Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kelly, Howard
London: Watts & Co., 1946
915.1 KEL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Paolini, Christopher
"Eragon, anak laki-laki berusia 15 tahun, tinggal bersama paman dan sepupunya di desa bernama Carvahall. Suatu hari ketika sedang berburu ia menemukan batu berwarna biru yang indah di hutan. Karena mengira benda itu berharga dan bisa dijual mahal, ia membawa pulang batu itu. Ternyata batu itu telur naga! Eragon diam-diam memelihara naga itu karena ia tahu pamannya tidak akan setuju. Dari pendongeng tua bernama Brom, Eragon belajar mengenai naga dan sejarah mereka. Brom ternyata bukan pendongeng biasa. Saat Eragon terbang bersama naganya yang dinamainya Saphira, pamannya dibunuh makhluk-makhluk Ra'zac. Eragon bertekad memburu para Ra'zac yang membunuh pamannya dan Brom berkeras ikut. Di perjalanan Brom mengajarkan cara bertarung dengan pedang dan ilmu sihir. Brom berkata Eragon adalah penerus klan para Penunggang Naga. Dahulu Penunggang Naga adalah semacam penjaga keamanan di negara Alagaesia, tempat Eragon tinggal. Seseorang yang menyaksikan telur naga menetas terpilih menjadi Penunggang. Naga di kisah ini adalah makhluk yang memiliki kekuatan supranatural dan dapat berkomunikasi dengan para Penunggang. Klan Penunggang Naga punah karena salah seorang berkhianat dan membujuk Penunggang-Penunggang lain mengikuti jejaknya. Sang pengkhianat bernama Galbatorix, yang sekarang menjadi raja Alagaesia. Ia memerintah dengan kejam, sehingga beberapa orang yang setia pada klan Penunggang memberontak dan membentuk kelompok Varden. Galbatorix memiliki 3 butir telur naga, yang ia tunggu bertahun-tahun untuk menetas di bawah kekuasaannya, sehingga 3 orang Penunggang baru akan menjadi anak buahnya. Sayangnya, salah satu telur berhasil dicuri para Varden (Brom!) dan ditemukan Eragon: Saphira. Selain ceritanya yang seru, di bagian belakang buku ini juga ada semacam Kamus Bahasa Kuno yang dipakai para Penunggang untuk mengucapkan mantra-mantra mereka. Bahasa itu merupakan dasar semua kekuatan. Bahasa Kuno menjabarkan sifat sejati benda-benda, bukan aspek buatan yang dilihat semua orang. Misalnya, api disebut brisingr. Itu bukan saja nama untuk api, tapi itulah nama api. Kalau penggunanya cukup kuat, ia bisa menggunakan brisingr untuk mengarahkan api ke wujud apa pun yang diinginkannya."
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2019
813.6 PAO e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arifah Auliyatul Muslimah
"Tulisan ini menganalisis gaya berbusana ikon mode Korea Selatan, G-Dragon, yang merupakan salah satu ikon mode netral-gender di Korea. Netral-gender dalam mode diartikan sebagai ekspresi penggunaan pakaian yang tidak dibatasi oleh gender tertentu. Di Korea, wacana netral-gender dalam dunia mode tidak hanya tentang mengenakan pakaian unisex, tetapi juga tentang pemakaian pakaian laki-laki oleh perempuan dan sebaliknya. G-Dragon adalah seorang laki-laki yang sering terlihat mengenakan atribut mode untuk perempuan seperti rok, topi berbulu, sepatu dan tas khusus wanita, baik dalam kesehariannya maupun dalam acara formal seperti konser, fanmeeting, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara G-Dragon mengekspresikan wacana netral gender melalui gaya berbusananya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penjabaran data analisis foto menggunakan teori retorika visual dan fotografi Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa G-Dragon melalui gaya berbusananya mengekspresikan wacana netral-gender dengan menyeimbangkan karakteristik mode laki-laki dan perempuan ke dalam satu tampilan. Karakteristik mode tersebut diwujudkan melalui ekspresi mode androgini, eklektisisme, sensual, dan keceriaan. Melalui tampilannya juga G-Dragon menyampaikan bahwa pria dapat menggunakan pakaian wanita dan hal itu merupakan salah satu cara mendukung kebebasan berekspresi.

