Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudi Ichsan Ramata
"Latar belakang: Chronic venous insufficiency (CVI) menyebabkan penurunan kualitas hidup secara signifikan dan kehilangan produktivitas. Salah satu modalitas tatalaksana CVI adalah endovenous laser ablation (EVLA). Namun, EVLA dapat menyebabkan komplikasi umum seperti nyeri, lebam, trombosis vena, maupun perdarahan. Terapi kompresi dapat membantu pemulihan pasca prosedur EVLA dengan mengurangi nyeri dan mempercepat pemulihan. Namun, hingga saat ini studi yang membandingkan keberhasilan penggunaan stoking kompresi dibandingkan stoking kompresi ditambah compression pad masih belum banyak dilakukan, terutama di Indonesia. Metode: Studi potong lintang ini dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dan rumah sakit jejaring pada bulan Januari 2023 – Juni 2023. Analisis data menggunakan SPSS 20.0 secara univariat dan bivariat. Hasil: Sebanyak 52 pasien menjadi subjek penelitian, 27 pasien (51,9%) mendapatkan stoking kompresi ditambah compression pad sedangkan 25 pasien (48,1%) hanya stoking kompresi. Tingkat oklusi vena antara penggunaan stoking kompresi ditambah pad dengan stoking kompresi tidak signifikan (p=1,00). Selisih skor VCSS antara kedua kelompok subjek tidak signifikan (p=0,707). Durasi operasi pada kelompok stoking kompresi lebih singkat secara signifikan dibandingkan stoking kompresi ditambah compression pad (p<0,001). Lama pemulihan antara kedua kelompok yang berkorelasi signifikan (p=0,075). Diameter vena saphena magna (GSV) berhubungan signifikan (p=0,030) dengan oklusi vena dimana diameter GSV yang lebih besar atau ≥10 mm memiliki risiko kegagalan terapi yang lebih tinggi. Kesimpulan: Pada penelitian ini, ditemukan bahwa durasi operasi secara signifikan lebih singkat pada kelompok pasien yang menggunakan stoking kompresi. Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam hal keberhasilan oklusi vena, selisih skor VCSS, dan lama pemulihan antara penggunaan stoking kompresi atau ditambah compression pad.

Background: Chronic venous insufficiency (CVI) causes a significant reduction in quality of life and loss of productivity. One of the treatment modalities for CVI is endovenous laser ablation (EVLA). However, EVLA can cause general complications such as pain, bruising, venous thrombosis, or bleeding. Compression therapy can help recovery after the EVLA procedure by reducing pain and improve healing. However, until now there have not been many studies comparing the success of using compression stockings compared to compression stockings plus compression pads , especially in Indonesia. Methods: This cross-sectional study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta and network hospitals in January 2023 – June 2023. Data analysis used SPSS 20.0 univariately and bivariately. Results: A total of 52 patients were research subjects, 27 patients (51.9%) received compression stockings plus a compression pad while 25 patients (48.1%) only received compression stockings. The occlusion rate between the use of compression stockings plus pads and compression stockings was not significant (p=1.00). The difference in VCSS scores between the two groups of subjects was not significant (p=0.707). The duration of surgery in the compression stockings group was significantly shorter than compression stockings plus compression pads (p<0.001). The recovery time between the two groups was significantly correlated (p=0.075). The diameter of the great saphenous vein (GSV) was significantly related (p=0.030) to the occlusion rate, where a larger GSV diameter or ≥10 mm had a higher risk of therapy failure. Conclusion: In this study, it was found that the duration of surgery was significantly shorter in the group of patients who used compression stockings. There was no significant difference in the success of vein occlusion, the difference in VCSS scores, and the recovery time between the use of compression stockings or adding a compression pad"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hartika Safitri
"

Latar Belakang : Penyakit insufisiensi vena kronik (PIVK) memiliki prevalensi yang cukup tinggi di seluruh dunia, yaitu sekitar 60-70%. Penyebab paling sering pada penyakit insufisiensi vena kronik adalah kelainan primer dari dinding vena dan katupnya mengakibatkan inkompetensi pada katup vena, reflux dan obstruksi vena. Transforming growth factor-𝛽1 (TGF-𝛽1) adalah  sitokin dengan polipeptida kompleks yang secara signifikan ditemukan pada semua pasien penyakit insufisiensi vena kronik. Waktu refluks yang didapat dari pemeriksaan Ultrasonografi duplex (DUS) menunjukkan derajat keparahan dari insufisiensi katup vena. Akan tetapi, Hubungan kadar TGF-𝛽1 terhadap tingkat keparahan dari penyakit insufisiensi vena kronik belum diketahui.

