Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fikri Aufaa Zain
"Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi chatbot telah berkembang secara signifikan, dengan munculnya Large Language Model (LLM) seperti GPT dari OpenAI, Llama dari Meta, dan Gemini dari Google. Penelitian ini mengeksplorasi penerapan chatbot berbasis LLM dalam dunia medis, khususnya untuk membantu dan memantau pasien hemodialisis. Menggunakan kerangka kerja seperti LangChain untuk melakukan prompt engineering, Retrieval Augmented Generation (RAG) untuk meningkatkan pengetahuan domain, dan Chroma sebagai vector database, platform chatbot berbasis web dikembangkan. Pendekatan ReAct dan chain-of-thought (CoT) diterapkan untuk membuat sistem berbasis agen. Evaluasi kuantitatif dari penelitian ini akan menggunakan ROUGE, BLEU, dan SAS untuk sistem chatbot, dan MAP@3, dan MRR@3 digunakan untuk sistem RAG, bersama dengan penilaian kualitatif oleh ahli di bidang hemodialisis. Secara keseluruhan, evaluasi kualitatif dan kuantitatif untuk setiap sistem menerima umpan balik positif berdasarkan penilaian ahli dan hasil dari setiap metrik, yang menunjukkan bahwa kedua sistem berkinerja baik dalam menghasilkan tanggapan yang selaras dengan tujuan penelitian ini, yaitu memberikan tanggapan yang akurat dan membantu dalam memantau pasien. Dari sisi sistem, kemampuan chatbot dan sistem RAG dalam memahami konteks percakapan dan memberikan tanggapan yang lebih relevan dan informatif, menggunakan pendekatan berbasis agen yang ditingkatkan oleh RAG, memberikan keuntungan yang signifikan. Prompt yang kami gunakan, ReAct dan CoT, memungkinkan agen berbasis LLM untuk berpikir lebih efektif, membuat keputusan yang tepat, dan mensimulasikan proses berpikir yang lebih terstruktur dan logis. Dengan memanfaatkan peningkatan ini, chatbot juga dapat menghasilkan pesan urgensi medis untuk memperingatkan tim medis yang terhubung ke platform. Hal ini memungkinkan mereka untuk merespons keadaan darurat ketika pasien melaporkan gejala yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa LLM dapat digunakan secara efektif sebagai chatbot di bidang kesehatan, khususnya untuk memantau pasien hemodialisis.

In recent years, chatbot technology has advanced significantly, with the rise of Large Language Models (LLMs) such as OpenAI’s GPT, Meta’s Llama, and Google’s Gemini. This research explores the application of LLM-based chatbots in healthcare, specifically for assisting and monitoring hemodialysis patients. Using frameworks like LangChain for prompt engineering, Retrieval Augmented Generation (RAG) for enhanced domain knowledge, and Chroma as a vector database, a web-based chatbot platform was developed. The ReAct and chain-of-thought (CoT) approaches were applied to create an agent-based system. The quantitative evaluation of this research will use ROUGE, BLEU, and SAS for the chatbot system, and MAP@3, and MRR@3 were used for the RAG systems, along with qualitative expert assessments. Overall, the qualitative and quantitative evaluations for each system received positive feedback based on expert judgment and the results of each metrics, indicating that both systems performed well in generating responses aligned with the goals of this research, which are to provide accurate responses and assist in monitoring patients. On the system side, the chatbot and RAG system’s ability to understand conversational context and provide more relevant and informative responses, using agent-based approaches enhanced by RAG, offers a clear advantage. The prompts we are using, ReAct and CoT, enable the agent-based LLM to think more effectively, make appropriate decisions, and simulate a more structured and logical thought process. By utilizing these enhancements, the chatbot can also generate medical urgency message to alert medical teams connected to the platform. This allows them to respond to emergencies when patients report symptoms that require further care at a hospital. This research has demonstrated that LLMs can be effectively utilized as chatbots in the healthcare field, specifically for monitoring hemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhin Abdallah Muhammad Sidik
"Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi chatbot telah berkembang secara signifikan, dengan munculnya Large Language Model (LLM) seperti GPT dari OpenAI, Llama dari Meta, dan Gemini dari Google. Penelitian ini mengeksplorasi penerapan chatbot berbasis LLM dalam dunia medis, khususnya untuk membantu dan memantau pasien hemodialisis. Menggunakan kerangka kerja seperti LangChain untuk melakukan prompt engineering, Retrieval Augmented Generation (RAG) untuk meningkatkan pengetahuan domain, dan Chroma sebagai vector database, platform chatbot berbasis web dikembangkan. Pendekatan ReAct dan chain-of-thought (CoT) diterapkan untuk membuat sistem berbasis agen. Evaluasi kuantitatif dari penelitian ini akan menggunakan ROUGE, BLEU, dan SAS untuk sistem chatbot, dan MAP@3, dan MRR@3 digunakan untuk sistem RAG, bersama dengan penilaian kualitatif oleh ahli di bidang hemodialisis. Secara keseluruhan, evaluasi kualitatif dan kuantitatif untuk setiap sistem menerima umpan balik positif berdasarkan penilaian ahli dan hasil dari setiap metrik, yang menunjukkan bahwa kedua sistem berkinerja baik dalam menghasilkan tanggapan yang selaras dengan tujuan penelitian ini, yaitu memberikan tanggapan yang akurat dan membantu dalam memantau pasien. Dari sisi sistem, kemampuan chatbot dan sistem RAG dalam memahami konteks percakapan dan memberikan tanggapan yang lebih relevan dan informatif, menggunakan pendekatan berbasis agen yang ditingkatkan oleh RAG, memberikan keuntungan yang signifikan. Prompt yang kami gunakan, ReAct dan CoT, memungkinkan agen berbasis LLM untuk berpikir lebih efektif, membuat keputusan yang tepat, dan mensimulasikan proses berpikir yang lebih terstruktur dan logis. Dengan memanfaatkan peningkatan ini, chatbot juga dapat menghasilkan pesan urgensi medis untuk memperingatkan tim medis yang terhubung ke platform. Hal ini memungkinkan mereka untuk merespons keadaan darurat ketika pasien melaporkan gejala yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa LLM dapat digunakan secara efektif sebagai chatbot di bidang kesehatan, khususnya untuk memantau pasien hemodialisis.

In recent years, chatbot technology has advanced significantly, with the rise of Large Language Models (LLMs) such as OpenAI’s GPT, Meta’s Llama, and Google’s Gemini. This research explores the application of LLM-based chatbots in healthcare, specifically for assisting and monitoring hemodialysis patients. Using frameworks like LangChain for prompt engineering, Retrieval Augmented Generation (RAG) for enhanced domain knowledge, and Chroma as a vector database, a web-based chatbot platform was developed. The ReAct and chain-of-thought (CoT) approaches were applied to create an agent-based system. The quantitative evaluation of this research will use ROUGE, BLEU, and SAS for the chatbot system, and MAP@3, and MRR@3 were used for the RAG systems, along with qualitative expert assessments. Overall, the qualitative and quantitative evaluations for each system received positive feedback based on expert judgment and the results of each metrics, indicating that both systems performed well in generating responses aligned with the goals of this research, which are to provide accurate responses and assist in monitoring patients. On the system side, the chatbot and RAG system’s ability to understand conversational context and provide more relevant and informative responses, using agent-based approaches enhanced by RAG, offers a clear advantage. The prompts we are using, ReAct and CoT, enable the agent-based LLM to think more effectively, make appropriate decisions, and simulate a more structured and logical thought process. By utilizing these enhancements, the chatbot can also generate medical urgency message to alert medical teams connected to the platform. This allows them to respond to emergencies when patients report symptoms that require further care at a hospital. This research has demonstrated that LLMs can be effectively utilized as chatbots in the healthcare field, specifically for monitoring hemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Pramudya Zamzami
