Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Fauzi Tri Anugrah
"Tesis ini meneliti tentang pertumbuhan penerimaan pajak daerah provinsi di Indonesia diantara tahun 2001-2006. Jenis pajak yang diteliti ialah pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan pajak pemanfaatan dan pengambilan air bawah tanah dan air permukaan. Metode yang digunakan ialah menghitung elastisitas dan buoyancy pajak daerah terhadap PDRB dan basis pajaknya serta elastisitas basis pajak terhadap PDRB. Hal ini untuk melihat faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap petumbuhan penerimaan apakah pertumbuhan basis pajak atau peningkatan kinerja pemungut pajak. Faktor lainnya yang diperhitungkan ialah adanya kebijakan diskresi yang mempengaruhi penerimaan yaitu perubahan undang-undang pajak dan retribusi daerah. Hasil penelitian ini adalah penerimaan pajak daerah provinsi tumbuh lebih cepat daripada produk domestik bruto. Meskipun demikian pertumbuhan itu lebih disebabkan oleh pertumbuhan basis pajaknya ketimbang peningkatan kinerja pemungut pajak. Perubahan undang-undang pajak dan retribusi daerah memberikan pengaruh positif hanya terhadap pertumbuhan pajak bahan bakar kendaraan bermotor. Sementara itu nilai elastisitas dan buoyancy juga bervariasi antar wilayah dan antar provinsi.

This thesis studies the growth of provincial government tax revenue in Indonesia between 2001 and 2006. Types of lax examined here are motor vehicle tax, motor vehicle ownership transfer excise, motor vehicle gasoline tax, and underground and surface water acquiring and using tax. The metfaod used is estimating the tax bases and regional income elasticity and buoyancy of tax revenue and also regional income elasticity of tax bases. It is implemented to find which feetor is more decisive to the revenue growth weather the growth of tax bases or the increase of fiseus performance. Other faetor analyze here is the revenue influential diseretionary change which is the amendment of local tax and retribution law. The result of this research is that the growth of provincial govemment tax revenue is faster than gross domestic produet However the growth is more influenced by the tax bases than the fiseus performance that it should be. The amendment is positively correlated only to the growth of motor vehicle gasoline tax. Elasticity and buoyancy variation is occurred inter region and province."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26466
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Rachmayanti
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat hubungan antara academic buoyancy dan adaptabilitas karier pada siswa kelas 9. Adaptabilitas karier adalah kesiapan individu dalam menghadapi tugas-tugas yang terprediksi untuk mempersiapkan dan turut berperan dalam pekerjaan, serta mampu mengatasi situasi tidak terduga yang mungkin muncul karena adanya perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja. Pada siswa kelas 9, tantangan karier sebagian besar datang dari kehidupan akademiknya di sekolah, terlebih ketika akan menghadapi masa transisi karier dari siswa SMP menjadi siswa SMA. Kemampuan beradaptasi terhadap karier dapat membantu siswa mencapai kesuksesan karier di masa depan. Di samping itu, upaya siswa untuk menjadi adaptif terhadap perubahan dalam kariernya tersebut perlu diiringi dengan adanya kemampuan diri untuk terus berhasil mengatasi segala tantangan yang dihadapi. Terlebih dalam konteks akademik, istilah yang menggambarkan kesiapan siswa untuk berhasil mengatasi tantangan yang muncul di kehidupan akademiknya adalah academic buoyancy.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur Academic Buoyancy Martin Marsh, 2008 yang dikembangkan oleh Nurafifah 2011 berdasarkan lima faktor academic buoyancy dan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale Savickas Porfeli, 2012 yang diadaptasi oleh peneliti untuk mengukur academic buoyancy dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian berjumlah 597 siswa kelas 9 dari dua SMP Negeri di Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara academic buoyancy dan adaptabilitas karir pada siswa kelas 9 r = 0,535 dan p = 0,000 pada LoS 0,01. Hasil mengindikasikan bahwa semakin tinggi academic buoyancy siswa maka semakin tinggi pula adaptabilitas kariernya. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi siswa kelas 9 untuk memiliki adaptabilitas karier dalam berespon secara adaptif menghadapi masa transisi karier dan melewati segala tantangan karier di sepanjang kehidupannya.

