Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohanes Krisnawan
"Penelitian ini berangkat dari keprihatinan gagalnya pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini, terutama pada masa Orde Baru dan pasta Orde Baru, yang belum juga mampu menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebaliknya pembangunan nasional yang berorientasi pada pasar-bebas justru memperbesar jurang perbedaan antara kelompok masyarakat yang kaya dan kelompok masyarakat yang miskin.
Melalui paradigma kritis dalam kerangka Teori Kritis Sekolah Frankfurt, khususnya Teori Kritis Herbert Marcuse tentang Masyarakat Satu Dimensi, penelitian ini berupaya memahami dan menjelaskan mengapa penderitaan rakyat kecil masih juga berlangsung. Sementara rakyat keci,l menderita, mengapa sebagian masyarakat lainnya sibuk memuaskan dirinya dengan kelimpahan materi, dan fasilitas layanan yang memanjakan tubuhnya. Sementara media massa, tampaknya larut dalam arus utama konsumerisme yang melanda masyarakat kita. Reformasi dalam arti berkembangnya demokrasi liberal dan kebebasan pers ternyata tidak mampu menciptakan perubahan sosial yang berpihak kepada kaum miskin.
Paradigma kritis bertujuan mengungkapkan "mire conditions" dibalik suatu realitas semu atau kesadaran palsu, yang dinampakkan oleh dunia materi, yang dalam hal ini fenomena merebaknya konsumerisme. Melalui metode refleksi-kritis, Teori Kritis bertujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial, berusaha menjelaskan kondisi-kondisi irasional atau yang tidak sewajarnya terjadi di masyarakat, dan menjelaskan langkah-langkah praktis bagi para pelaku sosial agar dapat berperan dalam proses perubahan sosial.
Untuk bisa memahami dan membongkar realitas semu tersebut, peneliti menempatkan masyarakat dan media massa sebagai bagian dari perubahan sosial yang bersifat histories; Tidak terlepas dari koriteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berlangsung di masyarakat. Penelitian ini bersifat reflektif-kritis dan berupaya menjelaskan bagaimana dampak negatif dari penerapan kebijakan pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip neoliberalisme, yang mengagungkan pasar babas sebagai jalan untuk memperoleh kemakmuran. Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut justru semakin meminggirkan tanggungjawab Negara untuk melindungi dan menyejahterakan rakyatnya. Kebijakan deregulasi, liberalisasi, dan privatisasi, hanya semakin memperbesar kekuasaan korporasi-korporasi multinasional untuk melakukan ekspansi pasarnya di Indonesia, dan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari berbagai potensi ekonomi yang ada, dan menciptakan suatu masyarakat konsumen.
Melalui industri periklanan dan media massa, korporasi-korporasi multinasional tersebut menciptakan, menanamkan, dan menyebarluaskan kebutuhan-kebutuhan semu dalam masyarakat. Masyarakat menjadi pasar yang dibanjiri berbagai produk dan jasa yang sesungguhnya tidak benar-benar mereka butuhkan. Melalui Teori Kritis Marcuse realitas semu dalam masyarakat satu dimensi atau masyarakat kapitalis modern hendak dibongkar. Menurut Marcuse, masyarakat kapitalis modern adalah masyarakat yang sakit. Segala kehidupannya diarahkan hanya pada satu tujuan saja, yakni keberlangsungan dan peningkatan sistem yang telah ada, yang tidak lain adalah sistem kapitalisme. Masyarakat tersebut pun bersifat represiFdan totaliter, karena pengarahan pada sate tujuan itu berarti menyingkirkan dan menindas dimensi-dimensi Iain yang tidak menyetujui atau tidak sesuai dengan sistem tersebut. Manusia-manusia yang tinggal dalam masyarakat tersebut dibuat pasif dan reseptif, tidak ada lagi yang menghendaki perubahan. Dalam masyarakat satu dimensi itu terjadi produksi materi yang melimpah. Maka untuk tetap mempertahankan keuntungan diciptakanlah jaringan ekonomi dengan manajemen yang rapi melalui manipulasi kebutuhan dan ekspansi ekonomis ke negara-negara yang sedang berkembang sehingga merebaklah kebutuhan-kebutuhan semu yang bersifat artifisial.
