Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Muchamad Arifin
"Penggunaan carbon nanotube (CNT) terorientasi tegak sebagai penyangga katalis menjanjikan peningkatan kinerja proton exchange membrane fuel cell (PEMFC) yang disebabkan oleh keunggulan konduktivitas elektrik, efisiensi transpor gas reaktan dan luas permukaan spesifik dari katalis dibandingkan CNT terorientasi acak maupun karbon amorf. Metode filtrasi menggunakan filter hidrofilik diharapkan dapat membuat orientasi CNT yang bersifat hidrofobik menjadi tegak akibat interaksi antar CNT dengan filter. Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa CNT dengan diameter 10-20 nm dan panjang 30-100 μm tetap mengalami aglomerasi sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut mengenai dimensi (panjang dan diameter) CNT yang cocok untuk digunakan pada metode filtrasi.

Vertically aligned carbon nanotubes (CNT) as a catalyst support promise enhancing proton exchange membrane fuel cell (PEMFC) performance caused by superiority of electrical conductivity, reactant gas transport and specific surface area of the catalyst than randomly oriented CNTs and amorphous carbon. Filtration method using hydrophilic filter is expected to make vertical orientation of hydrophobic CNT due to interactions between CNT with the filter. In this study, lead to the conclusion that the CNTs with diameters of 10-20 nm and length 30-100 μm still agglomerate after deagglomerazion treatment. It make further reseacrh to evaluate the types of CNT that suitable for the filtration method still needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43714
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Muchamad Arifin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejak ditemukannya material Carbon Nanotube pada tahun 1998, berbagai pihak mulai mengaplikasikan Carbon Nanotube pada divais elektronika. Hal ini dilalcukan karena Carbon Nanotube mempunyai karakteristik elektris dan karalcteristik termal yang lebih baik dibandingkan dengan material Iainnya.
Aplikasi Carbon Nanotube sebagai channel menyebabkan terjadinya fenomena ballistic transport pada CN TFET karenajarak source dan drain yang kecil. .
Pada penelitian ini dilakukan simulasi bertujuan melihat pengaruh parameter gate insulator dielectric constant, gate insulator' thickness dan temperatur terhadap besar arus drain-source dan terjadinya fenomena ballistic transport.
Simulasi menghasilkan nilai arus drain-source CNTFET optimal sesuai variasi keti ga parameter tersebut.
Hasil simulasi menunjukkan parameter gate insulator dielectric constant dan temperatur berbanding lurus dengan besar arus drain source, sedangkan parameter gate insulator thickness berbanding terbalik dengan besar arus drain source. Arus drain-source optimal didapatkan pada koniigurasi gate insulator thickness 3nm, gate insulator dielectric constant 25 dan temperatur 600K, sebesar 3.lxl0`5A dengan VD5=0,6V dan VG=0,6V."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Afrinaldi
"Komposit polimer dengan menggunakan material nano telah mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa dekade belakangan ini. Multiwalled carbon nanotube (MWCNT) dan organoclay merupakan beberapa material yang banyak diteliti pada pembuatan komposit polimer. Penelitian ini menggunakan teknik melt mixing pada suhu 180oC untuk proses pembuatan komposit PP/MWCNT. Karakterisasi komposit meliputi sifat elektrik, rheologi, kekuatan mekanik dan analisa morfologi.
Hasil analisa komposit PP/MWCNT diperoleh nilai electrical dan rheological percolation threshold sebesar 1,4 wt%. Kekuatan tarik komposit PP/MWCNT mengalami penurunan sebesar 2-7%, sedangkan modulus tarik meningkat sebesar 44-53% dibandingkan polypropylene (PP). Penambahan organoclay pada komposit PP/MWCNT tidak memberikan perubahan yang signifikan terhadap sifat elektrik dan rheologinya. Kekuatan tarik komposit PP/MWCNT/organoclay mengalami penurunan sebesar 6-11%, sedangkan modulus tarik meningkat sebesar 47-61% dibandingkan PP.

