Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grasso, John T.
New York: Carnegie Foundation, 1979
373.246 GRA v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Ayu Amalia
"Bencana alam dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap pendidikan, dan hal ini juga berlaku pada individu yang terdampak pada tahap awal kehidupan mereka. Studi ini bertujuan untuk melihat apabila janin yang terdampak tsunami Aceh pada tahun 2004 memiliki pencapaian pendidikan yang lebih rendah. Data yang digunakan adalah data cross-section individu yang berada dalam kandungan dan berumur 0-4 tahun di provinsi Aceh saat tsunami terjadi. Estimasi dilakukan dengan pendekatan difference-in-difference. Hasil estimasi menyatakan bahwa individu yang terdampak tsunami saat berada di dalam kanudngan memiliki lama bersekolah dan probabilitas menyelesaikan sekolah menengah pertama yang lebih rendah. Hasil estimasi juga menemukan bahwa dampak negatif ini tertinggi pada janin yang terdampak saat berada di trimester kedua kehamilan. Stres pada ibu hamil menjadi mekanisme potensial dari dampak ini. Walaupun dampak ini dapat dikurangi dengan adanya efek pengasuhan, para individu ini tetap berada dalam kondisi rentan sehubungan dengan dampak tsunami yang cenderung persisten dan laten, sesuai dengan fetal origin hypothesis.

Natural disasters can have long-run impact on education, and this can also apply to individuals affected in their early stage of life. This study aims to see whether fetuses exposed to the 2004 Aceh tsunami exhibit lower educational attainment. I utilize cross-section data using individuals in-utero and aged 0-4 years old in Aceh province when the tsunami occurred, and perform an estimation using difference-in-difference approach. The result shows that individuals exposed to the tsunami when they were in utero have fewer years of education, and have lower probability of finishing middle school. This study also finds that the negative effect is highest on individuals exposed in the second trimester of pregnancy. Maternal stress is the potential mechanism behind this effect. Although this effect can be reduced by nurture effect, these individuals are still in vulnerable condition, because the effect of the tsunami tend to be persistent and latent, following the fetal origin hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahel Laras Monique Tentoea
"Perdebatan yang berlangsung lama tentang ibu yang bekerja dengan ibu rumah tangga telah mewarnai persepsi tentang pengaruh status kerja ibu pada pencapaian pendidikan anak-anak di Indonesia. Dengan menggunakan data dari IFLS 5, studi ini menyajikan pemeriksaan implikasi status kerja ibu pada nilai ujian nasional anak-anak dan mengamati apakah ada dampak asimetris pada gender antara anak laki-laki dan perempuan. Dengan ukuran sampel 1.935 penelitian ini menemukan bahwa status kerja ibu tidak bisa menjelaskan capaian pendidikan anak dan tidak ada indikasi dampak asimetris gender. Hasil ini berbeda dengan literatur yang lebih besar yang menyarankan efek positif atau negatif dari pekerjaan ibu pada kinerja akademik anak-anak.

