Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Budi Purnama
"Latar belakang penulisan tesis ini adalah bahwa adalah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk menyediakan jasa Pelayanan kesehatan bagi warganya tentunya pelayanan yang diberikanpun tidak boleh sembarangan dan harus sesuai dengan harapan akan Pelayanan masyarakat yang diinginkan oleh masyarakat. Sehingga bagaimana kualitas Pelayanan diberikan oleh puskesmas dan bagaimana akuntabilitas dijalankan oleh pihak puskesmas sangat penting untuk menjadi perhatian penelitian.
Dengan menggunakan Konsep kesenjangan antara harapan masyarakat dan aktualisasi yang diterima mereka pada kenyataannya akan terlihat kualitas Pelayanan yang diberikan, dengan beberapa teori tentang kualitas Pelayanan yang dicantumkan juga dengan melihat bagaimana akuntabilitas dijalankan oleh pihak penyedia jasa Pelayanan dengan mendiskriptifkan tentang hal-hal yang telah mereka jalankan selama ini. Sebelum data diolah lebih dahulu data akan diuji validitas dan reliabiliti untuk melihat apakah data tersebut cukup valid dan reliabel untuk dianalisis setelah itu data diolah untuk melihat tingkat kesenjangan dan tingkat kepuasannnya dengan membandingkan kenyaatan dan harapan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner langsung kepada pasien dan data-data sekunder diperoleh dari laporan-laporan dan literatur baik yang terdapat di Puskesmas itu sendiri ataupun ditempat lain yang mendukung penelitian ini.
Masyarakat sangat membutuhkan pelayanan yang baik dan keberadaan puskesmas serta manfaatnya bagi masyarakat dirasakan sebagai keadaan yang mendekati harapan yang diinginkan oleh masyarakat, perbaikan gedung menjadi lebih baik dan nyaman lagi menjadi perhatian dari responden dengan banyaknya saran yang mengajurkan pembangunan gedung baru atau paling tidak renovasi total akan gedung lama, selain itu faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan peserta, yang harus mendapatkan prioritas utama dan harus dilaksanakan sesuai dengan harapan peserta yaitu faktor, pelayanan yang cepat dan mudah, kemampuan petugas untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan peserta, tindakan segera petugas dalam menyelesaikan masalah, kemauan petugas untuk meminta maaf bila mereka melakukan kesalahan masih sangat rendah.
Variabel lain yang mempengaruhi kepuasan peserta dan sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan peserta yang perlu dipertahankan pelaksanaannya yakni faktor kemampuan dalam memenuhi pePelayanan yang telah dijanjikan, pemberian informasi yang jelas dan mudah dimengerti, pengetahuan dan ketrampilan pegawai dalam memberikan pePelayanan, manfaat puskesmas, kemampuan petugas melakukan komunikasi yang efektif.
Kesombongan/keangkuhan penyelenggara Pelayanan kepada masyarakat, tentunya hal ini sangat berhubungan dengan faktor pelayanan tertentu kepada masyarakat, dimana pelayanan tersebut tidak memiliki pesaing dalam hal harga Pelayanan yang diberikan yang relatif sangat murah. Oleh karena itu Kesombongan/keangkuhan penyelenggara pelayanan akan semakin terlihat, terlebih lagi paradigma bahwa mereka adalah penguasa yang memberikan Pelayanan bukan karena kewajiban mereka yang memang harus menyediakan jasa pelayanan tersebut hal tersebut tentunya akan menciptakan akuntabililas pelayanan yang buruk karena tidak berorientasi kepada masyarakat.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tingkat kepuasan masyarakat pengguna jasa Pelayanan kesehatan secara keseluruhan belum dapat dikatakan memuaskan, Besarnya gap atau kesenjangan terutama pada fisik gedung dan kemauan untuk meminta maaf lebih di sebabkan pada gedung puskesmas yang relatif sudah tua dan sem pit serta pola pikir dari petugas, tingginya tingkat kepuasan Pengguna jasa akan keberadaan Puskesmas dan waktu opersional Puskesmas lebih didasarkan pada alternatif Pelayanan kesehatan yang murah belum ada.
