Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Asti Pratiwi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26811
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Ratna Ningsih
"ABSTRAK
Saat ini pembangunan dan penyebaran knowledge menjadi faktor yang sangat penting dalam persaingan bisnis. Knowledge dipandang sebagai komoditas yang bernilai dan terkandung dalam sebuah produk (terutama produk teknologi tingkat tinggi) atau dapat juga berwujud tacit knowledge yang dimiliki oleh karyawan yang umumnya memiliki mobilitas yang tinggi. Akan tetapi, masih banyak individu yang tidak mau membagi pengetahuan yang dimilikinya. Kegiatan knowledge sharing pada Group Strategic Information Technology (GSIT) PT. Bank XYZ juga mengalami permasalahan serupa. Knoweldge Management System (KMS) yang disediakan agar para pekerja dapat membagi pengetahuan yang dimilikinya masih jarang digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi yang dapat digunakan untuk mendorong knowledge contributor melakukan knowledge sharing pada Group Strategic Information Technology (GSIT) di PT. Bank XYZ.
Penelitian ini menggunakan Theory of Reasoned Action (TRA) sebagai model dasar yang dimodifikasi berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu. Teori Organizational Citizenship Behavior (OCB) digunakan untuk mewakili faktor movivasi intrinsik. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada 142 pekerja Group Strategic Information Technology (GSIT) di PT. Bank XYZ. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan bantuan tool SmartPLS v3.2.3.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi yang mendorong knowledge contributor untuk melakukan knowledge sharing adalah motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yang memiliki pengaruh terhadap sikap para pekerja dalam melakukan knowledge sharing adalah altruism, conscientiousness, civic virtue, dan sense of self worth. Motivasi ekstrinsik yang memiliki pengaruh terhadap sikap para pekerja dalam melakukan knowledge sharing adalah extrinsic reward dan reciprocity. Selain itu, hasil penelitian ini mengkonfirmasi model TRA dimana knowledge sharing attitude terbukti memiliki pengaruh positif terhadap knowledge sharing intention, dan knowledge sharing intention juga terbukti memiliki pengaruh positif terhadap knowledge sharing behavior.

ABSTRACT
Currently the development and dissemination of knowledge becomes a very important factor in business competition. Knowledge is seen as a valuable commodity and is contained in a product (especially the high level of technology products) or can also intangible tacit knowledge held by employees who generally have high mobility. However, there are still many individuals who are not willing to share their knowledge. Knowledge sharing activities in the Group Strategic Information Technology (GSIT) PT. Bank XYZ also experienced similar problems. Knoweldge Management System (KMS) is provided so that workers can share their knowledge was rarely used. This study was conducted to determine the motivation that can be used to encourage knowledge sharing knowledge contributors do in Group Strategic Information Technology (GSIT) at PT. Bank XYZ.
This study using the Theory of Reasoned Action (TRA) as the basic model is modified based on previous studies. Theory of Organizational Citizenship Behavior (OCB) is used to represent the intrinsic motivation factors. The data used in this study is derived from the results of questionnaires to 142 workers Group Strategic Information Technology (GSIT) at PT. Bank XYZ. Data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) approach Partial Least Square (PLS) with the help of tool SmartPLS v3.2.3.
These results indicate that the motivation that drives knowledge contributor to knowledge sharing are intrinsic and extrinsic motivations. Intrinsic motivations that has an influence on the attitude of workers in conducting knowledge sharing is altruism, conscientiousness, civic virtue, and sense of self worth. Extrinsic motivations that has an influence on the attitude of workers in doing is extrinsic reward knowledge sharing and reciprocity. In addition, the results of this study confirm the model of TRA in which knowledge sharing attitude shown to have a positive influence on knowledge sharing intention, and knowledge sharing intention was also shown to have a positive influence on knowledge sharing behavior.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ketut Ngurah
"ABSTRAK
Berdasarkan hasil analisis situasi masalah kesehatan, jumlah kasus diare di
Kabupaten Kebumen dalam lima tahun terakhir menunjukan tren yang
meningkat, dan dilihat dari angka kasus dan CFR diare masih sangat tinggi.
Kemudian dari hasil evaluasi sistem surveilans diare diperoleh bahwa
pelaksanaan sistem surveilans diare di Kabupaten Kebumen belum berjalan
optimal, ini terlihat dari hasil persentase ketepatan waktu laporan mingguan diare
tahun 2009 baru mencapai 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan faktor motivasi petugas terhadap timeliness laporan mingguan diare.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel
sebanyak 35 responden (total populasi). Faktor motivasi yang diteliti adalah
motivasi intrinsik (pengetahuan, pendidikan, lama bertugas), dan motivasi
ekstrinsik (insentif, fasilitas, tugas rangkap, sistem pelaporan, kumpulan bidan
desa, SK Tim KLB, dan pelatihan).
