Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Setya Mariana
"Pembangunan fisik di kota Jakarta telah memunculkan lingkungan terbangun yang terdiri atas bangunan dan lansekap. Lingkungan terbangun tersebut salah satunya dibangun dengan cara menutup permukaan tanah dengan lapisan baru berupa perkerasan. Namun, pengadaan perkerasan yang cenderung bersifat kedap air dapat berdampak pada ekologi dari lingkungan terbangun tersebut maupun kawasan kota tesebut secara umum. Dampak yang dimaksud adalah banjir akibat tertutupnya sebagian besar permukan tanah yang dapat meresapkan air.
Tulisan ini mencoba menguraikan bagaimana seharusnya perkerasan mampu mendukung peresapan air pada lahan lingkungan terbangun, termasuk dalam hal ini lahan taman kota yang salah satu fungsinya dibangun sebagai lahan peresapan air. Pada akhir pembahasan, terlihat bahwa selain pengaplikasian perkerasan tembus air, diperlukan upaya-upaya lain yang terintegrasi untuk memaksimalkan peresapan air.

Physical development in Jakarta had emerges built environments that consist of buildings and landscapes. One of the ways to built this is by covering the ground surface with new layer of hard surface (pavement). But, the hard surface that is almost impermeable may cause some effects to the ecology of built environment and of the city generally. One of them is flood, which is caused by the covered ground surface.
This paper is trying to describe how the hard surface should can support the water infiltration, include the case of urban park area which is exists as water infiltration area. At the end of this paper, it could be considered that beside the application of permeable pavement, we need to integrate other efforts to maximize water infiltration.
"
2008
R.05.08.26 Mar p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Genta Tenri Mawangi
" ABSTRAK
Skripsi ini dilatari terdegradasinya alam akibat aktivitas ekonomi manusia. Akar persoalannya, pandangan antroposentrik terlanjur mendominasi pemahaman mengenai alam dalam aktivitas ekonomi manusia. Tulisan ini menyelidiki bagaimana alam dipahami pada ekonomi arus utama, yaitu ekonomi neoklasik dan turunannya ekonomi lingkungan. Dalam pemikiran tersebut, alam ditempatkan sebagai barang, benda, properti, dan eksternalitas. Skripsi ini hendak mengajukan pemahaman ulang, yaitu alam bukan produk dari aktivitas ekonomi. Sebaliknya, alam merupakan sistem yang memungkinkan ekonomi sebagai subsistem di dalamnya bekerja.

ABSTRACT
This thesis is backed by an environmental degradation caused by economy activities. The domination of anthropocentrism in the understanding of nature in economy activity is considered as a root of the problem. This writing inquires how nature is acknowledged in the mainstream economics, mainly in neoclassical economics and environmental economics as its derivation. In these perspectives nature are defined as goods, things, properties, and externalities. This thesis is an attempt to redefine nature not as a product in economy activity. Nature is a system determining the economy as its subsystem.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfino Fadjar Rezkian
"Material adalah komponen yang tak terpisahkan dalam arsitektur. Perkembangan kebutuhan manusia mendorong manusia untuk berinovasi menemukan material baru untuk memenuhi kebutuhannya. Namun di sisi lain, eksploitasi alam secara besar-besaran untuk keperluan lingkung bangun terutama untuk keperluan material bangunan, menimbulkan kerusakan dan ketidak stabilan ekosistem. Konsep arsitektur ekologis hadir sebagai dimensi ekologis dalam arsitektur yang penuh perhatian kepada lingkungan alam dengan sumber daya alam yang terbatas. Material alami sebagai material yang ekologis dianggap dapat meredakan masalah tersebut. Penggunaan material alami dapat ikut menjaga keseimbangan ekosistem lewat pengurangan penggunaan sumber daya alam; pengurangan penggunaan energi pada saat eksploitasi, produksi, transportasi dan pembangunan; melestarian ketukangan lokal; dan keberlanjutan di bidang ekonomi.

