Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Achmad Fauzi
"Penggunaan distilasi reaktif pada produksi biodiesel melalui proses esterifikasi asam oleat dengan alkohol mampu mengatasi kendala reaksi keseimbangan terbatas yang terjadi pada unit yang terpisah antara reaktor dan kolom distilasi. Proses ini memerlukan struktur pengendalian (control strukture, CS) yang tepat agar tujuan optimalisasi produksi tersebut dapat tercapai. Struktur tersebut menggunakan pengendali proportional-integral (PI) dengan metode penyetelan auto tuning. Disain sistem pengendalian proses pada distilasi reaktif ini meliputi empat pengendali laju alir (laju alir asam oleat, metanol, distilat dan bottom), dua pengendali level (level condenser dan reboiler), satu pengendali tekanan (tekanan top-stage) dan satu pengendali suhu (suhu talam-12). Sebagai ukuran kinerjanya adalah integral kesalahan yang dipangkatkan (integral of square error, ISE). Hasilnya, CS-1 (pengendali suhu talam-12 menggunakan laju alir reboiler sebagai manipulated variable, MV) menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan CS-2 (laju alir masuk methanol sebagai MV). Pada uji perubahan titik-set, CS-1 memiliki rata-rata ISE CS-1 lebih kecil (2069.4) dibanding CS-2 yang mempunyai ISE sebesar 2742.9. Sedangkan pada uji gangguan laju alir umpan, CS-1 kembali mempunyai rata-rata ISE yang jauh lebih kecil (0.36) dibanding CS-2 sebesar 33.44. Pada anilisis keekonomian pun CS-1 berhasil mengungguli CS-2, CS-1 mempunyai rasio manfaat dan biaya 1.6 (>1) sedangkan CS-2 mempunyai rasio manfaat dan biaya 0.5 (<1). Hal ini terjadi karena pada CS-1 kemurnian produk dapat dijaga di atas spesifikasi fuel grade

The use of reactive distillation in the production of biodiesel by esterification of oleic acid with alcohol is able to overcome obstacles equilibrium limited reaction which occurs in a separate unit between the reactor and distillation column. This process requires the control structures (Control Structure, CS) is appropriate for the purpose of production optimization can be achieved. The structure using the controller proportional-integral (PI) with auto tuning adjustment method. The design of process control systems in reactive distillation includes four controllers flow rate (the flow rate of oleic acid, methanol, distillate and bottom), two control levels (level condenser and reboiler), the control pressure (pressure top-stage) and a suhue controller (suhue stage-12). As a measure of its performance is raised to a fault integral (integral of square error, ISE). As a result, CS-1 (a suhue controller tray-12 using a flow rate of reboiler as the manipulated variable, MV) showed better performance than the CS-2 (the inlet flow rate of methanol as MV). In the test set-point change, CS-1 has an average ISE CS-1 is smaller (2069.4) compared to CS-2, which has amounted to 2742.9 ISE. While the test feed flow rate disorders, CS-1 had an average return ISE much smaller (0.36) compared to CS-2 at 33.44. In the economic analysis, no CS-1 outperformed CS-2, CS-1 has a benefit-cost ratios of 1.6 (> 1) while CS-2 has a benefit-cost ratios of 0.5 (<1). This occurs because the CS-1 product purity can be maintained above the specification of fuel grade."
2016
S64180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Pamungkas
"ABSTRAK
Sikloheksanol merupakan suatu senyawa yang dimanfaatkan secara luas oleh berbagai industri. Selama ini, sikloheksanol disintesis melalui reaksi hidrogenasi benzena menjadi sikloheksana beserta turunannya, kemudian dioksidasi menggunakan udara menghasilkan sikloheksanol. Peningkatan kinerja proses dapat dilakukan menggunakan kolom distilasi reaktif. Optimasi proses produksi sikloheksanol menggunakan teknologi distilasi reaktif dilakukan dengan penyetelan pengendali PI yang optimum untuk mengatasi gangguan. Pengendali PI tersebut selanjutnya diletakkan dalam tiga struktur pengendalian (control structure, CS) yang didasarkan pada pilihan kombinasi variabel yang dikendalikan (controlled variable, CV) dan yang dimanipulasikan (manipulated variable, MV). Kinerja pengendaliannya diukur menggunakan integral galat mutlak (integral of absolute errror, IAE) dan integral galat dipangkatkan (integral of square error, ISE) Pada penelitian ini, CV-nya adalah laju aliran umpan, level pada kondenser, level pada reboiler, tekanan pada talam teratas, dan suhu pada talam #20. Parameter-parameter pengendali PI untuk pengendalian proses hidrasi sikloheksanol pada distilasi reaktif yaitu laju aliran umpan (Kc = 0,147 dan Ti = 0,005), level pada kondenser (Kc = 24,8 dan Ti = 0,486), level pada reboiler (Kc = 12,4 dan Ti = 0,366), tekanan pada talam teratas (Kc = 1,82 dan Ti = 0,322), dan suhu pada talam #20 (Kc = 0,5 dan Ti = 20). Secara keseluruhan, struktur pengendalian CS1 memiliki kinerja yang paling baik bila dibandingkan dengan struktur pengendalian CS2 dan CS3 karena memberikan nilai dan IAE dan ISE yang terkecil.

