Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Stevan Togar
"Energi menjadi bagian yang vital dalam kehidupan manusia, terutama di era digital yang memerlukan banyak sekali energi. Dengan tingginya penggunaan energi berbasis fossil di indonesia yang mencapai 69,94% serta semakin menipisnya cadangan energi berbasis fossil, maka perlu beberapa solusi untuk meengatasi permasalahan tersebut, seperti penemuan energi baru terbarukan (EBT) ataupun efisiensi penggunaan energi. Monitoring penggunaan energi, terutama listrik, adalah langkah alternatif untuk meningkatkan efisiensi energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan solusi pemantauan energi listrik lampu rumah tangga berbasis NB-IoT untuk pemantauan dan manajemen konsumsi energi listrik. Sistem yang diusulkan memungkinkan pengguna untuk memantau, menganalisis konsumsi energi listrik mereka secara efisien. Sensor-sensor pintar yang terhubung ke jaringan NB-IoT akan mengumpulkan data konsumsi energi dari berbagai perangkat di rumah atau fasilitas, dan data ini akan diolah dan disajikan ke pengguna melalui dashboard pada layanan pihak ketiga ANTARES. Selain itu, sistem ini akan memberikan rekomendasi dan informasi visual yang memudahkan pengguna untuk mengambil keputusan yang bijak terkait dengan penggunaan energi. Dari hasil pengukuran didapatkan beberapa kesimpulan seperti nilai selisih antara pengukuran arus menggunakan sensor arus SCT-013 dengan multimeter DT-9205A adalah 9.424% dan pengukuran tegangan menggunakan ZMPT101B dengan multimeter DT -9205A adalah 1.228%. Kemudian hasil pengujian Quality of Service pada jarak 500 m mendapatkan hasil yang sangat baik, dengan hasil : rata-rata RSSI sebesar -62.8 dBm, rata-rata-latency 3.0667 detik, dan rasio PDR sebesar 100%. Pengujian Quality of Service pada jarak 1 km mendapatkan hasil yang cukup baik, dengan hasil : rata-rata RSSI sebesar -68.933 dBm, rata-rata-latency 3.24138 detik, dan rasio PDR sebesar 90%.Pengujian Quality of Service pada jarak 1.5 km mendapatkan hasil yang kurang baik, terutama pada paramter RSSI dan PDR, dengan hasil : rata-rata RSSI sebesar -84.80 dBm, rata-rata-latency 3.4667 detik, dan rasio PDR sebesar 83.33%. Jaringan NB-IoT cocok untuk meteran listrik on-grid di daerah urban dengan jarak optimal 500 hingga 1 Km, sedangkan pada jarak lebih dari 1.5 km lebih baik digunakan untuk skala rumah tangga.

Energy is a vital part of human life, especially in the digital era that requires a lot of energy. With the high use of fossil-based energy in Indonesia reaching 69.94% and the depletion of fossil-based energy reserves, several solutions are needed to overcome these problems, such as the discovery of new renewable energy (EBT) or energy use efficiency. Monitoring energy use, especially electricity, is an alternative step to improve energy efficiency. This research aims to develop and implement an NB-IoT-based electrical energy monitoring solution for monitoring and management of electrical energy consumption. The proposed system allows users to monitor, analyze their electrical energy consumption efficiently. Smart sensors connected to the NB-IoT network will collect energy consumption data from various devices in the home or facility, and this data will be processed and presented to users through a dashboard on the third-party service ANTARES. In addition, this system will provide recommendations and visual information that make it easier for users to make wise decisions related to energy use. From the measurement results, several conclusions were obtained such as the difference value between current measurements using the SCT-013 current sensor and the DT-9205A multimeter is 9.424% and voltage measurements using the ZMPT101B with the DT-9205A multimeter is 1.228%. Then the Quality of Service test results at a distance of 500 m get very good results, with the results: average RSSI of -62.8 dBm, average latency of 3.0667 seconds, and PDR ratio of 100%. Quality of Service testing at a distance of 1 km gets pretty good results, with the results: average RSSI of -68.933 dBm, average-latency 3.24138 seconds, and PDR ratio of 90%. Quality of Service testing at a distance of 1.5 km gets less good results, especially on RSSI and PDR parameters, with the results: average RSSI of -84.80 dBm, average-latency 3.4667 seconds, and PDR ratio of 83.33%. The NB-IoT network is suitable for on-grid electricity meters in urban areas with an optimal distance of 500 to 1 km, while at a distance of more than 1.5 km it is better used for household scale."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurian Satya Wardana
"ABSTRAK
Kebutuhan akan pendingin ruangan meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, peningkatan penggunaan pendingin ruangan secara serentak berpotensi menyebabkan fluktuasi pada sistem tenaga listrik dan pada kejadian yang ekstrem dapat menyebabkan pemadaman listrik. Selain itu, tingginya pemakaian listrik dari pendingin ruangan meningkatkan potensi pemborosan listrik jika penggunaan pendingin ruangan tidak dikendalikan dengan baik. Dengan demikian kemampuan untuk dapat mengendalikan pendingin ruangan merupakan satu subyek yang signifikan baik bagi konsumen maupun bagi perusahaan utilitas tenaga listrik. Pada beberapa negara maju, hal ini direalisasikan dengan suatu program yang disebut demand-side management. Kemajuan teknologi informasi dan semakin terjangkaunya biaya fabrikasi alat elektronik telah melahirkan konsep baru dalam pelaksanaan program demand-side management, yaitu dengan metode direct load control. Direct load control merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan program demand-side management untuk berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan dari konsumen. Hal ini dilakukan dengan secara langsung mengendalikan peralatan listrik milik konsumen melalui internet atau jaringan komunikasi nirkabel lainnya.

