Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"It is popular view that transfer price has direct impact for performance of the company but (may be) not for the corporation...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Jemsly
"It is a popular view that transfer price has direct impact for performance of the company, but (may be) not for the corporation. Transfer price normally based on market price, percentage of market price, at cost, cost plus mark-up, arbitration, and negotiation, is occasionally to become a magic parameter for starting a corporation. Hie several objectives of transfer price strategy are: performance evaluation of subsidiary / strategic business unit (SBU); management motivation; price control; market control; increase competitiveness of subsidiary / strategic business unit (SBU); overcome the currency fluctuation; 'prestige9 of association; increase profit of joint venture; reduce monetary risk; manage the cash of subsidiary / SBU; and improve relationship with local government. In this paper we argue that, in certain condition, transfer price has no impact for profitability of the corporation. Transfer price is a part of corporate strategy, not business strategy, npt functional strategy. Never think to improve the company with only change the transfer price. That's not a significant effect. The important thing are how to become more efficient with reducing or maintaining the organization cost and how to increase the revenue from outside of the corporation"
2005
MUIN-XXXIV-11-Nov2005-45
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Maya Andayani
"Tesis ini membahas pengaruh likuiditas terhadap imbal hasil saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2004-2013 dengan menggunakan model Liquidity Adjusted CAPM. Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran likuiditas saham dengan metode illiquidity Amihud dan membuat portfolio saham berdasarkan nilai illiquidity. Selanjutnya dibuat hubungan antara expected return dengan liquidity risk dengan menggunakan model Liquidity Adjusted CAPM yang merupakan model CAPM yang ditambahkan beta liquidity. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko pasar dan risiko likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return portfolio saham di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2013.

This thesis explored the effect of liquidity on stock returns traded on the Indonesia Stock Exchange in the period 2004-2013 by using Adjusted Liquidity Model CAPM. In this study, stock liquidity measured by Amihud illiquidity method and create a portfolio of stocks based on their illiquidity value. Furthermore, we construct the relationship between expected return and the liquidity risk by using Liquidity Adjusted CAPM model that added liquidity beta to traditional CAPM model. The results of this study indicate that the market risk and liquidity risk have significant and positive effect to the expected return on the stock portfolio of the Indonesia Stock Exchange in the period 2004-2013."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Alan Ghazali
"Aset bebas risiko adalah salah satu komponen penting dalam mengestimasi imbal hasil dari aset berisiko dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM). Namun keberadaan, penggunaan, dan bentuk aset bebas risiko masih menjadi fokus dalam banyak penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian asset pricing yang bertujuan untuk mengidentifikasi proksi yang sesuai untuk aset bebas risiko yang sejalan dengan definisi aset zero-beta di antara Sertifikat Bank Indonesia, IndONIA, dan emas di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Zero-Beta CAPM yang mengasumsikan ketiadaan aset bebas risiko. Imbal hasil dari 213 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2017-2023 diestimasi menggunakan model Zero-Beta CAPM dan diuji menggunakan statistik Wald untuk mengidentifikasi proksi aset bebas risiko yang sesuai untuk setiap perusahaan individu. Hasil dari setiap statistik Wald kemudian diuji secara keseluruhan untuk melihat proksi aset bebas risiko yang sesuai untuk keseluruhan Bursa Efek Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa di antara Sertifikat Bank Indonesia, IndONIA, dan emas, emas adalah satu-satunya proksi yang sesuai dengan persentase estimasi yang memenuhi sebesar 97,18% dari seluruh perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki implikasi bahwa emas dapat digunakan sebagai proksi untuk aset bebas risiko untuk mengestimasi imbal hasil perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

Risk-free asset is a crucial component in estimating the returns of risky assets within the Capital Asset Pricing Model (CAPM). However, the existence, usage, and form of the risk-free asset remain a focal point in numerous studies. This research is classified as an asset pricing study aimed at identifying an appropriate proxy for the risk-free asset that aligns with the definition of a zero-beta asset among Bank Indonesia Certificates, IndONIA, and gold in Indonesia. This study employs the Zero-Beta CAPM, which assumes the absence of a risk-free asset. The returns of 213 companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2017-2023 are estimated using the Zero-Beta CAPM model and tested using Wald statistics to identify the appropriate risk-free asset proxy for each individual company. The results of each Wald statistic are then tested collectively to determine the suitable risk-free asset proxy for the entire Indonesia Stock Exchange. The results indicate that among Bank Indonesia Certificates, IndONIA, and gold, gold is the only suitable proxy, with an estimation percentage of 97.18% of all companies on the Indonesia Stock Exchange. This study implies that gold can be used as a proxy for the risk-free asset in estimating company returns on the Indonesia Stock Exchange."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Rahardjo
"Pasar modal merupakan wahana bertemunya pihak-pihak yang membutuhkan dana bagi kepentingan pembiayaan perusahaan dengan pihak-pihak yang memiliki surplus dana, baik dalam jangka menengah dan panjang. Bursa Efek Jakarta (BEJ) - The Newly Emerging Money and Stock Market - diharapkan dapat memainkan dun peranan penting bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu : (1) pengerahan dana bagi sektor swasta, dan (2) alternatif financial asset holdings bagi masyarakat. Untuk itu, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (PAKDES I) dan kemudian disusul Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (PAKDES II) dengan harapan agar terwujud bursa efek yang lebih dinamis dan lebih memberikan kepastian perlindungan hukum bagi semua pelaku yang terlibat didalamnya.
