Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parantean, Richard Christian Somalinggi
"ABSTRAK
Kompleksnya persaingan antara operator telekomunikasi seluler saat ini seharusnya mendorong para pelakunya untuk menyusun strategi-strategi baru guna mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Telkomsel sebagai salah satu pemain di dalamnya juga kiranya perlu memperhatikan hal ini agar posisi saat ini sebagai pemimpin pasar tidak terancam dan pada akhirnya bisa tergantikan oleh operator telekomunikasi lainnya.
Dalam upaya memenangkan persaingan, strategi menerapkan marketing mix (bauran pemasaran )di channel distribution (saluran distribusi), yang lebih dikenal saat ini dengan istilah trade marketing, adalah strategi yang pantas untuk dilaksanakan oleh Telkomsel. Strategi ini pada dasarnya merupakan jembatan antara bidang penjualan dengan bidang pemasaran, yang tujuannya tentunya lebih mengefektifkan kedua bidang tersebut di point of purchase (outlet atau gerai).
Penelitian yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan menggunakan metode survey dengan pengambilan sample secara random sampling. Adapun yang menjadi sample dari penelitian ini adalah para frontliner Telkomsel yang terdapat pada outlet atau gerai resmi Telkomsel di daerah DKI Jakarta. Diperoleh sebanyak 162 responden yang berada di seluruh DKI Jakarta di mana dari responden tersebut terdiri atas 64 responden pria dan 98 responden perempuan. Adapun masa kerja responden berkisar antara 1 hingga 4 tahun dengan tingkat pendidikan sekolah menengah hingga sarjana. Hasil penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM).
Dari pengujian terhadap seluruh konstruk yang ada, dinyatakan bahwa seluruh konstruk tersebut valid dan reliable. Selain itu, dengan penggunaan indeks Goodness Of Fit (GOF) dapat dinyatakan bahwa model yang ada telah menunjukkan kecocokan yang baik. Berdasarkan penggunaan metode ini pula dapat dinyatakan bahwa konstruk PLACE memberikan pengaruh terbesar terhadap konstruk PROMOTION, sementara konstruk PRODUCT dan PRICE tidaklah menunjukkan hubungan yang signifikan dengan konstruk PROMOTION.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah bahwa konstruk PLACE memberikan kontribusi yang terbaik terhadap konstruk PROMOTION. Begitu pula dengan konstruk PROMOTION juga sudah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap konstruk KINERJA. Namun, secara menyeluruh, kinerja dari pelaksanaan strategi marketing mix di channel distribution ini masih belum optimal. Artinya bahwa, Telkomsel kiranya masih perlu mengkaji kembali strategi serta pelaksanaannya sehingga penerapan strategi tersebut menjadi optimal dan membawa dampak yang positif bagi para frontliner yang ada di outlet atau gerai.

ABSTRAK
The competition complexity between cellular telecommunication operators nowadays should encourage all performers to build new strategies in order to maintain as well as to improve their market. Telkomsel as one of those performers should also concern about it in order to retain its position as a market leader not to be threaten and finally not to be replaced by any other telecommunication operators.
In order to win a competition, implementing the marketing mix strategy on the distribution channel, which is for the time being known as trade marketing, is a proper strategy to be conducted by Telkomsel. Basically, this strategy is a link between a sale and a marketing division whose aim is surely to make those two divisions effective at every point of purchase (outlet or counter).
The method used in this research is a survey method with random sampling. The samples of this research are Telkomsel frontliners at the official outlets or counters of Telkomsel in DKI Jakarta area. There are 162 respondents who are spread in DKI Jakarta: there are 64 male respondents and 98 female respondents. The working period of those respondents is between 1 and 4 years and they are from high school graduates or university graduates. The method used in this research is Structural Equation Modeling (SEM).
From the analysis on the whole constructs, it can be stated that the whole construct is valid and reliable. Besides, by using Goodness of Fit (GOF) index, it can be stated that the applied model fits well. Based on the method, it can be also stated that PLACE construct gives the greatest impact to PROMOTION construct, meanwhile PRODUCT and PRICE construct does not show any significant relation to PROMOTION construct.
The summary of this research is that PLACE construct gives the best contribution to the PROMOTION construct. Meanwhile, PROMOTION construct also gives good contribution to WORKING ABILITY construct. However, overall, the working ability of the marketing mix strategy implementation on the distribution channel has not been optimally done yet. It means that Telkomsel needs to reevaluate its strategy and its implementation so that the application of that strategy becomes optimal and brings positive impact to the frontliners at their outlets or counters.
