Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Hasanah Novitasari
"ABSTRAK
Kontak bahasa dapat terjadi karena banyak faktor, salah satu nya yang terjadi di Indonesia adalah kolonialisme. Gejala yang dapat terjadi karena kontak bahasa adalah campur kode. Penelitian ini membahas wujud campur kode yang terdapat pada film Kartini dan faktor yang melatarbelakanginya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teori dari Pieter Muysken dan Janet Holmes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat campur kode berwujud dua kata, tiga frasa, satu klausa, serta dua kalimat. Campur kode berwujud reduplikasi dan baster tidak ditemukan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Language contact can occur due to many factors, one of the factors that happens in Indonesia is colonialism. One of the symptoms arises due to language contact is code mixing. This research will discuss about code mixing contained in the film Kartini and the underlying factors. The method used in this study is a qualitative descriptive method and the theorie is from Pieter Muysken and Janet Holmes. The results show that there are two code mixing in the form of word , three phrases, one clause, and two sentences. Mixed code in the form of reduplication and baster was not found in this study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hasanah Novitasari
"ABSTRAK
Kontak bahasa dapat terjadi karena banyak faktor, salah satu nya yang terjadi di Indonesia adalah kolonialisme. Gejala yang dapat terjadi karena kontak bahasa adalah campur kode. Penelitian ini membahas wujud campur kode yang terdapat pada film Kartini dan faktor yang melatarbelakanginya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teori dari Pieter Muysken dan Janet Holmes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat campur kode berwujud dua kata, tiga frasa, satu klausa, serta dua kalimat. Campur kode berwujud reduplikasi dan baster tidak ditemukan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Language contact can occur due to many factors, one of the factors that happens in Indonesia is colonialism. One of the symptoms arises due to language contact is code mixing. This research will discuss about code mixing contained in the film Kartini and the underlying factors. The method used in this study is a qualitative descriptive method and the theorie is from Pieter Muysken and Janet Holmes. The results show that there are two code mixing in the form of word , three phrases, one clause, and two sentences. Mixed code in the form of reduplication and baster was not found in this study."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Shahrestani
"Skripsi ini membahas mengenai campur kode yang terdapat dalam buku Kampus Kabelnaya-Menjadi Mahasiswa di Uni Soviet karya Koesalah Soebagyo Toer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penulis menganalisis tipe pembentukan campur kode dengan teori Hoffmann dan Musyken, sedangkan faktor pemicu campur kode dengan teori Holmes, Hoffmann dan Saville-Troike. Dari analisis pada bab tiga diperoleh hasil bahwa tipe pembentukan campur kode pada buku Kampus Kabelnaya karya Koesalah Soebagyo Toer adalah campur kode dalam kalimat, bukan dalam makna dan juga tidak ada perubahan secara fonologis. Selain itu, campur kode dalam buku ini adalah berupa kata, frasa, idiom, dan kalimat. Faktor pemicu campur kode yang tidak pernah muncul dalam buku ini yaitu faktor pengulangan, partisipan, dan kutipan langsung atau pernyataan ideologis. Secara umum, Koesalah dalam buku ini bertujuan untuk menunjukkan kekhasan bahasa Rusia, terutama ungkapanungkapan yang tidak dapat ditemukan padanan katanya dalam bahasa utama, yaitu bahasa Indonesia.