Hasil penelitian pada 35 responden diperoleh sebanyak 21 (60%) responden yang
pengiriman laporan mingguan diare dari bulan Januari s/d Juni 2010 tidak tepat
waktu (terlambat). Faktor-faktor motivasi yang berpengaruh terhadap timeliness
laporan mingguan diare adalah beban tugas rangkap (OR=19,06; p=0,015;
CI=1,771-205,139), tingkat pengetahuan (OR=15,92; p=0,02; CI=1,485-
170,750), dan sistem pelaporan (OR=5,72; p=0,064; CI=0,902-36,238).

Abstract
Based on the results of situational analysis of health problems at Kebumen
Distric, the number of cases of diarrhea shows increased at Kebumen in the last
five years. Recently its the morbidity and mortality rate were still high. Mean
while results of diarrhea surveillance system evaluation shows that performance
of diarrhea surveillance system at Kebumen not optimal. Such as timely weekly
reports of diarrhea in 2009 reached 20% (target ≥ 80%). This study aims to
determine the relationship between motivation of surveilance officers and
timeliness in diarrhea surveillance.
This study uses cross sectional study design with a total sample of 35 respondents
(total population). Motivation factors study were group in to intrinsic motivation
(knowledge, education, length of duty), and extrinsic motivation (incentives,
facilities, work loads, the reporting system, midwives meeting, decree of
outbreaks team, and training).
The results shows 21 (60%) respondents are sending weekly reports of diarrhea
from January to June 2010 does not on time . Motivation factors which assosiated
with timeliness diarrhea weekly reports are work loads (OR = 19.06; p=0,015;
CI=1,771-205,139), knowledge (OR = 15.92; p=0,022; CI=1,485-170,750), and
electronic reporting systems (OR=5.72; p=0,064; CI=0,902-36,238)."
2010
T31669
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indahdiati
"Data statistik menunjukkan bahwa aborsi cukup banyak dilakukan di Indonesia. Selain itu survey yang diadakan majalah Femina juga menunjukkan kecenderungan mulai diterimanya aborsi pada sebagaian wanita. Hal tersebut terasa janggal bila dikaitkan dengan pandangan yang selama ini beredar bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Sedangkan diketahui agama melarang tidakan aborsi. Untuk itu peneliti merasa perlu melihat hubungan antara religiusitas dan sikap terhadap aborsi pada wanita. Religiusitas yang dimaksud adalah religiusitas intrinsik (cara beragama yang memikirkan komitmen terhadap agama dengan seksama dan memperlakukannya sebagai tujuan akhir) dan religiusitas ekstrinsik (cara beragama yang menggunakan agama sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi).
Penelitian dilakukan pada wanita muslim karena masih terdapat perbedaan pendapat di antara ulama Islam mengenai hukum aborsi sebelum ditiupkannya ruh pada janin, yaitu sebelum janin berumur 120 hari, sehingga kemungkinan wanita muslim akan memiliki sikap terhadap aborsi yang lebih bervariasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode nonprobability sampling, yaitu teknik incidental sampling. Untuk mengukur religiusitas intrinsik dan ekstrinsik digunakan teijemahan dari Religious Orientation Scales yang dikembangkan oleh Allport dan Ross. Sementara itu sikap terhadap aborsi diukur dengan skala sikap terhadap aborsi yang disusun dengan teknik konstruksi Likert. Adapun seluruh analisis data dilakukan dengan piranti lunak Statistical Package for Social Science (SPSSj^br Windows release 6.0.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas intrinsik dan sikap terhadap aborsi (r = -.46, p = .00). Semakin komitmen terhadap agama dipikirkan dengan seksama dan diperlakukan sebagai tujuan akhir, semakin unfavorable sikap terhadap aborsi. Religiusitas ekstrinsik juga berhubungan negatif secara signifikan dengan sikap terhadap aborsi (r = - .32. p = .00). Aitinya semakin agama digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi, semakin unfavorable sikap terhadap aborsi. Akan tetapi hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan negatif antara religiusitas intrinsik dan sikap terhadap aborsi signifikan lebih kuat daripada hubungan negatif antara religiusitas ekstrinsik dan sikap terhadap aborsi (t = 1.70, p<.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspito Sari
"Salah satu indikator untuk menunjukkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Rekam medis yang lengkap dapat memberikan gambaran secara keseluruhan tentang pasien yang akan digunakan untuk berobat kembali. Rekam medis adalah bukti otentik jika terjadi tuntuntan di pengadilan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis dan faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhinya.