Tidak atau belum adanya produk hukum yang mengatur ketika ada kesalahan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas yang berakibat fatal, walaupun selama ini tidak atau belum ada kesalahan fatal yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Kecamatan Cilandak kepada pasiennya akan tetapi untuk melindungi pelanggan di masa yang akan datang maka adalah logis jika aturan hukum yang mengatur akan hal itu ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Habibah
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan
dilaksanakan selama dua minggu dimulai dari tanggal 11 Juli sampai dengan 24
Juli 2017. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi di Puskesmas adalah agar
calon Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker
dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi
klinik sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Tugas khusus yang diberikan
berjudul Daftar Informasi Interaksi Obat yang Terdapat di Puskesmas Kecamatan
Cilandak. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menyediakan informasi
mengenai interaksi obat yang mungkin terjadi antar obat-obat yang tersedia di
Puskesmas Kecamatan Cilandak. Mempermudah Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian dalam melakukan kegiatan farmasi klinis yang terkait dengan obat
seperti pengkajian resep

ABSTRACT
Internship at Cilandak District Community Health Center South Jakarta, was held
for two weeks starting from July 11th until July 24th 2017. This internship was
intended to make Apothecary students understand the role duties and
responsibilities of pharmacist in the practice include the management of
pharmaceutical medical devices consumable medical device and pharmacy
clinical services accordance with the laws and ethical based on Regulation of
Minister of Health No. 74 Year 2016 about Standarization of Pharmaceutical Care
in Community Health Center. The specific assignment given is entitled
Information List of Drug Interaction at Cilandak District Community Health
Center. The purpose of this specific assignment is to give information about drug
interaction that probably occur among drug that avaliable at Cilandak District
Community Health Center, facilitate pharmacist and also pharmacy staff in
clinical pharmacy services that related to drug such as prescritption review"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andewi
"Mengingat beban pemerintah cukup berat dalam pembiayaan di sektor kesehatan termasuk pengembangan sumber daya manusia kesehatan. Hal tersebut diperberat dengan terjadinya krisis ekonomi yang mengakibatkan biaya penyelenggaraan pelatihan semakin berkurang. Sementara itu Balai Pelatihan Kesehatan Cilandak sebagai unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan di lingkungan Departemen Kesehatan harus tetap survive.
Berkaitan dengan hal tersebut sebagai langkah awal dilakukan analisis tarif pelatihan pada tahun 2002 sehingga akan diperoleh gambaran besaran biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelatihan dan memberikan pelayanan non pelatihan. Pelayanan yang dianalisis biayanya pada penulisan ini adalah pelayanan konsumsi, pelayanan ruang auditorium, kelas dan ruang rapat yang merupakan bagian dari suatu pelatihan. Untuk menetapkan besarnya tarif aspek lain yang dipertimbangkan selain biaya adalah keadaan pesaing, peluang pasar dan PP no 43 tahun 2001 tentang tarif jasa dan sewa PNBP.
Berdasarkan pada laporan keuangan, inventaris dan laporan kegiatan Bapelkes Cilandak tahun 2002, pada analisis tarif ini menggunakan metode simple distribution dalam mengalokasikan biaya dari cost centre ke revenue centre . Digunakan pula metode wawancara mendalam untuk mendapatkan data aspek yang mempengaruhi penetapan tariff.
Berdasarkan data dan laporan keuangan diperoleh hasil perhitungan biaya bahwa tidak proporsional antara biaya invetasi (25,82%), biaya variabel (72,23%) dan pemeliharaan (1,96%). Biaya satuan aktual dibandingkan tarif saat ini masih lebih rendah untuk konsumsi Rp.50.537,61; asrama Rp.28.090,95 dan ruang belajar Rp. 48.215,86, hanya ruang rapat yang lebih tinggi dari tarif yang dikenakan, yaitu Rp. 69.380,02. Bila kinerja Bapelkes lebih baik lagi, maka biaya-biaya tersebut akan menjadi lebih kecil dengan CRR total saat ini mencapai 62,28%. Tarif yang dikenakan maupun hasil perhitungan masih dapat dikatakan bersaing, hanya untuk tetap survive bapelkes masih perlu meningkatkan mutu layanannya baik pelatihan maupun non pelatihan dan meningkatkan efisiensi.