ABSTRAK
Cyclohexanol is a compound that is widely used by various industries. During this time, cyclohexanol synthesized hydrogenation reaction of benzene into cyclohexane and its derivatives, its then oxidized using air to produce cyclohexanol. Performance improvement of the process can be done using reactive distillation column. Cyclohexanol production process optimization using reactive distillation technology is done by setting the PI controller in its optimum for overcome the disturbance. PI controllers are then placed in three control structures (CS) which is based on the choice of combinations of controlled variable (CV) and manipulated variable (MV). The control performance was measured using integral absolute error (IAE) and integral of square error (ISE) In this study, the CV are feed flow rate, condenser level, reboiler level, top stage pressure, and stage 20 temperature. PI controller parameters for control in reactive distillation hydration cyclohexanol process are feed flow rate (Kc = 0.147 and Ti = 0.005), condenser level (Kc = 24.8 and Ti = 0.486), reboiler level (Kc = 12 4 and Ti = 0.366), top stage pressure (Kc = 1.82 and Ti = 0.322), and stage 20 temperature (Kc = 0.5 and Ti = 20). Overall, the control structure CS1 has the best performance when compared with a control structure CS2 and CS3 because gives the minimum value of IAE and ISE."
2016
S64223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Dwi Rubyantoro
"ABSTRAK
Dimetoksi metana merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting. Dimetoksi metana ini dapat digunakan untuk kosmetik, obat-obatan, kebutuhan rumah tangga, suplai industry otomotif, pestisida, detergen, industri karet, industri cat, tinta dan lain sebagainya. Dimetoksi metana juga memiliki kadar oksigen yang tinggi (~42%) dan memiliki angka setana yang tinggi sehingga dimetoksi metana sangat baik untuk menjadi aditif bahan bakar diesel. Karena Dimetoksi metana merupakan salah satu senyawa yang sangat penting, maka produksi senyawa ini diharapkan ditingkatkan. Penelitian ini dilakukan denga menggunakan software Unisim. Peningkatan produksi dimetoksi metana dilakukan dengan menggabungkan proses reaksi dan separasi dalam satu peralatan distilasi reaktif, tidak terpisah sebagaimana yang konvensioanl. Dengan konsentrasi DMM 99,3%, biaya kapital distilasi reaktif sebesar US$ 133.038,2 sedangkan motode konvensional sebesar US$ 136.169. Pada diameter yang sama, kolom distilasi reaktif lebih tinggi daripada metode konvensional, namun pada metode konvensional masih membutuhkan reaktor sehingga secara biaya kapital metode konvensional lebih tinggi daripada distilasi reaktif. Distilasi reaktif memiliki tinggi 41m dan distilasi pada metode konvensional memiliki tinggi 40m. Selain itu, kebutuhan energi reboiler yang dibutuhkan oleh distilasi pada metode konvensional sebesar 3.856.000 kJ/jam sedangkan pada distilasi reaktif hanya 3.276.000 kJ/jam. Sehingga kolom distilasi reaktif ini dapat lebih menguntungkan daripada metode konvensional

ABSTRACT
Dimethoxy methane is one of the chemicals that are needed in the industry and one member of the ether compounds which have utility which is very important. Dimethoxy methane can be used for cosmetics, pharmaceuticals, household goods, automotive supplies industry, pesticides, detergents, rubber, paint, ink and so forth. Dimethoxy methane also has a high oxygen content (~ 42%) and has a high cetane number so dimethoxy methane is very good to be a diesel fuel additive. Because dimethoxy methane is one compound that is very important, the production of these compounds are expected to be improved. This research is being done with using software unisim. Increased production of dimethoxy methane is done by combining reaction and separation processes in a reactive distillation apparatus, not separately as is conventional. With concentration of DMM 99,3%, reactive distillation capital cost of US $ 133,038.2 while the conventional method possible for US $ 136,169. At the same diameter, reactive distillation column is higher than the conventional method, but the conventional method still requires the reactor so that the capital costs are higher than the conventional method of reactive distillation. Reactive distillation has a height of 41m and a distillation in the conventional method has a height of 40m. In addition, the need reboiler energy required by conventional methods of distillation at 3.856 million kJ/h while the reactive distillation only 3.276 million kJ/h. So that reactive distillation column can be more profitable than conventional methods."