Abstract
This final paper discusses about the code mixing in the book Kampus Kabelnaya-Menjadi Mahasiswa di Uni Soviet by Koesalah Soebagyo Toer. The method used in this research is descriptive method. The writer analyzes forming types of code mixing by the theories of Hoffmann and Musyken, whereas the triggering factor influencing the code mixing by the theories of Holmes, Hoffmann and Saville- Troike. From the analysis in chapter four obtained results that the types of codemixing forming in the in this book is a type of code-mixing forming in a sentence, not in meaning and also no change in phonological side. In addition, the forming of code-mixing in this book are formed from words, phrases, idioms, and sentences. The triggering factor that never appears in this book is the repetition factor, participants, and direct quotations or ideological statement. In general, Koesalah in this book aims to show Russian peculiarities, especially the expressions that can not be found equivalent in the primary language, namely the Indonesian language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S238
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Besty Ryana
"[ABSTRAK
Ragam bahasa yang digunakan pada situs jejaring sosial Twitter disesuaikan dengan keadaan dan tujuan dari
masing-masing pengguna, baik individu maupun kelompok. Campur kode sering digunakan oleh pengguna
Twitter yang menguasai dua bahasa atau lebih. Penelitian ini membahas mengenai kata-kata bahasa Inggris yang
muncul dan penggunaannya pada Twitter @MEIDENmagazine. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif. Dari penelitian ini campur kode pada Twitter @MEIDENmagazine banyak ditemukan dalam
bentuk kata dan termasuk ke dalam kelas kata sifat, interjeksi dan nomina. Kata bahasa Inggris yang digunakan
kebanyakan digunakan di awal dan akhir kalimat.ABSTRACT Language variation used in social networking site Twitter is adapted based on the situation and purpose of each
user, whether it is individual or group. Code mixing is often used by twitter users who are fluent in two
languages or more. This research discusses the usage of English words on Twitter account @MEIDENmagazine
by using the descriptive method. In this study found that usage of code mixing are frequently apparent in
@MEIDENmagazine twitter in the form of words and classified as adjectives, interjections, and nouns. The
English words are used mostly in the beginning and end of sentences.;Language variation used in social networking site Twitter is adapted based on the situation and purpose of each
user, whether it is individual or group. Code mixing is often used by twitter users who are fluent in two
languages or more. This research discusses the usage of English words on Twitter account @MEIDENmagazine
by using the descriptive method. In this study found that usage of code mixing are frequently apparent in
@MEIDENmagazine twitter in the form of words and classified as adjectives, interjections, and nouns. The
English words are used mostly in the beginning and end of sentences., Language variation used in social networking site Twitter is adapted based on the situation and purpose of each
user, whether it is individual or group. Code mixing is often used by twitter users who are fluent in two
languages or more. This research discusses the usage of English words on Twitter account @MEIDENmagazine
by using the descriptive method. In this study found that usage of code mixing are frequently apparent in
@MEIDENmagazine twitter in the form of words and classified as adjectives, interjections, and nouns. The
English words are used mostly in the beginning and end of sentences.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Aulia Fachmi
"Penelitian ini mengkaji tentang campur kode yang terdapat pada lirik lagu ciptaan rapper asal Arab Saudi, yaitu Qusai Kheder. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui bentuk campur kode yang terdapat pada lagu-lagu Qusai dan faktor apa saja yang mempengaruhi campur kode dalam lirik lagu tersebut. Penulisan penelitian ini dilandasi dengan teori campur kode oleh Muysken (2004) dan Yen (2009). Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan studi pustaka dan dianalisis secara deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode simak dan observasi tidak langsung melalui kanal YouTube dan situs-situs kumpulan lirik lagu. Dalam delapan lagu yang dianalisis, yaitu The Wedding, Beware, The Job, From Jeddah to LA, Yalla, Like Gold, dan That’s Life, ditemukan tiga bentuk campur kode menurut Muysken, yaitu Insersi, Alternasi, dan Leksikalisasi Kongruen. Bentuk campur kode yang terjadi berupa kata, frasa, dan klausa. Faktor-faktor yang menyebabkan campur kode dalam lirik lagu ciptaan Qusai adalah persepsi tentang latar belakang pencipta lagu dan sikap bahasa dalam lirik lagu tersebut sebagai usaha lokalisasi sekaligus globalisasi.

This final project analyzes about code mixing in the lyrics of songs by rapper from Saudi Arabia, Qusai Kheder. This research conducts in order to find out the forms of code mixing found in Qusai`s songs and what factors influence the code mix in the lyrics. The writing of this research is based on the mixed code theory by Muysken (2004) and Yen (2009). This research is a qualitative research with literature study and analysed descriptively. Data collection methods used are the method of listening and indirect observation through YouTube platform and song lyrics collection websites. In the eight songs analysed, titled The Wedding, Beware, The Job, From Jeddah to LA, Yalla, Like Gold, dan That’s Life, three forms of code mixing according to Muysken were found, those are Insertion, Alternation, and Congruent Lexicalization. Code mixing that occurs is in the form of words, phrases, and clauses. The factors that cause code mixing in the lyrics of the songs created by Qusai are perceptions about the background of the song’s writer and the language attitude in the songs` lyrics as an effort of localization as well as globalization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanna Valerie Immanuella
"Campur kode adalah penyisipan kode atau sebagian kecil bahasa lain ke dalam percakapan atau wacana dalam bahasa yang lebih dominan. Fenomena bahasa ini lumrah terjadi pada masyarakat multilingual, termasuk masyarakat Indonesia. Selain ditemukan dalam percakapan sehari-hari, campur kode juga ditemukan dalam karya fiksi, salah satunya novel dewasa muda berjudul Butterflies karya Ale. Penelitian ini membahas kemunculan bentuk-bentuk campur kode di dalam novel dan alasan penggunaan campur kode berdasarkan landasan teori dan bukti kutipan di dalam korpus data. Data diperoleh dengan melakukan pembacaan menyeluruh, penganotasian, dan pengelompokkan berdasarkan kategori campur kode. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengkajian, ditemukan bahwa bentuk campur kode yang paling banyak ditemukan adalah campur kode dengan unsur sisipan kata berkelas kata nomina (69 kali) dan campur kode dengan arah bahasa keluar (202 kali). Adapun alasan penggunaan campur kode tersebut adalah 1) latar belakang penutur; 2) penggunaan kosakata lain yang lebih populer; 3) mitra bicara; 4) topik pembicaraan; 5) pokok pembicaraan; dan 6) modus pembicaraan.

