Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pitra Ariesta
"Tujuan: Menilai keamanan rebusan daun sirih terhadap kornea, konjungtiva dan bilik mata depan kelinci New Zealand White Metode: Penelitian ini merupakan uji eksperimental pada kelinci percobaan. Rebusan daun sirih yang diuji terdiri dari 3 konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 20%. Penilaian dilakukan secara klinis pada jam ke 1, 24, 48 dan 72. Pemeriksaan histopatologi dilakukan pada jam ke 72. Hasil penelitian akan didasarkan pada protokol The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) guideline for "Acute Eye Irritation/Corrosion" no 405 Hasil: Hasil pemeriksaan klinis pada mata kelinci untuk semua konsentrasi rebusan daun sirih tidak menunjukkan reaksi toksik pada jam ke 1 - 72. Pada pemeriksaan histopatologis jam ke 72, tidak ditemukan sebukan sel radang maupun kerusakan sel pada kornea dan konjungtiva untuk semua konsentrasi rebusan daun sirih. Kesimpulan: Rebusan daun sirih konsentrasi 5%, 10% dan 20% aman pada mata kelinci untuk pemakaian dalam jangka waktu singkat (72 jam). Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan untuk melihat keamanannya pada mata manusia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T57259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Hartono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
"Infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,07 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 15,28 mm; pada konsentrasi infus dawn sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,20 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,67 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 17,42 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,78 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 18,28 mm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lidya Kartika Marsaulina S.
"Daun sirih Piper betle L memiliki kemampuan anti bakteri yang baik. Profil antibakteri tersebut disediakan oleh kandungan metabolit sekunder di dalam sediaan. Ekstrak etanol 80 daun sirih memiliki kompatibilitas yang baik untuk dijadikan sediaan farmasi. Penelitian oleh American Podiatric Medical Association pada tahun 2014 menunjukkan bahwa bau kaki menjadi permasalahan pada kaki yang banyak dialami masyarakat pada saat ini. Bau kaki tersebut banyak disebabkan oleh adanya bakteri, yakni bakteri Bacillus subtilis. Untuk mengatasi bau kaki dibuat sebuah sediaan antibaukaki. Sediaan spray dipilih karena menyediakan kenyamanan yang tinggi bagi pengguna.
Penelitian ini menguji berbagai konsentrasi ekstrak dalam formula untuk menemukan konsentrasi kandungan ekstrak etanol yang paling baik, yang dapat menunjukkan diameter zona hambat terhadap bakteri Bacillus subtilis. Selain itu, dilakukan juga uji stabilitas fisik pada penyimpanan selama 8 minggu di suhu kamar 28 2°C , suhu tinggi 40 2°C, dan suhu rendah 4 2°C. Kontrol, Formula 1, Formula 2, dan Formula 3.
Hasil uji stabilitas menunjukkan profil stabilitas fisik dengan parameter organoleptis yang baik. Kadar ekstrak etanol 80 daun sirih yang tepat untuk dapat memberikan diameter zona hambat minimum, diberikan oleh Formula 3, yakni ge; 2 mg/ml, dengan angka zona hambat minimum terhadap bakteri Bacillus subtilis, dengan diameter hambat yang terbentuk sebesar 2 mm.

Betel leaf has long been proven and widely used in Indonesia for its antibacterial activities. Betel leaf 80 ethanolic extract has high compatibility to be made as a widely used pharmaceutical product, including spray. In 2014 American Podiatric Medical Association, studied a significant increasing of foot odor prevalence between our citizens. One of the reason of foot odor is caused by bacteria, mostly by Bacillus subitilis.
This study focussed on creating a pharmaceutical product with a strong antibacterial that showed minimum bactericidal concentration MBC towards bacteria that caused foot odor. Spray product was chosen because of the great pleasant experience for the user. The study tested various concentrations of betel leaf 80 ethanolic extract, to study its antibacterial activity. Stability testing towards its physical property on 8 week storage in three different temperature room temperature 28 2°C, high tempreature 40 2°C, and low temperature 4 2°C, was also conducted.