Daftar Pustaka : 39 (1977 - 2002)

Analysis of Training Cost in Utilizing of Training Facilities at Cilandak Health Training Center 2002Nowadays, the government load has been hard enough in the health sector including health human resource development and it becomes harder due to the economy crisis, which impacts the lack of organizing cost for the training. As technical implementing unit, it has a duty to organize trainings surrounding Ministry of Health must survive.
For that reason, analysis of training cost in the year 2002 was conducted as preliminary step to obtain the description of cost needed to organize the training and to provide the non-training service as well. The kinds of service that analyzed were service for meal, auditorium, class and meeting room. To determine the cost of another aspects excluding cost itself were competitor, market opportunity, and Government Regulation Number 43 Year 2001 about service fee and Non-tax Nation Revenue (PNBP)
According to financial statement, inventory report, and activity report of Cilandak Health Training Center (Bapelkes Cilandak) year 2002, the analysis of training cost used simple distribution method on allocating cost from cost center to revenue center.
This analysis also used in-depth interview to get another aspects affected the pricing.
From data and financial statement showed that there was not proportional between investment cost (25.82%), variable cost (72.23%), and maintenance cost (1.96%). Actual unit cost compared with recent cost was lower for the meal (Rp 50,537.67), boarding house (Rp 28,090.95), class room (Rp 48, 215.86). There was only cost for meeting room that higher than recent cost (Rp 69,380.02). If the performance of Bapelkes were much better, the costs stated before would be lower with recent total CRR 62,28%. The analysis result and the recent cost can be assumed competitive. However, in order to keep survive Bapelkes should improve its service quality for both training and non-training, and also should maintain its efficiency.
References: 39 (1977-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Wahyu Tyas Utami
"Keberlangsungan suatu organisasi ditentukan oleh bagaimana kinerja organisasi tersebut dalam lingkungan usahanya. Organisasi dengan kinerja baik akan cenderung lebih bertahan dibandingkan dengan organisasi dengan kinerja kurang baik. Karena alasan inilah, setiap pimpinan organisasi akan berusaha organisasinya mencapai satu kinerja tertentu pada satu periode tertentu. Kinerja organisasi ditentukan terutama oleh kinerja individu-individu yang ada di dalamnya, yaitu para anggota atau pegawai organisasi tersebut Dari latar belakang tersebut penulis mencoba merumuskan pokok permasalahan mengenai kinerja ini yaitu mencoba untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja pegawai DJP dapat dikelompokkan ke dalam kelompok variabel yang terdiri dari motivasi berkinerja dan kepemimpinan yang kompeten? Dan Bagaimana pengaruh kedua variabel tersebut pada kinerja pegawai DJP?
Ruang Lingkup penelitian dipilih terhadap kinerja organisasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan unit sampel pegawai di KPP Pratama Jakarta Cilandak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi berkinerja dan kepemimpinan yang kompeten secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai di KPP Pratama Jakarta Cilandak sehingga dapat memberikan manfaat menambah wawasan secara akademis tentang pokok penelitian tersebut dan memberikan manfaat praktis untuk mendorong pelaksanaan upaya peningkatan kinerja. Penelitian ini menggunakan metode survei, yang secara umum pengertiannya dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi mewakili seluruh populasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis faktor dan regresi.