Code-mixing is the mixing of a code or a small part of another language into a conversation or discourse into a more dominant language. This language phenomenon is commonly found in multilingual societies, including Indonesian. Besides being found in everyday conversation, code-mixing is also found in works of fiction, such as Butterflies by Ale, a young adult novel. This research discusses the emergence of forms of code-mixing in the novel and the reasons for using code-mixing based on theory and evidence in the novel. The data was obtained by doing a thorough reading, annotation, and grouping based on code-mixing categories. This research uses a descriptive qualitative method. Based on the study, it was found that the most common forms of code-mixing were code-mixing with insertion elements of noun (69 times) and outer code-mixing (202 times). The reasons for using code-mixing are 1) the background of the speaker; 2) the use of other more popular vocabulary; 3) talking partner; 4) topics of conversation; 5) subject matter; and 6) talk mode."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rahma Dewi
"Campur kode merupakan fenomena menggunakan lebih dari satu bahasa untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Penggunaan campur kode juga dapat ditemukan dalam berbagai media, salah satunya melalui film Mencuri Raden Saleh karya Angga Dwimas Sasongko dan Nussa karya Bony Wirasmono. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan bentuk campur kode, jenis campur kode, dan faktor penggunaan campur kode yang dituturkan oleh orang dewasa dalam film Mencuri Raden Saleh dan anak-anak dalam film Nussa. Analisis dilakukan dengan pendekatan sosiolinguistik dengan teori bentuk campur kode berdasarkan bentuk dan jenisnya yang dikemukakan oleh Suwito (1983), serta teori faktor terjadinya campur kode yang dikemukakan oleh Suandi (2014). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan bentuknya, film Mencuri Raden Saleh memiliki lima bentuk campur kode, yaitu kata, frasa, klausa, baster, serta ungkapan atau idiom, sedangkan film Nussa memiliki empat bentuk campur kode yaitu, kata, frasa, klausa, dan baster. Berdasarkan jenisnya, film Mencuri Raden Saleh hanya menggunakan satu jenis, yaitu campur kode ke luar, sedangkan film Nussa menggunakan dua jenis, yaitu campur kode ke luar serta campur kode ke dalam. Berdasarkan faktor penggunaan campur kode, film Mencuri Raden Saleh memiliki tujuh faktor, yaitu keterbatasan penggunaan kode, adanya penggunaan kosakata lain yang lebih populer, latar belakang budaya dan kepribadian penutur, mitra bicara, topik pembicaraan, pokok pembicaraan, dan modus pembicaraan, sedangkan film Nussa memiliki empat faktor, yaitu latar belakang budaya dan kepribadian penutur, mitra bicara, pokok pembicaraan, dan modus pembicaraan.

Code mixing is a phenomenon of using more than one language to communicate in society. The use of code mixing can also be found in various media, one of which is film Mencuri Raden Saleh by Angga Dwimas Sasongko and Nussa by Bony Wirasmono. This study aims to compare the forms of code mixing, the types of code mixing, and the factors of using code mixing spoken by adults in film Mencuri Raden Saleh and children in film Nussa. The analysis was carried out using a sociolinguistic approach with the theory of code-mixing forms based on their forms and types put forward by Suwito (1983), as well as the theory of occurrence factors of code-mixing put forward by Suandi (2014). The method used in this research is descriptive qualitative. The search shows that based on the form, film Mencuri Raden Saleh has five forms of code mixing, namely words, phrases, clauses, basters, and expressions or idioms, while film Nussa has four forms of code mixing, namely words, phrases, clauses, and basters. Based on its type, film Mencuri Raden Saleh uses only one type, namely outer code-mixing, while film Nussa uses two types, namely outer code-mixing and inner code-mixing. Based on the use of code-mixing, film Mencuri Raden Saleh has seven factors, namely the limited use of the code, the use of other more popular vocabulary, the cultural background and personality of the speaker, the interlocutor, the topic of conversation, the subject matter, and the mode of conversation, while film Nussa has four factors, namely the cultural background and personality of the speaker, the addressee, the subject matter, and the mode of conversation"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Hardianti
"ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan campur kode yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Rusia, Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dalam percakapan sehari-hari dan alasan mengapa mereka
menggunakan campur kode dalam percakapan sehari-hari di lingkungan kampus maupun di media sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode penulisan deskriptif analisis dengan
metode pengumpulan data: angket, wawancara, dan pengamatan terlibat. Teori yang digunakan dalam
menganalisis masalah tersebut adalah teori campur kode. Hasil penelitian ini adalah campur kode bahasa Rusia-
Indonesia terjadi pada mahasiswa program studi Rusia, Universitas Indonesia dalam percakapan di kelas dan
kantin, serta di media sosial: Line dan Instagram dengan berbagai alasan. Berdasarkan hasil analisis campur kode
lebih banyak ditemukan dalam percakapan secara lisan di kelas dan kantin dibandingkan dalam tulisan melalui
media sosial.