A long-running debate on motherhood vs womanhood has embroidered nation-wide perceptions of maternal employment effects on children’s educational attainment in Indonesia. Using IFLS 5, this paper presents an examination of maternal working status implication on their children's national exam scores and tries to observe whether there exists a gender-asymmetric impact between sons and daughters. With a sample size of 1,935 mother-child pairs, this study indicates neither benefits nor drawbacks of maternal employment status and no indication of gender-asymmetric impacts. This is in contrast to larger literature which suggested either positive or negative effects of maternal employment on children’s academic performance. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Safira Larasati
"ABSTRAK
Studi ini berfokus pada peran tingkat pendidikan dan self-esteem sebagai prediktor preferensi pendidikan pasangan pada pengguna layanan kencan daring. Hasil analisis regresi yang dilakukan pada 503 pengguna layanan kencan onlinemembuktikan bahwa tingkat pendidikan dan self-esteem memiliki peran yang signifikan sebagai prediktor preferensi pendidikan pasangan. Selain itu, hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa tingkat pendidikan memiliki peran yang lebih besar dari pada self-esteem dalam memprediksi preferensi pendidikan pasangan. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pengembangan layanan kencan online untuk meningkatkan jumlah match pengguna dengan menyesuaikan karakteristik pengguna. Di sisi lain, hasil penelitian ini juga berkontribusi dalam memperluas pemahaman tentang preferensi pemilihan pasangan pada pengguna layanan kencan daring.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frodewin Grimbert
"Skripsi ini meneliti perbedaan kecenderungan pencapaian pendidikan tertinggi berdasarkan intensitas merokok, dilihat dari kepemilikan ijazah tertinggi dari SD hingga SMA atau lebih, di kalangan remaja usia 18-24 tahun. Target remaja adalah mereka yang berstatus "masih bersekolah" atau "tidak bersekolah lagi". Penelitian ini menggunakan data deskriptif dan analisis Multinomial Logistic Regression. Hasilnya menunjukkan adanya variasi kecenderungan antara jenjang pendidikan dan tingkat intensitas merokok, dengan nilai odds <1 yang semakin menurun pada setiap peningkatan jenjang pendidikan. Efek kecenderungan terendah terlihat pada kelompok dengan "ijazah SMA atau lebih tinggi" dibandingkan dengan kelompok tanpa ijazah. Setelah memperhitungkan variabel kontrol, hasilnya menunjukkan bahwa perokok ringan, moderat, dan berat memiliki kecenderungan masing-masing 0.565, 0.436, dan 0.351 kali lebih rendah untuk memperoleh ijazah SMA atau lebih tinggi dibandingkan dengan non-perokok. Interaksi variabel dengan intensitas merokok signifikan pada tingkat 10%, terutama dengan variabel pengeluaran pendidikan yang bervariasi di antara jenjang pendidikan. Remaja yang tinggal di desa cenderung memiliki odds ratio lebih rendah pada kelompok perokok ringan, sedangkan di kota, odds ratio lebih rendah pada perokok moderat. Kecenderungan rendah lebih sensitif pada perempuan dibandingkan laki-laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa merokok dapat menjadi prediktor rendahnya pendidikan remaja, dan intervensi pemerintah diperlukan untuk menekankan bahaya merokok di kalangan remaja.

This thesis examines the differences in the propensity to achieve the highest educational attainment based on smoking intensity, as measured by the highest certificate obtained, from elementary to high school or higher, among adolescents aged 18-24 years. The target group includes those who are "still in school" or "no longer in school." Using descriptive data and Multinomial Logistic Regression analysis, the study finds varying tendencies between educational levels and smoking intensities, with odds values <1 decreasing with each higher level of education. The lowest propensity effect is seen in the group with "high school diplomas or higher" compared to the group without a certificate. After accounting for control variables, results show that light, moderate, and heavy smokers are 0.565, 0.436, and 0.351 times less likely to obtain a high school diploma or higher compared to non-smokers. The interaction between variables and smoking intensity is significant at the 10% level, particularly with educational expenditure variables that vary across educational levels. Adolescents living in rural areas tend to have lower odds ratios in the light smoker group, while those in urban areas have lower odds ratios in the moderate smoker group. Lower propensity is more sensitive among females compared to males. This study indicates that smoking can be a predictor of lower educational attainment among adolescents, and government intervention is needed to emphasize the dangers of smoking among youth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Putri Manvi, autho
"ABSTRAK
Dalam lingkup rumah tangga-mikro, orang tua memegang peran penting
dalam menentukan kualitas anak. Teori klasik Becker dan Lewis (1974)
membuktikan keterbatasan pendapatan dalam rumah tangga membuat orang tua
menghadapi trade-off antara jumlah anak dan kualitas anak. Studi ini bertujuan
melakukan pengujian teori Becker secara empiris di Indonesia. Menggunakan data
IFLS4 dan metode OLS, ditemukan hubungan positif antara jumlah anak dan lama
sekolah. Hal ini mengindikasikan tidak terdapat trade-off antara kuantitas dan
kualitas anak usia 7-24. Selanjutnya, variabel tingkat pencapaian pendidikan juga
digunakan dalam uji ini sebagai pendekatan kualitas pendidikan lainnya.
Menggunakan metode order logit, hasil pengujiannya mendukung temuan
sebelumnya yaitu tidak terdapat trade-off antara jumlah anak dan tingkat
pencapaian pendidikan anak.

