Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2008
R 614.42 IND
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Santoso Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dan faktor-faktor yang berkaitan dengan kehamilan remaja pada empat negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Filipina, Kamboja, dan Myanmar dengan menggunakan analisis multilevel regresi logistik. Data Demographic and Health Survey digunakan sebagai data pada level individu. Data level kontekstual menggunakan data indikator sosial dan ekonomi dari masing-masing negara.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa penentu utama kejadian kehamilan remaja adalah variabel individual. Durasi lama pendidikan, status sosial ekonomi, dan pengetahuan tentang alat kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja di empat negara. Analisis data yang bersifat cross sectional menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.

This study aims to analyze the characteristics and factors related to teenage pregnancy in four countries in Southeast Asia: Indonesia, Philippines, Cambodia and Myanmar by using multilevel logistic regression analysis. Demographic and Health Survey data is used as data at the individual level. Contextual level data uses social and economic indicator data from each country.
The results of data processing obtained that the main determinant of the incidence of teenage pregnancy is an individual variable. The years of schooling, socioeconomic status, and knowledge about contraception are related to teenage pregnancy in four countries.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ayu Puspitasari
"Pemberdayaan perempuan menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan. Kurangnya pemberdayaan perempuan dapat menyebabkan hasil negatif pada kesehatan dan kematian anak. Kesehatan anak menjadi bagian dari sustainable development goals (2030) yang dapat dilihat melalui penurunan angka kematian bayi dan balita. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh pemberdayaan perempuan terhadap kematian balita setelah di kontrol dengan variabel umur ibu, daerah tempat tinggal, pendidikan suami, jarak lahir, paritas, status imunisasi dasar, dan berat lahir. Sampel berjumlah 16.409 perempuan berusia 15-49 tahun yang terakhir melahirkan pada periode tahun 2012-2017 diambil dari SDKI 2017. Pemberdayaan perempuan diukur dengan menggunakan indeks komposit yang dibangun dari empat indikator yaitu tingkat pendidikan, status pekerjaan, partisipasi dalam pengambilan keputusan rumah tangga dan sikap istri terhadap pemukulan yang dilakukan suami dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Selanjutnya, estimasi pengaruh pemberdayaan perempuan terhadap kematian balita menggunakan model regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemberdayaan perempuan berpengaruh secara signifikan terhadap kematian balita setelah dikontrol dengan umur ibu saat melahirkan, jarak lahir, dan berat lahir. Komponen pemberdayaan perempuan yaitu status pekerjaan (p <0,001; AOR: 1,49 ; 95% CI: 1,21-1,83) memiliki pengaruh secara statistik dengan kematian balita, sedangkan faktor tingkat pendidikan (p 0,666; AOR: 0,93; 95% CI: 0,72-1,30), partisipasi dalam pengambilan keputusan keluarga (p 0,732; AOR: 1,08; 95% CI: 0,68-1,72), dan sikap istri terhadap pemukulan yang dilakukan suami (p 0,806; AOR: 1,03; 95% CI: 0,83-1,26) tidak berpengaruh secara signifikan dengan kematian balita. Hal ini menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan untuk mengurangi kematian balita.

Women’s empowerment has generally been recognized as one of the most important factors for development. A lack of empowerment may lead to negative outcomes on child health and mortality. Child health being part of sustainable development goals (2030) can be traced through reduced infant and under five mortality rates. The present study is an attempt to examine the association between women’s empowerment and under five mortality. Sample of 16.409 women aged 15-49 years who had their last childbirth in period 2012-2017 were drawn from 2017 Indonesia Demographic and Health Survey. Composite index was considered to measure women’s empowerment. Principal Component Analysis (PCA) has been employed to measure women's empowerment using four indicators, namely education level, employment status, participation in household decision-making and attitude toward wife beating. Adjusted associations between women’s empowerment and under five mortality were examined using binary logistic regression by controlling the influence of socioeconomic and biodemographic variables as potential confounders. The findings from multivariate analysis indicated statistically significant associations between women empowerment and under five mortality after controlled by maternal age, birth interval, and birth weight. Working women were 1,49 times more likely to experienced under-five mortality (95% CI=1,21-1,83). However, education level, participation in household decision-making and attitude toward wife beating were not associated with under-five mortality. This highlights the importance of women’s empowerment by increasing women’s educational level, participation in labor force, and reducing women’s vulnerability to domestic violence in efforts to reduce infant mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Putri Lamiday
"

