Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fauzi
"Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak khususnya pada saat persalinan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang terampil termasuk didalamnya bidan yang melakukan praktek swasta. Bertitik tolak dari masalah tingginya angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia diketahui bahwa kematian tersebut sebagian besar terjadi pada saat persalinan, sedangkan penyebab terbesar adalah penyebab langsung yang sering disebut dengan "bias klasik" yaitu perdarahan, pre-eklampsi dan infeksi. Berdasarkan data tahun 1997 dan 1998, perdarahan dan pre-eklampsi mengalami penurunan, namun kejadian infeksi justru sebaliknya yaitu mengalami peningkatan.
Cakupan pertolongan persalinan di kota Jambi tahun 2001 sebesar 84,6%, dari jumlah persalinan tersebut diketahui bahwa pertolongan persalinan sebagian besar dilaksanakan oleh tenaga bidan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perilaku pencegahan seseorang berbeda masing-masing setiap individu, perilaku tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi oleh bidan praktek pada waktu melakukan pertolongan persalinan di kota Jambi.
Penelitian ini bersifat deskriftif dan analitik yang dilakukan dengan menggunakan desain non experimental secara cross sectional. Besar sample sebanyak 55 orang yang terdiri dari bidan yang melakukan praktek swasta di kota Jambi dengan pengambilan sampel secara random.
Dari penelitian ini terungkap bahwa perilaku pencegahan infeksi responden pada pertolongan persalinan berada pada kategori kurang sebanyak 27 (49,1%) orang dan pada kategori baik sebanyak 28 (50,9%) orang.
Selanjutaya dari uji Chi-Square terbukti bahwa
1. Variabel faktor predisposisi: lama praktek, pengetahuan dan persepsi berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi, sementara. variabel umur dan tingkat pendidikan tidak berhubungan.
2. Variabel faktor pemungkin: fasilitas praktek berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responden, sementara variabel jumlah persalinan yang ditolong tidak berhubungan.
3. Variabel faktor penguat: pelatihan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responder, sementara variabel bimbingan teknis dan pengawasan praktek tidak berhubungan.
Analisis multivariate diketahui bahwa variabel fasilitas praktek dan pelatihan merupakan variabel yang berhubungan secara signifikan, namun dari kedua variabel tersebut fasilitas praktek merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dengan OR 11,88 (CI: 2,77-50,99).
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada pertolongan persalinan oleh bidan praktek disarankan agar dinas kesehatan mengadakan evaluasi kebijakan tentang pemberian izin praktek bidan dengan terlebih dahulu mengadakan studi kelayakan terhadap fasilitas praktek sebelum mengeluarkan izin praktek sesuai dengan Kepmenkes nomor 900 tahun 2002, dan mengadakan pengawasan yang rutin secara bulanan maupun tribulanan baik dari aspek kuantitas maupun kualitas peralatan yang dimiliki praktek bidan. Untuk peningkatan keterampilan bidan praktek, dinas kesehatan kota Jambi perlu mengusulkan kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat mahir (skill proficiency), dengan melibatkan pihak terkait diantaranya organisasi profesi IBI dan POGI.
Daftar bacaan : 51 (1971-2002)

In order to improve mother and child health care particularly at delivery, support in term of skillful health personnel including private practicing midwives is necessary. High Maternal Mortality Ratio (MMR) and high Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia was mainly occurred at delivery and mostly caused by direct causes called as classical triad namely bleeding, pre-eclampsia, and infection. The 1997 and 1998 data indicated declines on bleeding and pre-eclampsia but an increase figure for infection.
Coverage of health personnel assisted delivery in City of Jambi in 2001 was 84.6%, mostly assisted by midwife. It is known that infection prevention behavior is differed among persons and was influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors.
The aim of this study is obtain information on factors related to infection prevention behavior among private practicing midwives at delivery in City of Jambi.
This study is descriptive and analytical conducted using cross sectional non-experimental design. There were 55 subjects (private practicing midwives in City of Jambi) who were randomly selected.
