Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Ica Widia Sari
"Penelitian ini berjudul `Kesepadanan Penerjemahan Kosakata Bermuatan Budaya dalam Novel Pulang karya Leila S. Chudori dan Terjemahannya Heimkehr nach Jakarta oleh Sabine Müller`. Di sini diteliti kesepadanan terjemahan kosakata bermuatan budaya dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif melalui studi pustaka. Kosakata bermuatan budaya tersebut dianalisis berdasarkan metode penerjemahan (Smith), teori pergeseran makna dalam terjemahan (Simatupang), dan kesepadanan dinamis (Nida dan Taber). Ditemukan sembilan kosakata bermuatan budaya dalam novel tersebut yang kemudian dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu: bahan makanan, tempat, dan benda. Dari penelitian tersebut ditemukan empat kosakata yang memiliki makna yang sepadan antara Tsu dan Tsa. Sedangkan satu kosakata tidak sepadan, dua kosakata kurang sepadan dan dua kosakatalainnya tidak bisa dikatakan sepadan atau tidak, karena memiliki makna yang berbeda yang disebabkan perbedaan latar belakang budaya.

The title of this research is The equivalence of Cultural Vocabulary Translation in the novel Pulang by Leila S. Chudori and the Heimkehr nach Jakarta (Sabine Müller). In this research, the author examined the equivalence of cultural vocabulary translations in Indonesian into German. The method used for this research is qualitative method through library research. The cultural vocabulary is analyzed based on the translation method (Smith), the theory of meaning in translation (Simatupang), and dynamic equivalence (Nida and Taber). It found nine cultural vocabulary in the novel that grouped into three categories, namely food (ingredients), places, and objects. From this research four vocabularies were found to have equivalent meanings between source texttarget language. Whereas the one vocabularies are not commensurate, two vocabularies are less equivalent and the two other vocabularies cannot be said to be equivalent or not, because they have different meanings based on differences in cultural backgrounds. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lu, Xuanyi
"Penelitian ini merupakan terjemahan beranotasi. Dalam penelitiannya, penulis ini menerjemahkan dua bab dari buku biografi Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia: dari Tjoe Bou San sampai Yap Thiam Hien dan menganotasi terjemahannya mengenai bagian yang penting dan dirasakan perlu. Tujuan penelitian umum adalah menghasilkan terjemahan yang berhasil dan berterima bagi pembaca bahasa sasaran. Tujuan penelitian khusus dapat dijabarkan: (1) menemukan metode yang tepat untuk menerjemahkan teks sumber ini; (2) menemukan teknik penerjemahan yang cocok dan memberikan alasan memilih padanan. Dalam menerjemahkan biografi itu, penulis ini menggunakan metode penerjemahan komunikatif (Newmark, 1988) dan menganggap teori kesepadaan dinamis dari Nida dan Taber (1982) sebagai prinsip utama. Anotasi menjelaskan berbagai unsur yang diklasifikasi dalam enam kelompok, yaitu kata bermuatan budaya, frasa yang diterjemahkan ke dalam bentuk idiom bahasa Tionghoa, nama diri, metafora, catatan kaki, dan kalimat. Menerjemahkan sebuah teks dengan baik bukan hanya memerlukan tingkat kemahiran bahasa yang tinggi tetapi juga pengetahuan yang luas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
907 PJKB 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Berliananda Aulia Citra
"Penelitian ini membahas kesepadanan penerjemahan tujuh teknik memasak bermuatan budaya dalam buku resep masakan Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Teknik memasak tersebut yaitu, “ungkep”, “ulen”, “sangrai”, “bakar”, “kukus”, “tumis”, dan “suwir”. Penelitian ini menggunakan teori metode penerjemahan menurut Smith (1989), strategi penerjemahan menurut Baker (1992), pergeseran bentuk dan makna menurut Simatupang (2000) dan teori kesepadanan dinamis menurut Nida dan Taber (1964). Hasil analisis menunjukan bahwa hanya empat terjemahan teknik memasak dinyatakan sepadan, yaitu “ulen”, “kukus”, “bakar” pada terjemahan variasi kedua, dan “tumis”. Hasil terjemahan teknik memasak yang dinyatakan kurang sepadan, yaitu “ungkep”, “sangrai”, “suwir”, “bakar” pada terjemahan variasi pertama, “bakar” pada terjemahan variasi ketiga, dan “bakar” pada terjemahan variasi keempat. Metode penerjemahan yang paling sering digunakan adalah metode equivalent term. Selain itu, strategi penerjemahan yang sering digunakan adalah strategi penerjemahan dengan menggunakan kata yang lebih umum. Hasil terjemahan tujuh teknik memasak tersebut juga menunjukkan pergeseran bentuk dan makna, di antaranya (1) pergeseran pada tataran semantik yaitu khusus ke umum dan umum ke khusus, (2) pada tataran sintaksis yaitu kata ke frasa, dan (3) perbedaan makna karena sudut pandang budaya.

This research discusses the equivalence of translating seven cooking techniques that contain cultural elements in Indonesian cookbooks into German. The cooking techniques are “ungkep”, “ulen”, “sangrai”, “bakar”, “kukus”, “tumis”, and “suwir”. This research uses the theory of translation methods by Smith (1989), translation strategies by Baker (1992), shifts in form and meaning by Simatupang (2000) and dynamic equivalence theory by Nida and Taber (1964). The results of the analysis show that only four translations of cooking techniques are considered equivalent, namely “ulen”, “kukus”, “bakar” at the translation of the second variation, and “tumis”. The results of the translation of cooking techniques that are declared less commensurate, namely “ungkep”, “sangrai”, “suwir” , “bakar” at the translation of the first variation, “bakar” at the translation of the third variation, and “bakar” at the translation of the fourth variation. The most frequently used translation method is the equivalent term method. In addition, the translation strategy that is often used is the translation strategy using more general words. The translation results of the 7 cooking techniques also show a shift in form and meaning, including (1) a shift at the semantic level, namely specific to general and general to specific, (2) at the syntactic level, namely words to phrases, and (3) differences in meaning due to cultural point of view."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library