"
Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2007
T22920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugirianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi informasi mengenai data pribadi konsumen dalam industri telekomunikasi seluler dan menganalisa perlindungan hukumnya serta memberikan penjelasan mengenai janggung jawab hukum penyelenggara telekomunikasi seluler dalam memberikan perlindungan hukum dimaksud, termasuk juga mengenai upaya penyelesain sengketa yang dapat dilakukan oleh konsumen. Hal ini perlu diuraikan karena penyelenggaraan telekomunikasi seluler sangat berkaitan erat dengan kegiatan penyaluran, pencatatan, perekaman, maupun penyimpanan data pribadi konsumen.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian hukum normatif dalam tataran dogmatika hukum, dimana hasil yang hendak dicapai adalah memberikan perskripsi mengenai apa yang sehyogyanya. Adapun jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang pengumpulan datanya dilakukan melalui studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil analisa dapat disampaikan bahwa ketentuan perlindungan data pribadi secara umum tidak menetapkan secara definitif data pribadi apa saja yang harus dilindungi, namun khusus untuk sektor telekomunikasi merujuk pada ketentuan internasional khususnya di Eropa dan Amerika diatur jenis data pribadi secara definitif yang mencakup empat klasifikasi yakni content data, traffic data, location data; dan basic subscriber.
Adapun di Indonesia, peraturan perundang-undangan yang ada telah mengakui dan mengatur perlindungan data pribadi, namun masih bersifat umum dan belum spesifik mengatur sektor telekomunikasi. Setidaknya terdapat empat hal masih menjadi kekurangan saat ini, yakni i ketentuan perlindungan data pribadi secara umum tidak diatur dalam undang-undang, namum dalam peraturan menteri sehingga tidak mungkin mengatur sanksi pidana maupun pembentukan lembaga pengawasan; ii belum mengatur pembatasan dalam penyimpanan data pribadi; iii kegiatan unsolicited marketing belum diatur; dan vi belum ada pengaturan mengenai pemanfaatan traffic data, location data, dan basic subscriber.
Dalam terjadi pelanggaran, khususnya terhadap data pribadi, konsumen dapat melakukan upaya penyelesaian sengketa baik secara pidana, perdata, maupun mengajukan laporan kepada Menkominfo. Namun demikian untuk melakukan upaya hukum dimaksud, mengacu pada praktik yang ada, dipersyaratkan adanya hubungan hukum antara konsumen dan penyelenggara telekomunikasi.Berkenaan hal-hal tersebut diatas, maka disarankan kepada pemerintah agar mengatur perlindungan data pribadi khusus untuk sektor telekomunikasi melalui undang-undang, disamping itu Penyelenggara telekomunikasi juga perlu menerapkan sistem perlindungan data pribadi konsumen secara internal guna menghindari potensi pelanggaran perlindungan data pribadi yang dapat merugikan konsumen maupun penyelenggara telekomunikasi.

This research aims to identify information regarding consumer 39 s personal data in cellular telecommunication industries and analyze the protection law while giving explanations about the responsibilities of cellular telecommunication provider in giving said protection law, including the effort of dispute resolution that can be done by consumer. This subject must be explained because cellular telecommunication provider is tightly connected with the distribution, recording, and even collection of consumer 39 s personal data.
This research is conducted with the normative law research within the law 39 s dogmatics, where the goal is providing prescription of what is should be. The type of data used is secondary data of primary law subject and secondary law subject which was collected by literature study.
According to the analyze, it can be said that the protection of personal data in general doesn 39 t describe definitively of which personal data that must be protected, but specifically for the sector of telecommunication refers to the international clause especially in Europe and America where the type of personal data is controlled definitively that encompass 4 classification which are content data, traffic data, location data, and basic subscriber.
While in Indonesia, the existing laws acknowledge and regulate the protection of personal data, but still in general and not in specific of regulating the telecommunication sector. Atleast there are 4 things that are still lacking, which are i the protection of personal data in general isn 39 t regulated by the law, but by the ministry thus giving criminal sanction and establishing surveillance institution is not possible ii no control in limiting the record of personal data iii unsolicited marketing activity is not yet regulated vi no regulation of exploiting traffic data, location data, and basic subscriber.
When there is a violation, specifically against personal data, consumer can attempt the settlement of dispute by civil or criminal law, or by filing a report to the ministry of communication and information. But to do those, there has to be a law connection between consumer and telecommunication provider.Regarding those said above, it is advised to the government to regulate the protection of personal data specifically for the telecommunication sector by law, while the telecommunication provider also need to implement consumer personal data protection internally to avoid potential breach of personal data protection which could harm consumer and telecommunication provider.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T47014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo Diba Yusniantama
"Pertumbuhan industri telekomunikasi yang kian pesat menyebabkan persaingan di bidang komunikasi semakin ketat. Bisnis Monitor Internasional, memprediksi pertumbuhan industri telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik mencapai 20-25 persen pada tahun 2010. Diperkirakan pengguna internet akan meningkat sebanyak tiga kali lipat. Namun, peningkatan yang paling signifikan terjadi pada layanan akses jaringan pita lebar (broadband} yang peningkatannya hingga 15 kali lipat.