The aim of this research is to find the relationship between academic buoyancy and career adaptability in 9th grader students. Career adaptability defined as readiness to cope with the predictable tasks of preparing for and participating in the work role and with the unpredictable adjustments prompted by the changes in work and work conditions. For 9th grader students, in near future of their career, they will face a transition from junior to senior high school students, and all the changes it brings. On the other side, the efforts student make to become adaptable in every change will best be put together with the ability to keep success in dealing with every challenge. Particularly in 9th grader students, challenges mostly come in academic setting. At this point, a term that reflects students rsquo ability to do such thing is academic buoyancy, refers to readiness to successfully deal with academic setbacks, named difficulties, obstacles, and challenges that occurs in academic context.
In this research, Academic Buoyancy Scale from Martin and Marsh 2008 that has been developed by Nurafifah 2011 and Career Adapt Abilities Scale Savickas Porfeli, 2012 were used to measure academic buoyancy and career adaptability among students. Participants are 597 students of grade 9 from two junior high schools in Depok.
Result shows that there is a positive and significant relationship between academic buoyancy and career adaptability r 0,535 p 0,000 LoS 0,01 . The results indicates that the higher the academic buoyancy of the students, the higher their career adaptability will be. Based on the results of this study, it is important for students in grade 9 to have career adaptability in responding adaptively to face a career transition period and all career challenges throughout their lives.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Mayasari
"ABSTRAK
Mahasiswa dituntut mengatur kehidupan akademik dan non akademik secara mandiri. Terlalu banyak kegiatan non akademik mengganggu keterlibatan belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran regulasi diri dalam belajar sebagai mediator dalam hubungan antara academic buoyancy dan keterlibatan belajar. Sampel penelitian ini adalah 463 mahasiswa S1 Universitas Indonesia laki-laki 25,1 perempuan 74,7 . Keterlibatan belajar diukur menggunakan alat ukur The Student Course Engagement Questionnaire SCEQ . Academic buoyancy diukur menggunakan alat ukur Academic Buoyancy Scale ABS dengan tambahan lima item. Regulasi diri dalam belajar diukur dengan Motivated Strategies for Learning Questionnaire MSLQ dimensi self regulation strategies. Desain penelitian ini adalah non eksperimental dengan tipe korelasional. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan regresi linier, dan uji mediasi menggunakan Program Macro PROCESS oleh Andrew Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi diri dalam belajar terbukti memediasi secara parsial dalam hubungan antara academic buoyancy dan keterlibatan belajar. Pada penelitian ini, juga ditemukan adanya kontribusi yang besar dari academic buoyancy terhadap regulasi diri dalam belajar. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk meneliti faktor yang memengaruhi hubungan academic buoyancy dan regulasi diri dalam belajar.