Hal utama yang menjadi kunci penilaian perusahaan yang go-public adalah hubungan positif antara risiko dengan tingkat keuntungan yang di syaratkan . Pada umumnya, investor memiliki sifat tidak menyukai risiko. Mereka akan menuntut tingkat keuntungan lebih besar bila menghadapi peluang investasi yang risikonya lebih tinggi. Meskipun suatu peluang investasi tertentu itu tidak mengandung risiko, para investor tetap mensyaratkan suatu tingkat keuntungan tertentu_HaI ini dikarenakan oleh adanya konsep nilai waktu uang (time value of money), misalnya inflasi.
Suatu hal yang wajar bahwa investor sangat memperhatikan faktor keuntungan dan risiko dari sekumpulan investasi yang dilakukannya (Portfolio). Teori portfolio berkaitan dengan pemilihan portfolio optimal oleh rasional risk-averse investor. Sedangkan teori capital market berkaitan dengan implikasi perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh ekspektasi investor. Kedua teori ini memberikan suatu pola spesifikasi dan pengukuran risiko investasi saham dan pula menjelaskan hubungan antara expected security return dan risk.
Systematic risk dari individual security merupakan proporsi dari total risk yang tidak dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan antara suatu saham dengan saham lainnya dalam suatu diversifikasi portfolio - biasanya dinotasikan dengan beta (0). Saham-saham dengan systematic risk yang lebih tinggi cenderung akan dilirik oleh investor asalkan ia mampu memberikan expected return yang lebih tinggi pula. Akibatnya, saham-saham dengan nilai beta tinggi cenderung bernilai rendah di pasar.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang significant antara expected return wham individual (Rit) dengan expected market return (Rmt). Selain itu, ingin membuktikan apakah hubungan antara expected return saham individu (RXt) dengan risikonya (8i) mengikuti hubungan yang drlelnckari oleh Security Market Line (SML} dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM).
Metode yang digunakan dalam studi ini mengacu pada metode yang pernah dilakukan oleh Black-Jensen-Scholes (1972) , yakni meliputi analisis time series regression dalam bentuk market model dan analisis cross sectional. Analisis time series regression digunakan untuk mengetahui seberapa jauhkah hubungan antara expected return saham individu (Rit) dengan expected market return (Rrnt). Sedangkan analisis cross sectional digunakan untuk membuktikan apakah hubungan antara expected return saham individu (Rit) dengan systematic risk (Di) mengikuti hubungan yang dijelaskan oleh SML dalam CAPM Jumlah sampel yang digunakan terdiri dan $0 saham perusahaan go-public di BEJ. Data yang digunakan berupa data harga saham mingguan, Index Harga Sahara Gabungan (IHSG) mingguan, serta dividend dan/atau bonus shares dari masing-masing sampel yang terhitung mulai dan Januari 1991 sampai Desember 1993.
Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan yang significant antara Rit dengan Rmt Selain itu, hubungan antara RI! dengan Jai di BET tidak mengikuti hubungan yang dijelaskan oleh SML dalam CAPM Hal ini memberi implikasi bahwa harga saham yang terbentuk di BEJ tidak mencerminkan keadaan yang sebenamya. Selain itu, secara makro ekonomi, sensitivitas IHSG tidak dapat dipakai sebagai indikator sensitivitas kegiatan industri dalam perekonomian nasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Farah Riessa
"Dalam setiap keputusan investasi, sebelum memutuskan berinvestasi saham, investor akan melihat return yang mungkin diperoleh dari investasi saham saham dari berusaha mengetahui apa yang akan terjadi pada investasi saham apabila terjadi perubahan pada faktor lain. Menentukan tingkat harapan atau expected return dari sebuah sekuritas dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya yang cukup popular dengan menggunakan CAPM.
Penggunaan CAPM dapat membantu dalam menentukan tingkat pengembalian dari suatu saham. Metode ini memperhitungkan aspek tingkat suku bunga babas risiko yang berlaku, di mana tingkat pengembalian yang diperoleh sesuai dengan tingkat risiko (diwakilkan dengan beta). Return market yang diwakilkan dengan Indeks LQ45 dan Indeks JII.
Sampel pertama yang digunakan adalah diambil dari 45 saham perusahaan yang sahamnya masuk dalam perhitungan Indeks LQ 45 periode Januari 2003-Desember 2005, terpilih 22 saham sebagai sampel. Sedangkan sampel kedua diambil dari 30 saham perusahaan yang masuk dalam perhitungan Indeks JII untuk periode yang sama sehingga terpilih 14 saham. Penelitian menggunakan SPSS dalam melakukan regresi terhadap data-data itu, untuk melihat pengaruh risk terhadap return pada saham-saham sampel dan melihat perbandingan return LQ 45 terhadap JII.
Hasil penelitian terhadap 22 sampel LQ 45 dan 14 sampel JII menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh positif linear antara risk dengan return. Hasil risk dan return dan LQ 45 serta JII kemudian dibandingkan untuk melihat investasi mana yang lebih menguntungkan buat investor. Dari hasil penelitian diketahui bahwa return JII sebesar 0.03313874 adalah lebih tinggi dibandingkan dengan LQ 45 yang mempunyai return senilai 0.03209817. Jadi sebaiknya investor mulai melihat saham JII sebagai alternatif investasi di masa depan.

In every investment's decision, before the investors make decision to invest in stocks, they'll try to see the probability of return that they'll get from the investment and try to make prediction about what will happen in the investment if some factors change. One of the popular methods to determine the expected return is Capital Asset Pricing Model (CAPM).
CAPM method can help investor to determine rate of return from a stock. This method measures risk free interest rate and beta from the stocks. Return of the market is representing by LQ 45 and Jakarta Islamic Index (HI). There are 22 stocks sample from LQ 45 and 14 stocks from JII which include in this research. In order to do regression, this research uses SPPS to see the correlation of risk and return.
The result of the test show that all the samples have positive linear correlation and market return from JII is higher from LQ 45. So now it's the time for investor to see that JII can be one of alternative to invest.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Rahmadhani Putri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pengaruh dari foreign investment portfolio terhadap domestic stock return di Indonesia periode sebelum dan sesudah krisis. Untuk mengukur adanya pengaruh foreign investmentportfolio maka sampel penelitian dibagi menjadi Favored dan Unfavored Group asing, kemudian metode yang digunakan adalah metode pendeteksian herding dengan CSAD. Kemudian hasil dari pengukuran herding ini digunakan untuk melihat adanya superior return yang lebih baik dari favored group dibandingkan dengan unfavored group dengan menggunakan CAPM-GARCH. Penelitian ini menunjukan bahwa adanya indikasi herding behavior pada saat pasar sedang naik, pada sebelum dan sesudah krisis, dan favored group asing memeberikan superior return pada saat sebelum dan sesudah krisis.

ABSTRAK
This study discusses the influence of foreign investment portfolio towards domestic stock returns in Indonesia, before and after the crisis periods. The sample is devided into favored group and unfavored group, in order to see the influence of foreign investment portfolio. Then the performance of two groups is compared by using CSAD to measure herding behavior. The Result from CSAD used to compare superior return from foreign favored group using CAPM-GARCH. This study showsthere is herding behavior in favored group and unfavored group when the market up, before and after the crisis, and foreign group favored rewards the investor with superior return before and after the crisis periods."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Aswin M.
