Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andyka Banyu Sutrisno
"Risiko depresi atau depresi subklinis merupakan kondisi paling awal sebelum terjadinya depresi. Risiko depresi dapat meningkat pada individu yang bekerja dengan stresor yang tinggi seperti awak kabin dan dapat menyebabkan inkapasitasi pada dikarenakan gejalanya yang dapat mengganggu performa saat bertugas. Pandemi COVID-19 meningkatkan terjadinya risiko depresi pada awak kabin terkait dengan adanya regulasi dalam mencegah penyebaran COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi serta hubungan antara jam terbang dan faktor-faktor lainnya terhadap risiko depresi pada awak kabin penerbangan sipil di Indonesia pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada tanggal 17 Mei-8 Juni 2022. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22. Dari 159 sampel, 80 awak kabin (50,3%) memiliki risiko depresi. Jam terbang tidak berhubungan dengan risiko depresi (p = 0.579). Ketakutan berlebih terhadap COVID-19 dan gangguan tidur dapat meningkatkan kemungkinan awak kabin mengalami risiko depresi sebesar 3.21 (95% IK 1,68-6,14); p < 0.001 dan 2.48 (95% IK 1.30-4.72); p = 0.005 kali secara berurutan. Prevalensi risiko depresi pada awak kabin penerbangan sipil di Indonesia pada masa pandemi COVID-19 cukup tinggi. Dari semua faktor yang dianalisis pada penelitian ini, hanya ketakutan berlebih terhadap COVID-19 dan gangguan tidur yang berhubungan dengan risiko depresi.

The risk of depression or subclinical depression is the earliest stage of depression. The risk of depression can increase in individuals who work in high stressors environments such as cabin crew and can cause incapacitation due to symptoms that can interfere with their flight performance. The COVID-19 pandemic increases the risk of depression in cabin crew related to regulations in preventing the spread of COVID-19. The purpose of this study is to determine the prevalence and the relationship between flight hours and other factors on the risk of depression in civil aviation cabin crew in Indonesia during the COVID-19 pandemic. This was a cross-sectional study conducted from 17 May – 8 June 2022. Data were collected using a questionnaire and analyzed using SPSS version 22. Among 159 samples, 80 cabin crews (50,3%) had a risk of depression. Flight hours were not associated with the risk of depression (p = 0.579). Excessive fear of COVID-19 and sleep disturbances can increase the odds of cabin crews of having the risk of depression 3.21 (95% CI 1.68-6.14); p < 0.001) and 2.48 (95% CI 1.30-4.72); p = 0.005) times, respectively. The prevalence risk of depression in civil aviation cabin crew in Indonesia during the COVID-19 pandemic was relatively high. Among all the factors analyzed in this study, only excessive fear of COVID-19 and sleep disturbances were associated with the risk of depression in cabin crew."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Yarsya
"Tuntutan operasional pada personel awak pesawat terus berubah sebagai respons terhadap perubahan teknologi dan tekanan komersial, namun fisiologi tubuh manusia tetap tidak berubah. Peraturan Manajemen Kelelahan dan Fatigue Risk Management System (FRMS) secara preskriptif memaparkan beberapa peluang untuk mengkaji dan menurunkan kelelahan serta meningkatkan keselamatan operasional penerbangan. Awak kabin sebagai salah satu personel yang bersentuhan langsung terhadap operasional penerbangan terlibat ke dalam sistem kerja bergilir atau workshift yang begitu kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kelelahan awak kabin di salah satu maskapai Indonesia menggunakan pendekatan FRMS, yaitu pengukuran subjektif menggunakan Samn-Perelli Fatigue Scale. Hasil penelitian menunjukkan pemeriksaan status kelelahan awak kabin berada di status Mild Fatigue dengan risiko kelelahan paling tinggi sebesar 43,7% terjadi pada penerbangan inbound di fase top-of-descent. Tipe rute penerbangan campuran dalam 1 duty period (domestik dan internasional) diprediksi memiliki pengaruh signifikan kelelahan dibanding menjalankan tipe rute domestik atau internasional, sedangkan jam keberangkatan di rentang waktu 00:01-06:00 diprediksi memiliki nilai kelelahan yang signifikan dibanding rentang waktu lain.

Operational demands on aircrew personnel are constantly changing in response to technological changes and commercial pressures, yet the physiology of the human body remains unchanged. The Fatigue Management Regulation and Fatigue Risk Management System (FRMS) prescriptively outline several opportunities to assess and reduce fatigue and improve the safety of flight operations. Cabin crew as one of the personnel in direct contact with flight operations is involved in a complex workshift. This study aims to evaluate the level of cabin crew fatigue in one of the Indonesian airlines using the FRMS approach which uses a subjective measurement, the Samn-Perelli Fatigue Scale. The results showed that the examination of cabin crew fatigue status was in Mild Fatigue status with the highest fatigue risk of 43.7% occurring on inbound flights in the top-of-descent phase. Mixed flight route types in 1 duty period (domestic and international in a set of duty period) are predicted to have a significant effect on fatigue compared to domestic or international route types, while departure hours (ETD) between 00:01-06:00 time range are predicted to have significant fatigue values compared to other normal time ranges."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Wicakpradana
"This study examined relationships between occupational stress, management commitment to service, and employee performance, which were mediated by job satisfaction, turnover intentions, and service behaviors. Employing quantitative approach, data was collected from a sample of 338 flight attendants of a flag carrier based in Indonesia using structured questionnaire as survey instrument. The hypotheses and the proposed relationship model were validated and analyzed through structural equation modeling using SmartPLS 3. The empirical results revealed that job satisfaction partially mediated the relationship between occupational stress and turnover intention. Moreover, the results showed that job satisfaction partially mediated the relationship between management commitment and service behaviors. The results further revealed that turnover intentions partially mediated the relationship between occupational stress and employee performance. The results also showed that service behaviors partially mediated the relationship between management commitment to service and employee performance. This study further developed theoretical implications and provided recommendations for managers in the airline industry to maintain the performance of flight attendants, retain them in the organization, and encourage them performing the desired service behaviors toward both customers and coworkers.

Penelitian ini menguji hubungan antara stres kerja, komitmen manajemen terhadap layanan, dan kinerja karyawan, yang dimediasi oleh kepuasan kerja, turnover intention, dan perilaku layanan. Menggunakan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan dari sampel 338 awak kabin maskapai penerbangan nasional Indonesia menggunakan kuesioner terstruktur sebagai instrumen survei. Hipotesis dan model hubungan yang diusulkan divalidasi dan dianalisis melalui structural equation modeling menggunakan SmartPLS 3. Hasil empiris menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara parsial memediasi hubungan antara stres kerja dan turnover intention. Hasil juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara parsial memediasi hubungan antara komitmen manajemen dan perilaku layanan. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa turnover intention secara parsial memediasi hubungan antara stres kerja dan kinerja karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku layanan memediasi secara parsial hubungan antara komitmen manajemen terhadap layanan dan kinerja karyawan. Penelitian ini selanjutnya mengembangkan implikasi teoritis dan memberikan rekomendasi bagi manajemen di industri maskapai penerbangan untuk menjaga kinerja awak kabin, mempertahankan mereka di Perusahaan, dan mendorong mereka melakukan perilaku layanan yang diinginkan baik bagi pelanggan maupun rekan kerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library