Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Rubyanti
"Perkembangan teknologi pada permainan di ponsel pintar tidak hanya sekedar sebagai hiburan, namun juga membuat pengguna memiliki berbagai kebebasan untuk mengontrol jalan cerita dan terhubung dengan pengguna lain dalam dunia virtual tiga dimensi. Hal ini memudahkan pengguna untuk terhubung dengan individu lain tanpa batas dan waktu. Fasilitas ini membuat beberapa pengguna menjalin hubungan romantis virtual dengan lawan jenis, termasuk yang dilakukan oleh wanita. Penelitian ini menggunakan metode wawancara yang melaporkan bahwa wanita di Indonesia melakukan presentasi diri dengan dua cara. Pertama, eksplorasi melalui Avatar yang menjadi salah satu bentuk negosiasi dari kehidupan nyata dan bentuk ideal yang diinginkan. Kedua, ketika hubungan romantis dijalankan, wanita lebih berhati-hati dalam melakukan pengungkapan diri dan cenderung memberikan detail yang salah karena adanya pandangan bahwa mereka tidak sepenuhnya berbicara dengan diri lawan jenis yang sebenarnya. Sehingga mereka cenderung menjalin hubungan romantis yang bersifat fantasi yang mana adanya perbedaan karakter hubungan romantis ketika di dunia nyata dan dunia virtual.

Games technology developments in smartphones are not only for entertainment, but also give users the freedom to control the storyline and connect with other users in a three-dimensional virtual world. This makes users are easier to connect with other individuals without boundaries. They allows some users to establish virtual relationships with the opposite sex, which some women are doing it. This study use an interview method which reports that women in Indonesia doing self presentation in two ways. First, identity exploration Avatar which is a form of negotiation between real life and the desired ideal form. Second, when a romantic relationship is conducted, women are more careful in revealing themselves and tend to give the false information because the perception within that they are not fully talking to the real self. So they establish a romantic relationship that categorized as fantasy which there are some distinction between conducting romantic relationship the real world and the virtual world."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Gde Pratiwi Mayasari
"ABSTRAK
Ameba Pigg adalah media sosial Jepang berbentuk dunia virtual. Walaupun
diciptakan dengan basis budaya Jepang, terdapat orang-orang Indonesia yang tinggal
di dalamnya. Dengan adanya perbedaan budaya tersebut, penelitian ini mencoba
untuk memahami bagaimana identitas budaya yang ditunjukkan, bagaimana proses
terbentuknya dan hal-hal apa yang berkontribusi dalam proses tersebut. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif, dilakukan dengan metode etnografi virtual, didukung
wawancara mendalam terhadap tiga orang informan yang telah tinggal bertahuntahun
di Ameba Pigg, serta menggunakan teknik analisis tematik. Hasil dari
penelitian ini adalah terjadi hibriditas antara budaya Jepang dan Indonesia di dalam
identitas budaya para informan yang tersebut terbentuk melalui proses adaptasi
budaya. Dalam proses tersebut ada tiga hal yang paling berkontribusi: motivasi,
makna Ameba Pigg bagi informan, serta konsumsi budaya populer Jepang informan.

ABSTRACT
Ameba Pigg is a Japanese social media which takes form as a virtual world. Although
it was created within the basis of Japanese culture, there are Indonesian people who
live in it. With the cultural gap existed between them, this research aims to
understand the cultural identity shown by informants, the becoming process of the
identity, and things contributed in that process. This research is a qualitative research,
done by virtual ethnography and supported with in depth interview method towards
three informants who live in Ameba Pigg for years, also using thematic analysis
method. The result of this research is a finding of a hybridity between Japanese and
Indonesian culture in informants’ identity which is formed by a process of cultural
adaptation. In the process, there are three things contributed the most: motivation, the
meaning of Ameba Pigg for informants, and the consumption of Japanese popular
culture by informants."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library