ABSTRACT
College students had to manage their academic and non academic life independently. Too many non academic activities could affect their student engagement. The purpose of this study is to determine the mediator role of self regulated learning in the relationship between academic buoyancy and student engagement. There were 463 undergraduate bachelor students in Universitas Indonesia participated in this study male 25,1 and female 74,7 . Student engagement was measured by The Student Course Engagement Questionnaire SCEQ . Academic buoyancy was measured by Academic Buoyancy Scale ABS with five items addition. Self regulated learning was measured by Motivated Strategies for Learning Questionnaire MSLQ with self regulation strategies dimension. The study rsquo s design is non experimental with correlation type. The study used linear regression and tested medation effect by Program Macro PROCESS by Andrew Hayes. The result is self regulated learning has a partial mediation effect in the relationship between academic buoyancy and student engagement. The study also found that there is a huge contribution from academic buoyancy towards self regulated learning. For the future study, it could examine factor influencing the relationship between academic buoyancy and self regulated learning."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvin Rivai
"Mahasiswa memiliki banyak tuntutan dan tekanan dalam menghadapi tugas-tugas pembelajaran di kampus. Salah satu tekanan yang dihadapi mahasiswa sekarang ini adalah pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) oleh Kemendikbud karena pandemi Covid-19. PJJ dapat mengakibatkan masalah bagi mahasiswa pada saat melakukan pembelajaran, salah satunya adalah academic burnout. Salah satu faktor yang dapat mencegah mahasiswa mengalami academic burnout adalah academic buoyancy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan academic buoyancy dan academic burnout mahasiswa dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19. Pengukuran academic burnout menggunakan Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) sedangkan, pengukuran academic buoyancy menggunakan Academic Buoyancy Scale (ABS). Partisipan untuk penelitian ini adalah 201 mahasiwa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pengolahan data statistik menggunakan teknik korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan academic buoyancy dan academic burnout. Hasil penelitian menemukan bahwa academic buoyancy memiliki hubungan negatif yang signifikan dan academic burnout pada mahasiswa yang melaksanakan PJJ pada masa pandemi Covid-19.

College students faces a lot of demands and challenges from their studies to preparing themselves for their future especially in workplaces. One of the challenges that the students facing nowadays is online learning during the Covid-19 pandemic. Online learning can cause problems for students during their studies, one of them are academic burnout. One of the factors that can prevent academic burnout is academic buoyancy. The aim of this study was to know the relationship between academic buoyancy and academic burnout in college students during online learning in the Covid-19 pandemic situation. The measurement of this study is using Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) for academic burnout and Academic Buoyancy Scale (ABS) for academic buoyancy. Data of 201 psychology students of Universitas Indonesia was collected and Pearson Correlation technique was used to identify the relationship between academic buoyancy and academic burnout. The results showed that academic buoyancy has a significant and negative association to academic burnout in college students during online learning in Covid-19 pandemic.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervan Fachrudin
"Pandemi Covid-19 mengakibatkan masyarakat memilih untuk melakukan kegiatan ekonomi melalui e-commerce untuk mengurangi kontak fisik dengan penjual. Besarnya potensi e-commerce membuat pemerintah menerbitkan UU Nomor 2 Tahun 2020 untuk mengatur pemungutan pajak dari transaksi e-commerce. Penelitian ini mengukur nilai elastisitas dan buoyancy pemungutan PPN dari transasksi e-commerce dengan menggunakan metode indeks divisia serta menghitung potensi penerimaan PPN dari transaksi e-commerce dengan menggunakan metode dekomposisi multiplikatif. Hasil dari penelitian ini mendapatkan nilai koefisien elastisitas sebesar 4,098 dan buoyansi sebesar 5,768. Sementara itu, penerimaan PPN dari transaksi e-commerce pada tahun 2022 dan 2023 diproyeksi sebesar Rp 56,49 triliun dan Rp 73,93 triliun. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penelitian ini merekomendasikan adanya penyusunan strategi oleh DJP agar efektivitas dalam pemungutan PPN dari transaksi e-commerce semakin meningkat serta potensi PPN dari transaksi e-commerce dapat terealisasi optimal.

