Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najamudin
"Perkembangan lndustri elektronika masih diharapkan sebagai industri
penghasil devisa terbesar. namun daya saing komoditi eiektronika Indonesia
masih sangat rendah iika dibandingkan dengan negara ASEAN Iainnya. Hal
tersebut dapat diihat dari perkembangan nilai ekspor komoditi elektronika ke
pasar MEE yang masih relatif kecil dibandingkan 4 negara ASEAN Iainnya.
Untuk mengantisipasi kondisi persaingan yang semakin ketat terutama
dari negara anggota ASEAN, maka diperlukan analisis tingkat daya saing
dan strategi peningkatan daya saing induslri elektronika Indonesia. Dalam
menganaIisis tingkat daya saing industri elektronika, data skunder akan
diolah dengan pendekatan metoda ReveaIed Competitive Advantage (RCA)
dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Hasil perhitungan RCA dan ISP
dapat digunakan untuk menganalisis tingkat daya saing produk elektronika
Indonesia, sehingga daya saing produk industli elektronika Indonesia di
pasar intemasional dapat ditingkatkan. Untuk melihat strategi yang
diperiukan dalam rangka meningkatkan daya saing industri elektronika ,
digunakan pendekatan Analitikal Hirarki Proses (AHP), dengan cara
mengolah data primer dari kuesioner _
Hasil analisis RCA dan ISP menunjukan daya saing komoditi
elektronika Indonesia ke pasar MEE dibanding 4 negara ASEAN lainnya
temyata sangat Iemah (hanya 3 komoditi yang bersaing dari 14 komoditi
yang RCA > 1). Hasil analisis AHP mernperlihatkan dari 3 altematif strategi
yang diajukan , temyata strategi yang diprioritaskan adalah memperkuat
industri pendukung I komponen.
Upaya - upaya yang dilakukan pemerintah dalam upaya
meningkatkan daya saing komoditi elektronika Indonesia khususnya ke
pasar MEE hendaknya mempertibangkan tingkat pertumbuhan industrinya
yang masih dalam tahap pertumbuhan tetapi daya saingnya kuat. Dengan
bertambah banyak industn elektronika yang masuk ke Indonesia, dimana
industri tersebut membutuhkan bahan baku, komponenlpart, maka
pemerintah harus memperioritaskan pertumbuhan industri ini didalam negeri
dengan berbagai fasilitas I ikilim usaha yang kondusif. Dalam era globalisasi
dan kemajuan teknologi infommasi, dimana terjadi perubahan pola investasi _
maka pemerintah harus membuat strategil kebijakan yang sesuai dengan
pelaku industri sezta berperan sebagai fasilitator."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Rianto
Jakarta: LIPI Press, 2008
303.483 3 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Affan
"A number of problems and challenges surround international tea trade. This study aims to investigate the recent competitiveness of Indonesian tea which consists of package green tea, bulk green tea, package black tea and bulk black tea in global market compared with other tea exporting countries, using two analytical tools: competitiveness matrix and constant market share analysis. Here, competitiveness is defined as the ability to enlarge the share. The study reveals that package green tea and bulk black tea are under bullish period. On the other hand, bulk black tea and package black tea are under bearish period. Indonesian package green tea, in the fifth position, has performed fairly well. Standing in the fifth position, Indonesian bulk green tea export value grows far above its hypothetical level which shows high competitiveness amid less favorable market situation. Indonesian package black tea has performed poorly. The export value is declining as the consequence of misallocation problem and uncompetitive product. Indonesian bulk black tea reaches the third rank although it is still disrupted by misdistribution problem.