Kerangka Penelitian dibuat dengan mengelompokkan lima puluh variabel dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menjadi dua indikator komponen yaitu Motivasi Berkinerja dan Kepemimpinan yang Kompeten yang mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam mereduksi 50 variabel tersebut digunakan analisa faktor sehingga diperoleh tiga komponen utama. Tujuan yang hendak dicapai dengan analisis faktor adalah meringkas informasi yang terkandung dalam sejumlah variabel awal menjadi set faktor yang hanya terdiri dari beberapa faktor saja. Selanjutnya analisis dapat menetapkan sebuah factor loading (muatan) dari setiap variabel kedalam setiap faktornya. Setelah itu untuk melihat pengaruh kedua faktor tersebut terhadap kinerja dipakai analisa regresi berganda.
Kesimpulan dan implikasi teoritis yang ditemukan secara statistik adalah MOTIVASI BERKINERJA dan KEPEMIMPINAN YANG KOMPETEN masing-masing memiliki koefisien pengaruh β (koefisien dampak) sebesar 0,512 dan 0,214 dengan arah yang positif.Pengaruhnya memiliki tingkat signifikansi yang tinggi yakni 99% untuk motivasi berkinerja (sig=000) serta 95% untuk kepemimpinan yang kompeten (sig = 0,019). Dengan demikian berarti semakin tinggi motivasi berkinerja semakin tinggi pula tingkat kinerja. Selain itu, semakin tinggi kepemimpinan yang kompeten semakin tinggi pula tingkat kinerja. Jadi kedua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai DJP yaitu di unit kerja KPP Pratama Jakarta Cilandak. Oleh karena itu pimpinan harus sangat memahami hal-hal yang dapat membangun motivasi berkinerja sehingga dapat menumbuhkan iklim kerja yang lebih baik. Selain dari hasil penelitian ini didapat bahwa komponen yang kurang signifikan mempengaruhi kinerja tetap harus diperhatikan pengelolaannya karena dapat memberikan nilai tambah bagi pegawai untuk tetap meningkatkan kinerjanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24588
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Rahmi
"Kegiatan praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Periode Bulan September 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku dan dalam bidang kesehatan masyarakat; memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku professionalisms serta wawasan dan pengalaman nyata reality untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas; serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan problem solving praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas. Mahasiswa melakukan praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan selama dua minggu, yaitu dari tanggal 4 ndash; 15 September 2017. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pelayanan resep, Pelayanan Informasi Obat PIO, menyiapkan obat untuk distribusi, penyuluhan, serta diskusi dengan apoteker yang ada di Puskesmas. Selain itu, mahasiswa juga mengerjakan tugas khusus yaitu 'Daftar Informasi Obat Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan'. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menyediakan daftar informasi obat yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Cilandak mengenai indikasi, dosis anak, dosis dewasa, dosis maksimum, aturan pakai, serta kategori kehamilan.

The activities of the internship at Cilandak Jakarta Selatan Primary Health period September, 2017 aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in Primary Health in accordance with applicable laws and ethics; had the insight, knowledge, skills, and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacies and can also have the insight of pharmaceutical practice issues to doing profession practices in Primary Health; and observation and learn the strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice in Primary Health. Student had an internship at Cilandak Primary Health for two weeks, from September 4th, 2017 until September, 15th, 2017. The activities were include prescription service, drug information service, prepare the medications for distribution, and discussions with pharmacists at Primary Health. In addition, student was also doing a specific task, that was List of Drug Information in Cilandak Primary Health Jakarta Selatan . The purpose of this task was to provide a list of drug information at Cilandak Primary Health regarding indication, pediatric dose, adult dose, maximum dose, direction for use.