Materials is inseparable from architecture. The developments of human needs encourage innovation of new materials to meet their needs. On the other hand, the exploitation of nature on a large scale for built environment, especially materials, cause damaged and unstable ecosystem. Eco architecture concept present as attentive to the natural environment with limited natural resources. Natural material as eco materials are considered to alleviate the problems. The use of natural materials can maintaining stability of ecosystem through reduced use of natural resources; reduction in energy use at exploitation, production, transportation and construction; preserving local craftsmanship; and sustainability in economic field."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: INSIST Press, 2022
301 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Venus Khasanah
Yogyakarta: PT Kanisius, 2024
304.2 VEN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prionggo Aji Saputra
"Permasalahan lingkungan yang paling sering dibicarakan oleh banyak orang saat ini adalah pemanasan global. Pemanasan global merupakan salah satu hiperobjek yang terjadi di dunia saat ini dan menjadi suatu bahasan yang hangat diperbincangkan. Salah satu akar masalah dari hal tersebut adalah kesadaran ekologis yang kurang. Hal ini yang kemudian disoroti dalam pemikiran ekologis Timothy Morton. Penelitian ini berupaya untuk membedah persoalan ekokritisme konvensional yang tidak cukup komprehensif memandang permasalahan ekologis yang luas, dan menginvestigasi lebih mendalam tentang pemikiran ekologis Timothy Morton. Pada akhirnya penelitian ini diarahkan pada pemikiran ekologis sebagai bagian dari refleksi kehidupan sehari-hari dan peningkatan kesadaran ekologis sebagai fondasi dalam memberikan pemaknaan terhadap lingkungan hidup yang lebih berkelanjutan. Pemikiran ekologis memberikan pandangan relasi ontologis yang setara antara manusia dengan lingkungan hidup

The most talked about environmental issue by many people today is global warming. Global warming is one of the hyperobjects that occurs in the world today and is a hotly discussed topic. One of the root causes of this is the lack of ecological awareness. This is then highlighted in the ecological thought put forwarded by Timothy Morton. This research seeks to dissect the problem of conventional ecocriticism that is not comprehensive enough to view broad ecological problems and investigate more deeply about Timothy Morton’s ecological thought. In the end, this research is directed at ecological thinking as part of daily life reflection and increasing ecological awareness as a foundation in giving meaning to a more sustainable environment. Ecological thinking provides a view of an equal ontological relationship between humans and the environment"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Qadir Gassing
"Beberapa permasalahan pokok masyarakat desa adalah: (1) rendahnya pendapatan perkapita; (2) rendahnya tingkat pendidikan; (3) belum digalinya sumber/potensi alam desa secara maksimal, disamping masih banyaknya tenaga kerja yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan (4) adanya nilai budaya lokal yang kadang-kadang justru menghambat pembangunan.
Tesis ini bertujuan untuk membahas beberapa sebab yang berpengaruh terhadap kemiskinan penduduk di Marunda, dengan penekanan utama pada nilai-nilai sosial budaya yang sering menghambat usaha-usaha pembangunan.
Dalam penelitian ini dijumpai bahwa kemiskinan penduduk Marunda adalah hasil dari perpaduan tekanan kondisi lingkungan fisik dan adanya hambatan nilai sosial
budaya.
Sawah, empang dan laut adalah merupakan tempat memperoleh nafkah sebagian besar penduduk Marunda. Penghasilan petani terkaya rata-rata mencapai 18 kali lipat
penghasilan buruh tani terkaya, sedangkan juragan nelayan terkaya rata-rata mencapai 9 kali lipat penghasilan buruh nelayan (kuli). Sekitar 70 persen sawaht 100 persen
empang, dan 65 persen modal/peralatan nelayan adalah merupakan milik orang luar ("orang kota"). Petani dan nelayan Marunda sebagian besarnya hanya berstatus sebagai buruh, status yang menempatkannya pada klasifikasi miskin sekali apapun jenis pekerjaannya.