ABSTRACT
Parents play an important role in determining the quality of children at
home production. Classical theory of Becker and Lewis (1974) had proven that
there is trade-off between quantity and quality of children because of their low
income parents. This study aim for testing the Becker’s theory empirically in
Indonesia by using the data IFLS 4 and OLS method. It is found that there is a
positive relationship between number of children and years of schooling. This
study indicates that there is no trade-off between quantity and quality of children
ages 7-24. Furthermore, educational attainment level is also tested as an approach
another education quality. By using order logit method, the test results support
previous findings that could not find trade-off between number of children and
level of educational attainment of children in Indonesia."
2014
S55265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Fitriani
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tingkat pencapaian pendidikan dan usia menikah pertama di kalangan wanita Jepang masa kini. Analisis dalam penelitian ini menggunakan konsep pilihan rasional yang berkaitan dengan pernikahan dari Hamplova 2003 , Becker 1996 , dan Tsuya dan Mason 1995 . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia pernikahan pertama wanita Jepang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya wanita Jepang yang melanjutkan penidikan tinggi, memasuki dunia kerja, serta pandangan terhadap pernikahan wanita Jepang masa kini.

ABSTRACT
This study focused on educational attainment and age of first marriage among Contemporary Japanese woman. The analysis of this study uses rational choice concept from Hamplova 2003 , Becker 1996 , and Tsuya and Mason 1995 . This study used qualitative descriptive method with literature review. The result of this research showed that age of first marriage among Japanese woman today is increasing from year to year, this is related to the increasing number of Japanese women who continue with higher education, entering the workforce, as well as the views of contemporary Japanese women towards marriage."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Hananinta
"Pola pernikahan hipogami adalah pola pernikahan dengan pasangan perempuan (istri) berpendidikan lebih tinggi dibandingkan suami. Pola pernikahan dan capaian pendidikan dari suami dan istri dianggap berpengaruh terhadap realisasi fertilitas, namun belum ada yang melihat pengaruhnya terhadap intensi fertilitas atau intensi memiliki anak dari perempuan atau istri. Dengan menggunakan data IFLS 5 serta selisih lama sekolah pasangan sebagai proksi pola pernikahan hipogami, studi ini membahas pengaruh hipogami terhadap intensi fertilitas dari perempuan. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), hasil pada studi ini menemukan bahwa adanya pengaruh negatif dari pola pernikahan hipogami terhadap intensi fertilitas perempuan.

Educational hypogamy is an assortative mating where women are marrying men with lower education. With rising education among women across the world, educational hypogamy in couples has increased over the last few years in Indonesia. Using the Indonesian Family Life Survey 2014 (IFLS 5), this study aims to analyze the effect of educational hypogamy on women's fertility intention in Indonesia. Using Ordinary Least Square (OLS) method, this study found that educational hypogamy significantly affects women's fertility intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kairol Amin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemandirian lansia secara ekonomi dan kesehatanan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan data SUPAS 2005. Digunakan tabulasi silang dan regresi logistik bifaktorial untuk melihat pengaruh tingkat pendidikan terhadap kemandirian lansia dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti jenis kelamin, kelompok umur, daerah tempat tinggal dan status perkawinan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan lansia DIY maka semakin cenderung mandiri. Dikontrol dengan tingkat pendidikan, berdasarkan klasifikasinya lansia laki-laki, semakin muda kelompok umur lansia dan lansia yang tinggal di perkotaan lebih tinggi kecenderungannya untuk mandiri. Lansia yang kawin lebih cenderung mandiri kecuali pada kelompok tingkat SLTA ke atas yang tidak kawin jusbU lebih mandiri daripada lansia yang kawin.

The objective of this study is to assess in terms of economy and health the effect of educational attainment on the independence of aging population in Special Region ofYogyakarta Province using the 2005 SUPAS data. From the cross tabulation and the results of Logistic Regression, we can see the effect of educational attainment on independece of ageing population by controlling variables such as Sex, Age Groups, Residential Area, and Marrital Status.
It can be concluded that the higher educated are more likely to be self independent. By controHing educational attaimnent, it is found that the male, the younger age group, those who are living in urban areas, are more likely to be self-reliant. The married aging individuals are more likely to be independent. However, those who are married and at least have SLTA education are more likely to be independent.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33562
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library