Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juan Khosashi
"Energi terbarukan merupakan sumber energi alternatif yang dapat membantu mengurangi ketergantungan kebutuhan energi terhadap bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas. Namun, teknologi yang dibutuhkan untuk mengelola energi terbarukan itu mahal. Sehingga diperlukan analisis ekonomi untuk menentukan apakah suatu investasi energi terbarukan dapat menguntungkan atau tidak. Mengetahui potensi dan dorongan untuk mengurangi emisi karbon, banyak negara termasuk Indonesia telah menetapkan beberapa tujuan untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan di Indonesia seperti, menerapkan 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut dengan cara yang paling efisien, perlu dilakukan kajian untuk menentukan jenis pembangkit listrik energi terbarukan yang terbaik untuk diinvestasikan. Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metode non-parametrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi Unit Pengambilan Keputusan (DMU). Oleh karena itu, DEA merupakan suatu metode yang mampu mengukur efisiensi seorang pengambil keputusan dengan menganalisis data input dan outputnya. DEA juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi investasi energi terbarukan di Indonesia. Dengan mengetahui data input dan output masing-masing pembangkit listrik, kita dapat menghitung efisiensi teknis setiap pembangkit listrik dan mengurutkan pembangkit listrik yang paling efisien hingga pembangkit listrik yang paling tidak efisien untuk diinvestasikan menggunakan DEA dengan berbagai sub-model. Seluruh hasil akan dianalisis menggunakan SPSS IBM dengan metode One-way ANOVA, didapatkan metode BCC-I sebagai metode paling baik dengan significance value sebesar 0.02 (p<0.05). Hasil analisis menunjukkan wind menghasilkan efisiensi terbaik, dilanjutkan dengan biomassa dan tenaga air.

Renewable energy is an alternative energy source that can help reduce dependence on fossil fuels such as coal, oil and gas for energy needs. However, the technology needed to manage renewable energy is expensive. So an economic analysis is needed to determine whether a renewable energy investment can be profitable or not. Knowing the potential and impetus for reducing carbon emissions, many countries including Indonesia have set several goals to increase the development of renewable energy in Indonesia, such as implementing a 23% renewable energy mix by 2025. To achieve this target in the most efficient way, it is necessary to conduct a study to determine the best type of renewable energy power plant to invest in. Data Envelopment Analysis (DEA) is a non-parametric method used to measure the efficiency of a Decision-Making Unit (DMU). Therefore, DEA is a method that is able to measure the efficiency of a decision maker by analyzing the input and output data. DEA can also be used to measure the efficiency of renewable energy investments in Indonesia. By knowing the input and output data of each power plant, we can calculate the technical efficiency of each power plant and rank the most efficient power plant to the least efficient power plant to invest using DEA with various sub-models. All results will be analyzed using SPSS IBM with the One-way ANOVA method, the BCC-I method is the best method with a significance value of 0.02 (p<0.05). The results of the analysis show that wind produces the best efficiency, followed by biomass and hydropower.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Nawang Sari
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis risiko-risiko yang perlu dipertimbangkan bagi investor terkait pengembangan proyek pembangkit listrik energi terbarukan panas bumi dan mengukur besaran pengaruh penerapan simulasi Monte Carlo dalam pengambilan keputusan. Dari analisis yang dilakukan terhadap investasi proyek pembangunan energi terbarukan panas bumi 110 MW, ada 4 parameter risiko karena potensi nilainya yang dapat berubah-ubah dan dianggap sangat berpengaruh terhadap analisis tingkat kelayakan proyek yakni inflasi, capacity factor, jadwal pelaksanaan proyek dan struktur pembiayaan.
Dengan memperhitungkan tingkat probabilitas risiko most likely scenario menggunakan simulasi Monte Carlo, diperoleh hasil bahwa proyek tidak layak dilakukan. Hasil analisis proyek dengan memperhitungkan risiko memberikan nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI) yang lebih rendah dibandingkan dengan analisis kelayakan proyek tanpa memperhitungkan risiko. Hal ini menunjukkan bahwa analisis risiko sangat berperan terhadap analisis tingkat kelayakan proyek. Analisis juga dilakukan untuk melihat potensi kelayakan proyek melalui skenario optimis dengan probabilitas risiko rendah serta skenario dengan memasukan perubahan harga listrik dalam perhitungan arus kas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario optimis masih menghasilkan NPV negatif. Proyek dikatakan layak untuk diimplementasikan apabila harga listrik panas bumi yang diperoleh sedikitnya IDR 685/kWh dengan memperhitungkan analisis resiko dalam perhitungan arus kas. Sehingga analisis risiko menggunakan simulasi Monte Carlo disarankan dalam melakukan analisis kelayakan proyek agar memberikan hasil analisis kelayakan proyek yang konservatif untuk dapat digunakan investor dalam pengambilan keputusan.