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen Azizah Putri Perdana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses inovasi layanan kesehatan berupa aplikasi e-jiwa di Puskesmas Cilandak, Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia jumlahnya masih terbatas yaitu tidak semua daerah memiliki fasilitas kesehatan jiwa baik tingkat dasar maupun fasilitas rujukan. Hambatan sosial budaya juga menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan jiwa. Inovasi aplikasi e-jiwa yang muncul pada tahun 2018 menjadi terobosan dalam pelayanan kesehatan jiwa dengan cara deteksi dini. Proses inovasi pelayanan dijelaskan secara kualitatif menggunakan software NVivo dengan melakukan analisis bersifat induktif. Metode pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara mendalam kepada sembilan informan yang berasal dari inisiator program, ketua lapangan program, komunitas kesehatan mental, akademisi, serta dokter psikiatri. Hasil penelitian menemukan bahwa latar belakang pembentukan aplikasi sebagai respon atas minimnya fasilitas kesehatan jiwa dan rendahnya kepedulian masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Puskesmas Cilandak inisiatif membuat aplikasi yang mampu meningkatkan kepedulian masyarakat akan kesehatan mental dan mewujudkan layanan kesehatan jiwa melaui aplikasi. Proses inovasi e-jiwa bermula dari kesadaran organisasi akan permasalahan sosial mengenai kesehatan jiwa, kemudian terbentuklah aplikasi e-jiwa sebagai deteksi dini kesehatan jiwa. Hambatan dari proses inovasi ini yaitu stigma negatif masyarakat tentang kesehatan jiwa serta resistensi ketika aplikasi e-jiwa diperkenalkan. Dengan adanya inovasi e-jiwa dapat menunjukan ketersediaan layanan kesehata jiwa pada tingkat kesehatan dasar serta melibatkan teknologi agar akses layanan menjadi lebih mudah.

This thesis aims to analyze health service innovation process of e-Jiwa at Puskesmas Cilandak, South Jakarta DKI Jakarta Province. The number of the facilities that provide mental health service in Indonesia is still limited. Not all regions have mental health facilities both basic level and referral facilities. Socio cultural barriers are also obstacle in mental health services. E-Jiwa created in 2018 became a breakthrough in mental health services by self-assessment. The innovation process is described qualitative using NVivo software by performing inductive analysis. The data collection method was carried out through in dept interviews with nine informant who came from the initiator, field health program, mental health communities, academic, and psychiatric. The result of the study found that e-Jiwa was a response to the lack of mental health facilities and the low level of public awareness of the importance of maintaining mental health. Puskesmas Cilandak has initiative to create an application that increase public awareness of mental health and realize mental health services through the application. Innovation process of e-Jiwa begin with organizational awareness of social problem regarding mental health. Then e-Jiwa is formed as early detection of mental health. Barriers to this innovation process are the negative stigma of society about mental health and resistance when the e-Jiwa was introduced. With e-Jiwa can show the availability of mental health services at the basic health level and involve technology to make service access easier."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Ridwan
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Periode Bulan Oktober Tahun 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker di puskesmas, melakukan praktik pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu Evaluasi Penerapan Leaflet dan Edukasi terkait Pengetahuan Pasien tentang Penyebab dan Komplikasi Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cilandak. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menilai pengetahuan pasien terkait penyebab dan komplikasi dari diabetes melitus tipe 2 sebelum dan sesudah diberikan leaflet dan edukasi

ABSTRACT
Internship at Cilandak Subdistric Public Health Center Period October 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in public health center, as well as to practice pharmaceutical services ain accordance with applicable laws and ethics, have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practice in public health center, can also the insight of pharmaceutical practice issues and learn strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice development. This internship at was conducted for two weeks with special assignment Evaluation of the Application and Education Related to Patients Knowledge About the Causes and Complications of Type 2 Diabetes Mellitus at Cilandak Subdistric Public Health Center. The purpose of this special assignment is to assess patients knowledge regarding the causes and complications of type 2 diabetes mellitus before and after giving leaflets and education."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmini Nurdin
"Rumah Sakit Marinir Cilandak merupakan salah satu rumah sakit TNI - AL mempunyal tugas pokok memelihara dan meningkatkan kesehatan prajurit TNIAL/Non-AL, PNS dan keluarga serta masyarakat umum. Pelayanan Unit Gawat Darurat merupakan salah satu pelayanan kesehatan secara purna waktu dalam 24 jam. Salah satu standar dan prosedur adalah pelaksanaan triase UGD yang sangat penting untuk diketahui karena dapat menyeleksi dan menilai kegawatan dari setiap pasien untuk segera diberikan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawatan dan kedaruratan kemudian dicatat hasil pemeriksaan pada lembaran gawat darurat.