This paper analyzes the style of South Korean fashion icon G-Dragon, who is one of the gender neutral fashion icons in Korea. Gender neutral in fashion is interpreted as an expression of the clothing use that is not limited by a particular gender.  In South Korea, gender neutral discourse in the fashion world is not only about wearing unisex clothing but also about men wearing women`s clothing and vice versa.  G-Dragon is a man who often seen wearing fashion attributes for women such as skirts, furry hats, shoes, and special bags for women, both in his daily life and in formal events such as concerts, fan-meeting, and others. This research paper aims to describe how G-Dragon expresses gender neutral discourse through his fashion style. This research used descriptive qualitative method with the explanation of photo analysis data using the visual and photography rhetoric theory by Barthes. The results showed that G-Dragon, through his fashion style expresses gender-neutral discourse by balancing the characteristics of male and female fashions into one appearance. The characteristics of these modes are manifested through the expression of androgynous, eclecticism, sensuality, and cheerful mode. Through his appearance G-Dragon also wanted to convey that men can wear women`s clothing and that is one way to support freedom of expression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yosepha Respati
"ABSTRAK
Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang disertai dengan catatan yang berisi tentang diskusi permasalahan penerjemahan serta solusinya. Anotasi tidak hanya membahas permasalahan pernerjemahan dari segi linguistik tetapi juga dari segi sosial-budaya. Tujuan terjemahan beranotasi adalah memberikan pertanggungjawaban padanan yang dipilih pada penerjemahan mandiri yang dilakukan oleh penerjemah.
Terjemahan anotasi ini akan membahas penerjemahan novel Under the Dragon: Travels in a Betrayed Land, karya Rory Maclean. Novel ini dipilih berdasarkan ketertarikan penerjemah pada cerita yang merupakan kisah nyata dan berisi kekayaan budaya. Metafora dan adegan percintaan dalam teks menjadi tantangan dalam menerjemahkan. Dalam menerjemahkan, penerjemah berusaha sedemikian rupa untuk mengalihkan pesan bukan bentuk. Metode yang digunakan dalam menerjemahkan adalah metode komunikatif. Metode ini dipilih dengan tujuan agar pesan tersampaikan dengan baik. Ada lima permasalahan utama yang dibahas dalam bagian anotasi: istilah asing, satuan ukuran, metafora, kalimat dan ungkapan. Beberapa teknik penerjemahan diterapkan untuk mengatasi permasalahan pemadanan.
Dari analisis dapat disimpulkan bahwa penerjemahan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak ada bahasa dan kebudayaan yang sama persis. Namun, penerjemahan bukanlah hal yang mustahil. Penerjemah harus menggali berbagai informasi dan mendapatkan ide kreatif dalam menemukan solusi berbagai permasalah penerjemahan yang is hadapi.

ABSTRACT
Annotated translation is a translation with annotation on discussion of problems in translation and their solutions. Not only problems in linguistics but also in socio-cultural are discussed in the annotation. The purpose of this annotated translation is to provide responsibility of the equivalent words chosen for the independent translation done.
This annotated translation will discuss the translation of novel: Under The Dragon: Travels in a Betrayed Land, by Rory Maclean. The reason in choosing this novel is derived from the translator's interest in a story based on reality and culture heritage. Metaphors and the love scenes challenge the translator to render than. When translating, the translator gives such effort to transfer meaning. The method used in the translation is communicative. The purpose of using this method is to convey the message in the text well. There are five problems discussed in the annotation: metaphors, foreign words, measurement, sentences and expression.
From the analysis, it is concluded that translation is not a simple work because there are no languages and cultures that are similar in this world. However, translating is not impossible, there are- a lot of methods and techniques that can be chosen when translating. Translator should also dig as much information as possible and be creative to find solution of the problems he/she faces in translating the source text.