Polymer composite using nano material has been progressing quite rapidly in recent decades. Multiwalled carbon nanotube (MWCNT) and organoclay is the material that used in fabrication the polymer composites. This study used a technique of mixing melt at a temperature of 180oC for composite manufacturing process PP / MWCNT. Characterization of composites include electrical properties, rheological, mechanical strength and morphological analysis.
Analysis results of composite PP/MWCNT obtained value of electrical and rheological percolation threshold of 1.4 wt%. The tensile strength of composites PP/MWCNT decreased by 2-7%, while the tensile modulus increased by 44-53% compared to polypropylene (PP). The addition of the organoclay in the PP/MWCNT composite did not leave significant changes to the electrical and rheology properties. The tensile strength of composites PP/MWCNT/organoclay decreased by 6-11%, while the tensile modulus increased by 47-61% compared to PP.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghassan Tsabit Rivai
"Pada penelitian ini, Carbon Nanotube CNT akan disintesis menggunakan reaktor vertikal katalis terstuktur gauze stainless steel berbasis ferrocene sebagai sumber karbon dan katalis. Metode yang digunakan adalah Floating Catalyst Chemical Vapor Deposition FC-CVD dengan sistem dua furnace. Sebelum melakukan sintesis, substrat stainless steel tipe 316 dilakukan Oxidative Heat Treatment OHT untuk mengurangi lapisan krom dan meningkatkan kandungan oksigen yang berperan sebagai pengikat senyawa OH-Radikal dan impuritas lainnya seperti Fe2O3, Fe3O4, karbon amorf, dan hexagonal grafit terlihat pada hasil karakterisasi. Pada hasil EDX, ditunjukkan terdapatnya kandungan Fe yang tinggi dan hasil XRD menunjukkan terdapatnya peak impuritas pada hasil CNT dengan variasi substrat. Terdapatnya CNT pada substrat dibuktikan dengan hasil spektrum FTIR dan UV-Vis dengan terdapatnya ikatan C equiv;C pada panjang gelombang 2352 cm-1 dan XRD dengan adanya peak 2? carbon nanotube pada 26 ,43 dan 54,5 . Namun, CNT berbasis ferrocene mengalami pertumbuhan yang belum sempurna dan terdapat pula nanokarbon lain seperti carbon onion dan carbon nanopartikel.

In this study, Carbon Nanotubes CNTs will synthesized using vertical structured gauze catalyst reactor based on ferrocene as a carbon source and catalyst. Floating Catalyst Chemical Vapor Deposition FC CVD method used with double furnace system. Prior to synthesis, stainless steel as substrate type 316 was prepared with Oxidative Heat Treatment OHT to remove the coating and add oxygen compound used to binder OH Radical compounds and other impurities such as Fe2O3, Fe3O4, amorphous carbon, and hexagonal graphite were seen in the characterization results. In EDX results, there is evidence of high Fe content and XRD results indicating peak of impurities on CNTs with substrate. The occurrence of CNTs on substrates is evidence by the results of FTIR and UV Vis spectrum with the provision of C equiv C bonds at wavelengths 2352 cm 1 and XRD with peak peaks 2 of carbon nanotube at 26 , 43 , and 54,5 . However, ferrocene based CNTs induce imperfect carbon growth and other nanocarbons such as carbon onion and carbon nanoparticles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Jasmine
"Nanofluida memiliki nilai konduktivitas termal yang baik sehingga baik untuk digunakan sebagai media pendingin bagi perlakuan panas baja. Nanofluida pada penelitian ini akan menggunakan nanopartikel carbon nanotube dan akan ditambahkan surfafktan berupa Sodium Dodecyl Benzene Sulphonate atau SDBS untuk membantu menstabilkan nanofluida. Untuk mengkarakterisasi nanopartikel dilakukan pengujian Field-Emission Scanning Electron (FE-SEM) dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) untuk melihat bentuk struktur carbon nanotube serta mengetahui komposisi dari carbon nanotube dan didapatkan hasil berupa 100% Wt% C. Nanofluida lalu difabrikasi dengan cara menimbang serbuk carbon nanotube as-received dengan variabel konsentrasi 0,01%, 0,03%, dan 0,05% dan dimasukkan ke dalam beaker 100 mL. Variabel dari konsentrasi surfaktan SDBS yang digunakan adalah 0%, 10%, 20%, dan 30%. Dispersi dari nanopartikel lalu dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan berupa nanopartikel dan surfaktan serta air distilasi lalu diultrasonifikasi selama 15 menit untuk melarutkan fluida. Setelah itu dilakukan pengujian konduktivitas termal sebanyak 10 kali menggunakan alat pengukur konduktivitas termal KD2 pada masing-masing variabel lalu dirata-rata. Selain itu dilakukan juga pengujian Zeta Potensial untuk melihat nilai potensial zeta dari nanofluida yang menujukkan kestabilan dari nanofluida sendiri. Semakin stabil suatu nanofluida, semakin baik ia dalam menghantarkan atau mengkonduksi panas.