Berbagai masalah dan tantangan yang meliputi perdagangan teh dunia seakan mengikis keunggulan teh Indonesia dan menjadikan teh sebuah komoditas ekspor yang kurang menggiurkan bagi Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, bagaimanakah sebenarnya daya saing teh Indonesia di pasar dunia saat ini yang dalam hal ini diartikan dengan sebagai kemampuan meningkatkan pangsa pasar. Inilah yang akan dijawab pada penelitian ini. Dengan menggunakan matrik kompetisi dan pendekatan CMS, empat jenis produk Indonesia: teh hijau kemasan, teh hijau curah, teh hitam kemasan dan teh hitam curah akan ditandingkan dengan yang berasal dari negara pengekspor lain. Studi ini mengungkap bahwa ditingkat dunia, teh hijau kemasan dan teh hitam curah sedang bergairah namun tidak demikian dengan teh hijau curah dan teh hitam kemasan. Daya saing teh hijau kemasan Indonesia menduduki posisi lima dunia. Walaupun dinilai perlu merelokasi pasarnya, daya saing teh hijau curah Indonesia juga menempati posisi lima dunia namun tertinggi dibandingkan komoditas teh lainnya. Kinerja ekspor teh hitam kemasan Indonesia menurun, diliputi masalah komposisi pasar yang kurang tepat dan produk yang kurang bersaing. Daya saing teh hitam curah Indonesia menempati posisi tiga di dunia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28778
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yadrifil
"Tingkat produktivitas yang merupakan ratio output dengan input, atau hasil yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan dari suatu perusahaan, ternyata mempunyai implikasi yang sangat luas bagi tingkat daya saing dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat produktivitas suatu perusahaan penghasil suatu produk dibandingkat dengan perusahaan-perusahaan sejenis, semakin tinggi pula tingkat daya saingnya di pasar bebas yang kompetitif. Yang lebih penting lagi, pola produktivitas dari akumulasi pengelolaan berbagai sumberdaya industri secara nasional ini juga berdampak besar bagi tinggi atau rendahnya daya saing nasional."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Budhi Santoso
"Studi ini menganalisa daya saing produk primer kehutanan Indonesia yang terdiri dari kayu lapis, kayu gergajian, veneer sheet dan pulp & paper selama periode 1975-2010 dengan menggunakan tiga pendekatan: analisis pangsa pasar, Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Trade Specialization Ratio(TSR). Selain itu, paper ini juga menjelaskan faktor-faktor penting yang mempengaruhi daya saing tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa produk kayu lapis memiliki keuntungan komparatif sangat kuat karena faktor berlimpahnya bahan baku kayu bulat tropis. Spesialisasi Indonesia pada produk ini sangat tinggi sesuai dengan pengukuran TSR. Sebaliknya, Indonesia diidentifikasi memiliki keunggulan komparatif yang lemah untuk kayu gergajian, veneer sheet dan industri pulp & paper, Daya saing dari ketiga produk tersebut telah meningkat sepanjang dekade terakhir. Oleh karena itu, Indonesia harus menekankan untuk mengkhususkan diri dalam industri kayu lapis karena Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

This study has examined the competitiveness of Indonesia’s forestry primary products that consist of plywood, sawn wood, veneer sheet and pulp & paper along the period 1975-2010 by employing three approaches: market share analysis, RCA, and TSR. Furthermore, we seek to clarify the important factors that influence its competitiveness. Our analysis reveals that Indonesia holds an extremely strong comparative advantage of plywood because of the abundant plywood raw material of tropical logs. Moreover, Indonesia has a high degree of specialization in this product based on trade specialization measurement. Indonesia is identified to have a weak comparative advantage in sawn wood, veneer sheet and pulp and paper industry, and the competitiveness of those three products have increased during the last decade. Hence, Indonesia should emphasize to specialize in plywood industry because Indonesia is comparatively better than other countries. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T531958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Supriyati
"Daya saing adalah kemampuan suatu produk atau negara dalam menghadapi kompetisi. Daya saing terkait dengan keunggulan komparatif untuk menentukan spesialisasi perdagangan internasional. Beberapa indeks yang menggunakan data ? data perdagangan di masa lalu (ex-post) untuk mengetahui keunggulan komparatif suatu produk atau negara diantaranya adalah Revealed Comparative Advantage Indices (RCA), Revealed Symetric Comparative Advantage (RSCA) dan Revealed Competitivenes (RC). Penelitian ini menggunakan ketiga indeks tersebut untuk mengukur daya saing produk berdasarkan. Hasil hitung indeks menunjukkan bahwa dari 15 produk yang diteliti, Indonesia hanya memiliki keunggulan komparatif dan dapat melakukan spesialisasi perdagangan pada 5 jenis produk. Penelitian ini juga dilakukan untuk melakukan analisa pengaruh daya saing terhadap kinerja ekspor produk dan hasil estimasi menunjukkan indeks daya saing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ekspor.

