Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda Sopiyan
"Film Ne Zha (2019) merupakah salah satu film animasi dari Cina yang mengisahkan mengenai seorang anak laki-laki bernama Ne Zha yang terlahir sebagai seorang iblis karena mutiara iblis. Akibat mutiara iblis berdampak pada kehidupan Ne Zha yang memiliki karakter anti-hero namun berakhir menjadi hero. Objek yang diteliti pada penelitian berfokus pada karakter hero dan karakter anti-hero pada tokoh utama Ne Zha pada film tersebut. Karakter hero dan anti-hero tercipta karena adanya beberapa aspek yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan dengan cara metode kualitatif dan studi dokumen serta mengumpulkan data melalui online browsing. Artikel ini menyimpulkan bahwa karakter hero dan anti-hero pada tokoh Nezha menghasilkan keunikan, menggambarkan karakteristik budaya Cina yang cenderung mencari keseimbangan antara kekuatan positif dan negatif dalam mencapai sebuah kondisi ideal.

Ne Zha Movie (2019) is one of the animated films from China that tells the story of a boy named Ne Zha who was born as a demon because of the demon pearl. The result of the demon's pearl has an impact on Ne Zha's life who has an anti-hero character but ends up becoming a hero. The object studied in the research afocuses on the hero character and anti-hero aspects of the main character Ne Zha in the movie. Hero and anti-hero characters are created because of several aspects that influence them. This research was conducted by qualitative methods and document studies and collecting data through online browsing. This research concludes that Nezha's hero and anti-hero characters produce uniqueness, reflecting the characteristics of Chinese culture which tend to seek a balance between positive and negative forces in achieving an ideal condition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Marsha Ananda
"Film Aftershock (唐山大地震) adalah film karya sutradara Feng Xiaogang yang dirilis pada 22 Juli 2010 di Cina. Film ini mengisahkan tentang dampak dari gempa di Tangshan (1976) yang membuat seorang ibu (Li Yuanni) harus memilih antara menyelamatkan anak laki-lakinya (Fang Da) atau anak perempuannya (Fang Deng). Pada akhirnya, Li Yuanni pun memilih Fang Da tanpa mengetahui bahwa keputusan tersebut akan memberikan pengaruh besar terhadap hidupnya dan kedua anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konflik batin tokoh Li Yuanni, Fang Da, dan Fang Deng pasca gempa Tangshan 1976. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas tentang perjuangan ketiga tokoh tersebut untuk bangkit dari keterpurukan bersama dengan pembangunan kembali kota Tangshan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tokoh ibu dan kedua anaknya dalam film Aftershock sama-sama mengalami konflik batin yang diakibatkan oleh gempa bumi Tangshan. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk berjuang melanjutkan hidup dan bangkit dari kehancuran, sama seperti kota Tangshan yang akhirnya bangkit dari kehancuran akibat gempa.

Aftershock (唐山大地震) is a film by director Feng Xiaogang which was released on July 22, 2010 in China. This film tells about the impact of the earthquake in Tangshan (1976), which made a mother (Li Yuanni) have to choose between saving her son (Fang Da) or daughter (Fang Deng). In the end, Li Yuanni chose Fang Da without knowing that this decision would significantly impact her life and her two children. This study analyzes the inner conflicts of the characters Li Yuanni, Fang Da, and Fang Deng after the 1976 Tangshan earthquake. In addition, this study will also discuss the struggles of the three characters to rise from adversity along with the rebuilding of Tangshan City. This research is qualitative research with the descriptive-analytical method. The results of the study show that the mother and her two children in Aftershock both experience inner conflicts caused by the Tangshan earthquake. Even so, this did not dampen their enthusiasm to fight for life and rise from the destruction, just like the city of Tangshan, which finally rose from the destruction caused by the earthquake."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library