"Penalaran deduktif adalah suatu metode berpikir logis di mana seseorang menarik kesimpulan spesifik (hipotesis) berdasarkan premis atau pernyataan umum yang dianggap benar dengan menerapkan aturan inferensi logika. Aturan inferensi logika adalah prinsip-prinsip logika yang memungkinkan seseorang untuk mengambil hipotesis yang absah dari premis yang diberikan. Meskipun penalaran deduktif memiliki keunggulan pada penalaran yang absah, manusia cenderung membuat kesalahan dalam bernalar deduktif. Salah satu model bahasa untuk penalaran deduktif adalah Natural Logic (NatLog), yaitu model berbasis machine learning yang dilatih untuk melakukan klasifikasi kelas dari hubungan persyaratan antar kalimat. Namun, model memiliki keterbatasan pada rentang kalimat yang panjang. Di sisi lain, Large Language Model (LLM) seperti Generative Pre-trained Transformer (GPT) telah menunjukkan performa yang baik dalam tugas penalaran deduktif, terutama dengan menggunakan metode Chain of Thought (CoT). Namun, metode CoT masih menimbulkan masalah halusinasi dan inkonsistensi dari langkah perantaranya, yang berujung pada konklusi akhir yang tidak absah. Metode Chain of Thought - Self-Consistency (CoT-SC) merupakan pengembangan dari metode CoT yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran pada LLM. Dalam metode CoT-SC, CoT dijalankan beberapa kali untuk menghasilkan beberapa sampel jawaban. Setelah itu, dilakukan operasi modus, yaitu pemilihan jawaban yang paling sering muncul di antara sampel-sampel yang dihasilkan, untuk menentukan jawaban akhir. Jawaban dengan frekuensi kemunculan terbanyak dianggap sebagai jawaban yang paling konsisten dan akurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan dan menganalisis kemampuan metode CoT-SC pada model GPT dalam menyelesaikan tugas penalaran deduktif. Penelitian ini akan mengevaluasi kemampuan penalaran deduktif pada model GPT menggunakan tiga sumber data yang merepresentasikan tiga domain tugas penalaran deduktif yang berbeda, yaitu ProntoQA, ProofWriter, dan FOLIO. Setelah itu, akan dilakukan analisis perbandingan performa LLM berbasis metode CoT-SC dengan manusia dalam menyelesaikan tugas penalaran deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode CoT-SC menunjukkan performa akurasi yang baik dalam mayoritas tugas penalaran deduktif serta LLM GPT dengan metode CoT-SC mengungguli 1 dari 3 domain tugas penalaran deduktif. Hasil ini menunjukkan model GPT berbasis metode CoT-SC memiliki potensi dalam tugas penalaran deduktif.

Deductive reasoning is a method of logical thinking in which one draws specific conclusions (hypotheses) based on general premises or statements that are considered true by applying the rules of logical inference. Rules of logical inference are principles of logic that allow one to derive valid hypotheses from given premises. Although deductive reasoning has the advantage of valid reasoning, humans tend to make mistakes in deductive reasoning. One of the language models for deductive reasoning is Natural Logic (NatLog), which is a machine learning-based model trained to perform class classification of conditional relations between sentences. However, the model has limitations on long sentence ranges. On the other hand, Large Language Models (LLMs) such as Generative Pre-trained Transformer (GPT) have shown good performance in deductive reasoning tasks, especially by using the Chain of Thought (CoT) method. However, the CoT method still raises the problem of hallucinations and inconsistencies of the intermediate steps, leading to invalid final conclusions. The Chain of Thought - Self-Consistency (CoT-SC) method is a development of the CoT method that aims to improve reasoning ability in LLM. In the CoT-SC method, CoT is run several times to produce several sample answers. After that, a mode operation is performed, which is the selection of the most frequently occurring answer among the generated samples, to determine the final answer. The answer with the highest frequency of occurrence is considered the most consistent and accurate answer. The purpose of this study is to implement and analyze the ability of the CoT-SC method on the GPT model in solving deductive reasoning tasks. This study will evaluate the deductive reasoning ability of the GPT model using three data sources representing three different deductive reasoning task domains, namely ProntoQA, ProofWriter, and FOLIO. After that, a comparative analysis of the performance of LLM based on the CoT-SC method with humans in solving deductive reasoning tasks. These results indicate the GPT model based on the CoT-SC method has a potential in deductive reasoning tasks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library