Competitiveness is the ability of a product or the state to compete. Competitiveness associated with comparative advantage to determine international trade specialization. Some indexes are using trade data in the past (ex-post) to determine the comparative advantage of a product or country, such as Indices of Revealed Comparative Advantage (RCA), Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) and Revealed competitiveness (RC). This research is using all three indexes to measure product competitiveness. The results showed that Indonesia is only having comparative advantage in 5 types of product and, therefore, can only benefit from trade specialization on those types of product. This research is also carried out to analyze the influence of competitiveness on export performance. The estimation results indicate that competitiveness index is having a significant and positive effect on export performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rufita Sri Hasanah
"Seiring dengan perkembangan ekonomi global yang memberikan dampak pada prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemetaan terhadap daya saing dan spesialisasi perdagangan dengan mitra dagang utama Indonesia sangat penting untuk menentukan pola perdagangan antar negara. Studi ini berfokus untuk menggali keunggulan komparatif komoditas Indonesia dengan mitra dagang utama sehingga dapat diketahui sektor-sektor unggulan yang menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi. Studi ini menggunakan analisis model perdagangan yang terdiri dari model gravitasi, Richardian model, Heckscher-Ohlin model, Standard Trade model, dan New Trade modeluntuk menganalisis pola perdagangan Indonesia dengan mitra dagang utama"
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2020
330 BAP 3:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Flory Daryanti
"Pemerintah Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang semakin besar untuk Iebih mampu bersaing di dalam sektor industri baja dimana produk baja merupakan produk strategis karena dibutuhkan oleh banyak kalangan. Persaingan dalam peningkatan daya saing yang didahuiui dengan adanya pasar AFTA dan akhimya harus menghadapi persaingan di pasar global, perlu diupayakan di dalam industri baja indonesia sehingga tidak saja berorientasi domestik tetapi juga berorientasi ekspor.
Visi pemerintah Indonesia, dimana ingin menjadikan industri baja Indonesia menjadi industri yang efisien, mempunyai implikasi yang tidak sedikit terhadap kesiapan industri baja. Dimana kesiapan tersebut tidak hanya mendukung penyediaan proses teknologi yang efisien dan dapat menghasilkan diferensiasi produk serta peningkatan produktifitas tetapi juga mendukung sarana dan prasarana Iain yaitu listrik, pelabuhan, dan fasilitas lain seperti infrastruktur sosial, jalan masuk ke pabrik, peremajaan mesin, dan juga joint venture atau aliansi strategis.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat potensi dan arah pengembangan industri baja dalam upaya meningkatkan industri baja yang berorientasi ekspor, dengan menggunakan kerangka analisa sektoral. Strategi pengembangan serta keunggulan kompetitif industri baja dapat ditelaah dalam konteks penelitian dan segi input, proses dan output produk. Jenis penelitian ini adalah studi analisis deskriptif yang didasarkan oleh hasil studi eksplorasi secara deskriptif.
Temuan kajian yang-paling penting adalah peranan pemerintah/negara yang akan tetap kuat dan dominan untuk mendukung industri baja sehingga menjadikan industri baja menjadi etisien, memiliki produktititas tinggi dan mempunyai diferensiasi produk, dalam era globalisasi walaupun fungsinya saat ini adalah mengarahkan industri. Kompetisi yang bersifat global seakan akan menjadikan peranan pemerintah semakin kecil, tetapi pada kenyataannya tidak demikian, peranan pemerintah akan semakin besar dan bertambah penting. Peranan pemerintah merupakan faktor penentu (determinant) dalam kemampuan untuk berkompetisi. Untuk itu maka pembangunan industri baja lndonesia tidak saja perlu terpadu secara internal, tetapi juga harus serasi dengan pembangunan yang dilakukan oleh sektor Iainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T16805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
Jakarta: UI-Press, 2010
PGB 0349
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>