Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Tenricapa
"Salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat memilih sayuran non lokal
(import) adalah adanya pergeseran perkembangan zaman yang semakin maju.
Brokoli merupakan sayuran non lokal di Kecamatan Cipanas yang datang pada
tahun 1986. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daerah yang
terjadi perubahan usaha tani sayuran lokal menjadi non lokal (brokoli) serta
kaitannya dengan penggunaan lahan, wilayah tanah usaha, dan modal. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan survei
(wawancara) dan pengukuran dengan GPS. Hasil dalam penelitian ini bahwa
perubahan usaha tani sayuran lokal terdapat di hampir seluruh desa di Kecamatan
Cipanas kecuali desa yang memiliki persentase lahan terbangun tertinggi.
Penanaman brokoli memperoleh keuntungan dua sampai sepuluh kali lipat dengan
modal awal Rp. 7.000.000,00 dan berada pada penggunaan lahan non pertanian,
persentase lahan terbangun yang kurang padat, kerapatan jaringan jalan yang
kurang rapat, dan berada pada ketinggian 1000-1200 mdpl, dan lereng 2-15 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rais Salsa Muhammad
"Brokoli merupakan golongan tanaman hortikultura yang menjadi sumber vitamin dan mineral. Masa simpan brokoli yang singkat karena perusakan oleh bakteri memerlukan solusi alternatif selain penggunaan klorin yang beracun. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya bagi manusia dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan dan produk pertanian. Penyemprotan gas ozon dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga penurunan kualitas akibat pembusukan dapat diperlambat. Pada penelitian ini brokoli diawetkan dengan penyemprotan gas ozon untuk memperpanjang masa simpannya. Parameter kualitas brokoli yang dievaluasi berupa nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik (TBMA), kandungan vitamin C, penurunan kadar air, dan uji organoleptik. Indikator tersebut kemudian dihubungkan dengan dosis dan durasi penyemprotan gas ozon, serta kemasan setelah dilakukan ozonasi sehingga diperoleh nilai-nilai optimum untuk melakukan pengawetan brokoli menggunakan gas ozon. Brokoli diozonasi dengan gas ozon dengan variasi dosis 46,8 mg/jam, 94,3 mg/jam, dan 143,5 mg/jam, durasi penyemprotan 2 menit, 3 menit, dan 6 menit. Brokoli yang sudah mengalami perlakuan divariasikan kemasannya berupa plastik, daun pisang, dan tanpa kemasan. Gas ozon mampu mengeliminasi TBMA hingga 98,3% dengan dosis ozon 94,27 mg/jam, menekan penurunan vitamin C dan kadar air hingga sebesar 18,9% dan 4,7% dengan melakukan penyemprotan gas selama 3 menit. Selain itu, penggunaan kemasan plastik yang menutupi seluruh permukaan brokoli merupakan kemasan yang paling baik dalam mempertahankan kualitas brokoli.

Broccoli is a group of horticulture plants which are source of vitamins and minerals. The short shelf life of broccoli due to bacterial destruction requires an alternative solution besides the use of toxic chlorine. Ozone can function as a disinfectant that is not harmful to humans and has been applied in food preservation and agricultural products. Ozone spraying is done to reduce bacterial growth so that quality degradation due to decay can be slowed. In this study broccoli is preserved by spraying ozone gas to extend its shelf life. Broccoli quality parameters evaluated by its total mesophyll aerobic bacteria (TBMA), vitamin C, water loss, and organoleptic tests. The indicatora are linked to the doses and duration of ozone gas spraying, as well as the packaging after ozonation, to obtain optimum values for preserving broccoli using ozone. Broccoli is oozonated with ozone gas at various doses of 46.8 mg/hour, 94.3 mg/hour, and 143.5 mg/hour, spraying duration of 2 minutes, 3 minutes and 6 minutes. Broccoli that has undergone treatment varies in the form of plastic packaging, banana leaves, and without packaging.Ozone spraying can eliminate TBMA up to 98.3% with an ozone dose of 94.27 mg/ hour, suppressing the vitamin C and water loss up to 18.9% and 4.7% by spraying ozone for 3 minutes. The use of plastic wrap packaging that covers the surface of broccoli completely is the best packaging to maintain the quality of broccoli."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhiya Ul-Haq
"In 2017, obesity incidence rate in Indonesia significantly increased from 2014. The rise of obesity incidence rate in Indonesia also expected to continue in the future. Recent studies in developed countries shows that areas with overabundant access to unhealthy foods provider tends to have a higher obesity incidence rate. This phenomenon, known as food swamps, correlates with obesity by influencing the people to consume more unhealthy foods. However, research to prove that statement in Indonesia seems impossible to execute due to the absence of individual food choice data in Indonesia`s mainstream surveys. This study tries to employ Twitter and Google Places data as an alternative data source to fill the absence of data that mentioned before. Logistic regression results show that food swamps area has a significant positive correlation with the popularity of unhealthy foods and the engagement on unhealthy foods. Therefore, it can be concluded that the results in this study indicates the influence of food swamps area on peoples choice towards unhealthy foods.

Pada tahun 2017, angka obesitas di Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun 2014. Kenaikan tersebut diprediksi akan terus berlanjut di masa depan. Studi terbaru di negara-negara maju menunjukkan bahwa daerah dengan akses berlebihan terhadap penjual makanan yang tidak sehat cenderung memiliki angka obesitas yang lebih tinggi. Fenomena ini, dikenal sebagai food swamps, berkorelasi dengan obesitas dengan cara mempengaruhi orang-orang untuk mengkonsumsi lebih banyak makanan yang tidak sehat. Namun, penelitian untuk membuktikan pernyataan tersebut di Indonesia terlihat tidak mungkin dilaksanakan karena tidak adanya data pilihan makanan individu dalam survei-survei skala besar utama di Indonesia. Penelitian ini mencoba menggunakan data Twitter dan Google Places sebagai sumber data alternatif untuk mengisi ketiadaan data yang disebutkan sebelumnya. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa daerah food swamps memiliki korelasi positif yang signifikan dengan popularitas makanan tidak sehat dan sentiment positif terhadap makanan tidak sehat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil dalam penelitian ini mengindikasikan hubungan antara daerah food swamps terhadap kecenderungan orang untuk lebih memilih makanan yang tidak sehat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library