Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Roy Kuntjoro Setyowibowo
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yung Iriyudin
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendapatan dalam negeri, pajak, tingkat bunga riil, arus modal asing, shock yang tidak diantisipasi pada nilai tukar perdagangan dan deregulasi perbankan 1983 terhadap pembentukan modal dalam negeri.
Data yang digunakan dalam kajian empiris ini merupakan data runtun waktu (time series) dari tahun I972 sampai 1993. Analisis yang dipergunakan yaitu pendekatan kointegrasi dan model linier dinamis dari model koreksi kesalahan.
Hasil estimasi memperlihatkan bahwa pendapatan dalam negeri memiliki tanda sesuai dengan yang diharapkan, tetapi nilai t-statistik koefisiennya terlihat tidak signifikan. Pajak dan tingkat bunga rill dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh positif terhadap pembentukan modal dalam negeri. Arus modal asing dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap pembentukan modal dalam negeri tetapi dalam jangka panjang berpengaruh positif. Nilai tukar perdagangan yang tidak diantisipasi baik jangka pendek maupun jangka panjang tidak mampu menjelaskan variasi pembentukan modal dalam negeri.
Kebijaksanaan deregulasi perbankan 1983 berpengaruh positif terhadap pembentukan modal dalam negeri, walaupun signifikannya rendah pada umumnya pelaku ekonomi kurang melakukan penyesuaian terhadap modal dalam negeri sehubungan perubahan kebijakan dan besaran ekonomi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T15718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris
"ABSTRAK
Kabupaten Bima, khususnya terkait dengan lokasi (bukota Kabupaten Bima yang saat ini masih berlokasi di Wilayah Pemerintahan Kota Bima.
Polemik tentang pemindahan ibukota kabupaten Bima masih menjadi wacana yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Kabupaten dan Kota Bima khusus terkait dengan dimana lokasi ibukota Kabupaten Bima harus ditempatkan?
Ibukota sebuah Kabupaten pada dasarnya mempunyai multifungsi antara lain: sebagai Pusat Pemerintahan, Pelayanan Umum, Permukiman, Perdagangan dan Jasa. Melalui berbagai fungsi ini, keterpaduan, keseimbangan dan kesinambungan perkembangan antar-wilayah di Kabupaten Bima serta keserasian antar sektor pembangunan diharapkan dapat diwujudkan.
Penentuan lokasi ibukota bukanlah dilakukan dengan serta merta menunjuk lokasi tertentu, akan tetapi memerlukan kajian dan analisis dari berbagai kriteria dan indikator pertumbuhan dan perkembangan kota balk menyangkut faktor internal, faktor eksternal dan daya dukung lingkungan ibukota baru.
Kelayakan lokasi ibukota sebagai pusat pemerintahan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor yang memungkinkan terjalinnya hubungan efektif antara pemerintah dan masyarakat, mampu mempertimbangkan segala kebutuhan akan ruang, pelayanan, dan aksesibilitas yang prima terhadap kelancaran roda pemerintahan.
Berdasarkan pandangan tentang kecenderungan perkembangan yang dapat diidentifikasi menetapkan beberapa calon lokasi ibukota dan memilih salah satu untuk ditetapkan sebagai ibukota kabupaten.
Analisis sistem kota menggunakan metode skala Guttman dan Likert, dimana akan dinilai segi kependudukan, segi kelengkapan fasilitas dan tingkat aksesibilitas antar wilayah perencanaan, hal ini dilakukan dengan skoring.
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (a) berdasarkan kriteria umum pemilihan lokasi ibukota Kabupaten Bima Kecamatan Woha memiliki nilai tertinggi. Dengan demikian kecamatan Woha dipilih sebagai lokasi Ibukota baru kabupaten Bima, (b) berdasarkan kriteria lingkungan alami dan lingkungan sosial kecamatan Bolo memiliki niiai tertinggi sedangkan berdasarkan lingkungan binaan kecamatan Woha memiliki nilai tertinggi, (c) kriteria umum yang digunakan dalam pemilihan ibukota baru tidak mencerminkan dan mempertimbangkan kriteria lingkungan secara komprehensif, (d) ibukota terpilih yang dikaji berdasarkan kriteria umum tidak memenuhi syarat lingkungan khususnya aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Saran: (a) hendaknya pemerintah kabupaten Bima mempertimbangkan kajian daya dukung lingkungan di dalam menentukan ibukota baru selain kecamatan woha, (b) perlu adanya penelitian lanjutan yang mengkaji secara terpadu dan komprehensif dengan mempertimbangkan kriteria lingkungan alami, buatan dan sosial dalam pemilihan ibukota baru.

