Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Benny Hoedoro Hoed
Magelang: Indonesia Tera, 2001
303.49 BEN d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Turner, Jack
Depok: Komunitas Bambu, 2011
641.33 TUR s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Wanda Primawati
"
ABSTRAKTanizaki Junichiro adalah seorang sastrawan romantisisme yang hidup saat sedang meluasnya naturalisme di Jepang. la berhasil memantapkan dirinya sebagai seorang penulis beraliran romantisisme meskipun awalnya ia mendapatkan kesukaran karena perbedaan pandangannya dengan sastrawan naturalisme.
Ciri khas dari karya-karya Tanizaki adalah penonjolan estetika dan pelukisan tokoh wanita. Demikian pula dalam cerpennya Shisei ia melukiskan seorang wanita yang tak berdaya tetapi menyembunyikan kekuatan dan keindahan yang misterius. Dalam unsur estetika pada Shisei terasa juga mengandung sifat erotis dan sadisme. Masalah estetika, erotika dan sadisme dalam Shisei menjadi unsur yang saling terkait dan Tanizaki dapat menggabungkan menjadi suatu rangkaian cerita yang menarik.
"
1995
S13932
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dina Nawangningrum
"Erotisme yang cenderung ditabukan dalam karya-karya sastra modern ternyata banyak dijumpai dalam karya-karya sastra Jawa khususnya Jawa Kuna. Erotisme dalam karya-karya sastra Jawa ,Kuna ternyata muncul juga dalam karya sadurannya.
Berdasarkan pengolahan data dijumpai bahwa erotisme dalam Kakawin Arjuna Wiwaha dan Serat Wiwaha Jarwa menunjukkan adanya keberlanjutan. Dalam keberlanjutan tersebut terdapat pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh pengarangnya, baik itu berupa penambahan atau pengurangan. Selain itu, erotisme dalam Kakawin Arjuna Wiwaha dan Serat Wiwaha Jarwa mengikuti suatu pola tertentu. Berdasarkan kategori isi dalam struktur naratif erotisme terdapat dalam adegan percintaan khususnya pada rasa asmara dan ulah cinta penuh kesenangan. Sementara itu, erotisme dalam Kakawin Arjuna Wiwaha berdasarkan sandhi terdapat dalam pratimukha, vimarsa, dan nirvahana, begitu juga dalam Serat Wiwaha Jarwa. Erotisme berdasarkan empat tujuan hidup muncul dalam kama.
Erotisme dalam Kakawin Arjuna Wiwaha tampaknya tidak terlepas dari tujuan ibadah. Hal tersebut disadari oleh pujangga Serat Wiwaha Jarwa, sehingga sang pujangga cenderung untuk mengikuti pola yang terdapat dalam karya Jawa Kunanya. Walaupun itu tidak menutupi adanya perubahan baik itu pengurangan maupun penambahan erotisme dalam karya gubahannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Naufal Anggito Yudhistira
"Panji Jayalengkara Angreni LOr 1871 merupakan salah satu naskah korpus Panji Angreni yang tersimpan di Leiden. Naskah ini memuat banyak pengetahuan dan rekam jejak kebudayaan Jawa di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan teks Panji Jayalengkara Angreni secara filologis agar dapat dipahami pembaca masa kini dan mengungkap makna erotisme-simbolis di dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian filologi dengan metode landasan dan bentuk suntingan kritis dalam menyajikan suntingan teks. Metode analisis teks menggunakan sastra bandingan dan menggunakan pendekatan semiotik Danesi dan Perron (1999). Kajian sastra bandingan dilakukan pada teks Panji Jayalengkara Angreni dengan pembanding Panji Angreni Palembang sebagai versi Panji Angreni tertua yang diketahui. Teks Panji Jayalengkara Angreni yang berasal dari tradisi Keraton Surakarta memuat banyak adegan tambahan dan perluasan makna erotis menjadi bersifat esoteris. Unsur esoteris dalam Panji Jayalengkara Angreni tampak dalam dimensi religiusitas yang terkait dengan pemahaman manunggaling kawula lan Gusti. Erotisme-simbolis dalam teks Panji Jayalengkara Angreni dan Panji Angreni Palembang dapat dipandang dalam tiga dimensi. Pertama, adegan erotis dan persetubuhan adalah momentum penyatuan suami dan istri. Kedua, adegan erotis dipandang dalam bingkai sosial-politis sebagai gambaran usaha mencapai raja ideal. Ketiga, erotisme dipandang sebagai gambaran usaha manusia dalam mencapai keutamaan dan manunggaling kawula lan Gusti.
Panji Jayalengkara Angreni LOr 1871 is one of the Panji Angreni corpus manuscripts stored in Leiden. This manuscript contains a lot of knowledge and traces of Javanese culture in the past time. This study aims to present Panji Jayalengkara Angreni's text edition so that today's readers can understand it and to reveal the erotic-symbolic meanings in it. This research is a philological research with basic methods and critical edition to make philological edition. The analytical method uses comparative literature and uses a Danesi and Perron (1999) semiotic approach. A comparative literary study was conducted on the text of Panji Jayalengkara Angreni compared with Panji Angreni Palembang as the oldest known version of Panji Angreni. The Panji Jayalengkara Angreni text, which originates from the Surakarta Palace tradition, contains many additional scenes and the expansion of erotic meanings to become more esoteric. Esoteric aspect in Panji Jayalengkara Angreni is religious dimension that related with manunggaling kawula lan Gusti concept. Eroticism-symbolism in the texts of Panji Jayalengkara Angreni and Panji Angreni Palembang can be viewed in three dimensions. First, erotic scenes and sexual aspect are the momentum for the union of husband and wife. Second, erotic scenes are seen in a socio-political frame as a picture of trying to achieve an ideal king. Third, eroticism is seen as a picture of human effort in achieving the primacy and unity of the people of God."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yuki Anggia Putri
"Penelitian ini membahas empat novel populer karya Motinggo Busye yang terbit antara tahun 1963 dan 1978. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seksualitas dan erotisme yang terdapat di dalam novel tersebut dan menentukan erotisme tersebut termasuk dalam pornografi atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dengan menggunakan analisis intrinsik, yaitu analisis tema dan tokoh dan penokohan, serta analisis gaya bahasa untuk melihat aspek estetik erotisme tersebut.
This research discusses four novels by Motinggo Busye which published within 1963 and 1978. This research's aims are to describe the sexuality and eroticism on that novels and to ascertain whether the eroticism were pornography or not. The method of this research is descriptive analysis method. The approach of this research is structural approach by using intrinsic analysis, which are theme analysis and character and characterization analysis, and stylistic analysis to figure the esthetic aspect of the eroticism."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11304
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library