Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Ratnasari
"Telah dilakukan analisis hasil pemeriksaan Renogram Ginjal di Instalasi Kedokteran Nuklir RSP-Pertamina pada 30 pasien menggunakan metode Cacahan Kamera Gamma dengan Tc-99m DTPA. Mekanisme ini bertujuan untuk mencari korelasi dari ERPF dengan GFR menggunakan analisis Schlegel pada ERPF, dan analisis Gates pada GFR, serta mencari faktor koreksi untuk kedua variabel tersebut. Dari proses pengolahan data menggunakan analisis statistik Pearson, didapatkan hasil dengan korelasi positif pada semua data, dengan nilai ERPF dan GFR (display) menunjukkan Strongly Positive Correlation (r = 0.82 dan nilai p < 0.05), dengan Deviasi Standar sebesar 27.58 dan 107.64 untuk GFR dan ERPF (display) secara berturut-turut.

Analysis of kidney renogram has been performed at Nuclear Medicine Unit RSP-Pertamina to thirty patient images acquired using gamma camera with counting method using Tc-99m DTPA. The purpose of this study was to find the correlation from ERPF with GFR using Schlegel analysis for ERPF, Gates analysis for GFR, as well as to find correction factor between both variables. Pearson?s statistical analysis resulted on Positive Correlation for all data, with ERPF and GFR (display) showing Strongly Positive Correlation (r = 0.82; p-value < 0.05). Standard deviation was found to be 27.58 and 107.64 for GFR and ERPF (display), respectively.
"
Depok: Unversitas Indonesia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2015
S59876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bettia M. Bermawi
"Untuk kepentingan klinik, pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah petanda paling penting dalam evaluasi fungsi ginjal pada penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Saat ini baku emas pemeriksaan LFG yang paling tepat adalah bersihan inulin tetapi tidak tersedia di Indonesia. Pemeriksaan yang setara dan tersedia di RSCM, adalah pemeriksaan renogram 99 Tc DTPA. Uji bersihan kreatinin yang dianggap mendekati nilai LFG banyak dipengaruhi kesalahan pengumpulan urin. Oleh karena itu untuk pelaksanaan rutin dipakai klasifikasi dan cara estimasi LFG menurut rumus bersihan kreatinin Cockroft & Gault yang direkomendasi oleh K/DOQI, dengan atau tanpa koreksi luas permukaan badan berdasarkan nilai kreatinin serum. Pemeriksaan kadar serum Cystatin C adalah parameter baru yang dikatakan lebih sensitif dibandingkan bersihan kreatinin Cockroft & Gault.
Tujuan penelitian adalah mendapatkan pemeriksaan penurunan fungsi ginjal yang lebih baik dibandingkan bersihan kreatinin. Jenis penelitian uji diagnostik. Tiga puluh orang kelompok PGK stage 1,2 dan 3 diperiksa untuk mendeteksi penurunan fungsi ginjal dini. Setiap subyek diperiksa kadar serum Cystatin C dengan cara imunonefelometri, kadar kreatinin serum dengan metode Jaffe kinetik, perhitungan estimasi LFG dengan bersihan kreatinin Cockroft & Gault modifikasi Coresh (CGC), dan 99TcDTPA renogram sebagai baku emas.
Hasil penelitian didapatkan hasil uji bersihan kreatinin CGC berada dalam rentang 39- 90 mL/menit/1,73m2 dengan median 72,1 mL/menit/1,73m2, hasil uji kadar Cystatin C serum 0,48 - 3.02 mg/L dengan median 0,81 mg/L dan rentang LFG DTPA 75 -126 Ml/menit/1,73m2 dengan median 118,0 mL/menit/1,73m2. Sensitifitas dan spesifisitas untuk uji Cystatin C adalah 100% dan 57,1% sedangkan untuk bersihan kreatinin CGC adalah 100% dan 38,5%, sehingga kedua uji dapat digunakan sebagai parameter penurunan fungsi ginjal. Berdasarkan hasil nilai-nilai spesifisitas, prediksi negatif, akurasi diagnostik dan Iuas daerah di bawah kurva ROC dari kadar Cystatin C lebih tinggi dari CGC, maka Cystatin C lebih tepat digunakan untuk penetapan adanya kerusakan ginjal dengan penurunan LFG.

For clinical purpose, glomerular filtration rate (GFR) is the most important marker for evaluation of kidney function in Chronic Kidney Disease (CKD). At present, the gold standard for accurate GFR assessment is inulin clearance which is not available in Indonesia. The alternative examination is renogram 99mTc DTPA. Creatinine clearance test which is assumed to be as close to the GFR value still have many error in urine collection. In clinical practice, GFR estimated from serum creatinine by Cockroft & Gault equation is recommended by KIDOQI and widely accepted as a simple measurement of GFR. Serum Cystatin C is a new parameter which is more sensitive than Cockroft & Gault creatinine clearance.
The aim of this study is to get a method to detect early renal dysfunction better than creatinine clearance. Type of study is diagnostic test. We assessed the serum Cystatin C to detect early renal dysfunction in 30 patients with GFR stage 1,2 and 3, classified by KJDOQI staging. Measurements of the following were performed in each subject: serum Cystatin C immunonephelometric assay, serum creatinine by Jaffe kinetic method, GFR estimated from serum creatinine by Cockroft & Gault equation modified by Coresh (CGC), and 99mTcDTPA renogram as gold standard.
Results were CGC ranged from 39 to 120 mUmin11.73m2, median 72.1 mL/min/1.73m2. serum Cystatin C ranged from 0.48 to 3.02 mg/L, median 0.81 mg/L and DTPA renogram ranged from 75 to 126 ML/min/1.73m2, median 118.0 mL/min/1.73m2. The sensitivity and specificity of cystatin C in detecting early CKO was calculated to be 100% and 57.1% respectively; compared to CGC were 100% and 38.5%, which allow the tests as a screening test and area under ROC curve of C. Based on the specificity and the negative predictive value, diagnostic accuracy values and area under ROC curve of Cystatin C were superior to CGC, Cystatin C is more reliable measure to determine early renal dysfunction with LFG decr.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T21252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library