Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Alhafiz
"Persaingan antar stasiun televisi di Indonesia semakin ketat. Dengan jumlah stasiun swasta yang bersiaran nasional sebanyak 10 stasiun, berakibat stasiun-stasiun tv berusaha mendapatkan iklan sebanyak-banyaknya, karena iklan merupakan penghasilan atau sumber hidup utama stasiun tv swasta di Indonesia.
Tuntutan iklan juga diikuti dengan tuntutan jumlah penonton yang besar atau ditunjukkan melalui rating. Karena itu program-program televisi selalu ditujukan untuk mendapatkan rating sebesar-besarnya.
TV7 merupakan stasiun televisi yang merupakan anak perusahaan dari Kelompok Kompas Gramedia. Kompas sebagai induk memiliki sejarah dan kultur yang khas, yang selalu berpihak pada masyarakat kecil dengan menunjukkan unsur-unsur human interest dalam tulisannya.
Program Peristiwa pertama kali dirancang untuk memotret masalah human interest, sehingga tak jauh dari gambaran yang dimiliki Kompas. Namun tuntutan rating, topik-topik human interest, dinilai kurang laku, sehingga dilakukan perubahan topik dan mengangkat tema seks sebagai jualan utama program.
Keberhasilan topik seks ini ditunjukkan dengan peningkatan rating dan peningkatan jumlah iklan yang diraih program Peristiwa. Ini ditunjukkan dengan tingginya rating topik seks dibanding topik Iainnya.
Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran bagaimana proses produksi isi media dalam program Peristiwa, bagaimana konsumsi khalayak dan faktor apa saja yang mempengaruhi isi media.
Pada penelitian, metode yang digunakan serta analisisnya bersifat kualitatif deskriptif, dengan studi kasus pada program Peristiwa di TV7.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, analisis isi media, analisis percakapan redaksi, analisis dokumen dan data AC Nielsen, dan focus group discussion.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis isi terhadap isi media, dimana tergambar apa yang disebut liputan seks dan non seks, serta keberhasilan topik seks mendapatkan rating cukup baik.
Sementara analisis wacana untuk memberikan gambaran yang lebih dalam bagaimana teks terbentuk. Analisis dilakukan selain melalui analisis teks, juga melalui analisis produksi isi media, analisis konsumsi khalayak dan analisis sosial budaya.
Program Perisitiwa setiap pekannya melakukan produksi isi media yang merupakan proses rutin yang terjadi hampir di semua media dengan memiliki karakteristik masing-masing. Produksi isi media dan pemilihan topik seks dipengaruhi oleh awak redaksi sendiri, dan yang paling berperan adalah produser program. Dalam analisis percakapan redaksi dan produksi naskah dan gambar tergambar wacana yang terjadi dalam pemilihan topik program. Secara tidak langsung wacana yang terjadi di redaksi juga dipengaruhi oleh tuntutan rating dan iklan, dimana seluruh awak dituntut membuat program yang berorientasi pada rating.
Program Peristiwa TV7 menggambarkan bagaimana redaksi harus tunduk pada selera pasar, dan mengabaikan idealisme saat program ini dibangun sebelumnya. Faktor tujuan organisasi mencapai keuntungan (iklan) sangat berperan dalam level individu (producer) untuk mengambil pilihan isi media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chitra Daruninten
"Media menggambarkan situasi atau peristiwa yang terjadi di masyarakat. Kebijakan pemerintah terhadap masyarakat sering ditampilkan media massa sebagai isi dari beritanya. Kartun editorial sebagai salah satu media komunikasi juga berperan layaknya ruang opini dalam mengkritik pemerintah. Kartun Sukribo mengenai kenalkan harga BBM adalah salah satu gambaran bagaimana kebijakan pemerintah ditampilkan dalam media massa. Komik tersebut kemudian memuncu1kan sebuah wacana.
