Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Shannia Dwi Melianti
"Aplikasi kencan online semakin popular dan diterima oleh masyarakat untuk bertemu dengan orang lain secara daring. Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai aktivitas dilakukan secara online, termasuk kebutuhan mencari pasangan yang berdampak pada melonjaknya penggunaan aplikasi kencan online. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor – faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan aplikasi kencan online. Penelitian ini menggunakan teori trust transfer dalam menganalisis niat penggunaan aplikasi kencan online. Penelitian ini melibatkan 539 responden valid dan menggunakan PLS-SEM dengan SMARTPLS 3.0 sebagai metode analisis data. Penelitian ini menunjukan bahwa social influence dan ODA service quality (interactivity, user interface design, personalization, privacy) berpengaruh terhadap trust to people in internet, trust to ODA services, dan trust to selected daters. Kemudian, trust to people in internet berpengaruh kepada trust to ODA service dan trust to ODA service berpengaruh kepada trust to selected daters. Selain itu, penelitian ini juga menunjukan bahwa social influence, trust to ODA services, dan trust to selected daters berpengaruh kepada intention to use. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa masculinity/femininity memoderasi hubungan antara ODA service quality dengan intention to use. Penelitian ini memperkaya penelitian sebelumnya untuk menganalisis faktor – faktor yang memengaruhi niat penggunaan aplikasi kencan online dengan teori trust transfer dan moderasi menggunakan teori dimensi kultural Hofstede.
Online dating applications are increasingly popular and accepted by the public to meet other people online. The COVID-19 pandemic has caused various activities to be carried out online, including the need to find a partner which has an impact on the increasing use of online dating applications. This study aims to explore the factors that influence the intention to use online dating applications. This study uses the trust transfer theory in analyzing the intention to use in online dating applications. This study involved 539 valid respondents and used PLS-SEM with SMARTPLS 3.0 as the data analysis method. This study shows that social influence and ODA service quality (interactivity, user interface design, personalization, privacy) affect trust to people on the internet, trust to ODA services, and trust to selected daters. Then, trust to people on the internet affects trust to ODA service and trust to ODA service affects trust to selected daters. In addition, this study also shows that social influence, trust to ODA services, and trust to selected daters affect intention to use. This study also reveals that masculinity/femininity moderates the relationship between ODA service quality and intention to use. This study enriches previous research to analyze the factors that influence the intention to use online dating applications with trust transfer theory and moderation using Hofstede's cultural dimension theory."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Fatimah Evita Amanah Wibowo
"Penelitian ini bertujuan menguraikan perwujudan sexual scripts yang berkaitan dengan pemaknaan perilaku seksual dalam penggunaan aplikasi kencan daring Bumble bagi perempuan dan laki-laki heteroseksual, di tengah konstruksi sosial feminitas dan maskulinitas heteronormatif yang berlaku di masyarakat, serta ekspektasi budaya hookup yang dapat muncul. Studi terdahulu belum mengangkat aspek seksual menjadi penting dalam membentuk pola penggunaan aplikasi, yang dapat dilihat sebagai bentuk perwujudan sexual scripts dalam aplikasi kencan daring, khususnya Bumble. Penelitian ini berargumen aplikasi kencan daring Bumble mampu mewujudkan sexual scripts yang berperan membentuk maupun menjelaskan pola serta praktik penggunaan aplikasi dan berkaitan dengan pemaknaan perilaku seksual pengguna. Sexual scripts pun mampu menunjukkan perbedaan laki-laki dengan perempuan heteroseksual dalam hal ekspresi dan praktik seksualnya. Virtual ethnography digunakan sebagai metode penelitian, mencakup wawancara mendalam serta observasi online. Temuan penelitian menunjukkan terwujudnya sexual scripts berdasarkan Simon & Gagnon dalam aplikasi Bumble pada level skenario kultural, interpersonal, serta intrapskis. Level interpersonal menjadi level yang dominan, karena berperan sentral sebagai peleburan skenario kultural dengan level intrapsikis melalui adaptasi yang dilakukan, serta secara konkrit menjelaskan pola dan praktik penggunaan Bumble. Pemaknaan perilaku seksual mendukung maupun memaknai level interpersonal dan intrapsikis sexual scripts, karena pemaknaannya turut dilihat melalui praktik penggunaan dan nilai yang dimiliki pengguna Bumble.