Upaya meningkatkan pendidikan warga Marunda telah cukup berhasil, dan sekitar 90 persen anak usia sekolah benar-benar telah masuk sekolah (SD). Angka drop-out
pun telah banyak menurun sejak 8 tahun terakhir, yaitu dari 84 persen pada tahun 1976 menjadi 40 persen pada tahun 1984. Tetapi ternyata pendidikan konvensional
seperti ini telah berhasil mengasingkan sekitar 60 persen pemuda desa dari lingkungannya sendiri. Mereka (umumnya drop-out dan tamatan SLP) enggan memasuki
lapangan pekerjaan (kasar) yang ada di desanya, sedang untuk masuk ke lapangan pekerjaan formal masih terlalu tanggung, baik pendidikan maupun keterampilannya. Oleh sebab itu untuk jangka lama (biasanya sebelum kawin) mereka terpaksa menganggur.
Tidak jarang suatu program pembangunan, secara teoritis, sesunggguhnya telah dapat menyentuh atau meningkatkan taraf hidup si miskin, tetapi sering tidak sampai
kepada mereka sebab lebih dahulu dan lebih banyak dinikmati oleh golongan elit dan birokrat desa. Tetapi, memang ada beberapa nilai tradisional yang masih melekat
pada masyarakat Marunda yang harus ditinggalkan bila diinginkan adanya transformasi, yaitu :
a. Sikap tertutup yang mungkin berhubungan erat dengan rendahnya pendidikan dan kurangnya komunikasi dengan dunia luar. Mereka akan (1) tertutup terhadap setiap
ide-ide baru yang bertentangan dengan apa yang telah diyakininya benar; (2) keengganan mengoreksi diri atau menerima kemungkinan adanya sesuatu yang lebih
baik/benar dari luar lingkungannya; dan (3) penerimaan atau pewarisan nilai-nilai tanpa adanya upaya memperluas atau memperbaharui pemahamannya, mereka
cenderung menerima dan mewariskannya secara utuh; tidak ada peningkatan.
b. Pola berpikir dan bertindak konsumtif masih sangat mendominasi masyarakat miskin. Bila mereka memperoleh uang (banyak) hanya 10 persen yang akan memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan produktif, sedang selebihnya akan menghabiskannya pada tujuan-tujuan konsumtif.
c. Sikap fatalistik, terialu cepat puas, dan sikap malas dari masyarakat miskin memberi kesan bahwa mereka statis, kurang upaya untuk merobah nasib, kurang usaha
atau rencana-rencana yang berorientasi ke masa depan. Sesungguhnya mereka telah berusaha, tetapi usahanya begitu kecil dan sangat terbatas, sebab memang kemam -
puan, keterampilan, dan wawasan-wawasan yang dapat dijangkaunya sangat terbatas pula. Disamping itu keyakinan kepada takdir sering membuat mereka merasakan bahwa nasibnya selalu ditentukan oleh Tuhan, dan dengan demikian mereka merasakap pula bahwa kemampuannya untuk berbuat selalu terbatasi. Akibatnya, makin kabur sikap
mandiri dan makin tipis kepercayaan akan kemampuan dirinya sendiri. Mereka lebih banyak bergantung, dan miskin.