Permasalahan yang muncul kemudian dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk konstruksi pemerintah mengenai kenaikan harga BBM dalam komik Sukribo? Bagaimana kritik terhadap pemerintah di dalam komik Sukribo mengenai kebijakan pemerintah tentang kenaikan ltarga BBM? Bagaimana jenis perlawanan terhadap pemerintah di daiam komik Sukribo bertema kenaikan harga BBM? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan konstruksi pemerintah dalam komik Sukribo. Lalu, menjelaskan kritikan terhadap pemerintah mengenai kenaikan harga BBM. Kemudian. mendeskripsikan jenis perlawanan terhadap pemerintah di dalam komik Sukribo mengenai kenaikan harga BBM.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kekuasaan pengetahuan dari Michel Foucault. Dan, kemudian dibantu dengan pemikiran Althusser mengenai media massa sebagai alat kekuasaan negara yang bekerja secara ideologis, dan Gramsci dalam ha1 media massa tidak bebas nilai sehingga dapat menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivis-kritis. Penelitian ini mengunakan analisis semiotik Roland Barthes. Analisis semiotik Barthes digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkap konotasi dan mitos pemerintah, sehingga terbongkar konstruksi pemerintah pada masa kenaikan harga BBM di dalam komik Sukribo.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa pemerintah dikonstruksikan sebagai pemerintahan yang otoriter, memiliki kekuasaan terhadap masyarakat bawah, bukan sebagai pengayom rakyat. Jenis perlawanan yang disampaikan adalah dalam bentuk ideologis dan dikaitkan dengan isu-isu yang terjadi sehari-hari di masyarakat. kekuasaan dalam komik Sukribo, yakni antar komikus dan media, komikus bergerak bebas, namun media sebagai kontrol. Namun kontrol tersebut bukan berarti tidak mau mengkritik pemerintah. Media ingin mengkritik pemerintah, tetapi dengan halus, sedangkan komikus ingin lebih terbuka.

Media depicts situation and events that happen in the society. Government policy towards its people often shown in mass media as the content in the news, Editorial cartoon as one of the communication media also acts as means of critizing the government. Sukribo's cartoons on the rise of gas price is one way of how the government policy shown in mass media. This comic creates a topic.
The problems that rise later in this research are what form of construction of the government on the rise of gas price in Sukribo's comic? How much criticism upon the government in Sukribo's comic in tenns of the rise of gas price? What types of argument laid upon the government found in Sukribo's comic regarding the rise of gas price ? The purpose of this research is to describe the government construction in Sukribo's comics_ Which then explains criticism against the government in regards of the rise of gas price. And finally, it discusses types of argument directed to the government found in Sukribo's comics in terms of the rise of gas price.
The theory used in this research is the theory of power/knowledge by Michel Foucault. And then supported by Althusser's thoughts on mass media as the nation's tool of power, and Gramsci's on mass media that unrestricted values so that it become a resistance tool against power.
This research used qualitative method with constructive-critical paradigm. This research also used semiotic analysis by Roland Barthes. His semiotic analysis is used in this research to uncover the hints and myths of the government, so that it unraveled the government construction in period of gas price hike found in Sukribo's comics.
From the analysis done, it is found that the government is constructed as the kind of authoritarian government, which has power for the lower-level people. The kind of argument laid into is in type of ideological and tied with issues that happen in every day life. The power of Sukribo's comics, which in between author and the media, flows freely but the media act like his control. Even though that the control has no itention to criticise the government. The media wants to criticise the government, but in more subtle way, while the author is more openly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T31998
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Wirayanti Widajanto
"Berbagai iklan mencoba menarik perhatian khalayak dalam keadaan "buyer's market" seperti sekarang ini Tetapi iklan gaya editorial justru dibuat "tersembunyi" Iklan ini dibuat mirip artikel majalah tidak menampilkan logo dan gambar produk sehingga tidak langsung terlihat bahwa itu adalah iklan ia mengandalkan keampuhan judul untuk menarik perhatian kha¬layak Kelemahan iklan gaya editorial adalah fehalayak tidak dapat mengetahui produk ana yang diiklankan sebelum membaca naskahnya Iklan ini memang lebih menuntut khalayak untuk membaca dibandingkan dengan iklan biasa (ad-style) Padahal hampir semua orang malas membaca, tidak hanya yang berpendidikan rendah "bahkan yang berpendidikan tinggi pun malas membaca.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah iklan gaya editorial efektif untuk menciptakan pengetahuan (memberikan informasi) mengenai produk kepada khalayak.
Penelitian dilakukan dengan metode survai menggunakan kuesioner Sampel adalah pelanggan majalah Kartini di Kebayoran Baru-Jakarta Selatan, berjumlah 100 orang dan dipilih secara accidental.
Dari penelitian di lapangan diperoleh hasil bahwa gambar produk merupakan unsur yang paling disukai responden dalam memperhatikan iklan-iklan produk kecantikan kulit. Padahal ciri khas iklan gaya editorial justru tidak menampilkan gambar produk yang diiklankan Dengan demikian elemen visual (gambar produk) merupakan bagian daya tarik iklan produk kecantikan kulit.
