Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aufa Dhiya Aydan
"Perkembangan internet semakin pesat seiring dengan munculnya layanan-layanan terbaru yang lebih modern. Dengan berkembangnya internet di era sekarang, tentu penggunaan internet juga semakin meningkat terutama di masa pandemi yang serba online ini. Kondisi ini menjadi peluang untuk mengembangkan website-website demi bersaing di bidang industri. Akan tetapi, perancangan suatu website online tentu saja harus memperhatikan kebutuhan keamanannya. Terkadang dalam pembuatannnya masih ada celah sehingga suatu website tersebut berpotensi mengalami kerusakan atau bahkan kehilangan data-data penting. Untuk itulah keamanan website sangat penting demi menjaga data-data di dalamnya. Kerentanan website merupakan kelemahan atau kesalahan konfigurasi pada web dalam suatu kode atau perangkat lunak server yang memungkinkan penyerang dapat menggunakannya dan mengganggu integritas sistem yang dapat menyebabkan kerusakan. Layanan Burp Suite yang merupakan vulnerability scanner atau platform untuk menguji keamanan suatu aplikasi yang dapat mendeteksi kerentanan pada website-website serta menganalisa ancaman-ancaman apa saja yang dapat terjadi di web tersebut dengan melakukan pengujian penetrasi atau suatu metode yang memanipulasi serangan demi mendapatkan kelemahan website tersebut, serta diharapkan dapat menjadi acuan dalam memperbaiki sistem web tersebut sehingga mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

The development of the internet is growing rapidly in line with the emergence of new, more modern services. With the development of the internet in the current era, of course the use of the internet is also increasing, especially in this all-online pandemic. This condition is an opportunity to develop websites to compete in the industrial field. However, designing an online website, of course, must pay attention to its security needs and sometimes in its creation there are still gaps so that a website has the potential to experience damage or even lose important data. For this reason, website security is very important to protect the data on it. Website vulnerability is a weakness or misconfiguration of the web in a code or server software that allows attackers to use it and disrupt system integrity which can cause damage. The Burp Suite service is a vulnerability scanner or platform for testing the security of an application that can detect vulnerabilities on websites and analyze any threats that can occur on the web by performing penetration testing or a method that manipulates attacks to get weakness of the website, and is expected to be a reference in improving the web system to prevent unwanted things from happening
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Iqbal Hazairin
"Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan sebagai penghubung pada masyarakat suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat tertentu di samping bahasa utama, yaitu bahasa Indonesia. Keragaman bahasa daerah di Indonesia merupakan kekayaan budaya yang harus dipertahankan sepanjang zaman. Sayangnya, penggunaan bahasa daerah yang berkurang serta minimnya perhatian masyarakat pada digitalisasi bahasa daerah membuat bahasa daerah semakin terpinggirkan. Tak terkecuali pada bidang NLP, belum ada perkembangan signifikan dalam puluhan tahun terakhir yang melibatkan bahasa daerah sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberikan salah satu cara untuk meningkatkan kembali pelibatan bahasa daerah dalam penelitian khususnya NLP. Penelitian ini mencoba membangun korpus teks untuk sebanyak mungkin bahasa daerah di Indonesia menggunakan metode web crawling. Sistem melakukan crawling untuk mengumpulkan web berbahasa daerah sebanyak-banyaknya dan kontennya diambil dengan melakukan web scraping. Teks hasil scraping selanjutnya dinormalisasikan dan dilakukan language identification pada tiap kalimatnya. Kalimat dengan bahasa mayor seperti Indonesia dan Inggris dibuang, dan kalimat yang berbahasa daerah dipertahankan. Hasilnya adalah korpus teks untuk ratusan bahasa daerah di Indonesia. Harapannya hasil penelitian ini dapat menjadi batu loncatan penelitian bahasa daerah NLP di Indonesia selanjutnya.

Regional languages are languages used as a means of communication within a specific region or community, in addition to the main language, which is Indonesian. The diversity of regional languages in Indonesia is a cultural wealth that should be preserved throughout time. Unfortunately, the diminishing use of regional languages and the lack of attention given by society to the digitization of these languages have led to their marginalization. This holds true even in the field of Natural Language Processing (NLP), where there has been little significant development involving regional languages as research subjects in recent decades. Therefore, this study aims to provide a method to re-engage regional languages, particularly in NLP research. The research attempts to build a text corpus for as many regional languages in Indonesia as possible using web crawling methods. The system will crawl the web to collect regional language websites and extract their content through web scraping. The scraped texts will then undergo a normalization process and language identification process for each sentence. Sentences in major languages such as Indonesian and English will be discarded, while sentences in regional languages will be retained. The outcome of this research will be a text corpus for hundreds of regional languages in Indonesia. The hope is that the results of this study can serve as a stepping stone for the next NLP research on regional languages in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Irvan Olii
"Prostitusi sebagai sebuah permasalahan sosial juga merupakan suatu permasalahan keruangan. Penggunaan ruang publik dalam bentuk penggunaan badan jalan untuk tujuan menawarkan diri (soliciting) dan kemudian menimbulkan kerb-crawling merupakan kriteria utama yang diamati dan dikaji berkaitan dengan fenomena prostitusi jalanan.