The Covid-19 pandemic has resulted in people choosing to carry out economic activities through e-commerce to reduce physical contact with sellers. The huge potential of e-commerce has prompted the government to issue Law Number 2 of 2020 to regulate tax collection from e-commerce transactions. This study measures the elasticity and buoyancy of VAT collection from e-commerce transactions using the index divisia method and calculates the potential for VAT receipts from e-commerce transactions using the multiplicative decomposition method. The results of this study obtained a coefficient of elasticity of 4,098 and a buoyancy of 5,768. Meanwhile, VAT revenues from e-commerce transactions in 2022 and 2023 are projected to be Rp. 56,49 trillion and Rp. 73,93 trillion. Based on the results of this study, this study recommends that DGT formulate a strategy so that the effectiveness in collecting VAT from e-commerce transactions increases and the potential for VAT from e-commerce transactions can be realized optimally."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sari Sjafri
"Pajak merupakan fungsi dari PDB, oleh karenanya dalam kondisi cateris paribus, penerimaan pajak akan selalu mempunyai korelasi positif terhadap perkembangan PDB. Lebih dari itu, sesuai dengan sifat-sifatnya, pada saat PDB meningkat maka penerimaan pajak akan mengalami peningkatan yang lebih besar. Sebagai contoh, Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung lainnya (PPN & PTLL). PPh mempunyai dua ciri utama, yaitu adanya minimum pendapatan bagi seseorang agar bisa dikenakan pajak dan struktur tarif yang bersifat progresif. Jika terjadi peningkatan PDB maka akan makin banyak penduduk yang penghasilannya melebihi pendapatan minimum, sehingga jumlah penduduk yang membayar pajak bertambah. Selain itu, peningkatan PDB juga akan menyebabkan semakin banyaknya wajib pajak yang membayar pajak dengan tarif tertinggi. Kedua hal ini akan menyebabkan prosentase peningkatan penerimaan pajak menjadi lebih besar dibandingkan prosentase peningkatan PDB. Contoh berikutnya adalah PPN & PTLL. Peningkatan PDB akan mempengaruhi pola konsumsi penduduk. Peningkatan PDB akan menyebabkan peningkatan penerimaan PPN & PTLL. Lebih dari itu, penerimaan PPN & PTLL akan mengalami prosentase peningkatan yang Iebih besar daripada peningkatan PDB. Hal ini sesuai dengan sifat PPN & PTLL antara lain: pertama, semakin tinggi PDB maka semakin banyak penduduk yang mengkonsumsi barang-barang yang menjadi objek PPN, kedua, semakin tinggi PDB semakin banyak penduduk yang mengkonsumsi barang-barang mewah (luks/tersier) yang menjadi objek PPnBM.
Elastisitas pajak adalah ukuran yang menggambarkan derajat kepekaan penerimaan pajak terhadap perubahan pendapatan nasional. Terdapat dua ukuran yang digunakan untuk mengukur derajat sensitivitas penerimaan pajak terhadap kenaikan PDB yaitu tax buoyancy dan elastisitas pajak, kedua-duanya mengukur seberapa besar sensitivitas penerimaan pajak bila terjadi perubahan PDB. Perbedaan kedua ukuran tersebut terletak pada data yang digunakan. Tax buoyancy tidak memperhatikan perubahan penerimaan pajak yang disebabkan karena terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur pajak. Sedangkan elastisitas pajak adalah ukuran yang memperhitungkan perubahan penerimaan pajak yang disebabkan karena terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur perpajakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tax buoyancy dan elastisitas pajak di Indonesia, mengetahui hubungan antara tax ratio dengan PDB di Indonesia serta menganalisis pengaruh perubahan tax base dan tax rate struktur terhadap penerimaan pajak di Indonesia. Sedangkan melode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier dengan menggunakan data sekunder, berupa data PDB dan penerimaan pajak tahun 1969 sampai dengan tahun 2006 yang diolah dari dari Nota Keuangan 2006, dan data Direktorat Jenderal Pajak.