Penelitian yang bersifat reflektif-kritis ini memperoleh beberapa pemahaman sebagai berikuti: Pertama, kebijakan pembangunan nasional yang berorientasi pada pasar babas, sebagaimana yang diterapkan selama ini, belum mampu menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Kedua, konsumerisme sebagai dampak pembangunan nasional yang mengundang kehadiran korporasi-korporasi multinasional semakin menyebarluas dalam masyarakat, dan menciptakan budaya konsumen. Ketiga, pengaruh budaya konsumen dan pertumbuhan belanja iklan terhadap industri penerbitan pars mendorong terjadinya komersialisasi terhadap rubrik-rubriknya, yang berupaya memenuhi kepentingan pasar, yaitu pembaca dan pemasang iklan. Keempat, dari pengamatan rubrik-rubrik di beberapa koran nasional dan beberapa artikelnya, tampak bahwa media massa benar-benar memanipulasi kebutuhan-kebutuhan semu dan cenderung ikut memelihara sistem kapitalisme. Media massa dalam hal ini menjadi apparatus ideologis kepentingan kapitalisme global, sekaligus tampak tidak berdaya mempertahankan cita-cita idealismenya di hadapan kepentingan modal. Penelitian ini juga memberikan kritik terhadap kelemahan teori kritis Marcuse, dan kelemahan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Andayani
"Tesis ini membahas mengenai konsistensi pengawasan BPOM terhadap peredaran produk pangan kadaluwarsa. Permasalahan dalam tesis ini adalah mengenai peranan BPOM dalam mengawasi peredaran produk pangan kadaluwarsa. Dalam tesis ini penulis menggunakan teori Paternoster & Simpson tentang pilihan rasional kejahatan korporasi serta teori keadilan dari John Rawls. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh BPOM terhadap peredaran produk pangan kadaluwarsa tidak konsisten dikarenakan ada beberapa faktor, yaitu faktor sumber daya manusia, faktor keterbatasan anggaran dan faktor sarana dan prasarana. Selain itu juga bahwa penjatuhan hukuman terhadap pelaku yang menjual produk pangan kadaluwarsa masih sangat ringan, sehingga tidak akan menimbulkan efek jera. Hasil penelitian menyarankan bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran produk pangan kadaluwarsa BPOM seharusnya dapat berlaku adil.

This thesis discusses to hit supervision consistency BPOM towards product expired food. Troubleshoot in this thesis hits part BPOM in supervise expired food product circulation. In this thesis is author uses theory Paternoster Simpson about corporate crime rational choice and justice theory from John Rawls. This watchfulness uses qualitative method.
Watchfulness result concludes that supervision that done by BPOM towards expired food product circulation not consistent caused by there are some factor, that is human resource factor, estimation limitedness factor and tool factor and infrastructure. Besides also that is down punishment towards. Executant that sell expired food stills as light as a feather, so that will not evoke scared effect. Watchfulness result imply that in do supervision towards expired product BPOM should can fair operative."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26641
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jamaica: Spectrum Publ. , 1977
362.1 CON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin, William
Chichester: Wiley Blackwell, 2015
142.78 IRW f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Idha Kurniasih
"Pada prinsipnya skripsi ini akan membahas tentang proses yang terjadi dalam adopsi gagasan ethical consumerism yang dilakukan oleh Sekertariat Bersama Indonesia Berseru (SBIB), sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial menggunakan komunikasi yang populer. Selain itu, juga dijelaskan proses transformasi yang mereka lakukan dalam suatu pemasaran sosial kepada target adopters.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan grounded theory dan jenis penelitian eksploratif. Riset terhadap kesesuain produk sosial sangat disarankan untuk dilakukan guna meningkatkan pemasaran sosial. Serta kontrol yang ketat terhadap program untuk memastikan ketercapain tujuan program pemasaran sosial tersebut.

This study is principally concerned with process that happened in adoption of ethical consumerism idea by SBIB, a Non-Government Organisation aims to create social changes using popular communication. It will also include the process of idea transforming using social marketing to the target adopters.
