Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atya Saniah
"Glutamat adalah salah satu neurotransmitter yang memainkan peran penting dalam pembentukan dan stabilisasi sinapsis, kesadaran, memori, dan proses belajar. Kadar glutamat yang tidak normal dalam tubuh dapat mengakibatkan berbagai risiko penyakit saraf. Alat untuk mendeteksi kadar glutamat yang sudah ada saat ini memiliki beberapa kekurangan yaitu memakan waktu yang lama dan mahal. Dalam penelitian ini, dibuat sensor elektrokimia glutamat berbasis elektroda glassy carbon modifikasi nikel oksida. Biosensor ini memanfaatkan reaksi elektrokimia yang terjadi pada elektroda dengan menggunakan tiga sistem elektroda dari NiO/GCE sebagai working electrode, platinum electrode sebagai counter electrode, dan Ag/AgCl sebagai reference electrode. Nikel oksida dibuat dengan menggunakan metode sol-gel. Pengujian terhadap material nikel oksida yang dibuat diuji dengan karakterisasi SEM, FTIR, dan XRD. Performa dari biosensor berbasis nikel oksida diuji dalam larutan NaOH 0,1 M. Performa dari biosensor ini akan diukur dengan metode cyclic voltammetry (CV) untuk mengukur sensitivitas biosensor yang dikembangkan. Pada hasil pengukuran dengan CV diketahui bahwa limit deteksi dan sensitivitas pada biosensor ini masing-masing sebesar 0,641 mM dan 1,498 μAmM-1cm-2. Dengan demikian, sensor elektrokimia dengan modifikasi nikel oksida ini bisa terus dikembangkan untuk biosensor glutamat tanpa enzim yang menjanjikan.

Glutamate is one of the neurotransmitters that play an essential role in forming and stabilizing synapses, awareness, memory, and learning processes. Abnormal levels of glutamate in the body can lead to various risks of neurological diseases. The existing tools for detecting glutamate levels have several drawbacks. They are time-consuming and expensive. In this research, an electrochemical glutamate sensor based on nickel oxide modified glassy carbon electrode was made. This biosensor utilizes the electrochemical reactions at the electrodes using the three-electrode system of NiO/GCE as working electrode, platinum electrode as counter electrode, and Ag/AgCl as reference electrode. Nickel oxide is made using the sol-gel method. Nickel oxide was tested with SEM, FTIR, and XRD characterization. The performance of the sensor was tested in 0.1 M NaOH solution. The performance of this biosensor will be measured by the cyclic voltammetry (CV) method to measure the sensitivity of the developed biosensor. Based on the CV measurement, it is known that the detection limit and sensitivity of this biosensor are 0.641 mM and 1.498 μAmM-1cm-2, respectively. Thus, this electrochemical glutamate sensor based on nickel oxide can continue to be developed for promising enzyme-free glutamate biosensors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inezia Aurelia
"Dewasa ini, studi pengembangan sensor dengan teknik elektrokimia menjadi
alternatif analisis yang menjanjikan khususnya pemanfaatan elektroda glassy
carbon/IrOx dalam analisis oksidasi elektrokatalitik arsenit. Hal tersebut
didukung oleh keunggulan yang dimilikinya, yaitu menunjukkan potensial yang
cukup stabil, aktivitas katalitik yang sangat baik pada daerah pH yang luas,
memiliki batas deteksi yang rendah, dan sederhana.
Modifikasi elektroda glassy carbon dilakukan dengan teknik elektrodeposisi
menggunakan larutan iridium 1,0 mM dalam suasana alkali. Kemudian dilakukan
optimasi scan rate dan jumlah siklik untuk mendapatkan kondisi deposisi optimal.
Karakterisasi permukaan elektroda dilakukan dengan X-ray Fluorecence (XRF)
dan Scanning Electron Microscope (SEM). Selanjutnya elektroda yang telah
dimodifikasi ini digunakan sebagai elektroda kerja untuk pengukuran arsenit.
Optimasi pengukuran arsenit dilakukan melalui optimasi scan rate dan pH
larutan. Hasil pengukuran arsenit dengan voltametri siklik dibandingkan dengan
Graphite Furnice-Atomic Absorption Spectrophotometry (GF-AAS).
Kondisi optimum yang diperoleh pada deposisi glassy carbon dengan iridium
oksida, yaitu scan rate 50 mV/s dan jumlah siklik 30. Hasil karakterisasi dari
modified electrode dengan XRF menunjukkan adanya iridium yang melapisi
permukaan elektroda. Karakterisasi modified electrode dengan SEM
memperlihatkan banyak titik lebih terang yang mengindikasikan adanya Iridium.
Hasil penelitian elektroda glassy carbon/IrOx terhadap sensor arsen(III)
menunjukkan kondisi optimum pengukuran pada scan rate 40 mV/s dengan daerah pH yang luas yaitu pH 3,0-8,0 (dalam penelitian digunakan pH 4,0).
