Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Ahmad Muhdlor
"Hipospadia merupakan kelainan kongenital dimana muara uretra anak tidak berada di ujung penis. Hipospadia dapat dikoreksi dengan operasi. Perawatan paska bedah hipospadia menimbulkan nyeri pada anak. Salah satu intervensi untuk mengurangi nyeri menggunakan tehnik distraksi dengan bermain dan bercerita. Teknik distraksi bermain dan bercerita merupakan salah satu penalaksanaan nyeri non farmakologis. Tindakan perawatan luka pasca operasi pada An. M menimbulkan nyeri pada anak sehingga perlu dilakukan penanganan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Hasil dari penerapan tehnik distraksi bermain dan bercerita ini selama 3 hari terbukti efektif menurunkan skala nyeri dari 6 menjadi 3 dengan menggunakan skala FLACC.
Hypospadias is a congenital defect in which the child s urethral opening is not located at the tip of the penis. Hypospadias can be repaired by surgery. Post operative treatment of hypospadias causes pain in children. One of the interventions in reducing pain is by using distraction technique through playing games and telling stories. Distraction technique of playing and story telling is one of non pharmacological pain management. Postoperative wound care on An M causes pain therefore a nursing care is necessary needed to reduce the pain. Results showed that 3 days application of playing and storytelling was effective to reduce the pain scale from 6 to 3 measured by using FLACC scale."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"
ABSTRAKTeknik Distraksi: Bercerita Menurunkan Nyeri Pada Anak Usia Pra Sekolah Selama Penggunaan Infus. Rasa sakit seringkali dikaitkan dengan salah satu prosedur rumah sakit yakni pemasangan infus. Reaksi anak prasekolah yang dipasang infus menunjukkan ketakutan yang luar biasa, hal itu disebabkan karena konsep integritas tubuhnya belum berkembang dengan baik. Salah satu cara untuk mengurangi ketakutan akibat nyeri pemasangan infus pada prasekolah adalah teknik distraksi bercerita. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan skala nyeri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasy eksperimen, yang menggunakan kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan terhadap 46 responden usia prasekolah (3-6 tahun) yang terdiri dari 34 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol dari bulan September-Desember 2017 di salah satu Rumah Sakit Swasta di wilayah Bekasi Timur. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner data demografi dan lembar observasi skala nyeri Wong Baker Faces Pain. Teknik analisis data menggunakan Uji Independent T test.Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan respon nyeri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p= 0,012 (< 0.05). Perawat anak sebaiknya menggunakan metode bercerita sebagai sarana asuhan keperawatan atraumatik.
ABSTRACTHospital procedures, such as infusions, are often associated with pain. Preschool-aged children who are hospitalized for infusions will often exhibit a strong fearful response because their concept of body integrity has not fully developed. One way to reduce the fear of infusion pain is by using stories as a distraction technique. The purpose of this study was to identify differences in the scale of pain between members of an intervention group, to which the distraction technique was applied, and a control group, to which it was not applied. The study used quasi-experimental methods, with intervention and control groups. The study was conducted on 46 preschool aged respondents (3-6 years old), divided into a 34 member intervention group and a 12 member control group and ran from September to December 2017 in one of the private hospitals in the East Bekasi. The research employed a questionnaire to collect demographic data and used the Wong-Baker Faces Pain Scale to assess pain levels. The data analysis technique used was the independent t-test. The results showed there was a difference of pain response between the intervention and control groups with P value < 0.05. Pediatric nurses are advised to use storytelling therapy as an option for providing atraumatic care intervention."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:1 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Ghina Ilmi Romana Putri
"Kanker masih menjadi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat. Kanker merupakan penyebab ke dua kematian utama setelah penyakit jantung di dunia. Salah satu kanker ganas karsinoma nasofaring KNF merupakan jenis kanker ke empat terbanyak di Indonesia. Massa yang mendesak jaringan sekitar akan menyebabkan rasa nyeri bagi pasien yang mengalami penyakit kanker. Karya ilmiah akhir ini bertujuan menganalisis praktik asuhan keperawatan pada anak dengan KNF yang mengalami nyeri kronik. Evaluasi hasil intervensi yang dilakukan didapatkan data bahwa masalah nyeri kronik, kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko perdarahan teratasi sebagian. Tindakan teknik distraksi berupa permainan games dan penatalaksaan nyeri menggunakan farmakologi mampu mengurangi skala Children rsquo;s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale CHEOPS dengan KNF.