The study shows that 27 subjects (49.1%) were in poor category of infection prevention behavior at delivery and 28 subjects (50.9%).
The Chi-Square test shows that:
1. For predisposing factors: there were significant relationships between infection prevention behavior and length of practice, knowledge, and perception; while there were no significant relationship found for age and level of education.
2. For enabling factors: significant relationships were found for practice facility; while no significant relationship was found for number of assisted delivery.
3. For reinforcing factors: training was significantly related to infection prevention behavior while no significant relationships were found for technical assistance and practice monitoring.
The multivariate analysis shows that both practice facility and training on infection prevention were significantly related to infection prevention behavior with practice facility posed as the most dominant factor with OR of 11.88 (CI: 2.77-50.99).
In order to prevent infection at delivery care by private practicing midwives, it is suggested that health office evaluate the policy on licensing midwife practice by inserting a feasibility study on practice facility according to Kepmenkes No 900/2002, and conduct routine monitoring either monthly or tri-monthly on both quantity and quality of private practicing midwife facility. To improve midwife's skill, health office of City of Jambi should propose training activities as to enable midwives to achieve a level of skill proficiency collaborating with related institutions such as IBI and POGI.
References: 51 (1971-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmisih L. Yunus
"Angka kematian bayi dan neonatal cenderung lebih tinggi pada daerah pedesaan disebabkan oleh lemahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Peningkatan pelayanan persalinan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah dengan pemanfaatan pelayanan pertolongan persalinan. Pemanfaatan pelayanan pertolongan persalinan yang memadai diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sehingga ibu dapat melahirkan dengan selamat dan bayi dalam keadaan sehat. Pemanfaatan penolong persalinan merupakan salah satu indikator utama penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran akses pelayanan dan hubungannya dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan. Penelitian ini merupakan studi observational dengan rancangan cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cluster 2 tahap, secara probability proportional to size, jumlah sampel sebanyak 212 orang ibu yang pernah melahirkan 0-6 bulan. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan perangkat lunak Epi Info versi 6.0.
Hasil penelitian menemukan bahwa proporsi pemanfaatan layanan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan masih rendah yaitu sebesar 42,92%. Variabel yang berhubungan secara statistik dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan adalah ketersediaan saran pelayanan kesehatan, jarak tempuh, ketersediaan petugas, biaya dan pengetahuan. Sementara itu tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara ketersediaan sarana transportasi dan sikap dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan, meskipun mempunyai proporsi mayoritas baik. Dari analisis lanjutan diperoleh faktor yang paling dominan dalam pemanfaatan layanan pertolongan persalinan adalah jarak tempuh, keberadaan petugas, biaya dan pengetahuan.
Secara umum akses pelayanan kesehatan di Kabupaten Sarolangun sulit untuk dijangkau masyarakat dan pemanfaatan layanan pertolongan oleh tenaga kesehatan masih rendah. Upaya paling efektif dan efisien yang dapat dilakukan dalam rangka mendekatkan jarak masyarakat khususnya ibu-ibu hamil dan akan bersalin dengan penolong persalinan adalah menjamin setiap desa memiliki Polindes dengan bidan sebagai tenaga penolong persalinan yang aman disertai penyediaan bahan, obat-obat esensial dan peralatan yang cukup melalui advokasi kepada pengambil kebijakan di daerah, mennbuat suatu program pelatihan kompetensi pelayanan obstetrik dan neonatal dasar serta konseling yang efektif bagi ibu hamil secara berkesinambungan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman semua ibu hamil melalui pemberian informasi dan konseling oleh bidan di desa. Bidan dapat meningkatkan kemampuan baik kompetensi teknis maupun komunikasi untuk konseling.

A Relationship between Service Accessibility and the Use of Delivery Services in Sarolangun District in Jambi Province Year 2002Infant and neonatal mortality tends to be higher in the villages due to the access difficulties to public health services, including the use of delivery care service provision. The use of skilled birth attendance is important to improve maternal and neonatal health, so that it becomes a leading indicator maternal and neonatal death.
