Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malau, Benrianto
"Ligan 4?-(4-Carboxyphenyl)-2,2?:6?,2?-Terpyridine (Hcptpy) telah berhasil disintesis menggunakan metode sintesis Kröhnke diperoleh padatan berwarna putih kekuningan dengan rendemen 62%. Ligan Hcptpy kemudian grafting dengan TiO2 dan di komplekskan dengan metode khelating menggunakan logam transisi (Fe, Mn, Ni, Cu, Zn) dan hasil yang diperoleh dikarakterisasi dengan elemental analysis, HNMR, FTIR, UV-Vis, UV-Vis\DRS. Perbandingan Hcptpy grafting TiO2 yang lebih baik dalah dengan perbandingan massa 0,15:1 Pembuatan assembly kompleks diperoleh dengan perbandingan mol logam dengan Hcptpy-TiO2 adalah 0,15:1 yang terbaik. Aplikasi Hcptpy-TiO2 dan MHcptpy- TiO2 sebagai fluorosensor logam Na+ dilakukan dengan menggunakan spektrofluorometer. Hasil studi menunjukkan bahwa Hcptpy-TiO2 dan MHcptpy- TiO2 dapat digunakan sebagai fluorosensor logam Na+ dengan 2 tipe fluorosensi yaitu; pertama, Chelation Quenching Effect (pemadam fluorosensi) (on-off signal) dan kedua, Chelation Enhanced fluorosence effect (off-on signal) karena dengan penambahan ion ini mengakibatkan penurunan dan peningkatan intensitas fluorosensi. Hcptpy-TiO2 ,Ni-Hcptpy-TiO2, dan Cu-Hcptpy-TiO2 dapat mendeteksi kehadiran ion logam Na 3 x 10-10M , 3 x 10-10M , dan 3 x 10-6M (tipe off-on signal), Mn-Hcptpy-TiO2, Fe-Hcptpy-TiO2, dan Zn-Hcptpy-TiO2 mendeteksi ion logam Na sampai 3 x 10-8M, 3 x 10-8M, 3 x 10-7M (tipe on-off signal ). Proses deteksi ion logan Na+ adalah dengan cara subsitusi ion logam pengomplek oleh ion logam Na+, besarnya penurunan atau peningkatan intensitas fluorosensi bergantung pada kestabilan kompleks. TiO2 dapat meningkatkan aktivitas fluorosensi karena TiO2 berperan sebagai acceptor elektron dalam mekanisme photoinduksi elektron transfer untuk menjaga kestabilan ligan.

Ligand 4?-(4-Carboxyphenyl)-2,2?:6?,2?-Terpyridine (Hcptpy), has been synthesized used Kröhnke method the result was white-yellowish precipitate with yield 62%. The Ligand hcptpy was grafting with TiO2 by mass ratio 0.15 :1 (wt/wt). The Hcptpy-TiO2 was coplexation with metal transitions ( Fe, Mn, Ni, Cu, Zn) by chelating method, with the best mole ratio chelating is 0.15 : 1 (mole/mole). The ligand Hcptpy, Hcptpy-TiO2 and complex assembly M-Hcptpy-TiO2 was characterized by CHN Analyzer, HNMR, FT-IR, UV-VIS, and UVVis/DRS. The application of this researched was fluorosensor of sodium metal ion in sodium clorida. The study was conducted by spektrofluorometer. Type of fluorocent for detection sadium metal ion was, the first ; Chelation Quenching Effect (on-off signal) and the scound, Chelation Enhanced Fluorosence effect (off-on signal). The type of on-off signal caused quenching fluorosence intensity while off-on signal caused increased fluorosence intensity. The result gave for Hcptpy-TiO2, Ni-Hcptpy-TiO2, and Cu-Hcptpy-TiO2 was type off-on signal fluorosencewith limit detection respectively, 3 x 10-10M, 3 x 10-9M, and 3 x 10-6M. While Mn-Hcptpy-TiO2, Fe-Hcptpy-TiO2, and Zn-Hcptpy-TiO2 was typeonoff signal with limit detection respectively; 3 x 10-8M, 3 x10-8M, and 3 x 10-7M. The processed of detection sodium metal ions was by substitution metal ion in complex with sodium metal ion. TiO2 able increased activity of fluorosensor caused TiO2 as a role acceptor elektron from photoinduksed elektron transfer mechanism for to keep the stability of ligand."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviansyah Pratama Putra
"Ligan basa-Schiff merupakan salah satu ligan organik yang mempunyai banyak keuntungan. Ligan ini mampu membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan berbagai logam. Pada penelitian ini berhasil dilakukan sintesis ligan basa-Schiff dengan prekursor isatin dan thiosemikarbazida. Persen yield yang didapat pada sintesis ligan mencapai 90%. Ligan ini kemudian direaksikan dengan berbagai logam transisi untuk membentuk senyawa kompleks. Pada penelitian ini juga berhasil dilakukan sintesis senyawa kompleks dengan reagen Ni(NO3)2.6H2O dan Cu(NO3).3H2O serta menggunakan ligan yang telah disintesis sebelumnya. Persen yield yang didapat ialah pada senyawa kompleks nikel ialah 67,58 % dan pada senyawa kompleks tembaga ialah 14,63 %. Keberhasilan pembentukan ligan basa-Schiff dan senyawa kompleks dikonfirmasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), FTIR, UV-Vis, LC-MS/MS dan TGA. Pada hasil sintesis ligan basa-Schiff dan senyawa kompleks dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 untuk ligan basa-Schiff, senyawa kompleks nikel dan senyawa kompleks tembaga ialah 450,39 ppm, 6134,75 ppm dan kurang dari 10 ppm berturut-turut. Uji aktivitas antibakteri yang juga dilakukan pada ligan dan senyawa kompleks menunjukkan hasil yang beragam, namun senyawa kompleks nikel mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih baik dibandingkan ligan dan senyawa kompleks tembaga.

Schiff-base ligand is one of the organic ligands that has many advantages. These ligands are capable of forming stable complexes with various metals. In this study, the Schiffbase ligand was synthesized with isatin and thiosemicarbazide as precursors. The yield percentage obtained in the synthesis of the ligands reached 90%. These ligands are then reacted with various transition metals to form complex compounds. This research also succeeded in synthesizing complex compounds with Ni(NO3)2.6H2O and Cu(NO3)2.3H2O reagents and using previously synthesized ligands. The yield percentage obtained for nickel complex is 67.58% and for copper complex is 14.63%. The successful formation of Schiff-base ligands and complex compounds was confirmed by Thin Layer Chromatography (TLC), FTIR, UV-Vis, LC-MS/MS and TGA. The results of the synthesis of Schiff-base ligands and complex compounds were tested for antioxidant activity with IC50 values for Schiff-base ligands, nickel complexes and copper complexes were 450.39 ppm, 6134.75 ppm and less more 10 ppm, respectively. Antibacterial activity tests that were also carried out on ligands and complex compounds showed mixed results, but nickel complex had better antibacterial activity than ligands and copper complex."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library