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh PUB terhadap penerimaan pajak, tax buoyancy, elastisitas pajak dan tax ratio di Indonesia cukup signifikan. Berdasarkan hasil regresi diketahui tax buoyancy tertinggi dimiliki oleh PBB dengan nilai sebesar 1.44, sedangkan tax buoyancy terendah dimiliki oleh Pajak Ekspor yaitu sebesar 0.37, Elastisitas pajak tertinggi dimiliki oleh PBB dengan nilai sebesar 1.85, dan elastisitas pajak terendah dimiliki oleh Pajak Ekspor dengan nilai sebesar 0.56. Adapun tax buoyancy total pajak adalah sebesar 1.13. dan elastisitas total pajak adalah sebesar 1.00. Hasil penelitian menunjukkan fenomena yang menarik, dimana PPh memiliki tax buoyancy 1.23 dan elastisitas sebesar 1.18, demikian juga dengan PPN yang memiliki tax buoyancy sebesar 1.24 dan elastisitas sebesar 0.97. Hal ini bertolak belakang dengan PBB yang memiliki tax buoyancy sebesar 1.44 dan elastisitas sebesar 1.85. Hal ini menunjukkan perubahan-perubahan struktur pajak yang dilakukan pemerintah (Departemen Keuangan c.q. Ditjen Pajak) memberikan hasil yang positif terhadap penerimaan PPh dan PPN. Sedangkan hasil PBB lebih disebabkan oleh sifat-sifat alami dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri seperti peningkatan jumlah penduduk, peningkatan jumlah modal, dan peningkatan teknologi sehingga semakin tinggi PDB semakin banyak penduduk yang menjadi wajib pajak dan membayar PBB. Adapun tax buoyancy total pajak sebesar 1.13 dan elastisitas total pajak sebesar 1.00. Penulis berpendapat hal ini selain disebabkan oleh perubahan-perubahan struktur pajak yang dilakukan pemerintah (Departemen Keuangan c.q. Ditjen Pajak) telah memberikan hasil yang positif terhadap penerimaan PPh dan PPN, juga karena kontribusi PPh dan PPN jauh lebih besar dari pada kontribusi PBB terhadap total pajak.
Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat korelasi yang cukup signifikan antara PDB dan tax ratio, dengan koefisien korelasi sebesar 70.32%. Sementara itu simulasi yang digunakan untuk menguji pengaruh tax base dan tax rate terhadap tax buoyancy menunjukkan hasil terjadinya peningkatan tar buoyancy dari 0.99 menjadi 1.202 jika beberapa beberapa pajak penghasilan final yang dapat diketahui dasar pengenaan pajaknya dikeluarkan dari regresi. Tax buoyancy dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain dengan menerapkan satu tarif tunggal yang bersifat proporsional untuk pajak penghasilan, termasuk menghilangkan komponen pajak final, memperjelas dan melakukan kontrol yang ketat pada proses restitusi PPN, serta pelaksanaan program modernisasi administrasi perpajakan yang terprogram dan terkontrol yang akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak, produktivitas petugas, penyederhanaan administrasi perpajakan dan pada akhirnya akan menaikkan penerimaan perpajakan.

Tax revenue as a function of Gross Domestic Product (GDP), catteries paribus, will always have positive correlation to GDP. Base on its nature, increasing in GDP will cause greater increasing in tax revenue. For instance, the nature of Income Tax required minimum income to tax and progressive tax rate. Increasing in GDP will enhance number of people that has income above required minimum income, thus enhance number of people that has to pay income tax. Furthermore, increasing in GDP will improve number of people that has to pay in higher tax bracket. These will trigger greater percentage of escalation in tax revenue than GDP. Another illustration is Value Added Tax (VAT). Increasing in GDP will lead a bigger increasing in VAT because more people will consume goods and services that have VAT levied on it and more people will consume luxury goods and services that have Luxury Tax levied on it.
Tax elasticity is defined as measurements which describe degree of sensitivity of tax revenue to GDP's change. Moreover, there are two measurements that can be used to determine degree of sensitivity of tax revenue to GDP's change which are tax buoyancy and tax elasticity. Both of them appraise the degree of sensitivity of tax revenue. The difference is while tax buoyancy, defined as the percentage change in tax revenues divided by the percentage change in GDP when discretionary changes are not accounted for, tax elasticity defined as the percentage change in tax revenues divided by the percentage change in GDP when discretionary changes are accounted for.