Berdasarkan data survey nasional, cakupan pemeriksaan ANC di Indonesia secara umum mengalami peningkatan pada tiap tahunnya tetapi terdapat perbedaan cakupan yang cukup tinggi antara wanita dengan karakteristik latar belakang yang berbeda. Beberapa penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi hubungan yang positif antara pemberdayaan wanita dengan penggunaan pelayanan ANC. Namun, masih sedikit informasi yang tersedia mengenai hubungan pemberdayaan wanita dengan cakupan pemeriksaan kehamilan ANC, terutama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberdayaan wanita dengan cakupan pemeriksaan kehamilan ANC di Indonesia tahun 2017 menggunakan data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2017. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 6397 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak dalam periode 2 tahun sebelum survei dan berstatus menikah. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik (p-value = 0,001) antara pemberdayaan wanita dengan cakupan pemeriksaan ANC, dengan nilai OR adjusted = 1,216 (95% CI: 1,078 – 1,371). Oleh karena itu, perlu adanya perhatian terhadap pemberdayaan wanita dalam mengembangkan program dan intervensi terkait pelayanan kesehatan maternal.


Antenatal care coverage in Indonesia has been constantly increasing over the years according to the country’s national survey data, however, there is a huge gap in coverage between women with different background characteristics. Recent studies have identified the positive association between women’s empowerment and the utilization of antenatal care. However, little information is available regarding the association between women’s empowerment and antenatal care coverage, especially in Indonesia. The objective of this study is to determine the association between women’s empowerment and antenatal care coverage in Indonesia in 2017, using the recent national Demographic and Health Survey data. This study used a sample of 6397 married women aged 15-49 who gave birth to children in the period of 2 years before the survey was conducted. The result of multivariate analysis shown an association that is statistically significant (p-value = 0,001) between women’s empowerment and antenatal care coverage, with adjusted odds ratio = 1,216 (95% CI: 1,078 – 1,371). Therefore, there is a need for attention for women’s empowerment in developing programs and interventions related to maternal health care.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Af`idah Cahyani
"Kejadian BBLR merupakan masalah kesehatan yang tidak dapat diabaikan karena berkontribusi besar terhadap kematian neonatal dan peka terhadap berbagai risiko jangka panjang pada kesehatan bayi. Salah satu faktor ibu yang dapat menimbulkan kehamilan risiko tinggi untuk BBLR adalah intensi kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensi kehamilan dengan kejadian BBLR berdasarkan data sekunder hasil SDKI 2012. Desain penelitian adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 8922 merupakan ibu usia 15-49 tahun berstatus menikah, pernah melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun (sebelum pengumpulan data SDKI 2012), kelahiran tunggal dan kondisi lahir hidup.
Hasil penelitian mendapatkan proporsi BBLR sebesar 6.2%. Hasil analisis multivariat regresi logistik, setelah seluruh kategori dikontrol oleh variabel umur dan frekuensi ANC, kategori kehamilan diinginkan kemudian (mistimed) berisiko 1.055 kali untuk BBLR. Kategori kehamilan tidak diinginkan (unwanted) dimodifikasi oleh riwayat komplikasi, untuk responden kategori unwanted dan memiliki riwayat komplikasi berisiko lebih besar (1.158 kali) melahirkan bayi BBLR, untuk kehamilan unwanted dan tidak memiliki riwayat komplikasi mempunyai risiko lebih kecil (0.590 kali) melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan responden yang kehamilannya diinginkan dan tidak memiliki riwayat komplikasi (referensi). Namun, hasil akhir untuk kedua kategori intensi kehamilan tersebut menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik.