This research will take a qualitative approach with grounded theory and explorative type of research. Social product-fit research is well advised to improve social marketing programme as well as tight control for ensuring that organisation?s goal is being achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"D.I. Yogyakarta people consupmtion in 1950's -1960's indicated a transnational culture process in the wide range spread of industrial commodities from industrial countries such as Europe, United States and asia...."
PATRA 10(3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfika Hanifatunnauli
"Artikel ini membahas masalah konsumerisme dalam prosa kisah "Les deux voisins" pada Contes populaires karya Paul Steven. Dongeng ini mengisahkan perbedaan gaya hidup antara dua tetangga yaitu keluarga Monsieur Pierre dan keluarga Monsieur Jean-Baptiste. Kehidupan keluarga Monsieur Jean-Baptiste digambarkan sebagai keluarga yang sederhana sedangkan keluarga Monsieur Pierre justru menyukai kehidupan glamor. Untuk melakukan analisis, peneliti akan menggunakan teori naratologi struktural Greimas (1982) serta hiperrealitas dan masyarakat konsumsi oleh Jean Baudrillard (2004). Hasil analisis struktur naratif teks menunjukkan bahwa alur cerita digerakkan oleh kesulitan Monsieur Pierre untuk mengatur keuangannya. Monsieur Pierre telah mendapat beberapa saran dan mencoba mengikuti saran tersebut, namun keluarganya terutama Madame Pierre tidak mampu mengendalikan gaya hidupnya sehingga Monsieur Pierre pada akhirnya gagal mencapai tujuannya. Kemudian, hasil analisis tematis menunjukkan bahwa tokoh dalam cerpen ini, yaitu keluarga Monsieur Pierre, terjebak dalam hiperrealitas dan masalah konsumerisme yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan kehancuran ekonomi.

This article discusses the issue of consumerism depicted in “Les deux voisins” from Contes populaires by Paul Steven. This folktale tells the story of the difference in lifestyle between two neighbors, Monsieur Pierre's family and Monsieur Jean-Baptiste's family. Monsieur Jean-Baptiste's family life is described as a simple family while Monsieur Pierre's family prefers a more glamorous life. To conduct the analysis, the researcher will use Greimas' (1982) structural narratology theory as well as Jean Baudrillard's (2004) concept of hyperreality and consumption society. The results of the analysis of the narrative structure of the text show that the storyline is driven by Monsieur Pierre's difficulty in managing his finances. Monsieur Pierre had received some advice and tried to follow the advice, but his family, especially Madame Pierre, was unable to control her lifestyle so that Monsieur Pierre ultimately failed to achieve his goals. Subsequently, the results of the thematic analysis show that the characters in this prose, Monsieur Pierre's family, are trapped in the hyperreality and the problem of uncontrolled consumerism resulting in economic disturbance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
George, Sarina CH Y.
"Konsumerisme bukanlah sesuatu yang selalu dinilai sebagai hal yang merugikan kesejahteraan masyarakat luas. Salah satu penggerak konsumerisme adalah kaum elite kota besar. Mereka mengembangkan gaya hidup berciri khusus, yakni "kerja keras, habis itu nikmati" (Kompas, 13 Februari 1993). Mereka sangat memperhatikan penampilan (tubuh, pakaian, mobil); sangat trendy, dalam arti sangat mengikuti apa yang tengah menjadi trend di dunia international, karena alam pikiran mereka yang kosmopolitan; dan selalu mengembangkan hobi yang eksklusif sebagai pengimbang kerja keras mereka. Pilihan terhadap gaya hidup demikian menunjukkan kecenderungan budaya konsumtif (Ibrahim dalam Ibrahim, hal. 30).
Salah satu produk barang dan jasa yang banyak dikonsumsi remaja adalah media. Rata-rata remaja bisa menghabiskan 8 jam sehari untuk mengkonsumsi media (Steinberg, 1993).
Arus glohalisasi media massa dan informasi yang membawa nilai-nilai baru bagi Indonesia mempertajam proses sosialisasi bagi banyak orang, terutama kalangan usia muda. Akan terjadi pluralisasi budaya yang luas dan tajam, nasionalismepun akan dipengaruhi oleh wawasan international, persepsi dan aspirasi banyak orang menjadi senada tentang keadilan, hak asasi dan kesejahteraan manusia.