This study aims to describe the embodiment of sexual scripts related with sexual behavior cognition in online dating application Bumble for heterosexual women and men, amid the prevailing social construction of heteronormative femininity and masculinity, also hookup culture expectation that can arise. Previous studies overlook sexual aspects is important in shaping usage patterns, which can be seen as a form of sexual scripts embodiment in online dating applications, especially Bumble. This study argues the online dating application Bumble able to embody sexual scripts that plays role in shaping also explaining patterns and practices of application usage include relating to users' sexual behavior cognition. Sexual scripts also able to show differences between heterosexual men and women sexual expression and practice. Virtual ethnography used as a research method, includes in-depth interviews and online observations. Research findings show the embodiment of sexual scripts based on Simon & Gagnon in Bumble application at the cultural scenarios, interpersonal, and intrapsychic level. The interpersonal level becomes the dominant level because it plays a central role as a fusion of cultural scenarios with intrapsychic level through adaptations, also concretely explains the patterns and practices of using Bumble. Sexual behavior cognition supports and interprets the interpersonal and intrapsychic levels of sexual scripts, because the cognition also seen through practices and values of Bumble users. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Michelle Maureen
"Aplikasi Bumble sebagai aplikasi kencan feminis dilengkapi dengan beberapa fitur perlindungan, namun normalisasi KBGO, manipulasi identitas, dan perbedaan motivasi pengguna masih menyuburkan KBGO pada perempuan. Studi-studi sebelumnya hanya memberikan pembahasan sampai pada topik mengenai bentuk- bentuk tindakan kekerasan yang mungkin terjadi di aplikasi kencan, namun penelitian ini turut membahas agensi perempuan dalam meresponi KBGO yang dialami. Peneliti berargumen bahwa subjektivitas agensi, diwujudkan dalam tindakan- tindakan yang dilakukan perempuan sebagai bentuk meresponi KBGO yang dialami. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi digital. Informan dalam penelitian ini sejumlah 6 orang perempuan yang sedang dan/atau pernah menggunakan aplikasi Bumble; berusia 22 hingga 27 tahun; dan pernah mengalami KBGO yang terjadi di Bumble maupun aplikasi lain yang difasilitasi oleh Bumble. Temuan dalam penelitian memperlihatkan bahwa perempuan menunjukkan agensi dalam berbagai tindakan untuk merespon KBGO yang terjadi, baik yang dilakukan secara publik maupun privat. Sherry Ortner mengungkap bahwa agensi perempuan didasari oleh subjektivitas yang berada dalam konteks formasi sosial dan budaya. Agensi perempuan tidak hanya berfokus pada perlawanan yang dilakukan, namun juga tentang bagaimana perempuan membuat dan mencari makna. Tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, dan bagaimana perempuan meresponi kondisi KBGO yang menimpanya.
The Bumble application as a feminist dating application is equipped with several protective features, but the normalization of KBGO, identity manipulation, and differences in user motivation still feed KBGO among women. Previous studies only provide discussion on the topic of forms of violent acts that may occur on dating applications, but this research also discusses women's agency in responding to the KBGO they experience. Researchers argue that agency subjectivity is manifested in the actions carried out by women as a form of responding to the KBGO they experience. Data collection was carried out using an in-depth interview process and direct observation on the Bumble application. The informants in this study were 6 women who currently and/or have used the Bumble application; aged 22 to 27 years; and have experienced KBGO that occurs on Bumble or other applications facilitated by Bumble. The findings in the research show that women show agency in various actions to respond to KBGO that occurs, whether carried out publicly or privately. Sherry Ortner reveals that women's agency is based on subjectivity which is in the context of social and cultural formations. Women's agency does not only focus on the resistance carried out, but also on how women make and search for meaning. About what women feel, think, and how they respond to the KBGO conditions that befall them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shafira Amelia Thaher
"Masa dewasa awal yang ditandai dengan eksplorasi dan pembentukan identitas, sering kali melibatkan penggunaan aplikasi kencan seperti Bumble untuk memulai hubungan romantis. Terlepas dari niat untuk mengurangi rasa kesepian, penggunaan aplikasi ini secara tidak sengaja dapat memperburuk perasaan kesepian karena fenomena seperti ghosting dan breadcrumbing. Penelitian ini menyelidiki korelasi antara kesepian dan welas diri di antara individu dewasa awal yang menggunakan aplikasi kencan Bumble. Terdapat 160 partisipan berusia 18-29 tahun (M = 23.23, SD = 2.37) yang berpartisipasi dalam penelitian. Hasil penelitian menggunakan Skala Kesepian UCLA (Versi 3) dan Skala Welas Diri (SWD). Temuan menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara kesepian dan welas diri, dimana tingkat kesepian yang tinggi dikaitkan dengan tingkat welas diri yang tinggi. Secara spesifik, kesepian berkorelasi negatif terhadap komponen positif welas diri dan berkorelasi positif terhadap komponen negatif welas diri. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca dan menjadi pedoman untuk dewasa awal pengguna aplikasi kencan Bumble untuk memahami pentingnya peran welas diri sebagai faktor protektif terhadap kesepian.
