Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rutherfoord, Andrea J.
New Jersey: Prentice-Hall, 2001
808.066 6 RUT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Wesly Parmonangan Conrad
"Masalah yang dihadapi oleh Manajemen dalam mengelola perusahaan dan untuk dapat menghasilkan produk komponen otomotif adalah masalah "Mutu" yaitu meliputi mutu material bahan, mutu metode kerja, mutu manusianya, mutu alat, mutu keselamatan dan kenyamanan lingkungan kerja (ergonomi).
Agar masalah "Mute" ini dapat diatasi, maka penulis mengadakan penelitian secara kualitatif yaitu melihat dari dekat ke lapangan ten tang sikap dan perilaku Kelompok kerja dalam menyikapi "pesan komunikasi" dari menejemen. Isi dari "pesan komunikasi" ini antara lain menyangkut visi dan misi perusahaan, pendidikan summer daya manusia dibidang teknik, manajemen, mutu, kepemimpinan melibatkan lembaga Gugus Kendali Mutu (GKM) di lingkungan perusahaan, program "rewards system" meliputi kesejahteraan, penghargaan, pensiun, perlombaan, hiburan dan hal lain yang menyangkut "rewards system".
Untuk sosialisasi "pesan komunikasi" ini, maka penulis mengetengahkan "peranan komunikator" yaitu Top Management, Menejer, Penyelia, Foreman dengan sasaran "koniunikan" Kelompok kerja atau seluruh karyawan dengan imbalan "system rewards". Disini penulis mengacu pada teori-teori komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi small groups, gaya menejemen jepang, psikologi komunikasi, KAIZEN dan inovasi, menejemen sumber daya manusia, artikel dan tulisan yang menyangkut mute dan KAIZEN dari perusahaan sejenis khusus industri dengan teknologi jepang di Indonesia.
Istilah KAIZEN adalah dari bahasa Jepang yaitu semangat menuju "perbaikan berkesinambungan" atau "improvement with no ending". Prosesnya adalah mencari sebab akibat dari masalah serta penanggulangan masalah berupa "ide-ide perbaikan" dari mutu, unto k sosialisasi budaya semangat "KAIZEN" ini pihak manejemen membuat paket "pesan" melalui "kornunikator" dengan media komunikasi.
Dari hasil penelitian diperoleh temuan komunikasi bahwa pihak menejemen harus mampu sebagai "sumber pesan" dan "komunikator" yang baik agar mampu merangkul Kelompok kerja atau seluruh karyawan yaitu dengan mensosialisasikan budaya semangat "KAIZEN" yaitu sadar akan mute dan semangat perbaikan berkesinambungan.
Manfaat akademis dari penelitian kualitatif ini dapat menjadi referensi atau "pembuka layar" bagi peneliti lain dengan pendekatan kuantitatif dimana dapat dicari signifikansi hubungan limier, korelasi dan regresi diantara variabel babas dan terikat.
Kesirnpulannya adalah bahwa sasaran "Mute" dengan budaya semangat "KAIZEN" ini akan tercapai dengan tujuan :
- Sasaran bagi peningkatan (Objective for Breakthrough).
- Sasaran bagi pengendalian (Objective for Control).
- Sasaran bagi kepuasan pelanggail (Objective for Customer Satisfaction). "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Patricia T.
"Komunikasi organisasi adalah sesuatu yang vital dalam pengelolaan bisnis. Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor yang menentukan organisasi dapat hidup, sukses, efektif dan bertahan.. Suatu analisa komunikasi organisasi dapat menerangkan proses kunci yang dapat mengganggu efektivitas berfungsinya organisasi, yang analisisnya meliputi bagian-bagian mungkin menampakkan pengaruh-pengaruh pokok internal organisasi yang mungkin menghambat efektifitas organisasi (baik faktor teknis atau hal lain). Efektivitas organisasi sering dipertanyakan namun jarang diukur, padahal ini dapat diidentifikasi melalui profil komunikasi organisasi. Penelitian ini dibuat untuk melihat gambaran bagaimana profil komunikasi organisasi dan seberapa jauh variable dalam komunikasi organisasi ini saling mempengaruhi. Adapun data Profil Komunikasi Organisasi ini bersifat kuantitatif dengan operasional variable yaitu dimensi iklim komunikasi, kepuasan organisasi, budaya organisasi, dan efektivitas komunikasi dengan menggunakan metode audit komunikasi.