Menurut Galtung, hubungan antara negara maju dengan negara berkembang pada pasca Perang Dunia II sebenarnya sekedar melanjutkan hubungan yang bersifat eksploitatif yang sudah berlangsung selama beberapa abad terakhir. Hanya saja bila dulu penjajahan dilakukan dengan militer dan politik, kini penjajahan dilangsungkan melalui budaya.
Kaum muda dengan status sosial ekonomi tinggi adalah segmen pasar yang sangat penting. Di satu sisi kaum muda adalah mereka yang nantinya akan menempati posisi strategis dalam masyarakat, namun di sisi lain kaum muda elite di kota besar disebut-sebut sebagai pasar yang sangat potensial sehingga cenderung dirangsang untuk menjadi ?pembelanja yang boros' (big spender).
Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah :
1). Landasan ideologis bagaimanakah yang melatarbelakangi majalah Cosmo Girl dalam memproduksi gagasan tentang konsumerisme ?
2). Bagaimanakah majalah Cosmo Girl membangun gagasan tentang konsumerisme bagi pembacanya ?
Berdasarkan analisis teks yang dilakukan terhadap majalah Cosmo girl, terlihat bahwa majaiah ini turut membangun gaya hidup yang mendukung pola konsumerisme bagi pembacanya. Frame-frame yang muncul pada setiap muatan majalah ini yakni Materi sebagai ukuran, Budaya Instant, Belanja, Idola, Koleksi Barang, Pemanfaatan waktu luang, Gaya hidup kreatif kebebasan dan pemeliharaan tubuh adalah frame atau bingkai yang mencerminkan budaya konsumen dan merupakan karakteristik yang melekat pada rasyarakat konsumer.
Media sangat berpotensi mensosialisasikan gagasan budaya instant ini. Seringkali artikel-artikel yang ditampilkan "dangkal", tidak menampilkan kedalaman untuk menggali proses panjang yang dilalui seseorang dalam meraih sesuatu. Majalah CG berperan sebagai bridgehead (perantara) sebagaimana di sebutkan Galtung, yang mempromosikan gagasan konsumerisme kepada khalayaknya, kaum muda kelas menengah ke atas di kota-kota besar yang merupakan elite Pinggiran.
CG mempromosikan apa yang disebut "konsumerisme parasitik" yakni semata﷓mata mempromosikan gagasan peningkatan konsumsi budaya materi dari negara-negara maju. Gagasan konsumerisme disajikan dalam framing-framing : Materi sebagai ukuran, Budaya instant, Perawatan tubuh, Belanja, Idola dan Pemanfaatan waktu luang. Semua framing tersebut merupakan gagasan yang mencerminkan karakteristik budaya konsumer atau masyarakat consumer/ komoditas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is concerned to present an analysis of Islamic symbolization in the context of a theory of social construction of reality as a dialectical process consist of three moments or step, externalization, objectification and internalization."
384 WACA 8:27 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Panji Nayantaka
"Penulisan ini membahas perilaku konsumtif warga kota Moskow pascakrisis finansial tahun 1998. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui dan memahami perilaku konsumtif warga kota Moskow dan faktor apa saja yang membuat mereka berperilaku konsumtif. Setelah melakukan analisis penulisan faktor-faktor penyebab utama terjadinya perilaku konsumtif warga kota Moskow adalah kestabilan ekonomi yang menyebabkan turunnya harga konsumen dan juga naiknya rata-rata gaji warga Moskow. Selain itu juga ditemukan faktor-faktor lain yang menyebabkan perilaku konsumtif tersebut.

This theses analyzes the consumptive behavior of Muscovites post financial crisis in 1998. The aim of this theses is to know and understand the consumptive behavior Muscovites in Moscow and causes which encouraged them consumptive. After being analyzed, the main cause which encouraged them to be consumptive was economical stability. The economical stability caused the decreasing consumer price and the raising salary average. Besides, in this theses also found other causes which encouraged the consumptive behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14773
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>