Pengamatan awal penanganan 100 pasien, serta pengisian lembaran gawat darurat pasien tersebut, memberikan hasil yang tidak sesuai dengan prosedur triase, yaitu dimana tidak adanya klasifikasi penyakit sebanyak 66 %, selain itu terdapat ketidaklengkapan pencatatan pemeriksaan fisik dan identitas sebanyak 37 %.
Berdasarkan pengamatan tersebut diatas maka penulis ingin mengetahui kepatuhan dokter UGD dalam pelaksanaan prosedur triase pasien, yaitu dengan pengamatan dan pengisian kuesioner oleh dokter yang menangani pasien. Dalam pelaksanaan prosedur triase pasien oleh dokter UGD dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari umur,jenis kelamin, pelatihan, senioritas, pengetahuan, sikap, dan faktor eksternal yang terdiri dari kebijakan, pengaturan shift jaga, jumlah kunjungan setiap shift jaga, dan supervisi dari pimpinan.
Setelah ditakukan uji statistik dengan Mann Withney test dan test korelasi Spearman rho dengan hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut; hubungan kepatuhan dengan umur, jenis kelamin, pelatihan, senioritas, pengetahuan, sikap, kebijakan, supervisi hasilnya tidak ada perbedaan kepatuhan dokter . Hubungan kepatuhan dengan shift jaga, dan jumlah kunjungan setiap shift jaga memberikan hasil ada perbedaan kepatuhan antara dokter yuang bertugas pada shift pagi dan shift sore, ada perbedaan kepatuhan dokter dengan jumlah kunjungan pasien yang banyak pada shift sore dibanding shift pagi.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan yang ada di UGD perlu diupayakan agar dokter yang bertugas terutama pada shift sore adanya suatu orientasi yang berkaitan dengan pelaksanaan standar dan prosedur UGD umumnya dan prosedur triase khususnya, dengan harapan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan.
Selanjutnya studi ini menganjurkan agar kualitas supervisi ditingkatkan sehingga dapat memberi motivasi para dokter untuk patuh terhadap SOP dan juga mengoreksi bila ada penyimpangan.

Some Factors Related to the Doctor's Compliance in Implementing Triase Standard and Procedures of Cilandak Marine Hospital's Emergency UnitCilandak Mariner Hospital is one of the Navy Hospitals, which main function is to maintain and promote the health of Indonesian Navy members/Non Navy members, Goverment Civil Servants(PNS), as well as Non-military/Public Clients. The Emergency Room's Unit (ER) is one of health services performed in 24 hours' fulltime operation. One of its standard operational and procedures is to operate the ER triase, which is very substantial to be recognized due to its ability to select and diagnose the seriousness of each patient's condition in order to decide promptly most proper treatment required in accordance with the seriousness and emergent condition of the patient. The obtained diagnoses will then be recorded directly on the emergency room's patient record.
Preliminary observation before this study showed that only 66 °k of 100 medical record at ER has information on sickness classification. Even Lower, only 37 % has information on physical examination and patien identification.
Doctors' compliance, according to some literatures, can be related/influenced by several factors, such as age of doctors, sex, training experiences, level of seniority, level of knowledge and attitudes. These can be labeded as internal factors. As external factors are existences of policy on the procedures, work shifting arrangement, patient work load and existence of supervision to the doctors themselves.
By using Mann Whitney Test and correlation Spearman rho, it is concluded that there is no significant relation ship bethween age, sex, training, seniority, knowledge, attitude, policy and supervision whith the doctor's compliance is Furthermore, there is significant relationship between working shift with the compliance (P
This study recommends that the hospital should conduct a refreshing training/meeting. Especially to those who are working on aftenoon/evining working-shift (i.e.contractual doctors). As a preliminary activity, the hospital should promote the triase procedures to all doctors.