Iklan Oil of Ulan kurang efektif dalam menciptakan pengetahuan responden mengenai produk tersebut hanya 20% responden yang Berpengetahuan tinggi mengenai Oil of Ulan, 57% berpengetahuan rendah dan 23% tidak mendapat informasi (pengetahuan) dari iklan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S3789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Muara Padiatra
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai visualisasi kasus korupsi dalam wadah kartun
editorial, yang mengambil studi kasus harian Indonesia Raya pada masa awal Orde Baru
dengan rentang waktu pada tahun 1968 sampai dengan tahun 1974. Harian Indonesia
Raya sendiri adalah harian yang terbit pada dua masa periode, yakni pada masa
Demokrasi Terpimpin dan awal Orde Baru. Harian ini dipimpin oleh Mochtar Lubis dan
merupakan salah satu harian yang terbit kembali pada masa awal Orde Baru, selain
harian Pedoman dan Nusantara.
Dalam perjalanan sejarah pers pada masa awal Orde Baru, kartun editorial
mempunyai peranan penting sebagai media kontrol sosial politik, terutama dalam
fungsinya dalam menjadi semacam wahana refleksi ketika ketidakberasan sedang
terjadi, khususnya terhadap kasus-kasus korupsi yang terjadi pada masa awal Orde Baru
yang menggejala pada saat itu. Sebagai tajuk rencana dalam bentuk visual, kartun
editorial tentunya juga mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang
memuatnya.
Melalui penelitian ini dapat terlihat bagaimana perkembangan kartun editorial
yang dimuat harian Indonesia Raya dalam melakukan visualisasi terhadap kasus korupsi
pada masa awal Orde Baru sampai dengan Peristiwa Malari 1974 yang kemudian
menjadi akhir riwayat dari surat kabar tersebut. Melalui simbiosis yang ada, yakni
persepsi harian Indonesia Raya mengenai korupsi dalam kartun editorial yang dimuat,
sikap pemerintah Orde Baru pada saat itu, dan peristiwa Malari, kesemuanya merupakan
satuan benang merah yang pada akhirnya menjadi pembentuk interpretasi dari suatu
peristiwa yang ada di dalam sejarah tanah air.

ABSTRACT
This thesis intends to discuss the visualization of corruption cases through editorial cartoons receptacle, which is takes a case study Indonesia Raya daily in the early years of the New Order with the time range of 1968 to 1974. Daily Indonesia Raya itself is a daily newspaper published in the two time periods, ie, the Guided Democracy era and the beginning of the New Order. This Daily is being led by Mochtar Lubis and was one daily newspaper published back in the early days of the New Order, in addition to daily Pedoman and the Nusantara
In the history of the press in the early years of the New Order, editorial cartoons have an important role as a medium of social control politics, especially in its function of being a sort of means of reflection when the irregularities was happening, notably on cases of corruption that occurred in the early years of the New Order were implicated in at that time. As an editorial in the form of visual, editorial cartoons of course also reflect the policy and political line of the media on which it appears.
Through this research, it can be seen how the development of daily Indonesia Raya editorial cartoon published in the visualizing the corruption case in the early years of the New Order until the events Malari 1974 then be the end of the newspaper. Through the existing symbiosis, which is sense of daily Indonesia Raya on corruption in the editorial cartoon that was published, the attitude of the New Order government at the time, and events Malari, all of which are units of red thread that eventually became forming the interpretation of an event in the history of this country."