The objectives of this research are to find out Indonesia's tax buoyancy and tax elasticity, discover correlation between tax ratio and Indonesia's GDP and to examine the impact of tax base and tax rate structure's change to Indonesia's tax revenue. This research use linear regression method and use secondary data from Ministry of Finance and Directorate General of Taxation. The findings of this research expose an overall significant correlation between tax revenue, tax buoyancy, tax elasticity and tax ratio to GDP. Land and Building Tax (LBT) has the highest tax buoyancy which is 1.44 and Export Tax has the lowest which is 0.37. LBT also has the highest tax elasticity which is 1.85 and Export Tax also has the lowest tax elasticity which in 0.56. Overall tax buoyancy is 1.13 and tax elasticity is 1.00.
The result of this research shows an interesting phenomenon, which is Income Tax has 1.23 tax buoyancy and 1.18 tax elasticity, while VAT has 1.24 tax buoyancy and 0.97 tax elasticity. On contrary, LBT has 1.44 tax buoyancy and 1.85 tax elasticity. In my opinion the result for Income Tax an VAT can be explained as an outcome which is derived by government's fiscal policy. While the result for LBT should be came from natural cause, for instance, the growth of population, capital and technology. Overall tax buoyancy and tax elasticity results can be explained as an outcome which is derived by government?s fiscal policy, furthermore tax revenue derived from Income Tax and VAT is greater than LBT's.
The results of this research also determine a significance correlation between the growth of GDP and Tax Ratio, it reflects in 70.32% of coefficient correlation. Moreover, it also shows the simulation that excludes several final income taxes from regression will boost income tax buoyancy from 0.99 to 1.202. In my opinion, there are several ways to amplify Indonesia's tax buoyancy. They are implementation a flat proportional income tax rate, including elimination of final income tax; construction a well structured and impose a tight control to VAT refund processes; and applying a progress in modernizing tax administration which improve tax compliance, enhance productivity, simplify the tax system, thus increase overall tax revenue."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felinsa Oktora Tanau
"Pada masa pandemi Covid-19, taruna di Akademi Kepolisian yang menjalani Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) menunjukan tampak kurang terlibat dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara awal, taruna kurang terlibat dalam belajar karena mengalami berbagai hambatan dan tantangan belajar yang dijalani secara tatap maya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterlibatan belajar, kebutuhan dasar psikologis peserta didik harus terpuaskan oleh dosen. Selain itu, peserta didik yang memiliki kemampuan academic buoyancy dapat mengatasi hambatan akademik sehari-hari sehingga dapat terlibat dalam belajar. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat peran academic buoyancy terhadap hubungan pemuasan kebutuhan dasar psikologis dan keterlibatan belajar. Partisipan penelitian ini berjumlah 279 taruna Akpol yang diukur dengan School Engagement Measurement, Basic Psychological Needs Satisfaction, dan Academic Buoyancy Scale. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis mediasi Macro PROCESS dari Hayes. Hasil penelitian menunjukkan academic buoyancy memediasi secara parsial hubungan antara pemuasan kebutuhan dasar psikologis dan keterlibatan belajar. Pemuasan kebutuhan dasar psikologis dapat memengaruhi keterlibatan belajar secara langsung, namun peran mediator academic buoyancy dapat meningkatkan keterlibatan belajar taruna selama menjalani PJJ. Penelitian ini juga membahas implikasi dan saran bagi institusi, dosen, taruna serta penelitian selanjutnya.

