalt formation. Experiments on RAP material used in warm mix asphalt WMA mixed conditions with the addition of retona asbuton to the Asphalt Concrete Bonding AC WC asphalt process which will then be tested by Marshall Test. The mixing process is carried out at warm temperatures intended to reduce fuel usage and reduce emissions of the resulting carbon gas.
This research also uses Retona asbuton which is the original product in the country and also zeolite which is quite easy to get in Indonesia. It aims to further maximize the potential of materials in the country. At the end of this research will be analyzed by using factorial design to obtain optimum level from retona asbuton mixture with RAP used in warm mixture and RAP effect on mixed properties of Laston Lapis Aus AC WC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>