"
2007
T19056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhelman
"Dalam Tesis ini telah dianalisa hasil evaluasi kinerja protokol Open Shortest Path First-Traffic Engineering pada Virtual Label Switching Router (VLSR) berbasis DRAGON. Penelitian ini meliputi script konfigurasi, pengujian konektifitas, hasil dari Label Switch Path (LSP) yang dibuat dan Explicit Routing Object (ERO). Implementasinya menggunakan Virtual Network Experiment ( VNE), konfigurasi dan alat dari Proyek DRAGON. Untuk membuat script konfigurasi jaringan menggunakan Extended Mark Language (XML), berdasarkan skenario yang akan dilakukan. Selanjutnya script tersebut dijalankan pada VNE. Kemudian data hasil eksekusi digunakan untuk evaluasi. Analisis menggunakan data hasil pengujian yang meliputi evaluasi konfigurasi jaringan. Hasil evaluasi menunjukan bahwa kinerja protokol OSPF-TE tidak terpengaruh oleh kondisi link yang sedang aktif. Jumlah hop yang dapat dihitung RCE adalah 35 hop, jumlah maksimum end sytems yang dapat diinstalasi pada router adalah 15 end system. Juga ditemukan bahwa jalur tersingkat yang ditentukan bersifat dua arah. Hasil pengujian Network Aware Resource Broker (NARB) menunjukan bahwa jumlah Trafic Engineering (TE) link dalam bentuk Explicit Routing Object (ERO) adalah dua kali jumlah hop.

In this work, we analized the performance evaluation result of the routing protocol Open Shortest Path First-Traffic Engineering (OSPF-TE) on Virtual Label Switch Router (VLSR) based on DRAGON. This involves configuration scripting, connection testing, Label Switching Path (LSP) result, Explicit Route Object (ERO). The implementation using Virtual Network Experiment (VNE). Topology uses the configuration and tools from on the DRAGON Project. The script of Network configuration is created by using XML based on scenario will do, subsequently those script is executed by using the VNE. We can collect data for evaluation. The analysis using data from network the testing involve network configuration evaluation. The evaluation result indicate that protocol performance of OSPF-TE not influenced active link condition. The numbers of hop in the network which can computed by RCA is 35 hops. We also found that the maximum number of end systems which can installed on VLSR is 15 end systems. We found that the shortest path are bidirectional. The Network Aware Resource Broker (NARB) testing result show that the total numbers of TE links in the form of Explicit Routing Object (ERO) is twice the number of the hop."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27531
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meisyandra Faiza Kinan
"Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) menghasilkan produk samping fly ash yang dapat mencemari lingkungan. Meskipun demikian, limbah fly ash di Indonesia memenuhi baku mutu uji TCLP, menunjukan bahwa fly ashPLTSa dapat dimanfaatkan. Pada penelitian ini, akan ditampilkan bagaimana fly ash dari PLTSa dimanfaatkan sebagai adsorben dalam menyisihkan Metilen biru. Modifikasi dilakukan dengan mencampurkan karbon aktif biosorben yaitu kulit buah naga dalam bentuk karbon aktif serta aktivasi secara kimia menggunakan KOH sebagai adsorben komposit. Eksperimen mengungkapkan bahwa campuran fly ash dan karbon aktif kulit buah naga teraktivasi KOH dapat menyisihkan Metilen biru. Penggabungan fly ash dan karbon aktif kulit buah naga yang teraktivasi KOH (DFP-FA KOH) dapat menyisihkan Metilen biru dengan perbandingan berat 1:10. Melalui studi parametrik, didapatkan kondisi optimum adsorpsi yaitu konsentrasi Metilen biru sebesar 50 mg/L dan dosis adsorben DFP-FA KOH sebesar 2 g/L pada kondisi suhu dan pH natural. Efisiensi penyisihan (%) tertinggi didapatkan sebesar 87,38% dengan kapasitas adsorpsi eksperimen (qe) sebesar 28,3 mg/g. Adsorpsi termasuk ke dalam model isoterm Temkin dengan besar konstanta B yaitu 14,394 dan konstanta isoterm (At) sebesar 1,067 L/g. Adsorpsi juga digambarkan dengan model kinetika Pseudo-second-order (PSO) dengan laju adsorpsi (k2) sebesar 0,0017/min dan kapasitas maksimum kalkulasi (qe cal) sebesar 48,27 mg/g. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik awal dalam mengkaji kemampuan fly ash, kulit buah naga, dan campurannya sebagai adsorben yang mampu diterapkan pada pengolahan air limbah.