ABSTRAK
After the enactment of Laws No. 13 year 2002 regarding Establishment of Bima city that takes consequence to The Regency of Bima City, especially related with the its location of Capital City, which is still locating in area of City Government of Bima.
There are some debates among the Bimanese People about the problems of movement of The Capital City of Bima Regency, especially in the question of where is suitable place of the Capital City of Bima Regency.
Actually, The Capital of Regency have some multifunctions, namely; as Center of Government, Public Facilities, Residential Function, as business center and the others services. Based of these functions, people needs to create for the integrity, balance, and continuity in developing inter-district in Regency of Bima, and also the harmony of inter-district development.
Determination of The Capital Location not merely pointed a certain location, but should to study and analysis from many criterias, conditions and indicators for growth and development as a internal and external factors and environmental new city of carrying capacity.
Properness location of capital as a government centre is also taking consideration of factors which support effective relationship between government and community. Beside, the power to accommodate necessities for space, services, and accessibility, for holding the smoothness governmentalin practice.
Last but not least, according to development of opinions and ideas, its will come to final decision that identified from several candidates of capital which select one of them to be The Capital Regency.
City system analysis, according to Guttmann and Likert scale method, which measure demography point, completeness of facilities, and level of planning accessibility inter-district, which will be determined by scoring.
Due to the research finding, so the writer take some conclusion; (a) based on general criteria in selecting Capital location of Bima Regency Capital, in fact that Woha distric has the highest score. Therefore Woha district was selected as new location for Bima Regency Capital, (b) but based on natural and social environment criteria, Bolo District has the highest score. Meanwhile, based on manmade environment Woha District has the highest score, (c) general criteria used in selecting new capital is not represent and consider environmental criteria comprehensively, (d) The capital selected which assess on general criteria is not fulfill environmental requirement especially environmental carrying capacity and the recourse capacity.
Finally, the writer give two suggestions. Firstly, The Government of Bima Regency should consider the assessment of environmental carrying capacity to determine new capital besides Woha District. Secondly, for the further comprehensive and integrated research are needed which consider natural environment.
"
2007
T 17899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazela Azzahra
"Penelitian ini menganalisis perpindahan ibukota Soviet Rusia dari Petrograd ke Moskow yang dilakukan pada tahun 1918 di bawah pemerintahan Vladimir Lenin. Petrograd yang sebelumnya merupakan ibukota Kekaisaran Rusia selama lebih dari 200 tahun, memiliki histori penting sebagai tempat lahirnya revolusi. Relokasi pemerintah Soviet Rusia terjadi dalam suasana yang sangat dirahasiakan dan pada awalnya bersifat sementara. Pemindahan ini disebabkan oleh beberapa hal mendesak, baik keadaan internal maupun eksternal negara pada masa akhir Perang Dunia I dan Revolusi Rusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami rangkaian konflik yang terjadi di Rusia pada awal abad ke-20, alasan yang mendorong pemindahan ibukota, protokol pemindahan berupa proses terjadinya perpindahan pusat pemerintahan tersebut dan masa-masa awal pemerintahan di ibukota baru Soviet Rusia. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Nation-building and State-building Theory. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rezim Bolshevik berusaha menunda serangan Jerman ke ibukota Petrograd untuk menjaga kedaulatan negara Soviet Rusia dengan memindahkan pusat pemerintahan ke Moskow.
This research analyses the move of the capital of Soviet Russia from Petrograd to Moscow which was carried out in 1918 under the government of Vladimir Lenin. Petrograd, which was previously the capital of the Russian Empire for more than 200 years, has an important history as the birthplace of the revolution. The relocation of the Russian Soviet government took place in an atmosphere of great secrecy and was initially temporary. This transfer was caused by several urgent matters, both internal and external conditions in the country at the end of World War I and the Russian Revolution. The aim of this research is to understand the sequence of conflicts that occurred in Russia at the beginning of the 20th century, the reasons that prompted the move of the capital, the transfer protocol in the form of the process of moving the centre of government and the early period of government in the new capital of Soviet Russia. The theory used in this research is Nation-building and State-building Theory. The method used in this research is the historical research method. The results of this research indicate that the Bolshevik Regime tried to delay the German attack on the capital Petrograd to maintain the sovereignty of the Russian Soviet state by moving the centre of government to Moscow."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library