Terdapat beberapa lokasi di kawasan DKI Jakarta yang diamati, namun hanya dua lokasi yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta metode analisa kualitatif diperoleh peng-arti-an dan pemahaman akan ruang dari individu Pekerja Seks Jalanan pada dua lokasi tersebut.
Peng-arti-an dari ruang sosial seorang Pekerja Seks Jalanan berkaitan dengan hubungan individu Pekerja Seks dengan beberapa pihak lain pada lokasi dimana ia melakukan aktifitasnya. Sementara pemahaman ruang bertindak dari individu Pekerja Seks Jalanan berkaitan dengan batasanbatasan tertentu.

Prostitution as a social problem has also been a spatial problem. The used of public space, such as the body of the street, for purposed of soliciting and then consequently creating kerb-crawling, are the main criteria to observed & studied the street prostitution phenomenon.
There are several locations to observed at OKI Jakarta area, only two of the known area which contain and consist prostitution activity that fulfilled the set criterion. Using qualitative approached and qualitative analyzing method, the researched found that there are meanings and construction about space by individual sex-worker at the two locations.
Meanings of individual sex-worker social space connected with the relations that the individual has between several others at the activity location. The construction of action space were about the relations of several limitation that the individual sex-worker had.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Labib Fardany Faisal
"Pertumbuhan Online Gig Economy (OGE) yang pesat di dunia berpotensi menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia karena sistem kerja dan rekrutmen yang bebas serta
lapangan kerja yang melimpah tanpa memperhatikan batas negara. Dengan jam kerja dan sistem yang fleksibel, OGE juga dapat menjadi alternatif bagi pekerja dengan tempat
kerja yang jauh dan aturan yang mengekang. Namun disamping itu, pertumbuhan ini juga menyebabkan beberapa dampak negatif baik pada pelaku OGE sendiri maupun masyarakat secara luas. Dengan ini eksistensi OGE perlu diukur keberadaannya agar para pengambil keputusan dapat lebih cepat dalam mengambil kebijakan untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan. Sayangnya, sistem pengukuran ekonomi dan ketenagakerjaan saat ini masih belum memadai untuk mendeteksi sebaran OGE di Indonesia, khususnya pekerja digital. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem yang dapat mengumpulkan data pekerja digital dari situs-situs yang merupakan platform OGE dan melakukan klasifikasi berdasarkan bidang pekerjaannya. Teknik web crawling and
scraping digunakan untuk mengumpulkan data serta teknik cosine similarity digunakan untuk klasifikasi data. Dengan sistem ini, data tentang pekerja dapat direkam dengan
cepat tanpa melakukan survei lapangan. Kebutuhan data pekerja digital disesuaikan berdasarkan atribut pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Secara rata-rata, rancangan sistem dapat mengumpulkan data pekerja sebanyak dua crawl per detik dan melakukan klasifikasi dengan akurasi 83,8%. Data menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja digital Indonesia bekerja di bidang creative and multimedia, terkonsentrasi di Pulau Jawa, dan memiliki latar belakang pendidikan S1. Selain itu juga dapat ditaksir bahwa pekerja digital Indonesia memiliki penghasilan rata-rata Rp 3,43 juta per bulan. Kontribusi OGE dalam perekonomian nasional juga ditaksir bahwa nilainya masih belum signifikan.