Another recommendation is the hospital should improve the quality of supervision as to motivate and make any correction to the implementation of the triase procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T5172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Wardhani
"Tingginya biaya penanganan sampah dengan menggunakan metode sanitary landfill mendorong banyak negara untuk mulai menutup lokasi-lokasi pembuangan sampahnya dan beralih pada manajemen pengelolaan sampah yang lebih baik dengan pendekatan partisipasi, yaitu melalul proses pemilahan sampah sejak dari sumbernya, dan daur ulang (recycling).
Jakarta sebagai kota metropolitan berpenduduk padat seharusnya mulai mengarahkan sistem pengelolaan sampahnya ke arah pendekatan tersebut. Jakarta menghasilkan jumlah sampah yang sangat besar setiap tahunnya. Jumlah ini meningkat dan sebanyak 3,72 juta ton pada tahun 1996 menjadi 4,17 juta ton pada tahun 1999. Sebesar 58% Bari jumlah tersebut dihasilkan oleh rumah tangga dan sebagian besar komposisi sampah yang dihasilkan Jakarta adalah sampah organik (65°k). Oleh karena itu, program-program peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga dan penanganan sampah organik harus diintensifkan dan dijadikan fokus utama.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui besarnya partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga,
2) Mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga, dan
3) Menghasilkan suatu model sistem pengelolaan sampah domestik yang dapat mengurangi beban sampah yang dikeluarkan dari wilayah tersebut.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga adalah faktor Informasi dengan Kontak Langsung (Block Leaders), Dukungan untuk Komunitas, Informasi melalul Selebaran dan Sikap,
2) Dukungan untuk Komunitas dan Informasi dengan Kontak Langsung (Block Leaders) mempunyai pengaruh positif yang paling besar pada partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga.
Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu RW 08 Banjarsari (grup perlakuan) dan RW 06 Pejaten (grup kontrol). Jumlah sampel ditentukan sebanyak 20% dari total populasi penelitian (210 KK). Penarikan sampel dilakukan dengan metode acak (random sampling). Pada penelitian ini total data yang dapat diolah lebih lanjut adalah data dari 84 responder, masing-masing 42 responden dari tiap kelompok penelitian. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah kuesioner dan wawancara.
Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah variabel terikat (Y): partisipasi masyarakat untuk memilah sampah, dan variabel bebas (X), yaitu Keaktifan dalam Kegiatan Lokal (X1), Informasi dengan Kontak Langsung (Block Leaders, X2), Dukungan untuk Komunitas (X3), Informasi Melalui Media (X4), Insentif (X5), Sikap (X6) dan Jumlah Penghuni Rumah yang Tdak Bekerja (X7).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan pemilahan sampah rumah tangga mencapai 54,8%. Asosiasi terbesar atas partisipasi masyarakat untuk memilah sampah berasal dari variabel Block Leaders melalui indikator Ajakan untuk Memilah (C=0,508; p=0,000) diikuti oleh variabel Dukungan untuk Komunitas melalui indikator Keikutsertaan dalam Kegiatan UNESCO (C =0,495; p=0,000), variabel Insentif melalui indikator jenis bantuan dari UNESCO (C=0,524; p=0,000), dan variabel Sikap atas kurangnya Fasilitas Pengkomposan (C=0,428; p=0,027). C adalah besar kecilnya asosiasi antara variabel Y dan variabel X, sedangkan p adalah besarnya probabilitas. p yang diharapkan adalah 0,05. Jika p lebih kecil dari 0,05, maka variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, sedangkan jika lebih kecil dari 0,01 dinyatakan berpengaruh secara sangat signifikan. Nilai yang lebih besar dari 0,05 dinyatakan tidak berpengaruh secara signifikan.