Waste-to-Energy Power Plants (PLTSa) produce a byproduct called fly ash that can pollute the environment. Nevertheless, fly ash in Indonesia meets TCLP quality standards, indicating potential for utilization. This study demonstrates how fly ash from PLTSa is used as an adsorbent to remove Methylene Blue. Modification involves blending biosorbent activated carbon, namely dragon fruit peel in activated carbon form, chemically activated using KOH as a composite adsorbent. Experiments reveal that a mixture of fly ash and KOH-activated carbon from dragon fruit peel can effectively remove Methylene Blue. The combination of fly ash and KOH-activated carbon from dragon fruit peel (DFP-FA KOH) can remove Methylene Blue at a weight ratio of 1:10. Through parametric studies, optimal adsorption conditions were found: Methylene Blue concentration of 50 mg/L and DFP-FA KOH adsorbent dose of 2 g/L at natural temperature and pH conditions. The highest removal efficiency (%) achieved was 87.38%, with experimental adsorption capacity (qe) of 28.3 mg/g. Adsorption fits the Temkin isotherm model with a constant B of 14.394 and isotherm constant (At) of 1.067 L/g. Adsorption is also described by the Pseudo-second-order kinetic model with an adsorption rate (k2) of 0.0017/min and calculated maximum capacity (qe cal) of 48.27 mg/g. This research is expected to serve as a starting point in exploring the potential of fly ash, dragon fruit peel, and their combination as adsorbents applicable to wastewater treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Akbar
"ABSTRACT
Archaeological remains can be used as data to reconstruct the culture of the past. At the top of Mount Tilu, Kuningan, stands a menhir decorated with reliefs. The indigenous community which once cared for this site has long vanished. This paper is the result of a research applying archaeological method and semiotic interpretation to reconstruct the life of this long-dead indigenous community. The reliefs on the menhir tell of the beliefs of this ancient which venerated the dragon. They considered this creature as the beginning of life on the earth. This dragon is different from its counterparts known in other parts of the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Sekarzeta
"Seiring dengan perkembangan budaya populer yang menyuarakan kesetaraan gender, Disney merilis dua film berjudul Mulan (2020) dan Raya and the Last Dragon (2021) yang menampilkan dua wanita kuat sebagai pemeran utama. Seperti diinformasikan di atas, dalam abstrak bahasa Indonesia, tujuan dari penulisan artikel adalah menelusuri bagaimana patriarki dan kesetaraan gender dapat mengakibatkan dua hubungan yang berbeda antara perempuan. Penelitian kualitatif ini akan menggunakan dua konsep: sisterhood (solidaritas antara perempuan untuk menghentikan seksisme) dan persaingan (hubungan kompetitif antara perempuan). Penelitian ini akan berfokus pada aspek visual, dialog, alur cerita, dan perkembangan hubungan antara perempuan pada film Mulan (2020) dan Raya and the Last Dragon (2021). Kedua film ini berbeda jika dibandingkan dengan film-film Disney lainnya dimana para wanita yang berkarakter baik akan membantu satu sama lain, dan antagonis akan selalu bertingkah jahat dari awal hingga akhir cerita. Selain itu, hubungan antara perempuan pada kedua film ini lebih rumit dibandingkan dengan hubungan yang biasa digambarkan oleh film Disney lainnya. Karakter protagonis dan antagonis diilustrasikan sebagai sosok yang mempunyai sisi baik dan buruknya masing-masing. Dalam kedua film ini, hubungan antara perempuan juga memiliki proses yang signifikan. Penulis menarik kesimpulan bahwa patriarki akan mendorong solidaritas antara Mulan dan Xianniang dari film Mulan (2020). Namun ketika kesetaraan gender muncul, para pemimpin perempuan, yang terikat pada kolektif dan komunitas mereka, akan saling bersaing seperti yang digambarkan oleh Raya dan Namaari dari film Raya and the Last Dragon (2021).

Following the mainstreaming of gender equality, Disney recently released two films titled Mulan (2020) and Raya and the Last Dragon (2021) that portray influential ladies as the main characters. This study investigates how the patriarchal society in Mulan and gender equality in Raya and The Last Dragon will result in different relations between women. Focusing on the relationships between protagonist and antagonist in Mulan and Raya and the Last Dragon, the author examines two dynamic connections influenced by the patriarchal system and gender equality. Disney breaks the traditional stereotypes of villains by depicting three-dimensional antagonists. In Mulan, even though Xianniang is introduced as the antagonist, the relationship between her and Mulan evolves positively as they fight against male oppression. However, Princess Namaari starts a friendly yet deceitful connection, leading to competition with another leader named Princess Raya in Raya and the Last Dragon. This qualitative research will use the concept of sisterhood and rivalry to analyze the connections between women, focusing on visual elements, dialogues, plot, and the development of the relationships in Mulan and Raya and the Last Dragon. The writer contends that Disney shows different perceptions regarding relationships between women. Based on these two films, the women in Mulan build sisterhood to gain gender emancipation, whereas when gender equality is achieved in Raya and the Last Dragon, the rivalry between women leaders, who are attached with their collective, appears."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia J. M. T. Winaktu
"ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan yang berupa karbohidrat serta cairan dan elektrolit terhadap perubahan kemampuan fisik atlet.