Having a rapid growth accross the world, Online Gig Economy (OGE) has the potential to reduce unemployment in Indonesia, due to flexible working arragement, flexible
recruitment and lots of job types offered without considering national boundaries. Having flexible working time dan rules, OGE could be an alternative for workers who have a long way to office and tight job regulations. On the other hand, OGE growth has negative impacts on workers themselves and society at large. Therefore, the size of OGE needs to be measured so that easy for decision makers to create policies faster. Unfortunately, current existing economic and labour measurement systems are still not suitable to measure OGE distribution in Indonesia, especially for digital workers. This study produces a system to collect data automatically from sites that were known as OGE platforms and making classification based on occupation class. The methods used for collecting data are web crawling and scraping, and cosine similarity is for data classification. By this way, distribution of workers data could be recorded without any survey on the field. The needs of workers data are adjusted based on Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). On average, the prototype can collect worker data two crawls per second and has 83,8% accuracy in classification. The research founds that the trends of Indonesian digital workers are taking creative and multimedia jobs, concentrated at Java island, and having a bachelor degree. From data collection, result can be estimated that Indonesian digital workers paid about IDR 3,43 million in a month. It can also be estimated that the existence of OGE in the national economy is still less significant."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A. Labib Fardany Faisal
"ABSTRAK
Pertumbuhan Online Gig Economy (OGE) yang pesat di dunia berpotensi menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia karena sistem kerja dan rekrutmen yang bebas serta lapangan kerja yang melimpah tanpa memperhatikan batas negara. Dengan jam kerja dan sistem yang fleksibel, OGE juga dapat menjadi alternatif bagi pekerja dengan tempat kerja yang jauh dan aturan yang mengekang. Namun disamping itu, pertumbuhan ini juga menyebabkan beberapa dampak negatif baik pada pelaku OGE sendiri maupun masyarakat secara luas. Dengan ini eksistensi OGE perlu diukur keberadaannya agar para pengambil keputusan dapat lebih cepat dalam mengambil kebijakan untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan. Sayangnya, sistem pengukuran ekonomi dan ketenagakerjaan saat ini masih belum memadai untuk mendeteksi sebaran OGE di Indonesia, khususnya pekerja digital. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem yang dapat mengumpulkan data pekerja digital dari situs-situs yang merupakan platform OGE dan melakukan klasifikasi berdasarkan bidang pekerjaannya. Teknik web crawling and scraping digunakan untuk mengumpulkan data serta teknik cosine similarity digunakan untuk klasifikasi data. Dengan sistem ini, data tentang pekerja dapat direkam dengan cepat tanpa melakukan survei lapangan. Kebutuhan data pekerja digital disesuaikan berdasarkan atribut pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Secara rata-rata, rancangan sistem dapat mengumpulkan data pekerja sebanyak dua crawl per detik dan melakukan klasifikasi dengan akurasi 83,8%. Data menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja digital Indonesia bekerja di bidang creative and multimedia, terkonsentrasi di Pulau Jawa, dan memiliki latar belakang pendidikan S1. Selain itu juga dapat ditaksir bahwa pekerja digital Indonesia memiliki penghasilan rata-rata Rp 3,43 juta per bulan. Kontribusi OGE dalam perekonomian nasional juga ditaksir bahwa nilainya masih belum signifikan.

ABSTRACT
Having a rapid growth accross the world, Online Gig Economy (OGE) has the potential to reduce unemployment in Indonesia, due to flexible working arragement, flexible recruitment and lots of job types offered without considering national boundaries. Having flexible working time dan rules, OGE could be an alternative for workers who have a long way to office and tight job regulations. On the other hand, OGE growth has negative impacts on workers themselves and society at large. Therefore, the size of OGE needs to be measured so that easy for decision makers to create policies faster. Unfortunately, current existing economic and labour measurement systems are still not suitable to measure OGE distribution in Indonesia, especially for digital workers. This study produces a system to collect data automatically from sites that were known as OGE platforms and making classification based on occupation class. The methods used for collecting data are web crawling and scraping, and cosine similarity is for data classification. By this way, distribution of workers data could be recorded without any survey on the field. The needs of workers data are adjusted based on Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). On average, the prototype can collect worker data two crawls per second and has 83,8% accuracy in classification. The research founds that the trends of Indonesian digital workers are taking creative and multimedia jobs, concentrated at Java island, and having a bachelor degree. From data collection, result can be estimated that Indonesian digital workers paid about IDR 3,43 million in a month. It can also be estimated that the existence of OGE in the national economy is still less significant.
"
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"This volume developed from a Workshop on Natural Locomotion in Fluids and on Surfaces: Swimming, Flying, and Sliding which was held at the Institute for Mathematics and its Applications (IMA) at the University of Minnesota, from June 1-5, 2010. The subject matter ranged widely from observational data to theoretical mechanics, and reflected the broad scope of the workshop. The papers presented at the workshop, and the contributions to the present volume, can be roughly divided into those pertaining to swimming on the scale of marine organisms, swimming of microorganisms at low Reynolds numbers, animal flight, and sliding and other related examples of locomotion."
New York: Springer, 2012
e20419635
eBooks  Universitas Indonesia Library