2016
S64369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rilian
"Minyak Jarak merupakan salah satu minyak nabati yang berpotensi
untuk dijadikan berbagai produk non pangan. Dalam riset ini diuji cobakan
transformasi minyakjarak menjadi senyawa metil ester dengan dua tahapan
reaksi (esterifikasi dan transesterifikasi). Reaksi transformasi tersebut
melibatkan beberapa katalis yaitu katalis padatan asam y-AI2O3 untuk reaksi
esterifikasi dan katalis padatan basa y-AI2O3/K2CO3 untuk reaksi
transesterifikasr Katalis yang dibuat dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF
dan BET. Proses yang digunakan adalan dengan reaktor alir yang telah
dipacking katalis padat, serta menggunakan sistem distilasi reaktif untuk
reaksi esterifikasinya. Substrat yang direaksikan dapat dikonversikan dengan
optimum serta pemisahan yang Iebih mudah antara produk utama dengan
produk sampingnya, sehingga secara keselurunan didapatkan proses yang
Iebin efisien serta efektif. Reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dengan
reaktor alir mencapai koversi optimum sebesar 87,14% dan 94,66%. Produk
metil ester yang didapat berpotensi menjadi bahan bakar alternatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30491
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Eka Perdana Putra
"Dimetil eter DME sebagai energi alternatif yang bersih telah mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Produksi DME dengan distilasi reaktif memiliki potensi untuk menghemat biaya kapital dan penggunaan energi. Meski begitu, kombinasi sistem reaksi dan distilasi dalam satu kolom membuat proses distilasi reaktif menjadi sistem multivariabel yang kompleks dengan perilaku proses yang sangat non linear dan adanya interaksi antar variabel proses yang kuat. Studi ini menginvestigasi pengendalian proses distilasi reaktif DME dengan multivariable Model Predictive Control MPC berdasarkan struktur pengendalian suhu dua titik untuk menjaga kemurnian kedua aliran produk. Model proses diestimasi dengan model first-order plus dead time. Kemurnian DME dan air masing-masing dijaga dengan mengendalikan suhu tahap 5 di zona rektifikasi dan suhu tahap 47 pelucutan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai integral of squared error ISE untuk perubahan set point suhu tahap 5 dan 47 dapat dikurangi masing-masing 19,89 dan 18,26 untuk sistem dengan pengendali multivariable MPC dibandingkan dengan pengendali PI konvensional. Selain itu, pengendali multivariable MPC mampu menangani interaksi lup pengendalian yang ditunjukkan oleh respon yang lebih stabil dan tidak berosilasi.

Dimethyl ether DME as an alternative clean energy has attracted a growing attention in the recent years. DME production via reactive distillation has potential for capital cost and energy requirement savings. However, combination of reaction and distillation on a single column makes reactive distillation process a very complex multivariable system with high non linearity of process and strong interaction between process variables. This study investigates a multivariable model predictive control MPC based on two point temperature control strategy for the DME reactive distillation column to maintain the purities of both product streams. The process model is estimated by a first order plus dead time model. The DME and water purity is maintained by controlling stage 5 temperature in rectifying section and stage 47 in stripping section, respectively. The results show that the integral of squared error ISE values for the set point tracking in stages 5 and 47 temperatures can be reduced, respectively, 19.89 and 18.26 for the system under multivariable MPC controller compared to the conventional PI controllers. In addition, the MPC controller is able to handle the loop interactions that is shown by more stable and non oscillatory responses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library