Penelitian ini melibatkan 256 responden di PT. RXYZ, manufacturing company yang terbagi pada tiga segmen yaitu top level sebanyak 9 orang, mid level sebanyak 55 dan low level sebanyak 192 orang yang dilaksanakan pada sepuluh departemen yang dipertimbangkan langsung berhubungan dengan kinerja harian perusahaan tersebut dan dilengkapi dengan observasi dan interview. Ada dua hal yang ditelusuri dalam penelitian ini, yaitu: (1) Gambaran dimensi iklim komunikasi, kepuasan organisasi, budaya organisasi, dan efektivitas komunikasi; (2) seberapa kuatnya hubungan (korelasi) yang terjadi antara masing-masing variable dan variable mana yang memiliki pengaruh paling besar. Secara ringkas hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Dimensi iklim komunikasi dan efektivitas komunikasi berada pada kondisi sedang atau masih memenuhi harapan minimum. Sementara dimensi kepuasan organisasi berada pada kondisi sedang cenderung kritis 'diambang batas'. Deinikian pula pada dimensi budaya organisasi menunjukkan kondisi sedang cenderung kritis, sementara konstruk AKA memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki keccnderungan beriklim negatif namun masih ada kekuatan aktif atau mendorong, didukung potensi unsur organisasi yang cukup kuat dan dipercaya.
b. Besarnya nilai hubungan berdasarkan analisis korelasi Kendall yang paling berpengaruh pada semua variable adalah budaya organisasi yang menurut Young menunjukkan hubungan yang substansial cenderung kuat, arah hubungan positif. Sementara besarnya nilai hubungan berdasarkan analisis korelasi Spearman yang paling berpengaruh pada semua variable adalah budaya organisasi yang menunjukkan hubungan yang kuat, arah hubungan positif.
c. Dari semua variable, diketahui bahwa yang memiliki hubungan yang paling kuat terhadap dimensi budaya adalah kepuasan. Meskipun tingkat kepuasan organisasi perusahaan ini termasuk rendah namun perhatian terhadap kinerja tetap tinggi, sementara iklim komunikasi dan efektivitas komunikasi secara umum kondisinya masih cukup lumayan.
d. Meskipun nilai keseluruhan responden secara umum variable masih memenuhi standar minimum rata-rata organisasi, perlu diperhatikan bahwa semua variable pada top level berada pada kondisi yang baik (di atas rata-rata) namun tidak demikian jika dibandingkan dengan keadaan mereka yang berada di mid dan low level, yang terlihat cukup jauh berbeda, sementara kondisi mid dan low level cenderung sama.
Saran yang dapat disampaikan adalah 1) Kuatnya pengaruh budaya terhadap seluruh variable menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya mernpertimbangkan faktor ini dalam merancang strategi dan program ke depan. Sulitnya merubah budaya yang sudah mengakar kuat dapat diantisipasi dengan meningkatkan iklim komunikasi yang positif, memperbaiki kepuasan organisasi disertai perbaikan sistem komunikasi organisasi untuk mencapai efektivitas perusahaan. Ini memerlukan komitmen semua pihak agar organisasi memiliki karakter budaya kuatlunggul. Implikasinya pada komunikasi adalah merancang program yang berorientasi pada penerima `target khalayak dengan adanya two way communication (khususnya dalam membangun komitmen karyawan). Bagaimanapun kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas bekerja; 2) Penelitian ini merupakan bagian dari proses audit komunikasi, yang akan sangat bermanfaat jika dilakukan oleh manajemen secara berkala sehingga dapat meningkatkan kemampuan efektivitas fungsi organisasi sekaligus mengevaluasi harmonisasi dimensi yang berperan dalam profil komunikasi organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Opa Sutiana
"Promosi adalah merupakan kenaikan jabatan ke jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap promosi jabatan kepala gudang Bulog, dilakukan penelitian empirik tentang promosi jabatan kepala gudang . Bulog studi kasus pada Depot Logistik Jakarta Raya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 orang dari populasi karyawan 546 orang yang terdiri dari kepala bagian orang, kepala seksi orang, kepala gudang, kasubsi dan karyawan.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara dengan responden, sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan analisis deskriptif terhadap variabel kejujuran, disiplin, prestasi kerja, pengalaman, pendidikan formal, kerja sama, pelatihan teknis, kepemimpinan, pendidikan penjenjangan,komunikatif, pangkat/golongan dan hubungan pribadi dengan atasan, hambatan promosi dan kesempatan promosi jabatan kepala gudang Bulog.