The incidence of low birth weight (LBW) is a health problem that can not be ignored because it contributes greatly to neonatal mortality and is sensitive to long-term risks to infant health. One of the maternal factors that can lead to a high-risk pregnancy for LBW is the pregnancy intentions. This study aims to determine the association between pregnancy intentions and LBW based on secondary data from Indonesia Demographic And Health Survey 2012. The design of this study was cross sectional with 8922 samples of mothers aged 15-49 years married, had given birth within 5 years (before Indonesia Demographic And Health Survey 2012 data collection), single birth and live birth conditions.
The result of the study obtained the proportion of LBW at 6.2%. Based on multivariate analysis of logistic regression, after all categories were controlled by ANC age and frequency variable, pregnancy category was then mistimed at 1,055 times for LBW. The unwanted pregnancy category was modified by a history of complications, for the unwanted category and had a history of complications having a greater risk (1,158 times) of delivering LBW, for unwanted pregnancy and no history of complications having a smaller risk (0.590 times) Compared with respondents with intended pregnancies and no history of complications (references). However, the final outcome for both categories of pregnancy intentions showed a statistically insignificant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Pramudyawardani
"Masyarakat Minangkabau adalah masyarakat yang mengunut sistim matrilineal dimana garis keturunan dilihat dari pihak ibu, harta warisan diserahkan kepada anak perempuan dan seorang suami tinggal bersama dalam lingkungan keluarga besar istri. Ibu berperan sentral dalam pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga sedangkan ayah lebih berfungsi sebagai mamak di lingkungan matrilokalnya.
Saat ini dalam masyarakat Minangkabau telah terjadi perubahan sosial yang menggeser extended family ke nuclear family. Hubungan suami istri makin dekat sementara hubungan ayah dan anak makin menguat. Di sisi lain, seiring dengan bertambahnya tanggung jawab seorang perempuan Minang terhadap keluarga intinya, perannya dalam keluarga besarnya makin berkurang. Hal ini tidak mustahil telah menyebabkan munculnya fenomena rendahnya kasetaraan jender pada masyarakat Minang seperti yang terjadi pada masyarakat patrilineal.
Penelitian ini ingin melihat bagaimanakah pola pengambilan keputusan antara suami istri di Sumatera Barat, terutama mengenai pemeriksaan kesehatan ibu dan pengobatan medis anak. Di samping itu penelitian ini juga ingin melihat faktor apa sajakah yang mempengaruhi siapa dalam keluarga yang mengambil keputusan terakhir mengenai kedua hal tersebut.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis inferensial. Metode analisis deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran umum pola pengambilan keputusan di Sumatera Barat dengan membuat tabulasi silang, antara setiap variabel terikat dengan setiap variabel bebas. Metode analisis inferensial digunakan untuk melakukan estimasi parameter dan pengujian hipotesa adanya pengaruh variabel tingkat pendidikan istri, status beketja istri, umur kawin pertama, selisih umur suami istri, jumlah anak masih hidup dan daerah tempat tinggal terhadap cara pengambilan keputusan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa tingkat pendidikan istri, status bekerja istri dan jumlah anak adalah variabel yang berpengaruh signifikan terhadap siapa yang mengambil keputusan mengenai pengobatan medis anak. Sedangkan untuk kawin pertama dan daerah tempat tinggal memiliki hubungan signifikan akan tetapi besar dan arah hubungan tersebut tidak diketahui. Sementara itu tingkat pendidikan istri, status bekerja istri dun selisih umur suami istri berpengaruh signifikan terhadap pengambil keputusan mengenai pemeriksaan kcsehatan istri. Variabel daerah tempat tinggal berhubungan signifikan dengan besar dan arah hubungan tidak diketahui.

Minangkabau people is a matrilineal society, where descent and descent-group formation are organizes according to the female line, inheritance property given to daughters, and husband lives at the residence of wife after marriage. In this society, mother has major role in education, health and wealth of the family, while father functions as mamak in his own matrilineal society (due to his mother line).
Nowadays, there is social change in this society from extended family to nuclear family where husband and wife relationship is closer and father and son relationship is stronger. On the other hand, the incrising of mother's responsibility to her nuclear family has decreased her role in her extended family. Therefore it is possible that the social change causes low gender equality in Minangkabau people as occurs in patrilineal society.
The basic aim of the study is to understand the pattem of decision making between husband and wife in West Sumatera especially in mother and child health issue. The study also aims to discuss the factors that effecting one who will be the final decision maker due to this issue. In order to discuss the study, the descriptive analysis and inferential analysis have been undertaken.
Descriptive analysis method is used to see general pattern of decision making in West Sumatera by making cross tabulation between every variable. inferential analysis method has been undertaken to estimate the parameter and hypothesa of the influence of wife education level, wife working status, age at first union, age difference between husband and wife, number of children and region of living on how the decision making is done.
The present paper gives an outline that wife education level, wife working status, and number of children have significant influence on who will make decision of child medical treatment. while age at first union and region of living have significant relation though the size and the direction of it is unknown. On the other side, wife education level, wife working status, age difference between husband and wife have signiiicant influence on medical check up. Region of living has significant relation though the size and the direction of it is unknown.
"
Depok : Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33783
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library