2016
T45705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsan Arvian
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pemetaan metafora pada teks politik dan hukum dalam Tajuk Rencana surat kabar “Kompas”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini mengaplikasi tiga teori dalam ranah linguistik, yakni semiotik, semantik kognitif dan analisis komponen dari Cruse (2004) dan analisis komponen Nida (1974)). Proses pertama, terbentuknya metafora dari sudut perubahan tanda bahasa. Kedua, dilanjutkan dengan konsep metafora menurut pandangan metafora kognitif. Pada tahapan ini ranah sumber metafora tubuh manusia dianalisis berdasarkan kelompoknya masing-masing. Kemudian, dilanjutkan dengan analisis makna untuk menemukan atom makna ranah sumber metafora dan kemudian dipetakan ke ranah target. Hasil analisis makna menunjukkan bahwa ranah-ranah sumber metafora tubuh manusia dari ungkapan metaforis bersifat konkret dan kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari para pemakai bahasa, seperti (i) ranah sumber kaki, (ii) ranah sumber lidah, (iii) ranah sumber wajah, (iv) ranah sumber tubuh, (v) ranah sumber dagu, (vi) ranah sumber mata, (vii) ranah sumber bibir, dan (viii) ranah sumber tangan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the mapping metaphor in political and law texts in Editorial of Kompas daily newspaper. This research is a qualitative method. Theory is used to analyze the data, I apply three theories in the linguistics field, namely the semiotics, cognitive semantics and componential analysis. The first, the forming process of the metaphor from the signs emergence point of view. Secondly, based on the concept of metaphor in the view of cognitive metaphor. At this stage the source domain of the metaphor of the human body is analyzed by each group into its kinds. And at last, the analysis of meaning to find the source of the atomic meaning of metaphor and then mapped to the target domain. The results of the analysis indicate that the meaning of the source domains of the human body metaphor metaphorical expression is concrete and is often encountered in the daily lives of the users of the language, namely the source domain (i) leg, (ii) tongue, (iii) face, (iv) body, (v) chin, (vi) eye, (vii) lips, and (viii) hand."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T36871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nurrani Putri
"Tesis ini membahas bagaimana dinamika dan perubahan yang terjadi pada kebijakan redaksional atau editorial TVRI setelah berubah statusnya menjadi Lembaga Penyiaran Publik terutama terkait dengan suatu kebijakan yang diambil pemerintah dan berdampak pada kepentingan masyarakat melalui pembingkaian isu Kenaikan Bahan Bakar Minyak pada Mei 2008 dan Kebijakan Konversi Minyak Tanah ke Gas pada masa pernerintahan SBY-JK. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa perubahan kebijakan editorial TVRI setelah berubah statusnya menjadi Lembaga Penyiaran Publik dalam hal pemberitaan. Dalam membingkai isu kenaikan BBM dan Konversi Minyak Tanah ke Gas, LPP TVRI cenderung ingin memberikan pemahaman melalui pemberitaannya kepada masyarakat bahwa kebijakan yang diambil pemerintah tersebut merupakan kebijakan yang rasional dan logis serta ditujukan guna kepentingan rakyat di masa mendatang.

The focus of this study is content and explain how is dynamic and changing occurs in editorial policy of TVRI after changing its status to Public Broadcasting Institution especially related to government policy and affected on public interest through issues framing rise of fuel prices on May 2008 and Conversion of Crude Oil to Liquid Petroleum Gas (LPG) in SBY-JK govemment. This research is qualitative with research paradigm constructivist. The research result appears there is several changes on editorial policy especially on news. To frame rise of fuel prices and Conversion of Crude Oil to Liquid Petroleum Gas (LPG), Public Broadcasting Institution TVRI tends to give understanding to society through its news that government policy is rational and logic policy, towards public interest in the next future."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33972
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dasman Djamaluddin
"Temuan kajian ini adalah bahwa Harlan Merdeka, salah satu surat kabar perjuangan, yang khusus berbicara mengenai politik dan lahir pada tanggal 1 Oktober 1945, sangat konsisten melaksanakan garis politiknya hingga pendirinya B.M.Diah meninggal dunia pada tanggal 10 Juni 1996.
Pada awal tahun 1950-an, muncul istilah Personal Journalism, sebuah corak jumalistik yang berkembang setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda. Istilah ini begitu lekat pads Harian Merdeka, sehingga nama Harlan Merdeka tidak dapat dilepaskan dari nama pendirinya B.M.Diah. Sebaliknya, nama B.M.Diah tidak dapat dilepaskan pula dari nama Harlan Merdeka yang didirikan dan dipimpinnya.
Yang menjadi ciri khas di Harian Merdeka adalah munculnya istilah personal journalism tidak didahului oleh subyektifitas B.M.Diah, tetapi lebih terkait dengan sikap B.M.Diah yang konsekuen melaksanakan garis politik yang telah digariskannya, baik dalam berita-berita, editorial, gagasan atau pikiran-pikiran di surat kabar yang dipimpinnya. Ini pula yang menjadi salah satu faktor mengapa Harian Merdeka mampu bertahan lama bila dibandingkan dengan surat kabar lain di masa perjuangan. Jika pada akhirnya muncul istilah Kerajaan B.M.Diah dan Keluarga Besar B.M.Diah, hal itu adalah aki.bat dari sikap konsekuennya tersebut.