Jenis penelitian ini adalah metode observasional. Data diambil secara potong lintang sebanyak 50 rekam medis selama bulan September-November 2011 yang diisi oleh 10 dokter spesialis, serta dilakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Hasil analisis menunjukkan variabel beban kerja (Pvalue=0,001), prosedur kerja (Pvalue 0,001), dan supervisi teknis (Pvalue=0,036) mempengaruhi langsung kelengkapan pengisian rekam medis. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kelengkapan rekam medis adalah variable dengan nilai coeff. B paling besar yaitu status prosedur kerja dengan coeff B=13,7.
Saran yang diberikan kepada RS. Hermina Depok ialah melakukan sosialisasi dan pelatihan pengisian rekam medis secara rutin. Selainitu, melakukan pemeriksaan dan pengawasan dalam hal pengisian rekam medis secara tepat dan sesuai dengan periode yang ditetapkan.

One of the indicators of the health service quality in the hospital is the comprehensive information from patients? medical records. A comprehensive medical record could display the whole patient?s condition which can be used for their next treatment. A medical record, in addition, is also important legal evidence used in the court, provided there is any lawsuit.
This research is carried out to illustrate the link between Doctors individual characteristics with the completion of patients? medical records together with other external related factors.
Observational study is the method used in the research, with cross sectional data from 50 patients? medical records in September-November 2011, filled out by 10 specialist doctors; as well as data collection from interview with the use of questionnaires.
The Results indicate: workload variable (Pvalue=0,001), work procedures (Pvalue 0.001), and supervisory techniques (Pvalue=0,036) affecting the completion of the medical records directly. The most dominant variable affecting the completion of health records is the one with the highest Coeff B value work procedures with Coeff B value=13.7.
Suggestion given to RS HerminaDepok is to perform regular training and socialization, as well as to carry out checks and supervision in regard to the correct completion of patients? medical records based on the indicated period.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T30057
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mendrofa, Anastasia Patricia
"Konsumsi masyarakat Indonesia ditemukan semakin meningkat sehingga memperparah dampak perubahan iklim. Untuk menyikapinya, penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi peranan orientasi religiusitas dan rasa kepemilikan alam serta interaksinya berdasarkan teori determinasi diri. Penelitian korelasional dilakukan terhadap 300 partisipan berumur 18 tahun ke atas yang menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kedua orientasi religiusitas ditemukan memprediksi perilaku konsumsi berkelanjutan, tetapi rasa kepemilikan alam ditemukan tidak berperan sebagai prediktor maupun moderator. Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting terhadap institusi pendidikan dan keagamaan untuk mempromosikan perilaku konsumsi berkelanjutan.

Consumption in Indonesia is increasing, which worsens the effects of global warming. To address this, the current study was conducted to explore the role of religious orientation and psychological ownership of nature, as well as their interaction, based on self-determination theory. A correlational study was carried out with 300 participants aged 18 years and above, who profess one of the recognized religions in Indonesia. The findings revealed that both religious orientations predicted sustainable consumption behavior, but psychological ownership of nature was neither found to be a predictor nor a moderator. These results hold significant implications for educational and religious institutions in promoting sustainable consumption behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Hutrinda
"Skripsi ini mencari citra perempuan pekerja asing Turki di Jerman melalui tokoh utama perempuan di dalam buku kumpulan cerpen Mutterzunge. Adapun cerpen yang dianalisis adalah Mutterzunge dan Großvaterzunge. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori analisis intrinsik dan teori intertekstual (ekstrinsik). Citra perempuan yang ditemukan dalam analisis adalah perempuan yang bebas, berani, mandiri, dan tangguh. Mereka pun manusia biasa yang juga dapat merasakan perasaan bahagia, sakit hati, dan jatuh cinta.

Abstract
This bachelor thesis is seeking the image of Turkish foreign female workers in Germany through the women main figures in a book of short stories named Mutterzunge. The short stories which have been analyzed are Mutterzunge and Großvaterzunge. The theories used in this thesis are the theories of intrinsic and intertextual (extrinsic) analysis. Images of women found in the analysis were women who are free, brave, independent, and strong. They too are ordinary human beings who can feel hurt, happiness and love."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S327
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Rania Sutanto
"Latar Belakang: Photoaging dapat mengakibatkan terjadinya penuaan kulit dini, kerutan kasar, hilangnya elastisitas dan kelenturan, tekstur kulit menjadi tidak rata, keratosis, serta perubahan pigmentasi kulit. Individu yang secara geografis tinggal di daerah sering terpajan sinar matahari lebih rentan mengalami photoaging, contohnya di area pesisir. Pengukuran photoaging menggunakan Skala Glogau, sedangkan pengukuran pajanan sinar matahari menggunakan sun index.
Tujuan: Menganalisis profil photoaging berdasarkan skala Glogau dan korelasinya dengan riwayat pajanan matahari menggunakan sun index pada masyarakat pesisir.