Hasil penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi promosi jabatan kepala gudang Bulog menunjukkan jawaban tertinggi sangat setuju; (1) kerja sama (2) pelatihan teknis (3) kepemimpinan (4) komunikasi (5) pangkat/golongan. Sedangkan jawaban tertinggi setuju; (1) kejujuran (2) disiplin (3) prestasi kerja (4) pendidikan formal (5) pendidikan penjenjangan serta jawaban tertinggi sangat tidak setuju yaitu; (1) pengalaman (2) hubungan pribadi dengan atasan. Kemudian hasil penelitian terhadap hambatan promosi dari 55 responden 24 responden atau 44 persen prestasi kerja merupakan hambatan, 17 responden atau 31 persen kurang dikenal atasan, 14 responden atau 25 persen peraturan pergudangan. Sedangakn kesempatan promosi dari 55 responden 32 responden berpendapat bahwa kesempatan menjadi kepala gudang belum diberikan kepada karyawan yang bekerja di gudang.
Saran untuk pimpinan Depot Logistik Jakarta Raya dalam hal ini sebagai pengelola sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan motivasi karyawan agar memperhatikan karakteristik individu karyawan dan faktor yang dapat mempengaruhi promosi jabatan kepala gudang. Selanjutnya promosi menjadi kepala gudang sebaiknya karyawan yang sudah berpengalaman bekerja di gudang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soebekti
"Dengan adanya era reformasi dewasa ini dituntut keterbukaan di segala bidang telah mempengaruhi terbukanya kritik masyarakat terhadap perilaku aparat maka perlu peningkatan kesadaran tentang bidang tugas Polisi yaitu "Pelayan" terutama pelayanan anggota Polisi dalam berkomunikasi dengan masyarakat pelapor baik komunikasi verbal maupun non verbal. Tujuan penelitian ini untuk menemukan ciri-ciri komunikasi verbal dan non verbal yang menimbulkan ekspresi simbolik dalam interaksi tersebut. Penelitian ini bersifat Studi Kasus, deskriptif dan kualitatif dengan mempergunakan metode penelitian terlibat dan wawancara bebas dilakukan di ruangan penerima laporan Polres Metro Jakarta Barat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi verbal maupun non verbal para petugas penerima laporan belum dimengerti arti pentingnya ciri-ciri komunikasi tersebut yang berakibat persepsi masyarakat terhadap dirinya berbeda."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
"Di Indonesia saat ini persaingan merek pelumas loyal maupun impor sangat kompetitif. Banyak orang atau perusahaan mulai sadar akan anti penting merek sebagai nilai utama pemasaran dan karena itu perusahaan mulai sungguh-sungguh berupaya untuk membangun sebuah merek dengan ekuitas yang kuat.
Ekuitas merek yang terdiri dari lima elemen (kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, loyalitas merek dan aset hak milik merek lainnya) merupakan aspek penting dalam mengelola merek. Suatu produk dengan ekuitas yang kuat dapat membentuk landasan merek (brand platform) yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka waktu yang lama.
Ekuitas merek yang dipersepsikan dengan baik oleh konsumen akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Hanya perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat yang memungkinkan perusahaan untuk memiliki pelanggan yang loyal dan memperoleh keuntungan dari konsumen yang membeli merek secara berulang-ulang. Tentu saja usaha perusahaan dalam memperkuat ekuitas merek yang telah dibangun tidak dalam waktu yang singkat. Hanya kemampuan dan komunikasi yang konsisten dan inovatif dengan penentuan posisi yang tepat, yang bisa membuat orang-orang terkesan dan membangun kesetiaan merek.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan data diperoleh melalui survei. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 orang dengan cara quota sampling dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu penduduk Jakarta yang memiliki mobil dan memakai pelumas impor. Dan data yang terkumpul kemudian disusun untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan ekuitas merek Aral. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara mendalam.
Sebagai salah satu perusahaan penjual pelumas impor di Indonesia, PT Wibisono Bersaudara Sukses bertekad untuk terus membangun ekuitas merek Aral yang sudah ada dan memperkuat ekuitas merek Aral melalui produk-produknya. Tujuan perusahaan adalah memperkuat ekuitas merek Aral sebagai merek yang memiliki citra produk yang unik dan nilai emosional tersendiri bagi para penggunanya.
Dari basil penelitian menunjukkan bahwa ekuitas merek Aral saat ini dipersepsikan konsumen cukup baik. Ekuitas merek Aral di Indonesia ternyata sangat kuat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pekerjaan konsumen. Namun, persepsi Aral sebagai citra produk yang unik dan memiliki nilai emosional tersendiri bagi pelanggannya belum dipersepsikan dengan benar. Untuk itu perusahaan diharapkan perlu untuk lebih mengkomunikasikan masing-masing produk yang ditawarkan kepada konsumen di Indonesia. Sehingga persepsi konsumen dapat berubah seperti apa yang diharapkan oleh perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library