Tempat Pelatnas Dayung, Jatiluhur, Purwakarta
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Perahu tradisional/perahu naga merupakan salah satu jenis olahraga yang sudah membawa harum nama bangsa Indonesia. Kemampuan fisik atlet yang prima dapat menunjang peningkatan prestasi, tetapi jika pertandingan dilakukan berulang-ulang dan dalam waktu yang relatif singkat maka prestasi tersebut akan menurun, oleh sebab itu dianjurkan memberikan makanan tambahan untuk mengurangi penurunan prestasi tersebut. Olahraga dayung (perahu tradisional/perahu naga) merupakan olahraga kombinasi antara ketahanan fisik (endurance) dan kekuatan serta kecepatan (power), maka sangat membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan yang berupa karbohidrat, cairan dan elektrolit terhadap perubahan kemampuan fisik. Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimental pre- dan pasca- tes dengan menggunakan subjek yang sama sebagai kontrol dan perlakuan. Tes kemampuan fisik dilakukan di darat (tes dragon eigotneter dan tes lari metode Balke) dan di air (tes louring), pada saat perlakuan diberikan makanan tambahan (apel dan atau pisang) serta minuman karbohidrat dan elektrolit dengan jumlah asupan energi antara 404,18 - 415,19 Kkal sedangkan asupan karbohidrat antara 97,13 - 103,65 g.
Hasil : Asupan karbohidrat sebelum perlakuan 59,7 % sedangkan sesudah perlakuan 61,4 %. Kadar ureum darah sesudah perlakuan (27,96 mgldL) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (36,91 mg/dL), hingga juga kadar CK darah sesudah perlakuan (55,55 mg/L) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (64,23 mg/L). Kadar hematokrit sesudah perlakuan (45,32 vol %) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (46,50 vol %), begitu juga kadar Na darah sesudah perlakuan (142,23 mg/L) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (145.50 mg/L), sedangkan kadar K darah sesudah perlakuan (4,35 mg/L) lebih tinggi daripada sebelum perlakuan (3,93 mg/L). Perubahan berat badan sesudah perlakuan (0,02 kg), lebih sedikit daripada sebelumnya (0,50 kg) dan dengan uji staristik didapatkan perbedaan yang bermakna (p = 0,013). Dari hasil tes kemampuan fisik di darat maupun di air ternyata dengan pemberian makanan tambahan kecepatan awal dan akhir sesudah perlakuan lebih cepat daripada sebelum perlakuan, begitu juga waktu tempuh awal dan akhir sesudah perlakuan sesudah perlakuan lebih singkat daripada sebelum perlakuan.
Kesimpulan : Pengaruh pemberian makanan tambahan dalam bentuk karbohidrat serta cairan dan elektrolit sangat berpengaruh terhadap simpanan karbohidrat mot, pencegahan dehidrasi. pencegahan penurunan prestasi pada pertandingan yang dilakukan berulang-ulang dan dalam waktu singkat serta dapat memenuhi kebumhan nutrisi makanan utama.

ABSTRACT
objective
To identify the effects of carbohydrate, fluid and electrolyte of supplementary feeding on the performance of athletes. Jatiluhur National Training Center for Dragon boat, Purwakata.
Methods Dragon boat is one of the branches of sport, which has brought fame to Indonesia internationally. Athletes' physical performance very much enhances their sport performance. Taking part in races repeatedly, particularly in a short span of time will decrease their performance. However. Supplementary food can tackle this problem. Dragon boat is a sport which requires the combination of endurance and power. Therefore it demands carbohydrate as the main source of energy. The purpose of this research is to identify the effects of supplementary foods, either food or drink, such as carbohydrate, fluid and electrolyte on the physical changes of the athletes. It is a pre- and post-experimental test, using the control group as the same subjects as the treatment group. The physical performance test was conducted in land (dragon ergometer and running test of Balke Method), and on water (touring test). During those tests. administration of apples and 1 or bananas as supplementary food and sports drink containing carbohydrate, fluid and electrolyte were given
The energy intake ranged from 404,18 to 415,19 Kcal. The intake for carbohydrate was between 97.13 to 103,65 g.