Nanofluids have good thermal conductivity, so they are good for use as a cooling medium for steel heat treatment. Nanofluids in this research will use carbon nanotube nanoparticles and surfafktan in the form of Sodium Dodecyl Benzene Sulphonate or SDBS will be added to help stabilize the nanofluids. To characterize nanoparticles, Field-Emission Scanning Electron (FE-SEM) and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) tests were performed to see the structure of carbon nanotubes and to determine the composition of carbon nanotubes and the results were 100% Wt% C. Nanofluids then fabricated by weighing as-received carbon nanotube powder with variable concentrations of 0.01%, 0.03%, and 0.05% and put into a 100 mL beaker. Variables of SDBS surfactant concentrations used were 0%, 10%, 20%, and 30%. The dispersion of the nanoparticles is then carried out by mixing the materials in the form of nanoparticles and surfactants and distilled water and then ultrasonification for 15 minutes to dissolve the fluid. After that the thermal conductivity test was conducted 10 times using a KD2 thermal conductivity meter on each variable then averaged. Potential Zeta testing is also carried out to see the zeta potential value of the nanofluid that shows the stability of the nanofluid itself. The more stable a nanofluid is, the better it is at delivering or conducting heat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Rahmantyo Wiyono
"Seiring dengan perkembangan teknologi nano, CNT mulai digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya yaitu dalam bidang elektronika. Beberapa divais berhasil dibangun dengan CNT, diantaranya yaitu CNTFET baik untuk jenis pFET maupun nFET. Pada teknologi sebelumnya, dua buah nMOSFET and pMOSFET dapat dibangun menjadi sebuah CMOS yang merupakan dasar dari teknologi digital.
Pada skripsi ini dilakukan desain dan simulasi sebuah nano inverter menggunakan Carbon Nanotube Complementary Field Effect Transistor (CNT-CFET). Sebelum mendesain CNT-CFET, CNTFET didesain dan disimulasikan terlebih dahulu. Jenis CNTFET yang digunakan adalah Schottky barrier CNTFET. Schottky barrier CNTFET digunakan karena sifat keambipolaritasannya. Setelah CNTFET didesain, nFET dan pFET digabungkan untuk membentuk sebuah inverter. Desain dan simulasi pada skripsi ini dilakukan dengan menggunakan program MATLAB 7.1.
Dari simulasi yang dilakukan dengan menggunakan MATLAB 7.1 memperlihatkan bahwa dua buah CNTFET dapat dibentuk menjadi CNT-CFET dan nano inverter yang didesain dapat menunjukkan Voltage Transfer Characteristic (VTC) yang mendekati performa VTC pada inverter yang dibangun dengan teknologi sebelumnya. Inverter yang didesain akan bekerja optimal ketika divais dibangun dengan menggunakan CNTFET berdiameter 1,3 nm yang memiliki nilai konstanta h (konstanta kendali VDS terhadap IDS) original dengan tegangan sumber (Vdd) sebesar 0,5 V. Switching dari logika 1 ke logika 0 terjadi pada saat tegangan gate (VGS) berada pada setengah tegangan sumbernya (VDD).