Emerging adulthood, characterized by exploration and identity formation, often involves using dating apps like Bumble to initiate romantic relationships. Despite the intention to reduce loneliness, using these apps can inadvertently exacerbate feelings of loneliness due to phenomena such as ghosting and breadcrumbing. This study investigates the correlation between loneliness and self-compassion among emerging adults using the Bumble dating app. There are 160 participants aged 18-29 years (M = 23.23, SD = 2.37) who participate in the study. The results are obtained using the UCLA Loneliness Scale (Version 3) and the Self-Compassion Scale (SCS). The findings show a significant positive correlation between loneliness and self-compassion, where high levels of loneliness are associated with high levels of self-compassion. Specifically, loneliness negatively correlates with the positive components of self-compassion and positively correlates with the negative components of self-compassion. This study aims to broaden readers' understanding and serve as a guide for emerging adults using the Bumble dating app to recognize the importance of self-compassion as a protective factor against loneliness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ilma Qarnain
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran fenomena hookup melalui aplikasi kencan di kalangan dewasa muda dan memperoleh pemahaman terkait peran perilaku hookup dalam pembentukan hubungan berkomitmen. Dalam penelitian ini, hubungan berkomitmen mengacu pada sebuah hubungan yang melibatkan komitmen antara pasangan yang terlibat secara romantis, dikarakteristikkan oleh eksklusivitas, dan tujuan bersama untuk mencapai tahapan komitmen lebih lanjut seperti bertunangan atau menikah. Penelitian ini menggunakan desain explanatory-sequential, di mana penelitian kualitatif dilakukan sebagai lanjutan dari penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan deskripsi dan penjelasan yang lebih mendalam terkait fenomena yang dibahas. Melalui survei pada 619 partisipan dewasa muda pengguna aplikasi kencan berusia 18-40 tahun di kota-kota besar di Indonesia, ditemukan praktik seksualitas yang lazim di kalangan para pengguna aplikasi kencan, di mana terdapat hubungan korelasi yang positif antara frekuensi dan durasi penggunaan aplikasi kencan dengan jumlah pasangan seksual selama 12 bulan terakhir. Hasil analisis kualitatif menjelaskan bagaimana penggunaan aplikasi kencan dan proses interaksi di dalamnya memfasilitasi keterlibatan dewasa muda dalam perilaku hookup, dan bagaimana perilaku hookup melalui aplikasi kencan dapat mempersulit dewasa muda dalam proses pembentukan hubungan berkomitmen.
This study aims to obtain an overview of the hookup phenomenon through dating apps among young adults and gain an understanding of the role of hookup behavior in the formation of committed relationships. In this study, committed relationship refers to a relationship that involves commitment between partners who are romantically involved, characterized by exclusivity, and a shared goal of reaching a further stage of commitment such as getting engaged or married. This study uses an explanatory-sequential design, in which qualitative research is carried out as a continuation of quantitative research, to obtain a more in-depth description and explanation regarding the phenomena discussed. Through a survey of 619 dating app users aged 18-40 in big cities in Indonesia, it was found that sexuality practices were common among dating app users, where there was a positive correlation between the frequency and duration of dating app use and number of sexual partners in the past 12 months. The results of qualitative analysis explain how the use of dating apps and the interaction process within them facilitate young adults' involvement in hookup behavior, and how hookup behavior through dating apps can complicate young adults' process of forming committed relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library