The research objective is to obtain information on the relationship between service accessibility and the use of birth attendance. This research was an observational study with cross sectional design. Sampling selection is done through two cluster stages. By applying probability proportional to size, the samples obtained was 212 mothers who have had given delivery for 0-6 months. Primary data is obtained through interview and observation. Data was analyzed using epi info version 6.0.
The result shows that the proportional of the using skilled birth attendance is still low, i.e. 42,92%. Statistically, variables related to the use of birth attendance were health distance, health provider availability, finance, and knowledge of the women. On the other hand, there was no relationship between transportation facility and the mother's attitude to ward the use of birth attendance, further analysis found that the most dominant factors for delivery care service usage were accessibility distance, health provider availability, finance, and knowledge of the mother.
In conclusion, health care accessibility in Sarolangun District is difficult for the women to obtain skilled birth attendance. In order to shorten the distance, there were three most effective and efficient efforts. The first is that District Authority should make advocacy to ensure that every village has Polindes with midwife and supported by facility, essential medicine and adequate facility. The second was to make the competence, training program of basic obstetric and neonatal service and the continuous effective counseling for pregnant women. The third was that village midwife should give information and counseling to improve knowledge and understanding on pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The main purposes of this study is to investigate the effects
of antenatal and delivery care on neonatal mortality in Rajshahi
District, Bangladesh. The study has also been made to examine the
differentials and their intensify of the influences on neonatal
mortality by employing multiple classification analysis (MCA)
technique. The results indicate that among the included variables,
visit of health worker is the strongest contributing factors on
neonatal mortality followed by medical check-up as the second
strangest predictor. The results also reveal Ilia! taking vitamin, T T
(tetanus toxoid) injection during pregnancy and place of delivery
are also major influential factors on neonatal mortality.
"
Journal of Population, 13 (1) 2007 : 165-178, 2007
JOPO-13-2-2007-165
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zazri
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia relatif masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, yaitu 373 per 100.000 kelahiran. Sebagai negara yang pernah ikut dalam konggres Nairobi 1987, Indonesia mempunyai komitemen untuk dapat menurunkan angka kematian setengah dari yang ada. Banyak usaha yang telah dilakukan, salah satunya adalah peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun salah satu masalah dalam penggunaan tenaga kesehatan adalah kualitas pelayanan yang diberikan. Banyak kematian ibu dan bayi dapat dihindari dengan penanganan dengan kualitas yang tepat. Salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan adalah melalui pencatatan persalinan dan partograph adalah salah satu bentuk pencatatan persalinan yang telah diakui oleh WHO.
Pelatihan APN adalah salah satu pelatihan yang mengajarkan tentang partograph. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tingkat keterampilan dan kepatuhan bidan dalam mengisi partograph antara bidan yang dilatih APN dan yang tidak dilatih APN.
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Unit penelitian adalah bidan yang bekerja baik di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan praktek swasta, Puskesmas dan Polindes dengan populasi adalah seluruh bidan yang bekerja di tiga kabupaten tersebut baik yang telah mendapatkan pelatihan APN atau tidak. Metode pengambilan sampel adalah sampel random sampling, dengan jumlah sampel 126 responden. Pengumpulan data dengan metode kuantitatif melalui self administered dan review dokumen. Variabel yang diukur adalah keterampilan dan kepatuhan dan dikontrol dengan variabel pengetahuan, pelatihan klinis, tempat menolong persalinan, supervisi, jumlah persalinan dan pembantu persalinan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar bidan (83.3%) yang mendapatkan pelatihan APN mempunyai keterampilan yang tinggi dalam mengisi partograph, sedang pada bidan non APN yang mempunyai keterampilan tinggi hanya 26.7%. Sebagian besar bidan (86.4%) yang mendapatkan pelatihan APN lebih patuh menggunakan partograph dari pada bidan non APN (45%). Pengetahuan bidan tentang partograph sebagai alat pengambilan keputusan klinis lebih tinggi bidan APN (33.3%) dibanding bidan non APN (13.3%). Ada hubungan antara pelatihan APN dengan keterampilan bidan dalam mengisi partograph. Ada hubungan pelatihan APN dengan kepatuhan bidan dalam mengisi partograph. Ada hubungan antara pelatihan APN dengan pengetahuan bidan tentang partograph sebagai alat pengambilan keputusan klinis setelah dikontrol oleh keterampilan dan kepatuhannya dalam mengisi partograph.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bidan yang telah dilatih APN dikabupaten Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon mempunyai keterampilan dan kepatuhan yang lebih baik dalam mengisi partograph dari pada bidan yang tidak dilatih APN. Namun begitu keterampilan dan kepatuhan ini perlu tetap dipertahankan agar bidan selalu mengikuti prosedur standar yang telah ditetapkan.