Along with nano technology development, CNT start to use in various applications, one of the applications is in electronics. Some of devices has been successfully build with CNT, one of those devices is CNTFET both pFET and nFET. In the recent technology, two nMOSFET and pMOSFET can be build to become a CMOS which is a basic for digital technology.
The goal of this research is to design and to simulate a nano inverter using Carbon Nanotube Complementary Field Effect Transistor (CNT-CFET). Before designing CNT-CFET, a CNTFET needs to be designed and simulated first. The type of the CNTFET which used in this research is Schottky barrier CNTFET. It is used because of its ambipolarity. After designing CNTFET, the next step is combining nFET and pFET to create an inverter. The design and simulation is using MATLAB 7.1.
From the simulation which performed in MATLAB 7.1 shows that two CNTFETs can be combined to become a CNT-CFET and the nano inverter which has been designed has similar Voltage Transfer Characteristic (VTC) performance with the common inverter. The inverter will attain its optimum performance when the device build using CNT diameter of 1.3 nm, CNTFET’s h constant (the constant of source voltage (VDS) control to the current (IDS)) in original value, and the source voltage (Vdd) is about 0.5 V. The switching from 1 to 0 occur when the gate voltage (VGS) is around half of the source voltage (VDD).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gugum Permana
"Carbon nanotubes CNT merupakan terobosan penghantar obat kanker yang mampu menuju ke dalam sel dengan meminimalisasi kerusakan jaringan normal di luar jaringan kanker. Fungsionalisasi dilakukan untuk memperbaiki dispersibilitas dan toksisitas CNT sehingga mampu memenuhi standar penghantar obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengaruh penambahan HCl terhadap dispersibilitas dan toksisitas akut CNT. Fungsionalisasi menggunakan campuran H2SO4 6M dan HNO3 6M dan HCl dengan variasi molaritas sebesar 6M, 8M, 10M dan 12M. CNT yang telah difungsionalisasi f-CNT dikarakterisasi dengan FTIR, Uji dispersi, dan SEM-EDS serta dilakukan pengujian toksisitas akut in vivo. Karakterisasi menunjukkan bahwa f-CNT dengan konsentrasi HCl 10 molar memiliki kandungan oksigen tertinggi sebanyak 6,84, dispersibilitas selama lebih dari 24 hari dan bersifat praktis tidak toksik setelah di uji menggunakan uji toksisitas akut selama 14 hari.

Carbon nanotubes CNT are novel strategy for cancer drug delivery and equipped with a cell targeting agent to increase target specificity. Functionalization needed to fix the dispersibility and toxicity of CNT as a drug delivery. This study aims to obtain The Effect of Optimation Hydrochloric Acid HCl against dispersibility and toxicity. Functionalization used a mixture of 6 M HNO3 and 6 M H2SO4 and variation of HCl molarity from 6M, 8M, 10M, and 12 M. Functionalized CNT f CNT were characterized by FTIR, dispersion tests, SEM EDS and acute toxicity In vivo. The characterization resulted f CNT with HCl concentration 10M has the best oxygen percentation from functionalization for 6,84, dispersion up to 24 days and practical non toxic after using acute toxicity method for 14 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marni
"Efisiensi divais solar sel merupakan salah satu parameter yang menunjukkan unjuk kerja divais tersebut. Salah satu parameter yang berpengaruh terhadap efisiensi divais solar sel yaitu disain top contact metal. Disain top contact metal akan berpengaruh terhadap power loss yang diakibatkan oleh shadowing loss yang besarnya hingga 13,1%[1]. Berbagai riset telah dilakukan untuk mendapatkan disain Top contact metal dengan shadowing loss yang sekecil mungkin. Carbon nanotube (CNT) memiliki potensi untuk dijadikan sebagai Top contact metal.
Pada riset ini dilakukan perancangan, perhitungan dan simulasi penggunaan CNT (3,3) sebagai top contact metal. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MatLab 7.1.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, CNT berpotensi untuk dijadikan sebagai top contact metal pada silikon solar sel jika di-doping dengan maksimum doping sebesar 3.25 1011 /cm3. Pemilihan CNT (3,3) didasarkan pada work function yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa dengan penggunaan CNT (3,3), shadowing loss yang dihasilkan yaitu 0%. Hal ini berarti shadowing loss dapat dihilangkan sebesar 13.1%. Dengan demikian penggunaan CNT(3,3) dapat meningkatkan efisiensi solar sel sampai dengan 13,1%.

Solar cells efficiency is one of the parameter which show the performance of solar cell. The efficiency of solar cell is affected by top contact metal design. Shadowing loss as the effect of top contact metal design can reduce solar cell efficiency until 13.1%[1]. Many research had been conduct to reduce the shadowing loss as much as possible. CNT (3,3) as a material with metallic properties is potential to be applied as top contact metal.
This research is conduct to design, calculate, and simulate the potential of CNT as top contact metal to reduce shadowing loss. Simulation is ran by MatLab 7.1.
Based on analysis, CNT is potential to act as top metal contact at silicon solar cell with maximum doping at 3.25 1011 /cm3. CNT (3,3) is choosed based on its work function.
From calculation, the use of CNT (3,3) resulted shadowing loss 0%. That means shadowing loss can be reduced up to 13.1% or increasing the efficiency of solar cell up to 13.1%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40503
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>