This study was conducted to analyze the risks for investors to consider project related to the development of renewable energy geothermal power plant and measure the magnitude effect of the application of Monte Carlo simulation in decision making. Based on the study carried out to 110 MW geothermal renewable energy, there are four parameters that serve as a potential risk factor and considered to be very influential on the analysis of feasibility of the project, which are inflation, capacity factor, project schedule and finacing structure.
Taking into account the risk using Monte Carlo simulation, the result shows that the project is not feasible. Result of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Profitability Index (PI) by taking into account risk analysis is lower than project feasibility analysis without taking risks. It demonstrates that risk analysis having great influence for project return. Analysis was also conducted to assess the potential feasibility of the project through an optimistic scenario with a low probability of risk and scenario by including changes in electricity prices in the cash flow calculation.
The analysis shows that the optimistic scenario still produces a negative NPV. The project is feasible to implement if the price of geothermal power obtained at least IDR 685 / kWh by taking into account the risk analysis in the calculation of cash flow. Hence, risk analysis using Monte Carlo simulation is suggested in the analysis of project feasibility study in order to provide conservative result to the investor for decision-making.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Meidy Winengko
"Skripsi ini membahas tentang dampak pertumbuhan jumlah investasi kerjasama publik-swasta (KPBU) di bidang energi terhadap pertumbuhan jumlah karbon dioksida per kapita dengan menggunakan sampel negara ASEAN. Selain itu, penelitian ini juga menambahkan variabel independen yang relevan berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah karbon dioksida per kapita, seperti derajat keterbukaan perdagangan setiap negara dan pertumbuhan penggunakan energi per kapita. Hasil penelitian menemukan bahwa semakin besar pertumbuhan jumlah investasi kerjasama publik-swasta (KPBU) di bidang energi akan menaikkan laju pertumbuhan kadar karbon dioksida per kapita di studi kasus negara ASEAN. Dengan kata lain, KPBU di bidang energi yang diselenggarakan di negara ASEAN belum mengembangkan proyek energi terbaharukan yang ramah lingkungan yang mengeluarkan karbon dioksida lebih banyak. Hal ini bergerak sejalan pollutionhaven hypothesis, yang berarti semakin banyak aliran investasi yang masuk membuat perusahaan-perusahaan multinasional negara maju mengerahkan sumber daya ke negara berkembang dengan peraturan standar lingkungan yang lebih longgar.

This thesis discusses the impact of the growth in the number of public-private partnership investment (PPP) in the energy sector on the growth in the amount of carbon dioxide per capita using a sample of ASEAN countries. In addition, this study also adds relevant independent variables that affect the growth of the amount of carbon dioxide per capita, such as the degree of trade openness of each country and the growth of energy use per capita. The results of the study found that the viii Universitas Indonesia greater the growth in the number of public-private partnership investment (PPP) in the energy sector, the higher the rate of growth of carbon dioxide levels per capita in the case study of ASEAN countries. In other words, PPPs in the energy sector held in ASEAN countries have not developed renewable energy projects that are environmentally friendly and emit less carbon dioxide. This is in line with the pollution-haven hypothesis, which means that the more investment flows that come in, the multinational companies in developed countries will mobilize their resources to the developing countries which regulate less strict environmental standard regulations. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library