Metode: Merupakan studi deskriptif analitik dengan desain potong-lintang. Populasi target penelitian adalah orang berusia ≥20 tahun dengan kulit tipe Fitzpatrick III, IV, atau V, serta berisiko tinggi photoaging dengan rerata pajanan sinar matahari ≥ 3 jam perhari. Subjek penelitian (SP) diambil dengan metode consecutive sampling berdasarkan kriteria penerimaan dan penolakan. Analisis statistik dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian. Nilai p<0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil: Diantara 55 SP, 3 orang termasuk dalam Skala Glogau II, 42 orang dalam Skala Glogau III, dan 10 orang dalam Skala Glogau IV. Mayoritas memiliki kerutan yang tetap ada saat wajah tidak bergerak, paling banyak pada regio dahi 74,5%, nasolabial 70,9%, dan sudut mata 69,1%. Perubahan pigmentasi paling dominan ditemukan adaalah diskromnia (65,5%), serta tidak ditemukan keratosis aktinik pada mayoritas SP (98,2%). Diperoleh nilai median sun index sebesar 10,91, dan median BSA yang terpajan matahari sebesar 20,50%. Rerata total durasi pajanan matahari adalah 53,63 jam/minggu. Didapatkan korelasi lemah namun tidak bermakna secara statistik antara sun index dengan keparahan derajat photoaging berdasarkan Skala Glogau (r = 0,205; p = 0,134). Dari data tambahan didapatkan korelasi positif lemah yang bermakna antara lamanya pajanan matahari per minggu dan keparahan derajat photoaging berdasarkan Skala Glogau (r = 0,281; p = 0,038), serta didapatkan korelasi positif sedang yang bermakna antara usia dan derajat keparahan photoaging berdasarkan Skala Glogau (r = 0,631; p < 0,001). Didapatkan keratosis seboroik pada hampir seluruh SP, terutama pada kelompok Glogau tipe III (77,3%). Lebih banyak ditemukan SP yang tidak merokok pada Glogau II (100%) dan III (57,1%), sedangkan Glogau IV lebih banyak pada pasien merokok (80%). Didapatkan pula Glogau II dan III lebih banyak pada perempuan (100% dan 59,5%), sedangkan Glogau IV lebih banyak pada laki-laki (80%).
Kesimpulan: Berdasarkan klasifikasi photoaging menurut Glogau, 3 orang termasuk dalam Skala Glogau II, 42 dalam Skala Glogau III, dan 10 dalam Skala Glogau IV. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara sun index dengan keparahan derajat photoaging berdasarkan Skala Glogau.

Background: Photoaging can cause premature skin aging, coarse wrinkles, loss of elasticity, uneven skin texture, keratosis, and skin pigmentation changes. Individuals who geographically live in areas frequently exposed to sunlight are more susceptible to photoaging, for example in coastal areas. Photoaging was classified using Glogau scale and sun exposure was measured by sun index.
Aim: To analyze the photoaging profile based on Glogau Scale and its correlation with the history of sun exposure using sun index in coastal population.
Method: This is an analytic descriptive study witha cross-sectional design. The target population for this study were people aged ≥20 years with skin types Fitzpatrick III, IV, or V, and at high risk of photoaging with an average sun exposure of ≥ 3 hours per day. The research subjects were taken by consecutive sampling method based on acceptance and rejection criteria. Appropriate statistical analysis was performed to prove the research hypothesis. P value of <0.05 is considered statistically significant.
Results: Among 55 subjects, 3 people are included in the Glogau II cathegory, 42 people in the Glogau III, and 10 people in the Glogau IV. Majority have wrinkles at rest, the most wrinkles were found in forehead region 74.5%, nasolabial 70.9%, and crow’s feet 69.1%. The most dominant pigmentation changes were dyschromia (65.5%), and no actinic keratosis was found in the majority subjects (98.2%). The median sun index value was 10.91, and the BSA median exposed to the sun was 20.50%. The average total duration of sun exposure was 53.63 hours/week. In additional data, there a was weak correlation but not statically significant between sun index and the severity of photoaging based on the Glogau Scale (r = 0.205; p = 0.134). A significant weak correlation was obtained between sun exposure per week and the severity of photoaging based on the Glogau Scale (r = 0.281; p = 0.038), and a significant moderate correlation was obtained between age and the severity of photoaging based on the Glogau Scale (r = 0.631; p < 0.001). Seborrheic keratosis was found in almost all subjects, especially in the Glogau type III group (77.3%). There were more non-smokers in Glogau type II (100%) and III (57,1%), while type IV was more common in smoking patients (80%). It was also found that type II and III Glogau were more common in women (100% and 59,5%), while type IV Glogau were more common in men (80%).
Conclusion: Based on Glogau photoaging scale, 3 people are included in the Glogau II category, 42 people in the Glogau III, and 10 people in the Glogau IV. There was no significant correlation between sun index and the severity of photoaging based on the Glogau Scale.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>