Pada waktu itu, berdasarkan kenyataan di lapangan, hanya B.M.Diah yang mampu memahami ke arah mana surat kabarya berjalan. Inilah ciri khas dari Harian Merdeka yang tidak dapat ditemukan di surat kabar-surat kabar perjuangan semasanya. Bagi masyarakat pers, tentu bisa melihat kelebihan-kelebihan dan kelemahan kelemahan dari personal journalism yang diterapkan di Harian Merdeka sejak 1945-1996 tersebut. Kelebihan dan kelemahan ini sudah tentu dapat dijadikan masukan berharga bagi perkembangan pers Indonesia di masa mendatang.
Boleh jadi istilah personal journalism pada masa sekarang bisa saja muncul, baik di media cetak maupun elektronik, karena kelebihan-kelebihan seorang figur di dalam menata dan mengendalikan medianya tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Hanya personal journalism yang diterapkan sekarang sudah tentu berbeda dengan personal journalism yang berkembang di masa perjuangan. Untuk itu perlu diberi pemaknaan baru tentang istilah personal journalism

This study discovers that the Merdeka Daily, one of the newspapers of struggle, which especially speaks about politics and was established on 1 October 1945, was very consistent in implementing its political line until the founder B.M.Diah passed away on 10 June 1996.
In the early 1950s, a terminology Personal Journalism emerged a journalistic form, which developed after the transfer of sovereignty from the Dutch. This terminology sticks to the Merdeka Daily. Thereby, the name Harian Merdeka (Merdeka Daily) could not be separated from the founder B.M.Diah. Conversely the name B.M.Diah cold not be separated from the name Harian Merdeka, which he established and led.
But, what has become the special characteristics in the Merdeka Daily, was that the emergence of the personal journalism terminology was unpreceded by the subjectivity of B.M.Diah, but more related to the behaviour of B.M.Diah who consistently implemented the political line which he had outlined either in the news, in the editorials, in a concept or in his thoughts, in the newspaper he led. It was this, which became one of the factors why was the Merdeka Daily able to survive longer compared to other newspapers in the time of struggle. If eventually the term B.M.Diah Kingdom and B.M.Diah Extended Family, emerged, it was owing to his being consistent.
At that time only B.M.Diah who was capable of understanding in which direction is his newspaper going. This was special feature of the Merdeka Daily unlikely to be found in other newspapers of struggle in its period. The press community would have certainly observed the superiorities and weaknesses of personal journalism applied in the Merdeka Daily from 1945 to 1996. The superiority and the weakness could surely be made as invaluable input for the development of the future Indonesian press.
It is probable that the personal journalism terminology may emerge at the present time, either in the printed as well as electronic media, because the superiority of a figure in arranging and leading his media cannot be ignored. Only that the personal journalism applied nowadays of course differ from the personal journalism which developed during the time of struggle. Therefore, it needs to be given a new meaning regarding the personal journalism terminology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Afif
"Perkembangan dan kemajuan teknologi digital saat ini telah mengubah perilaku masyarakat dalam mengkomsumsi informasi. Masyarakat membutuhkan informasi yang cepat dan informatif melalui media yang semakin beragam bukan hanya pada bentuk koran cetak saja melainkan berkembang ke dalam bentuk digital dan mobile, seperti pada media online melalui internet, radio, PDA, mobile phone, TV digital maupun pesan singkat seperti SMS dan MMS. Penerbit koran tradisional dituntut untuk adaptif terhadap kemajuan teknologi informasi dan digital sehingga perlu melakukan transformasi konten dari monomedia menjadi multiple media content. Selain itu perlu juga melakukan konvergensi berita dengan menggabungkan kekuatan cetak, mobile dan internet untuk memberikan pelayanan informasi yang cepat dan beragam kepada pelanggannya. Sistem manajemen konten berbasis opensource bisa menjadi solusi di dalam mengembangkan sistem editorial yang mendukung penerbitan multi-channel dengan melakukan pemilihan teknologi yang tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan. Hasil dari kajian yang penulis lakukan adalah sebuah model perancangan sistem editorial yang mendukung multi-channel publishing dengan menggunakan sistem manajemen konten berbasis opensource.