Penghitungan dengan menggunakan metode Logistik Linier menunjukkan bahwa variabel Tokoh Masyarakat dan Dukungan untuk Komunitas secara bersama mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilahan sampah rumah tangga sebesar 47-53%. Sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan hasil temuan di atas dan hasil wawancara, sistem pengelolaan yang diajukan untuk skala perumahan umum (bukan kompleks perumahan) adalah pengelolaan mandiri dimana masyarakat mengelola sendiri sampahnya dengan melakukan proses pemilahan sejak dari rumah tangga dan pengkomposan sampah organik. Sampah yang dapat didaur ulang dapat diberikan atau dijual kepada pemulung. Sampah sisanya diserahkan penangannya kepada pemerintah daerah. Upaya peralihan terhadap sistem ini memerlukan peran tokoh masyarakat dalam mengajak anggota masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dan dukungan terhadap komunitas berupa asistensi secara intensif, baik melalui kegiatan pendidikan (workshop), pemberian bantuan, maupun kegiatan pendampingan yang intensif. Pemerintah, kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Universitas memiliki peran yang panting untuk memberikan dukungan terhadap komunitas yang diperlukan tersebut.
Daftar Kepustakaan : 44 (1970-2003)

Community Participation in Household Waste Segregation: A Case Study in Kampung Banjarsari, Kecamatan Cilandak Barat, Jakarta Selatan The raise of land price in cities leads to a high cost of waste management using a sanitary landfill method. Many countries has started to close its landfill areas and shifted to a better waste management. Most of them tried to use a participatory approach to encourage people to separate their waste and join a recycling program nearby.
Jakarta as a high-populated metropolis should start changing its waste management to one mentioned before. Jakarta generated a substantial amount of solid waste each year. This amount has been raised from 3.72 million ton in 1996 to a 4.17 million ton in 1999. 58% of this amount derived from the households. Most of the waste generated in Jakarta is organic waste (65%). Those why community participation programs towards households waste segregation and organic waste handling should be encouraged and intensified.
This study provided an analysis of solid waste management at one of its source, which is households' level. The study was to explain the following aims:
1) How high is the community participation of household waste segregation,
2) To find out the influencing factors of people's decision to participate in a household waste segregation activity, and
3) To produce a model of domestic waste segregation management that could be applied in other urban residential areas.
The research hypotheses are:
1) Community participation on household waste segregation is influenced by some factors; those are Direct Information (Block Leaders), Community Support, Information from Fliers, and Attitude.
2) Block Leaders and Community Support give a highest positive influence to community participation on households waste segregation.
A random sample of 42 respondents from 2 different locations were measured and interviewed. The locations were RW 08 Banjarsari (treatment group) and RW 06 Pejaten (control group). The population of the study was the households own the house at the locations. Households with rented house were excluded from the list. An amount of 20% of it population were taken as sample. Samples were chosen using purposive random sampling method.
Variables measured in this study are dependent variable (Y): participation level of household waste segregation, and independent variables (X), which are Participation in Local Activities (X1), Block Leaders/Information with Direct Contact (X2) Community Support (X3), Information from the Media (X4), Incentive (X5), Attitude (X6) and Number of House Inhabitant Who are not Working (X7).
The study found that community participation on households waste segregation reach as high as 54,8%. The result indicates that direct contact by block leaders gave the highest association that influenced the decision to participate in a waste segregation program. It measured by the following indicator: Persuasive invitation to separate the waste (R=0,508; p=0,000). The second best association was derived from Community Support measured by the indicator of Participation in UNESCO's activities (R=0,495; p=0,000) followed by Incentive variable measured by the indicator of UNESCO's support (R=0,524; p=0,000) and Attitude towards the tack of Composting Fasilities (R=0,428; p=0,027).
Based on the findings above, it's suggested that households? waste should be managed within the community using a segregation process from its source that is households. Recyclable waste should be sold or given to the scavengers. The remaining of the waste should be handled by the government agency. The effort needs the role of block leaders to influence people attitude to separate their waste. Community support is also needed to assist the community intensively. The government, NGO groups and university would play an important role of providing this assistance.
Number of Reference: 44 (1970-2003)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>