The three spray showed great physical stability profile on organoleptic parameters. Betel leaf 80 ethanolic extract, in the Formulation 3 showed Minimum Bactericidal Concentration MBC in 2 mm area with the formula that contained ge 2 mg ml Ethanolic Extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Adi Purwoko
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiHidrogel merupakan suatu jaringan rantai polimer dengan struktur tiga dimensi yang terbentuk dari polimer alam ataupun sintetis dan memiliki kemampuan menyerap dan mempertahankan sejumlah besar air. Parameter kinerja hidrogel dalam menyerap air disebut sebagai swelling ratio yang dipengaruhi oleh sifat hidrofilik dan struktur morfologi dari jaringan polimer hidrogel. Jaringan polimer hidrogel dapat dimodifikasi dengan menambahkan senyawa yang bersifat antibakteri seperti ekstrak daun sirih hijau, sehingga hidrogel memiliki sifat antibakteri. Pada penelitian ini akan dibuat hidrogel melalui kombinasi carboxymethyl cellulose CMC dan ekstrak daun sirih hijau menggunakan asam sitrat sebagai agen penyilang kimia. CMC merupakan senyawa turunan selulosa yang disintesis dari selulosa yang berasal dari tumbuhan eceng gondok, yang potensial digunakan sebagai sumber selulosa. Efek dari perbedaan komposisi CMC/ekstrak daun sirih hijau dan konsentrasi asam sitrat ditinjau melalui hasil karakterisasi hidrogel. Variasi komposisi CMC/ekstrak daun sirih hijau yang dilakukan adalah 95 :5 w/w ; 90 :10 w/w ; dan 85 :15 w/w dan variasi konsentrasi asam sitrat yang dilakukan adalah 10 w/w dan 15 w/w . Berdasarkan hasil penelitian, hidrogel yang disintesis memiliki kemampuan absorbsi air dan sifat antibakteri yang dipengaruhi oleh adanya ekstrak daun sirih hijau. Pengaruh penambahan ekstrak daun sirih hijau ke hidrogel berbasis CMC akan menurunkan nilai swelling ratio dari hidrogel dan meningkatkan sifat antibakteri. Pada penelitian, nilai swelling ratio tertinggi yang diperoleh sebesar 4134,11 dan nilai aktivitas antibakteri tertinggi yang diperoleh sebesar 79,29. Hasil pengujian optimum yang didapat pada hidrogel pada komposisi CMC eceng gondok/ekstrak daun sirih hijau sebesar 85 :15 dengan konsentrasi asam sitrat 10, dengan nilai swelling ratio sebesar 2819,11 dan aktivitas antibakteri sebesar 68,03.

Hydrogels is a network of polymer chain with three dimensional structure, that can be formed from natural or synthetic polymers. Hydrogel has ability to absorb and retain large amount of water. The performance parameter of hydrogel in absorbing water is called as swelling ratio and related to hydrophilic characteristic and morphology structure of its polymers. The network of polymer chain in hydrogel can be modified with adding a compound that has antibacterial properties such as piper betel leaves extract, with aim of adding the antibacterial properties to the hydrogel. In this study, hydrogel is synthesized from carboxymethyl cellulose CMC and piper betel leaves extract using citric acid as chemical cross linker. CMC is a derivative compound from cellulose that is synthesized from water hyacinth cellulose, which has been known as one of the potential source of cellulose. Effect of different compositions CMC piper betel leaves extract and citric acid concentration are observed through the hydrogel characterization result. Variation of composition CMC betel leaves extract are 95 :5 w/w 90 :10 w/w and 85 :15 w/w. Variation of citric acid composition are 10 w/w and 15 w/w. Based on the result, the synthesized hydrogel has water absorption ability and antibacterial properties that are influenced by piper betel leaves extract. Addition piper betel leaves to CMC based hydrogel has effect which is decreasing swelling ratio and increasing antibacterial properties. In this study, the highest swelling ratio obtained is 4134.11 and the highest antibacterial activity value obtained is 79.29. The optimum test result obtained at hydrogel on the composition of water hyacinth CMC piper betel leaves extract 85 :15 with 10 citric acid concentration, with swelling ratio is 2819.11 and antibacterial activity is 68.03."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Syifa Humaira
"Salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh lansia adalah sakit gigi. Gigi merupakan salah satu bagian dalam rongga mulut. Proses penuaan pada lansia mempengaruhi perubahan fungsional pada rongga mulut. Masalah keperawatan yang menggambarkan penurunan kesehatan rongga mulut yaitu kerusakan gigi. Salah satu intervensi keperawatan untuk megatasi masalah kerusakan gigi pada lansia kelolaan adalah Program Perawatan Kesehatan Mulut dengan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung ekstrak daun sirih. Program Kesehatan Mulut dilakukan dua kali dalam enam hari selama lima minggu. Tujuan dari penulisan ini yaitu memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lansia kelolaan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, DKI Jakarta dengan instrumen evaluasi berupa OHAT Oral Health Assessment Tools dan OHIP-14 Oral Health Impact Profile-14 . Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa klien mengalami penurunan skor OHAT dan OHIP-14 dalam beberapa komponen penilaian. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan status kesehatan mulut lansia. Program Perawatan Kesehatan Mulut dilakukan selama 5 minggu 30 hari dengan durasi 15-20 menit tiap harinya untuk meningkatkan status kesehatan mulut klien