Value added services (VAS) yang merupakan bagian dari sektor industri telekomunikasi ini juga berkembang dengan pesat. Layanan VAS khususnya produk content, ataupun layanan SMS interaktif merupakan layanan yang saat ini sedang digemari masyarakat yang pada dasarnya merupakan layanan dari operator telekomunikasi yang berbasis layanan SMS. Saat ini tidak banyak content provider dan juga operator telekomunikasi seluler yang mempunyai skema yang jelas mengenai perilaku konsumen untuk produk VAS yang mereka sediakan Oleh sebab itu, diperlukan suatu penelitian sehingga dapat ditentukan suatu strategi pemasaran yang efektif berdasarkan perilaku konsumen terhadap produk content tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan profil konsumen bagi industri Telekomunikasi seluler khususnya untuk produk VAS, dan juga mengetahui atribut-atribut apa sajakah yang mempengaruhi konsumen di Jakarta dalam memilih produk Iayanan VAS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan riset deskriptif. Data yang dicari melalui riset ini adalah klasifkasi demografis responden, proses pengambilan keputusan dan perilaku konsumen pada saat memilih produk VAS, dan peringkat atribut-atribut produk VAS berdasarkan tingkat kepentingannya. Desain riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross-Sectional Study dimana penelitian dilakukan dengan mengukur suatu parameter populasi pada satu waktu dan tempat yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan layanan telekomunikasi seluler yang bertempat tinggal di Jakarta. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai perilaku konsumen terhadap produk VAS dari layanan telekomunikasi seluler, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
Hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa motivasi dan tujuan utama menggunakan produk VAS adalah mendapatkan manfaat hiburan dari produk yang mereka beli, seperti produk ring back tone yang saat ini menjadi top product yang paling banyak dibeli oleh para pengguna produk VAS. Penelitian ini juga mendapatkan basil bahwa atribut yang berpengaruh dan menentukan bagi konsumen dalam membeli produk VAS adalah produk, merek, harga dan promosi.
Sebagai saran, untuk strategi jangka pendek operator telekomunikasi dan content provider sebaiknya meningkatkan awareness dan perceived quality dari content dengan menerapkan strategi bauran pemasaran. Yaitu dengan menerapkan strategi 4P, price, product, place, promotion. Untuk strategi penetapan price, sebaiknya menetapkan harga maksimal di kisaran Rp 10.000 hal ini untuk menghadapi kemampuan dan ekspektasi dari konsumen.
Untuk strategi place, content provider disarankan melakukan model bisnis bare dengan Sara bekerja sama dengan operador dalam hal distribusi dan packaging content sehingga dapat fokus pada segmen pelanggan layanan telekomunikasi seluler tertentu.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil untuk diteliti hanya 116 orang responden dengan periode waktu pelaksanaan penelitian hanya dilakukan selama periode Maret-April 2005, lokasi pengambilan sampel yang hanya diambil di wilayah Jakarta dan seluruh populasi pelanggan layanan telekomunikasi seluler diseluruh Indonesia. Sehingga sebagai saran penelitian lebih lanjut diperlukan jumlah sampel yang lebih besar, dengan variasi responden.

The fast moving growth of telecommunication industry has caused a tight competition in the communication sectors. The World Business Monitoring predicted that the growth of Telecommunication industry in Asia Pacific will reach 20-25% in year 2010. It was estimated the Internet users will rise to triple the current numbers. However, the most significant increase will be in broadband access services, which can increase by 15x from current situation.
Value Added Services (VAS) which is part of telecommunication industries was also accelerating pretty fast. VAS products such as mobile contents or SMS inter-active services had been popular in the market right now. This service is basically provided by telecommunication operators that got text messages (SMS) service.
These days, not many content providers and telecommunication operators that have a clear scheme about its customer behavior towards the VAS products they had offered. Therefore, a research is required to establish an effective marketing strategy which based on the customer behavior towards that particular content.
This research is to learn the behavior and profile of customers in the industry of Cellular telecommunication, especially VAS and also to know what are the factors can affect customers in Jakarta when it comes to choosing the VAS services.
This research is done by using descriptive research. The search data include demographic of respondents, decision making process and customer reaction when they choose a VAS product, as well as the list of VAS attributes according to their each usefulness. The design of this research is Cross-Sectional Study, wherein research was done through measurement of the population parameter in a particular time and place that had been set. The population here referred to subscribers of cellular telecommunication services, which is located in Jakarta. Based on the analysis results and review of the customer behavior towards VAS products, there are some conclusions can be state. These are:
The research showed that the majority of respondents said their motivation and purpose in using VAS product is for the entertainment benefits, such as Ring Back Tone which had been the no. l VAS product. The research also showed that product, brand, price and promotion are factors that can affect the buying behavior of customer.
A suggestion for short-term strategy, the cellular operators and content providers are better to develop their brand awareness and perceived quality of the contents with applying Bauran marketing strategy. This means by using the 4Ps strategy, price, product, place, promotion. In terms of price, it is better to be in the average range, maximum about Rp. 10,000, this is to meet the customer buying power and expectations.
For place strategy, content provider is better to use a new business model by cooperate with operators in terms of the distribution and packaging the contents. This way, the content provider can focus with the segment of particular cellular telecommunication subscribers.
The limitation of this research was the small number of samples taken into count, it was only 116 respondents with the period only from March - April 2005 and only include subscribers in Jakarta out of all other cellular telecommunication subscribers in Indonesia. Thus, to do a further research will need a bigger amount of samples and more varitype respondents."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library