Cancer is still a frightening disease for people. Cancer is the second leading cause of death after heart disease in the world. One of the most severe cancers of nasopharyngeal carcinoma KNF is the fourth most common cancer in Indonesia. The urgent mass of surrounding tissue will cause pain for patients with cancer. This final paper aims to analyze the practice of nursing care in children with KNF who experience chronic pain. Evaluation of intervention result done got data that problem of chronic pain, lack of nutrition less than requirement of body, risk of bleeding partially resolved. The technique of distraction such as playing games and pain management using pharmacology can reduce the scale Children rsquo s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale CHEOPS with KNF. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
hapus4
"Latar belakang penelitian didorong adanya kecemasan yang signifikan secara klinis pada saat anak mendapatkan pananganan di IGD rumah sakit. Seiring perkembangan jaman, berbagai inovasi dikembangkan untuk mengurangi rasa cemas dan nyeri anak saat di IGD. Tindakan invasif penusukan vena dikenal sebagai salah satu prosedur yang paling sering dilakukan dan paling ditakuti, menyedihkan dan menyakitkan bagi anak.
Tujuan penelitian untuk mengetahui dampak teknik distraksi virtual reality dalam mengatasi perilaku cemas dan nyeri terhadap prosedur penusukan vena pada anak di Zona Kuning IGD.
Metode penelitian yang menggunakan quasi experiment two group pretest-posttest with control group design dengan pengambilan sampel secara purposive sampling sebanyak 42 responden
Hasil penelitian menunjukkan usia didominasi dari anak usia sekolah usia sekolah (66,7%) dan remaja (47,6%) pada kelompok kontrol pada laki-laki dan responden sudah memiliki pengalaman penusukan vena. Kelompok eksperimen menunjukkan adanya penurunan perilaku cemas dan nyeri (p-value <0,001) dibandingkan kelompok kontrol; teknik distraksi virtual reality dampak dalam menurunkan perilaku cemas dan nyeri saat prosedur penusukan vena (
p-value <0,001) dan nyeri anak usia sekolah mengalami penurunan rasa nyeri 4,958 kali dibandingkan anak usia pra sekolah saat prosedur penusukan vena. Disarankan teknik distraksi ini diberikan pada anak usia remaja pada anak perempuan yang telah memiliki pengalaman penusukan vena yang mengalami perilaku sangat cemas dan sangat merasakan nyeri. Kesimpulan. Pemberian teknik distraksi virtual reality terbukti efektif dapat menurunkan perilaku cemas dan nyeri pada anak saat prosedur penusukan vena sehingga menjadi strategi manajemen nyeri akut yang efektif untuk anak-anak selama prosedur medis dari teknik distraksi lainnya.
Background of the study was driven by clinically significant anxiety when children received treatment in the hospital emergency room. Along with the times, various innovations were developed to reduce children's anxiety and pain while in the ER. Invasive venipuncture is known as one of the most frequently performed and most feared, distressing, and painful procedures for children. Objective of the study was to determine the impact of virtual reality distraction techniques in overcoming anxiety and pain behavior on venous puncture procedures in children in the Yellow Zone of the Emergency Room. Method uses a quasi-experimental two-group pretest-posttest with a control group design with purposive sampling of 42 respondents. Results showed that the predominant age of school-age children (66.7%) and adolescents (47.6%) in the control group were boys and respondents had experienced venipuncture. The experimental group showed a decrease in anxiety and pain behavior (p-value <0.001) compared to the control group; The impact of virtual reality distraction techniques on reducing anxiety and pain behavior during the venipuncture procedure (p-value <0.001) and pain in school-age children experienced a 4,958-fold decrease in pain compared to pre-school age children during the venipuncture procedure. It is recommended that this distraction technique be given to adolescent girls who have had a venipuncture experience and are very anxious and feel very pain. Conclusion. The provision of virtual reality distraction techniques is proven to be effective in reducing anxiety and pain behavior in children during venipuncture procedures so that it becomes an effective acute pain management strategy for children during medical procedures from other distraction techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library