ABSTRACT
Demand for air conditioning is rising at an unprecedented level. Sudden increase in air conditioning usage has a potential of destabilizing the power grid and at extreme condition can cause power outages. High consumption of electricity from air conditioners increases the potential for waste electricity if the use of air conditioning is not controlled properly. Ability to control air conditioning is therefore a very significant subject for both the eletric power utility and electric power consumer. In some developed countries, this is realized by a program called demand-side management. The progress of information technology and the increasing affordability of the cost of fabricating electronic devices have given rise to new concepts in the implementation of demand-side management programs, namely the direct load control method. Direct load control is a mechanism that allows demand-side management programs to run automatically without interference from consumers. This is done by directly controlling consumer electricity equipment through the internet or other wireless communication networks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Windasari
"Permintaan masyarakat akan tersedianya listrik yang kian meningkat, terkadang tidak disertai dengan sikap yang bijaksana dalam penggunaannya. Seringkali terjadi pemborosan karena waktu pemakaiannya tidak tepat, ditambah kurangnya kesadaran msayarakat untuk menghemat pemakaian listrik. Oleh karena itu, diperlukan adanya perangkat yang dapat memonitoring secara langsung berapa besar konsumsi listrik yang digunakan. Atas dasar pemikiran tersebut maka dibuatlah rancangan alat yang mampu memonitoring penggunaan daya dan energi listrik secara real-time agar pemakaian listrik menjadi tepat guna. Alat monitoring ini menggunakan Power Line Carrier (PLC) yang memanfaatkan jala-jala listrik dari PLN pada jaringan tegangan rendah pada peralatan rumah tangga. PLC dipilih karena kelebihannya yaitu tidak perlu membangun jaringan baru lagi sebab bisa menggunakan jaringan listrik yang sudah ada. Alat ini dibagi menjadi dua modul utama yaitu modul pengirim dan penerima. Pada modul pengirim, digunakan PLC KQ330, mikrokontroler Arduino UNO, sensor PZEM-004T untuk pengukur besaran listrik berupa arus, tegangan, daya aktif dan energi serta LCD 16x2 sebagai penampil datanya. Modul penerima terdiri dari PLC KQ330, mikrokontroler Arduino UNO, dan modul WiFi ESP32 yang akan menghubungkan modul penerima ke internet melalui platform Internet of Things (IoT), bernama Thinger.io sehingga pengguna dapat mengakses hasil monitoringnya melalui gadget apapun. Informasi besaran listrik ini akan dikirimkan melalui komunikasi serial pada mikrokontroler. Kinerja sistem diukur berdasarkan keberhasilannya mengirimkan data antara sisi pengirim dan penerima secara real-time dengan nilai simpangan rata-rata yang kecil. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan bahwa simpangan pada pembacaan sensor pengukuran listrik PZEM, memiliki nilai sebesar 0.11% untuk tegangan, 0.15% untuk arus, dan 0.48% untuk daya.

The increasing of public demand for the availability of electricity, sometimes not balanced by a wise attitude in its use. Waste often happens because the time of use is not right, plus the lack of public awareness to save electricity usage. Therefore, it is needed a device that can monitor directly how much electricity consumption is used. On the basis of these ideas the design of devices that are able to monitor the use of electricity and electrical energy in real time is made so that electricity usage is needed. This monitoring tool uses a Power Line Carrier (PLC) that utilizes electricity grids from PLN on a low voltage network on household appliances. PLC was chosen because of its superiority, which is that it does not need to build a new network anymore because it can use an existing electricity network. This tool is divided into two main modules, the transmitting and receiving modules. In the transmitting module, the PLC KQ330, the Arduino UNO microcontroller, the PZEM-004T sensor are used to measure the electrical quantities in the form of current, voltage, active power and energy and a 16x2 LCD as the display. The receiver module consists of a KQ330 PLC, an Arduino UNO microcontroller, and an ESP32 WiFi module that will connect the receiver module to the internet via the Internet of Things (IoT) platform, called Thinger.io so that users can access the monitoring results through any gadget. Information on the amount of electricity will be sent via serial communication to the microcontroller. System performance is measured based on its success in sending data between the transmitter and receiver sides in real-time with a small average deviation value. Based on the test results, it was found that the deviation on the PZEM electric measurement sensor readings, has a value of 0.11% for voltage, 0.15% for current, and 0.48% for real power."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library