Tujuan : untuk mengetahui perbedaan kadar TGF-𝛽1 terhadap tingkat keparahan dari penyakit insufisiensi vena kronik pada vena superfisial tungkai bawah.

Metode : Studi menggunakan desain potong lintang pada pasien dengan vena yang sehat dan pasien dengan penyakit insufisiensi vena kronik yang dilakukan oeprasi bedah pintas arteri koroner (BPAK) di Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada April – Mei 2024. Tingkat keparahan penyakit insufisiensi vena kronik dinilai dengan waktu refluks dari pemeriksaan ultrasonografi duplex. TGF-𝛽1 didapat dari pemeriksaan ELISA pada jaringan vena. Luaran primer adalah perbedaan kadar TGF-𝛽1 berdasarkan tingkat keparahan penyakit insufisiensi vena kronik.

Hasil : Sebanyak total 56 subjek berhasil dilakukan analisis akhir. Mayoritas subjek dengan PIVK pada penelitian ini (67,7%) tergolong ke dalam PIVK derajat berat (waktu refluks >1000 ms). Tidak terdapat perbedaan nilai median yang signifikan antara derajat keparahan PIVK dengan kadar TGF-β1 (p>0.05). Namun dapat dilihat bahwa median kadar TGF-β1 lebih meningkat pada vena dengan PIVK ringan-sedang dan berat (14,27 pg/mg dan 14,04 pg/mg) jika dibandingkan dengan vena normal (10,97 pg/mg).

Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kadar TGF-𝛽1 terhadap tingkat keparahan penyakit insufisiensi vena kronik pada vena superfisial tungkai bawah pada pasien yang dilakukan tindakan bedah pintas arteri koroner.

 

Kata kunci: Insufisiensi vena kronik, Transforming growth factor - Beta 1, Waktu refluks

 


Background: Chronic venous insufficiency (PIVK) has a fairly high prevalence throughout the world, around 60-70%. The most common cause of chronic venous insufficiency is primary abnormalities of the venous wall and valve resulting in valve incompetence, reflux, and venous obstruction. Transforming Growth Factor-β1 (TGF-β1) is a complex polypeptide cytokine that is significantly found in all patients with chronic venous insufficiency. Reflux time obtained from Duplex Ultrasonography (DUS) examination indicates the severity of valve insufficiency. However, the relationship between TGF-β1 levels and the severity of CVI has not yet been determined.

Objective: To determine the differences in TGF-β1 levels concerning the severity of chronic venous insufficiency in the superficial veins of the lower limbs.

Method: The study used a cross-sectional design in patients with healthy veins and patients with chronic venous insufficiency who undergoing coronary artery bypass surgery at the Harapan Kita National Cardiovascular Center from April to May 2024. The severity of chronic venous insufficiency was assessed by reflux time from duplex ultrasonography examination. TGF-β1 was obtained from ELISA examination of venous tissue. The primary outcome was the difference in TGF-β1 levels based on the severity of chronic venous insufficiency.            

Results: A total of 56 subjects underwent final analysis. The majority of subjects with CVI in this study (67.7%) were classified into severe CVI (reflux time >1000 ms). There were no significant differences in median values between the severity of CVI and TGF-β1 levels (p>0.05). However, it was observed that the median TGF-β1 levels increased in veins with mild-moderate and severe CVI (14.27 pg/mg and 14.04 pg/mg) compared to normal veins (10.97 pg/mg).

Conclusion: There is no significant differences in TGF-β1 levels concerning the severity of chronic venous insufficiency in the superficial veins of the lower limbs in patients undergoing coronary artery bypass graft surgery.

Keywords: Chronic venous insufficiency, Transforming Growth Factor-β1, Reflux time.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library