During the COVID-19 pandemic, cadets at the Police Academy who attend school from home or distance learning, showed that they were less engaged in learning. Based on the initial interviews, cadets are less engaged in learning because they experience various obstacles and challenges in virtual learning. Previous research showed that to increase student engagement, the basic psychological needs of students must be fulfilled by the lecturer. In addition, students who have academic buoyancy skills can overcome daily academic obstacles to be engaged in learning. This research was conducted to see the role of academic buoyancy in the relationship between basic psychological needs satisfaction and student engagement. Participants in this study were 279 cadets of Police Academy measured by the ‘School Engagement Measurement’, ‘Basic Psychological Needs Satisfaction’, and ‘Academic Buoyancy Scale’. The results showed that academic buoyancy partially mediates the relationship between basic psychological needs satisfaction and student engagement. The basic psychological needs satisfaction can directly affect student engagement, but the role of an academic buoyancy as mediator can increase the student engagement of cadets during distance learning . This research also discusses implications and suggestions for institutions, lecturers, cadets, and further research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Chairina
"Dalam menghadapi tantangan selama proses Belajar dari Rumah (BdR), siswa perlu mengembangkan academic buoyancy, yaitu kemampuan untuk mengatasi kemunduran dan tantangan akademik sehari-hari. Peran orang tua selama pandemi menjadi penting karena siswa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strength-based parenting (SBP), sebuah pendekatan pengasuhan yang menekankan pada identifikasi dan pengembangan kekuatan anak, memprediksi academic buoyancy melalui academic self-efficacy, social self-efficacy, dan emotional self-efficacy. Penelitian dilakukan terhadap 238 siswa SMA di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah Strength-Based Parenting Scale, Self-Efficacy Questionnaire for Children, dan Academic Buoyancy Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SBP berkorelasi positif dengan academic buoyancy (r = 0,33, p < 0,01). Academic self-efficacy dan emotional self-efficacy masing-masing memediasi hubungan antara SBP dan academic buoyancy (a1b1 = 0,05, BootCI 95% [0,03, 0,07]; a3b3 = 0,03, BootCI 95% [0,01, 0,05]). Social self-efficacy tidak ditemukan memiliki peran mediasi (a2b2 = -0,00, BootCI 95% [-0,02, 0,01]). Ketika orang tua mengenali dan mengembangkan kekuatan yang siswa miliki, maka siswa akan merasa yakin dengan kemampuannya untuk melakukan tugas akademik dan mengatasi emosi negatif. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah mengatasi kemunduran dan tantangan akademik yang dialami selama menjalani BdR.

To overcome adversities during Belajar dari Rumah (BdR) period, students need to develop academic buoyancy, described as ‘the ability to deal with daily academic setbacks and challenges’. Parents’ role during BdR is important since students spend more time at home. This study aims to investigate the relationship between strength-based parenting (SBP) and academic buoyancy through academic self-efficacy, social self-efficacy, and emotional self-efficacy. 238 high school students in Indonesia participated in this study. Strength-Based Parenting Scale, Self-Efficacy Questionnaire for Children, and Academic Buoyancy Scale were used to measure the variables. The results showed that SBP positively correlated with academic buoyancy (r = 0.33, p <0.01). Academic self-efficacy and emotional self-efficacy serve as unique mediators in the relationship between SBP and academic buoyancy (a1b1 = 0.05, BootCI 95% [0.03, 0.07]; a3b3 = 0.03, BootCI 95% [0.01, 0.05]). Meanwhile, the role of social self-efficacy as mediator is not significant (a2b2 = -0.00, BootCI 95% [-0.02, 0.01]). When parents identify and cultivate their children’s strengths, children will believe in their ability to carry out academic tasks and deal with negative emotions which in turn help them overcome setbacks and challenges during BdR."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Budiman