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah bahwa bentuk pelatihan APN terutama pengajaran tentang partograph perlu dipertahankan, diperlukan kegiatan tindak lanjut untuk mempertahankan tingkat keterampilan, kepatuhan dan pengetahuan bidan tentang partograph. Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal maka diperlukan penelitian lain dengan cara observasi langsung terhadap praktek penggunaan partograph.
Daftar bacaan : 50 (1980 - 2003)

The Influence of Basic Delivery Care (APN) Training for Midwife's Skill, Compliance Level in Completing the Partograph and Knowledge for Clinical Decision Making in Kuningan and Cirebon Districts and Cirebon City, in 2003Maternal Mortality Rate (AKJ) in Indonesia is relatively high compared to other ASEAN countries, which is 373 per 100,000 births. As a participating country in the Nairobi congress in 1987, Indonesia has a commitment to lower maternal mortality to half the existing number. Many efforts have been implemented; one of them is to increase skilled birth attendance. But one of the problems in using healthcare provider is the quality of service provided. Many maternal and neonatal deaths can be avoided with appropriate quality management. One indicator to measure service quality is through delivery record and partograph is one of the form of delivery record acknowledge by WINO. APN training is one of the training that includes partograph study. The purpose of this study is to gain information on midwife's skill and compliance in completing partograph among midwives who attended APN training and those who did not.
The study was carried out in Kuningan and Cirebon district and Cirebon City. The design of this study is cross-sectional. The study unit was midwives who worked in hospitals, maternity clinics, private practice midwives, Puskesmas and Polindes. The population is midwives who work in those three districts either those who attended APN training or those who did not. Sampling method is random sampling, with sample number 126 respondents. Data collection is by quantitative method through self-administered document. Review Measured variables are the skill and compliance and controlled by knowledge variable, clinical training, place for delivery, supervision, number of deliveries and birth assistant.
The study result shows that most midwives (83.3%) who attended APN training has a high skill in completing the partograph, while non APN midwives only 26.7% has high skill. Most midwives (86.4%) who attended APN training adhere more to completing the partograph than non-APN midwives (45%). APN Midwives knowledge of partograph as a clinical decision-making is higher (33.3%) than non-APN midwives. There is a relationship between APN training on midwife's skill in completing the partograph. There is a relationship between APN training and midwife's compliance in completing the partograph. There is a relationship between APN training and knowledge to clinical decision-making after it is controlled by midwife's skill and compliance in completing the partograph.
The study result concludes that midwives who attended APN training in Kuningan and Cirebon districts and Cirebon city has better skill, compliance in completing the partograph and knowledge to clinical decision-making than those who did not. However, the skill and compliance need to be maintained so that midwife always follows the established standard procedure.
The recommendation that be given from the result of study are APN training, especially partograph training need to be maintained, follow up activities was needed to maintained midwife skill, compliance and knowledge regarding partograph. In order to maximal result, it was needed another research by direct observation for the Using of partograph.
References : 50 (1980 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library