One of common health problems that often complained by the elderly is toothache. Teeth are a part of the oral cavity. The aging process in the elderly affects functional changes in the oral cavity. Nursing problem that describe oral health derivation is impaired dentition. One of the nursing interventions which adress to the problem of impaired dentition in elderly is the Oral Health Care Program with toothpaste and mouthwash contained of betel leaf extract. Oral Health Care Program is done twice a day in six days for five weeks. The purpose of this research is to describe the results of nursing intervention in the elderly at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, DKI Jakarta with evaluation instruments in the form of OHAT Oral Health Assessment Tools and OHIP-14 Oral Health Impact Profile-14 . The result shows a derivation in OHAT and OHIP-14 scores for some assessment components. It indicates there is an improvement in oral health status. Oral Health Care Program is conducted for 5 weeks 30 days with a duration of 15-20 minutes each day to improve the client rsquo;s oral health status"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Tri Yulian Prabowo
"Upaya yang dapat mencegah karies adalah dengan aplikasi bahan remineralisasi berupa topical fluoride yang dicampur dengan ekstrak daun ruku-ruku, dan daun sirih merah. Penggunaannya dapat meningkatkan kekerasan permukaan gigi dan menghambat bakteri penyebab karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan kekerasan email setelah pengaplikasin fluoride varnish eksperimental modifikasi daun ruku-ruku dan daun sirih merah. Spesimen gigi dibuat sebanyak 24 buah dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok FV + daun ruku-ruku, FV + daun sirih merah, MI Varnish® Fresh Mint (GC, USA), dan kontrol, dilakukan tes kekerasan awal. Kemudian dilakukan perlakuan demineralisasi dengan perendaman saliva buatan (pH 4,5) selama 30 menit , sedangkan untuk fase remineralisasi dilakukan masing-masing kelompok dan perendaman dalam saliva buatan (pH 7) selama 6 jam, dan diletakkan pada suhu 370C. Setelah itu, setiap spesimen diukur kembali kekerasannya dengan alat Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G21DT, Jepang), setiap fase demineralisasi dan remineralisasi. Hasil dari uji kekerasan didapatkan terdapat peningkatan yang tidak jauh berbeda dari masing-masing kelompok dengan peningkatan tertinggi pada gigi yang diberi dengan FV+ daun Ruku-ruku, kecuali pada kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa FV + Daun Ruku-ruku dan dan FV + Daun Sirih Merah dapat meningkatkan kekerasan permukaan email seperti MI Varnish komersial

Efforts that can be made to prevent caries are the application of remineralization materials in the form of topical fluoride mixed with ruku-ruku leaves extract and red betel leaves. Its use can increase the hardness of the tooth surface and inhibit caries-causing bacteria. This study aims to determine the effect of increasing enamel hardness after the application of experimental fluoride varnish with modified ruku-ruku leaves and red betel leaves. 24 dental specimens were made and divided into 4 groups, namely the FV group + ruku-ruku leaves, FV + red betel leaves, MI Varnish® Fresh Mint (GC, USA), and control, All specimens were tested for initial hardness, and hardness after demineralization treatment by immersing in artificial saliva (pH 4.5) for 30 minutes at 370C. Furthermore, after application with FV + ruku-ruku leaves, FV + red betel leaves, and MI Varnish® Fresh Mint (GC, USA), the specimens were immersed in artificial saliva (pH 7) for 6 hours, 370C and then the final hardness measurement was taken. The test results showed no significant differences between the initial hardness, after demineralization, and after remineralization of the four groups. However, The teeth group that experienced highest increase in surface hardness were teeth treated with experimental fluoride varnish mixed with ruku-ruku leaves extract. It can be concluded that FV + Ruku-ruku leaves and and FV + Red Betel leaves can increase the surface hardness of the enamel like commercial MI Varnish"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library