Results : Carbohydrate intake before treatment was 59,7 % and after treatment was 61,4 %. Blood ureum level after treatment (27,96 mg/dL) was lower than before treatment (36,91 mg/dL). Blood creatine kinase level after treatment (55,55 mg/dL) was lower than before treatment (64,23 mg/dL). Hematocrite after treatment (45,32 vol %) was lower than before treatment (46,50 vol %). Sodium level after treatment (142,23 mg/L) was lower than before treatment (145,50 mg/L.). Potassium level after treatment (4,35 mg/L) was higher than before treatment (3,93 mg/dL). Changes of weight also accrued after treatment (0,02 kg), a little lower than before treatment (0,50 kg). By means of statistical test was found that the statistical significance was p = 0,013. The results of the physical performance test in land and on water have shown that supplementary feeding enhances the speed at the beginning and end of treatment than before the treatment. Also, the time distance needed at the beginning and the end of the races was shorter than before treatment.
Conclusions : Supplementary feeding in the form of carbohydrate, fluid and electrolyte has great influences on the storage of muscle carbohydrates, dehydration prevention, in the races which are carried out repeatedly in a short span of time. It can meet the nutrient requirement adequacy of main dish as well.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiantiono
"Konflik manusia-satwa liar merupakan salah satu tantangan terbesar dalam upaya konservasi. Konflik manusia-biawak komodo telah dilaporkan, tetapi belum terdapat data ilmiah yang komprehensif mengenai konflik yang terjadi. Penelitian dilakukan di Desa Komodo, Taman Nasional Komodo, pada bulan Maret 2014 untuk melihat distribusi konflik manusia-biawak komodo di berbagai tipe habitat (hutan, kebun, desa, dan savana). Sebanyak 150 responden telah diwawancarai dan lokasi konflik manusia-biawak komodo yang telah dilaporkan dicatat titik koordinatnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 405 serangan terhadap hewan ternak, 6 serangan terhadap manusia, dan 154 kejadian pengusiran terhadap biawak komodo berdasarkan pengalaman responden. Konflik manusia biawak komodo terjadi di empat tipe habitat dengan jumlah konflik terbesar terjadi di tipe habitat desa dan savana. Konflik terdistribusi di sepanjang perbatasan tipe habitat desa dan savana. Pola distribusi didukung oleh nilai rerata jarak antara lokasi konflik dan perbatasan habitat (serangan terhadap hewan ternak dan pengusiran) di desa dan savanna yang lebih kecil dibandingkan di hutan dan kebun (Uji Kruskal-Wallis, p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). Terdapat korelasi positif di antara jumlah keberadaan biawak komodo dengan jumlah kejadian pengusiran biawak komodo (Uji korelasi Pearson, p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). Empat area pusat konflik telah berhasil diidentifikasi melalui penggabungan peta distribusi konflik. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan konflik untuk mengurangi konflik manusia-biawak komodo ke depannya.

Human-wildlife conflict has become one of the biggest challenges in conservation. Human-komodo dragon conflict has been reported, but no scientific publication has yet available. A research on the distribution and spatial pattern of humankomodo dragon conflict were conducted in Komodo village of Komodo National Park, Southeastern of Indonesia. Interview to 150 respondents were conducted and the coordinate of human-komodo dragon conflict locations were recorded. Based on the interview, 150 respondents reported that 405 livestock predations, 6 komodo attacks on human, and 154 Komodo expulsions by human occurred in the village. Human-komodo dragon conflicts were distributed across four habitat types,where most of the conflicts occured along the boundary between village and savannah. The mean distance between conflicts (livestock predation and komodo dragon expulsion) and habitat boundary were significantly lower in village and savannah compared to forest and plantation (Kruskal-Wallis rank sum test, pcalue < p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). There was a significant correlation between the intensity of komodo dragon occurence and komodo dragon expulsion conflict (Pearson correlation test, p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). Four conflict hotpots were identified by overlapping conflict distribution maps. The study recommended conflict mitigation and management program to reduce humankomodo dragon conflicts in the future.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>