The progress and development of current digital technology have changed public's behavior in acquiring information. The public needs prompt and useful information through varieties of media, which are not just limited to newspaper but also expand into digital and mobile forms. The later are online media through internet, radio, digital TV and even short/multimedia message services (SMS, MMS). Traditional newspaper publishers are required to adapt to IT and digital advancements. They need to transform their mono media contents into multiple media contents. Besides that, they also need to combine printing, mobile and internet capabilities to serve rapid and diverse information to deliver news to their customers. Content management system based on open-source can be a solution in developing editorial system that supports the multi-channel publishing. The appropriate technology is chosen by evaluating the requirements. Result of this research is a design model of editorial system to support multi-channel publishing by utilizing open-source-based content management systems."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Dwi Apriadi
"

Speak Project adalah salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa pelatihan (public academy) yang memiliki beberapa kelas program antara lain: public speaking, MC, digital marketing, broadcasting, dan jurnalistik. Speak Project bekerjama sama dengan beberapa fasilitator untuk menyediakan tempat pada pelatihan yang diselenggarakan. Speak Project memiliki tujuan untuk mengembangkan bisnis pelatihan sertifikasi dan memperluas minat masyarakat akan kemampuan yang dipaparkan melalui program-program kelas Speak Project. Dalam perkembangannya, Speak Project sudah mengembangkan bisnis ini hampir dua tahun. Masalah mendasar yang dialami oleh Speak Project sejauh ini adalah tidak pernah menyusun strategi mengenai kegiatan pemasaran sosial media secara organik melalui channel promotion Speak Project, Instagram. Dengan segala pertimbangan, maka tujuan dari business coaching ini adalah memberikan penyusunan strategi tentang organic Instagram marketing pada Speak Project melalui follower-reverse engineering, editorial content management, dan promote engagement. 


The Speak Project is a business that is engaged to the field of public services that has several program classes including public speaking, MC, digital marketing, broadcasting, and journalism. The Speak Project performs with several facilitators to provide space for the training held. The Speak Project aims to develop a certification training business and broaden the community's interest in capabilities that are presented through the Speak Project’s class programs. In their development, the Speak Project has been developing this business for almost two years. The fundamental problem experienced by the Speak Project so far is that never devised a strategy regarding social media marketing activities organically through the promotion channel from Speak Project, Instagram. With all these considerations, the purpose of this business coaching is to provide a strategy for organic Instagram marketing organizing on the Speak Project through follower-reverse engineering, editorial content management, and promoting engagement. 

"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggoro Prasetyo
"Artikel ini menitikberatkan kekritisan Oom Pasikom sebagai tokoh maskot buatan Kompas dalam menanggapi praktik korupsi yang menjangkiti Pertamina dalam rezim Orde Baru melalui visualisasi kartun editorial yang terinterpretasi dengan seksama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang bertumpu pada pelbagai sumber, seperti koran, penerbitan sumber, majalah, buku, hingga artikel jurnal yang dikonkretkan melalui pendekatan semiotika komunikasi sebagai alat bantu penulis dalam memahami makna yang tersirat dalam kartun editorial. Akhir kata, temuan dalam penelitian ini dapat menjawab beberapa hal. Kompas mempunyai strategi yang unik setelah insiden yang berdarah- darah pada Januari 1974 dengan melihat dan mempertahankan karakter yang dapat mengkritik sasaran dengan halus. Dalam hal ini, Oom Pasikom kerap menyindir pemerintah, tetapi dengan menggunakan gaya bahasa yang dalam artian dapat memahami problema berdasarkan konteks peristiwa. Alhasil, Oom Pasikom menjadi sosok figur yang semestinya representatif serta efektif. Biarpun demikian, Oom tetap dapat mempertahankan ketajamannya dalam menyindir pemerintah sebagaimana Indonesia Raya. Namun, kekritisan Oom ini pula yang menyebabkan Kompas harus menerima sanksi dengan konsekuen biarpun tidak bertahan lama.

This article will emphasize the power of storytelling and the criticality of Oom Pasikom as the mascot figure created by Kompas in responding to the corrupt practices that plagued Pertamina in the New Order regime through carefully interpreted editorial cartoon visualizations. The method used in this research is a historical research method that relies on various sources, such as newspapers, source publications, magazines, books, and journal articles which are concretized through a communication semiotics approach as a tool to help writers understand the meaning implied in editorial cartoons. Finally, the findings of this research can answer several things. Kompas had a unique strategy after the bloody incident in January 1974 by looking for and retaining characters who could gently criticize their targets. In this case, Oom Pasikom often satirizes the government but uses a language style that means he can understand the problem based on the context of the event. As a result, Oom Pasikom has become a figure who should be representative and effective and Oom can still maintain his sharpness in satirizing the government like Indonesia Raya. However, Oom 's criticality is also what causes Kompas to accept sanctions with consequences even though they don't last long."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library