"This paper describes the effort to develop a pipeline concept as a substitute for conventional pipelines that lie on the seabed. A submarine pipeline in a submerged floating tunnel (SFT) is presented as a potential way to avoid pipeline-related environmental concerns. The key task in developing this submarine pipeline concept is to integrate solutions to the environmental challenges associated with submarine pipelines into the SFT structure. From a technical standpoint, one of the most important design tasks is to calculate the SFT’s buoyancy weight ratio (BWR) value, thereby determining the tunnel’s stability. The greatest threat to stability is the phenomenon of tether slack, which occurs at a specific BWR value. The pipeline’s weight affects its BWR value, so the weight must be restricted to ensure that tether slack does not occur. In the present study, the proposed SFT’s BWR value was simulated by testing a laboratory model in various ballasts. Significant waves and individual waves in a hundred-year return period were investigated based on data related to Java Sea waves at the Indonesian Hydrodynamic Laboratory (IHL). This study tested the SFT laboratory model against regular waves to find the BWR value at which tether slack might occur. The obtained BWR value was used to determine the requirement for total pipeline weight. Using a 1:100 scale of the real environmental conditions, the laboratory results revealed that slack occurs in a significant wave when the BWR value is 1.2, making the maximum pipeline weight to be placed in the SFT 534 tons. For the individual wave, slack occurs when the BWR value is 1.4, making the maximum pipeline weight to be placed in the SFT267.214 tons."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris
"Besmen merupakan bangunan berlapis yang dibangun secara vertikal kebawah tanah. Besmen umumnya digunakan untuk aktifitas yang menunjang penggunaaan bangunan seperti untuk fungsi parkir, instalasi alat-alat mekanikal dan banyak digunakan sebagai tempat pertokoan, hiburan, kantor dan lain-lain. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan sistem ventilasi asap dengan metode paksa dan alamiah untuk kompartemen besmen. Fokus penelitian ini adalah pemodelan tingkat visibilitas dan konsentrasi asap ketika sebuah lantai besmen mengalami kebakaran. Untuk menekan tingkat bahaya akumulasi asap, maka dilakukan beberapa upaya antara lain pemasangan ventilasi alamiah atau paksa. Ventilasi alamiah merupakan sebuah ventilasi natural yang memanfaatkan perbedaan tekanan antara zona dengan temperature tinggi dan yang lebih rendah (efek cerobong). Efek cerobong akan memungkinkan terjadinya fenomena pergerakan udara yang masuk dan keluar, sehingga dapat menurunkan konsentrasi asap di lantai besmen. Ventilasi Mekanikal merupakan ventilasi paksa yang menggunakan media fan untuk menyedot dan membuang udara serta asap hasil proses pembakaran. Pada penelitian ini juga dilakukan eksplorasi pemanfaatan gas burner. Gas burner diharapkan dapat menghasilkan gas dengan temperature tinggi/densitas rendah sehingga dapat menghasilkan efek buoyancy yang akan mengdorong produk pembakaran keluar dari kompartemen besmen.

Besmen merupakan bangunan berlapis yang dibangun secara vertikal kebawah tanah. Besmen umumnya digunakan untuk aktifitas yang menunjang penggunaaan bangunan seperti untuk fungsi parkir, instalasi alat-alat mekanikal dan banyak digunakan sebagai tempat pertokoan, hiburan, kantor dan lain-lain. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan sistem ventilasi asap dengan metode paksa dan alamiah untuk kompartemen besmen. Fokus penelitian ini adalah pemodelan tingkat visibilitas dan konsentrasi asap ketika sebuah lantai besmen mengalami kebakaran. Untuk menekan tingkat bahaya akumulasi asap, maka dilakukan beberapa upaya antara lain pemasangan ventilasi alamiah atau paksa. Ventilasi alamiah merupakan sebuah ventilasi natural yang memanfaatkan perbedaan tekanan antara zona dengan temperature tinggi dan yang lebih rendah (efek cerobong). Efek cerobong akan memungkinkan terjadinya fenomena pergerakan udara yang masuk dan keluar, sehingga dapat menurunkan konsentrasi asap di lantai besmen. Ventilasi Mekanikal merupakan ventilasi paksa yang menggunakan media fan untuk menyedot dan membuang udara serta asap hasil proses pembakaran. Pada penelitian ini juga dilakukan eksplorasi pemanfaatan gas burner. Gas burner diharapkan dapat menghasilkan gas dengan temperature tinggi/densitas rendah sehingga dapat menghasilkan efek buoyancy yang akan mengdorong produk pembakaran keluar dari kompartemen besmen."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>