d. Nilai anak dalam keluarga masih sangat tinggi, dan walaupun sikap bahwa banyak anak banyak rezeki telah ternyata tidak banyak benarnya, tetapi masih merata dianut oleh masyarakat Marunda. Anak bagi mereka memang dapat berarti beban, tetapi sebaliknya, anak juga berarti investasi modal yang segera dapat dinikmati hasilnya, disamping anak banyak dijadikan taruhan masa depan. Selain itu ada kepercayaan di kalangan mereka, bahwa beranak banyak akan mengangkat derajatnya disisi Tuhan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasyarin Hasnaa Prisidiyani
"Dalam pengembangan kawasan berbasis transit (TOD), diperlukan kajian khusus yang berisi analisis karakter kawasan eksisting dan potensi kawasan secara menyeluruh. Kawasan TOD yang dipilih untuk tugas akhir ini yaitu kawasan Sawah Besar dimana akan menjadi salah satu titik pemberhentian MRT Jakarta Fase 2. Konsep yang diajukan untuk kawasan Sawah Besar ini adalah kawasan yang berbasis komunitas atau Community Oriented Development (COD). Demi mencapai tujuan kawasan ini, salah satu proyek yang diajukan yang merupakan proyek tugas akhir ini, adalah hunian bersama berbasis pembentukan komunitas yang mengedepankan aspek sustainabilitas melalui pendekatan ekologis. Selain untuk memenuhi aspek sustainabilitas SDG, terutama SDG nomor 8 (Decent Work and Economy Growth) dan nomor 11 (Sustainable Cities and Communities), proyek tugas akhir ini juga hendak mencari potensi akan pembentukan gaya hidup baru yang terinspirasi dari hubungan manusia dan alam. Konsep utama tugas akhir ini diawali dengan analisis kawasan dan penyesuaian tema kawasan dengan tujuan proyek, diakhiri dengan rangkaian laporan hasil akhir desain beserta gambar kerja proyek yang secara Detaill menjabarkan tidak hanya relevansi desain dengan isu yang ada namun juga bagaimana desain yang diajukan akan terbangun. Proyek tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi contoh eksplorasi potensi hunian bersama yang akan menginspirasi kawasan TOD lainnya dalam pengembangan hunian bersama berbasis komunitas.

In developing a Transit Oriented Development (TOD), a holistic study is needed which includes an analysis of the character of the existing area and the potential of the area as a whole. The TOD area chosen for this final project is Sawah Besar area. This will be one of the MRT Jakarta Phase 2 stations. The concept proposed for the Sawah Besar area is a Community Oriented Development (COD). To achieve development goals, one of the project proposals for the area is community-based shared housing that prioritizes aspects of sustainability through an ecological approach. In addition to fulfilling the sustainability aspects of the SDGs, especially SDG number 8 (Decent Work and Economy Growth) and number 11 (Sustainable Cities and Communities), this final project in this report also seeks to explore the potential for forming a new lifestyle inspired by the relationship between humans and nature. The main concept of this final project is preceded by site analysis and adjustment of the main theme of the area to project objectives; and ended with a series of reports on the final design results along with a set of technical documentation which explains in Detaill not only the relevance of the design to the existing issues but also how the proposed design will be built. It is hoped that the final project will be an example of the potential exploration of shared housing. This will inspire other TOD areas to rethink how community-based shared housing can be."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffery Jeremias
"Skripsi ini mempunyai fokus pada pembahasan mengenai paradigma pembangunan berkelanjutan berbasis gerakan ecosophy. Ecosophy di sini merupakan sebuah counter dari paradigma sebelumnya, antroposentrisme, yang mengedepankan manusia sebagai tujuan utama. Dalam orientasi pembangunan berkelanjutan berbasis gerakan ecosophy arah kebijakan pembangunan tidak lagi mengedepankan keberlanjutan materi atau pun keberlanjutan manusia belaka, melainkan mengedepankan keberlanjutan ekologis dan keadilan ekologis. Ecosophy turut membawa manusia pada pemahaman akan hak alam, kesatuan ekologis, dan gerakan baru dalam mengatur kebijakan pembangunan berkelanjutan.

This thesis focused on the discussion of the sustainable development paradigm based on ecosophy movement. Ecosophy is a counter to the previous paradigm, anthropocentrism, which emphasizes on human as the main end. The central point in sustainable development based ecosophy movement is not promote the material or benefit only to human, but rather promote ecological sustainability and ecological justice. Ecosophy helped bring men to the understanding of natural rights, ecological unity, and a new movement in organizing a sustainable development policy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16147
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>