ABSTRACT
This article explains the code mixing carried out by students of the Russian studies, Faculty of
Humanities, Universitas Indonesia in daily conversations and the reasons why they use code mixing in daily
conversations on campus and social media. This research is a qualitative research that uses descriptive analysis
writing method with data collection methods: questionnaire, interviews, and involved observations. The theory
used in analyzing the problem is code mixing theory. The results of this study are mixed Russian-Indonesian
language codes that occur in students of Russian studies, Universitas Indonesia in conversations in classrooms
and canteen, as well as on social media: Line and Instagram for various reasons. Based on the results of mixed
code analysis, more is found in verbal conversations in class and canteen than in writing through social media."
2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Hardianti
"ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan campur kode yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dalam percakapan sehari-hari dan alasan mengapa mereka menggunakan campur kode dalam percakapan sehari-hari di lingkungan kampus maupun di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode penulisan deskriptif analisis dengan metode pengumpulan data: angket, wawancara, dan pengamatan terlibat. Teori yang digunakan dalam menganalisis masalah tersebut adalah teori campur kode. Hasil penelitian ini adalah campur kode bahasa Rusia-Indonesia terjadi pada mahasiswa program studi Rusia, Universitas Indonesia dalam percakapan di kelas dan kantin, serta di media sosial: Line dan Instagram dengan berbagai alasan. Berdasarkan hasil analisis campur kode lebih banyak ditemukan dalam percakapan secara lisan di kelas dan kantin dibandingkan dalam tulisan melalui media sosial.

ABSTRACT
This article explains the code mixing carried out by students of the Russian studies, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia in daily conversations and the reasons why they use code mixing in daily conversations on campus and social media. This research is a qualitative research that uses descriptive analysis writing method with data collection methods: questionnaire, interviews, and involved observations. The theory used in analyzing the problem is code mixing theory. The results of this study are mixed Russian-Indonesian language codes that occur in students of Russian studies, Universitas Indonesia in conversations in classrooms
and canteen, as well as on social media: Line and Instagram for various reasons. Based on the results of mixed code analysis, more is found in verbal conversations in class and canteen than in writing through social media."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Kusuma Wardani
"ABSTRAK
Majalah merupakan media massa yang memuat artikel dari berbagai penulis dan dipublikasikan secara berkala yang tersedia dalam bentuk online dan cetak. Pada penelitian ini akan membandingkan majalah bahasa Belanda dan Indonesia, yaitu majalah untuk perempuan dewasa dan remaja yang membahas langkah perawatan kulit wajah menggunakan kajian sosiolinguistik. Perbandingan ini dilihat dari penggunaan campur kode, gaya bahasa, pemaparan, isi artikel, dan juga penggunaan kalimat imperatif Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menyediakan hasil deskriptif dari hasil analisis. Hasil penelitian menemukan bahwa pada keempat majalah menggunakan campur kode, meski lebih banyak digunakan pada majalah Indonesia. Pada majalah remaja bahasa Belanda dan Indonesia menggunakan bahasa yang informal dan penjelasan yang sederhana. Sementara majalah dewasa menjelaskan langkah secara detail dan bahasa yang lebih formal. Pemaparan yang digunakan pada empat artikel adalah personal karena melibatkan pembaca.
ABSTRACT
The magazine is a mass media that contains articles from various authors and is published regularly which is available in online and print form. This study will compare Dutch and Indonesian language magazines, magazines for adult women and adolescents that discuss facial skin care steps using sociolinguistic studies. This comparison is seen from the use of code mixing, language style, exposure, content of the article, and also the use of imperative sentences. This study uses qualitative methods that provide descriptive results from the findings from the analysis. The results found that all four magazines used code mixing, although they were more widely used in Indonesian magazines. Dutch and Indonesian youth magazines used informal language and simple explanations. While adult magazines explain the steps in detail and in a more formal language. The presentation used in the four articles is personal because it involves the reader."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>