Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apfia Gracia
"Setelah mengalami Revolusi Industri, konsep, teknik, serta material modern masuk ke dalam arsitektur Jepang. Beberapa arsitek Jepang kemudian membuat bangunan yang menggabungkan gaya arsitektur tradisional sukiya dengan teknik pembuatan dan bahan-bahan modern yang mereka pelajari. Gaya arsitektur sukiya pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli Teh Sen no Rikyu, dimana nilai-nilai yang terdapat pada budaya minum teh, nilai-nilai yang berasal dari ajaran Zen Buddhisme, juga ada pada gaya arsitektur sukiya. Penelitian ini ditulis dengan metode deskriptif analisis melalui studi kepustakaan. Dalam penelitian ini, dijelaskan mengenai keindahan shibui yang terdapat dalam elemen-elemen pada gaya arsitektur sukiya modern.

After the Industrial Revolution in Japan, modern architecture concepts, technique, and materials began to enter Japan's world of architecture. Some of Japanese architects then began to create buildings that combines traditional-style architecture with modern technique and materials that they have learned. Sukiya -style architecture was first developed by one of the Japanese Tea Master, Sen no Rikyu, where he implemented values that also exist in Japanese art of drinking tea, that was shaped based on the teachings of Zen Buddhism, in the architectural style. The method that is used in the writing of this study is descriptive analysis based on literature study. This study explains about the beauty of shibui that appears on the elements of modern. sukiya architecture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalitasari Rahadian
"Penelitian ini membahas tentang budaya gahwa, yaitu tradisi minum kopi yang dilakukan dengan tata cara masyarakat Emirat di Uni Emirat Arab. Gahwa sebagai tradisi telah menjadi sarana interaksi sosial masyarakat Emirat sejak abad ke-15 Masehi dan masih bertahan hingga era modern ini. Bukan sekadar bertahan, tradisi gahwa di Uni Emirat Arab sejalan dengan modernisasi yang tengah berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana budaya gahwa dapat dipertahankan oleh masyarakat Emirat dan bagaimana pertemuan antara tradisi dengan modernisasi dalam budaya gahwa terjadi di Uni Emirat Arab. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil informasi dari buku, artikel jurnal elektronik, video yang termuat di Youtube dan artikel di situs web. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori modernisasi yang dikemukakan Koentjaraningrat, dan didukung oleh teori pelestarian budaya lokal yang dikemukakan Jacobus Ranjabar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pemertahanan budaya gahwa dilakukan masyarakat Emirat dengan terus dipraktikkan dalam keseharian sehingga menjadi gaya hidup. Kemudian ketika terjadi pertemuan antara tradisi gahwa dengan modernisasi, tradisi ini diselaraskan dengan jalannya modernisasi. Melalui modernisasi, gahwa sebagai tradisi dapat terus dipertahankan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pemerintah Uni Emirat Arab dan masyarakat Emirat terlibat langsung dalam proses modernisasi dan pemertahanan gahwa, dengan cara menjadikan gahwa sebagai konsumsi publik dan melakukan komodifikasi gahwa.

This research discusses the gahwa culture, the coffee drinking tradition in accordance with the procedures of the Emirati Culture in the United Arab Emirates. This tradition has been a medium of social interaction for the Emirats since the 15th Century and has managed to remain in existence until now. The gahwa culture in the United Arab Emirates is also in line with the ongoing modernization. This research aims to explain how the gahwa culture in the United Arab Emirates is preserved by the Emiratis and how the tradition and modernization meets in the gahwa culture occurs in the United Arab Emirates. This research uses a descriptive qualitative method. The research data is gathered from books, electronic journal articles, videos on YouTube, and websites. The theory used in this research is the theory of modernization by Koentjaraningrat, and the theory of the preservation of local culture by Jacobus Ranjabar. The results of this research are that the process of preserving the gahwa culture is carried out by the Emirat community by continuing to be practiced in daily life so that it becomes a lifestyle. When gahwa as a tradition meets modernization, this tradition is harmonized with modernization. Through modernization, gahwa as a tradition can be maintained and adapted to the present times. The government of the United Arab Emirates and the Emirat people are directly involved in the modernization and preservation of gahwa, by making gahwa public consumption and commercializing gahwa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tirza Astherina Martino
"Makalah ini membahas mengenai makna simbolis yang terkandung dalam penyajian ikan pada budaya mengajak minum arak atau yang biasa disebut鱼头酒 (Yú tóujiǔ) atau鱼酒令(Yú jiǔlìng. Penelitian ini memaparkan mengenai sejarah awal mula munculnya penyajian ikan serta bagaimana simbol ikan mempengaruhi cara mengajak minum arak menurut tradisi atau adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat Tiongkok. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi peneliti selanjutnya yang akan mendalami budaya masyarakat Tiongkok, khususnya dalam hal ajakan minum arak, serta diharapkan pula dapat membuka wawasan masyarakat Indonesia terhadap budaya dan tradisi masyarakat Tiongkok mengenai penyajian ikan dalam budaya mengajak minum arak.

This paper discusses the symbolic meaning for the act of serving fish within the culture of inviting someone over for wine, usually called 鱼头酒 (yú tóujiǔ) or 鱼酒令 (yú jiǔlìng). The research examines the history of the tradition and how the fish symbol influenced traditional ways of inviting someone over for wine within Chinese culture. It hopes to be a cornerstone of research in the field of Chinese culture research, particularly on this aspect, and also to open avenues of understanding for Indonesians regarding Chinese culture and traditionon serving fish and wine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Donyta Putra
"Karya akhir ini berfokus kepada budaya minum yang merupakan suatu bentuk culture dan subculture di dalam masyarakat. Budaya minum ini kemudian berimplikasi kepada berbagai permasalahan terkait dengan penggunaan minuman berlakohol. Permasalahan penggunaan alkohol ini termasuk kepada kecanduan akan alkohol, kerusakan fungsi kognitif, perilaku agresif yang kemudian memicu berbagai bentuk tindak kejahatan. Karya akhir ini kemudian juga menjelaskan bagaimana peran budaya dalam mengatur bagaimana konsumsi minuman beralkohol dan bagaimana perilaku anggotanya ketika mabuk. Penggunaan minuman berlakohol pada beberapa masyarakat, merupakan suatu praktek budaya. Penggunaan minuman beralkohol atau minuman keras, pada beberapa masyarakat, merupakan suatu bentuk praktek budaya. Minuman beralkohol dianggap sebagai suatu sarana dan dijadikan simbol, sebuah bahasa yang digunakan dalam mengekspresikan berbagai aspek dalam kehidupan sosial (Holder, 1998). Tulisan ini kemudian dikemas dengan menggunakan konsep Cultural Criminology.

The work of this final focus on drinking culture is a form of culture and subculture in the society. Drinking culture then implicates to various problems related to the use of drink with alcohol. The use of alcohol these problems including to be alcohol addiction, damage cognitive function, aggresive behaviour triggering various forms criminal acts. The work of this final then also explain how the role of culture in regulate how the consumption of alcoholic beverages and how the behaviour of its members when drunk. The use of alcoholic beverages or liquor, in some societies, is a cultural practices. Alcohol beverages regarded as facilities and used as symbol, a language used in the express various aspect in the life of social (Holder, 1998). This paper and packed with using the concept of cultural criminology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library