Elektroda ini mempunyai limit deteksi sebesar 9,65x10-6 M. Presisi untuk 10
replikasi pada penentuan 50 M arsenit sebesar 0,86 % (RSD). Hasil limit
deteksi yang didapat untuk pengukuran arsenit dengan AAS menggunakan
tungku grafit sebesar 6,91x10-5 M. Dari hasil limit deteksi pengukuran diketahui
bahwa pengukuran arsenit dengan metode AAS-tungku grafit memiliki limit
deteksi yang lebih tinggi dibandingkan pengukuran secara elektrokimia."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Hidayanto
"Nanopartikel emas (AuNP) telah berhasil disintesis dengan menggunakan ekstrak daun kecombrang(Etlingera elatior) fraksi air sebagai agen pereduksi dan penstabil. Konsentrasi optimum ekstrak adalah 63 x 10-4%(w/v) dengan kestabilan selama 7 hari. Nanopartikel emas dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible ,Fourier Transform Infra Red (FTIR) , Particle Size Aanalizer (PSA), X-Ray Difractometer (XRD),dan Transmission Elekctron Miscroscopy (TEM). Spektrum UV-Vis menunjukkan nilai panjang gelombang makssimum pada range 534-536 nm. Karakterisasi FTIR menunjukkan bahwa senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol, tannin, dan saponin berperan sebagai agen penstabil. Distribusi ukuran rata-rata partikel berada pada 53.00 nm ditunjukkan oleh pengukuran PSA sedangkan karakterisasi TEM menunjukkan ukuran rata-rata sebesar 16-19 nm. Kristal AuNP@EDK yang terbentuk adalah face centered cubic. AuNP@EDK hasil sintesis selanjutnya digunakan untuk memodifiasi elektroda glassy carbon dengan metode drop casting untuk mendeteksi 4-nitrofenol(4-NP). AuNP yang dilapiskan secara drop casting pada permukaan elektroda glassy carbon dapat meningkatkan sensitifitas elektroda glassy carbon terhadap senyawa 4-NP dengan reprodusibilitas baik selama 10 kali pengukuran. Elektroda glassy carbon memiliki nilai batas deteksi sebesar 18.33 μM sementara elektroda GC sebesar 0.019 μM.

Gold nanoparticles(AuNP) have been synthesized by using a leaf extract kecombrang (Etlingera elatior) water fraction as reductor and stabilizing agent. The optimum concentration of the extract is 63 x 10-4% (w / v) with the stability for 7 days. Gold nanoparticles were characterized using UV-Visible spectrophotometer, Fourier Transform Infra Red (FTIR) , Particle Size Aanalizer (PSA), X-Ray Difractometer (XRD),dan Transmission Elekctron Miscroscopy (TEM). UV-Vis spectra show makssimum wavelength in the range 534-536 nm. FTIR characterization showed that the compound of alkaloids, flavonoids, polyphenols, tannins and saponins acted as a stabilizing agent. The average size distribution of the particles is at 53.00 nm shown by PSA measurement while TEM characterization showed an average size of 16-19 nm. Crystal of AuNP@EDK formed is a face centered cubic. Synthesized AuNP@EDK then used to modify glassy carbon electrode with drop casting method to detect 4-nitrophenol (4-NP).AuNP are coated by drop casting on the glassy carbon electrode surface can increase the sensitivity of the glassy carbon electrode to the compound 4-NP with good reproducibility during 10 measurements. Glassy carbon electrode has limit of detection of 18.33 μM while AuNP/GC electrode has limit of detection of 0,019 μM.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S61797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tri. A, Author
"ABSTRAK
Lapisan tipis iridium oksida (IrOx) dapat dibentuk secara elektrokimia di atas permukaan glassy carbon dan grafit, dengan potential cycling dalam range 0,0 V ?V 1,0 V dari larutan iridium 1,0 mM dalam suasana alkali. Deposisi IrOx pada glassy carbon (GC/IrOx) dilakukan pada kondisi optimum yaitu waktu deposisi 120 detik, scan rate 60 mV/s, dan jumlah siklik 10 siklik. Sedangkan deposisi IrOx pada grafit (grafit/IrOx) diperlukan waktu deposisi 120 detik, scan rate 50 mV/s, dan jumlah siklik 20 siklik. Glassy carbon dan grafit yang telah dimodifikasi dengan iridium oksida menunjukkan aktivitas katalitik yang baik untuk sensor Hg(II). Hal ini dapat diamati dengan voltametri siklik dengan scan rate 20 mV/s, dan dengan buffer asetat pH 5,0 sebagai elektrolit pendukungnya. Batas deteksi pengukuran Hg(II) dengan glassy carbon/IrOx adalah 1,60 x 10-6 M, dan dengan grafit/IrOx adalah 1,88 x 10-6 M. Presisi untuk 5x replikasi pada penentuan 1,0 ??M Hg(II) dengan GC/IrOx adalah 0,65 % (RSD), dan dengan grafit/IrOx adalah 1,16 % (RSD). Presisi untuk 5x replikasi pada penentuan 7,0 ??M Hg(II) dengan GC/IrOx adalah 6,29 % (RSD), dan dengan grafit/IrOx adalah 2,62 % (RSD). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library