"Kebijakan dividen suatu perusahaan publik dapat mempengaruhi harga saham masih merupakan suatu perdebatan bagi para ahli keuangan. Teori-teori yang mereka kemukakan bermuara kearah dua kutub yang berbeda. Pertama, adalah teori yang dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani pada tahun 1961 (teori MM) yang dikenal sebagai irrelevant dividend theory. MM mengatakan bahwa kebijakan dividen suatu perusahaan tidak berpengaruh pada harga saham (nilai perusahaan). Teori yang kedua adalah bird-in-the hand theory yang dikemukakan oleh Gordon (1963) dan Lintner (1962), yang menyatakan bahwa harga saham suatu perusahaan tergantung pada dividend payout ratio-nya.
Sejalan dengan teori kedua, Litzenberger dan Ramaswamy (1980) mengemukakan tax preference theory, yang menyatakan bahwa perilaku investor dan pemegang saham di pengaruhi oleh prefensinya terhadap pajak yang harus dibayarkan dari return saham yang dimilikinya.
Penelitian ini ingin menjawab dua permasalahan pokok penelitian sebagai berikut: pertama, apakah ada hubungan antara kebijakan dividen dan harga saham secara empiris di Indonesia ? Kedua, teori kebijakan dividen yang mana yang dapat menjelaskan hubungan antara kebijakan dividen dan harga saham serta teori yang mana yang sesuai di Indonesia ?
Untuk menjawab permasalahan penelitian diatas, kemudian dilakukan pendekatan dengan menggunakan suatu model yakni Capital fissests Pricing Model (CAPM). Model ini telah digunakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979 & 1982) yang dirumuskan sebagai berikut:
Rit = Rf + Pi (Rm -- Rf) + yi (Di - Dm)
Kemudian dengan menggunakan regresi. berganda, data Rik, Rf, Rm, Di dan Dm dianalisis. Dari analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai ?Pi dan yi. Bila nilai Ti sama dengan nol, maka (Di - Dm) tidak berpengaruh terhadap Rit. Artinya, hasil tersebut sesuai dengan irrelevant dividend theory dari MM.
Bila yi tidak sama dengan nol, maka (Di -- Dm) mempunyai pengaruh terhadap Rit. Artinya, hasil ini sesuai dengan bird-in-the hand theory dari Gordon & Limner dan dengan tax preference theory dari Litzenberger & Ramaswamy.
Populasi penelitian ini adalah semua peusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Jakarta pada Desember 2000, sejumlah 293 perusahaan. Sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratifikasi (stratified sampling) yang memenuhi kriteria antara lain: perusahaan tersebut harus terdaftar sebelum Januari 2000, tidak terkena criteria delisting, laporan keuangan telah disebabkan sebelum 30 April 2000, tidak mendapatkan opini disclaimer dari akuntan publik dan memberikan divider tunai sejak tahun 1996. Dan penerapan kriteria ini didapatkan 100 perusahaan.
Periode pengamatan penelitian ini dimulai dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 dengan satuan waktu pengamatan tahunan atau sebanyak 5 tahun pengamatan. Satuan tahun digunakan karena pembagian dividen pada umumnya di Indonesia dilakukan per tahun.
Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 10 dan hasilnya menunjukkan bahwa ternyata tidak ada pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham di Pasar Modal Indonesia. Hal ini lebih mendekati kepada teori MM atau yang dikenal sebagai irrelevant divident theory. Artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham atau nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividennya, ini kemungkiran disebabkan oleh kondisi perekonomian Indonesia yang tidak normal sehingga dividend yield dan capital gains tidak signifikan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Sejak krisis ekonomi terjadi, IHSG cenderung melemah sehingga para investor tidak lagi menjadikan dividen sebagai salah satu tujuan untuk membeli saham. Dengan tingginya risiko ekonomi yang dihadapi oleh pars investor, maka ketiga teori yang ada mengenai pengaruh kebijakan dividen ini tidak dapat berjalan di Indonesia.
Kondisi makro ekonomi Indonesia dimana suku bunga yang relatif tinggi sehingga Indeks Harga Saham Gabungan menjadi rendah, menyebabkan premi risiko (Rm - Rf) cenderung lebih signifikan dari pada dividend yield (Di - Dm). Oleh karena itu, bag.i para investor dalarn mengambil keputusan investasi saham di BEJ, sebaiknya lebih mempertimbangkan pengaruh premi risiko dari pada kebijakan dividen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>