Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bajuadji
"ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker payudara sampai saat ini memiliki insiden dan prevalensi yangtertinggi dalam diantara penyakit kanker pada perempuan. Lokasi tersering metastasis kanker payudara adalah tulang dimana memiliki overall survival yang baik yang berakibat padapengeluaran biaya yang tinggi dibandingkan dengan metastasis organ viseral. CXCR4 dan RANK diketahui memiliki peran dalam homing sel kanker ke tulang.Dibandingkan dengan biomarker-biomarker yang lain, CXCR4 dan RANK berada padakaskade paling awal dari proses metastasis tulang. Aksis CXCR4 dengan SDF-1 sebagailigannya merupakan pengaturan utama dalam trafficking sel pada beberapa sel punca tubuhmanusia. Aksis RANK/RANKL/OPG mengontrol proses osteoklastogenesis dan resorpsitulang. Dari berbagai studi didapatkan CXCR4 dan RANK diekspresikan tinggi pada kankerpayudara dan berkaitan dengan metastasis tulang. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kombinasi ekspresi protein CXCR4 danRANK sebagai faktor prediktor metastasis tulang pada kanker payudara. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah case control, analitik, dengan observasional,untuk diagnostik dan prognostik. Penelitian ini dilakukan pada penderita kanker payudarastadium I-IV dengan jumlah sampel 58 pasien. Hasil Penelitian: Faktor Klinikopatologi stadium tumor, mempunyai hubungan yang signifikan terhadap ekspresi kombinasi CXCR4 dan RANK pada metastasis tulang padakasus kanker payudara. Pada penderita kanker payudara terdapat hubunngan yang signifikanantara nilai kombinasi ekspresi CXCR4 dan RANK tinggi dengan kejadian metastasis tulang. Kesimpulan: Faktor Klinikopatologi stadium tumor mempunyai hubungan yang signifikanterhadap ekspresi kombinasi CXCR4 dan RANK pada metastasis tulang pada kasus kankerpayudara. Kombinasi CXCR4 dan RANK dapat digunakan sebagai alat prediktor diagnostikuntuk mengetahui status metastasis tulang kanker payudara, sehingga dapat diberikan terapiawal yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan menekan biaya kesehatan di kemudianhari.

ABSTRACT<>br>
Background Until recently, breast cancer has the highest prevalence and incidence offemale cancer. Breast cancer often metastasised to bone, which have better overall survival but consume more health cost than visceral metastasis. CXCR4 and RANK have been known for it's role in cancer cell homing to bone. Instead ofother biomarkers of bone metastasis, CXCR4 and RANK act in the early cascade of bonemetastasis process. CXCR4 SDF 1 axis plays a great role in cell trafficking of many types ofhuman stem cell. RANK RANKL OPG axis mediates osteoclastogenesis and boneresorption. In several studies, CXCR4 and RANK are highly expressed in breast cancer andcorrelate with bone metastasisAim To establish the combination, CXCR4 and RANK are highly expressed in breast cancer and correlate with bone metastasisMethods Case Control study, analytical, observational for prognostic and diagnostic byinvolving 58 patiens with stadium I,II,II,IV at breast cancer Result Clinic pathalogical factor, stadium had significant correlation with combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients. The High combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients had significant correlation with bone metastasis. Conclusion: Clinic pathalogical factor stadium tumor had significant correlation with combination CXCR4 and RANK expression in breast cancer patients. The high Combination of CXCR4 and RANK expression can act as a predictor for bone metastasis inbreast cancer, so the patient can start early therapy which increase the quality of life andreduce treatment cost."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T58889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuningtyas Setyoreni
"Latar Belakang : Metastasis tulang merupakan masalah pada pasien kanker paru karena memperburuk prognosis dan kualitashidup. Nyeri merupakan salah satugejala yang paling umum. Tatalaksana metastasis tulang pada pasien kanker paru meliputi terapi pada tumor primer, radioterapi pada lesi metastasis dan pemberian ibandronic acid.
Metode : Penelitian ini merupakan studi retrospektif. Kami mencatat pasien kanker paru bermetastasis tulang dan dirawat di rumah sakit pusat rujukan respirasi nasional Persahabatan Jakarta dari tanggal 1 Januari 2016 sampai 30 Juni 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penurunan nyeri kanker yang berhubungan dengan metastasis tulang. Semua pasien menerima terapi ibandronic acid 6 mg intravena setiap bulan dan diukur skala nyerinya dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS). Selain mendapat terapi ibandronic acid, setiap pasien juga mendapatkan modalitas terapi nyeri kanker lain seperti analgetik, radioterapi atau kombinasi keduanya.
Hasil : Lokasi lesi kanker paru bermetastasis ke tulang paling sering (dari 51/71 pasien) adalah vertebra 74 (43,79%), toraks 55 (32,54%) dan pelvis 28 (17,75%). Rerata jumlah pemberian ibandronic acid adalah 8 kali pemberian. Rentang waktu pemberian ibandronic acid dari tegak jenis adalah 6 bulan. Nyeri VAS setelah pemberian ibandronic acid berturut-turut nyeri VAS ringan (VAS 1-3) 14 (27,54%), nyeri VAS sedang (VAS 4-6) 37 (72,46%) dan nyeri berat (VAS 7-10) 0 (0%). Total waktu penurunan nyeri setelah pemberian ibandronic acid adalah 4 bulan. Rerata penurunan nyeri VAS pada grup nyeri VAS ringan-sedang terjadi setelah 5 kali pemberian sedangkan rerata penurunan grup nyeri VAS berat setelah 1 kali pemberian (p = 0.0001). Terdapat beberapa kejadian efek samping setelah pemberian ibandronic acid yang ditemukan pada 9 dari 51 subjek antara lain 2 (3,9%) ruam kulit, 3 (5,9%) mual dan muntah, 3 (5,9%) sakit kepala dan 1 (2,0%) demam.
Kesimpulan : Terapi ibandronic acid sangat bermanfaat untuk menurunkan nyeri kanker pada pasien kanker paru bermetastasis ke tulang

Background: Bone metastasis (BM) is one of the problems in lung cancer because it affects the prognosis and quality of life. Pain is most common symptom. The management of bone metastasis (BM) in lung cancer are treatment of primary cancer lesion, radiotherapy on the metastatic lesions and ibandronic acid.
Method : In this retrospective study, lung cancer patients with BM and treated in Persahabatan National Respiratory Referral Hospital, Jakarta, between January 1st 2016 and June 30th 2018 were enrolled. The aim of study was to evaluate the efficacy of ibandronic acid in the treatment of cancer pain caused by BM. All of patients received ibandronic acid 6 mg (intravenously) monthly and Visual Analogue Scale (VAS) was used to evaluate pain. All patients received other management cancer pain such as analgesics, radiotherapy or combination.
Results : Most BM lesions (51/71 cases) were located in vertebra 74 (43,79%), thoracic cage 55( 32,54%) and pelvic 28 (17,75%). The averages of administration of ibandronic acid 6 mg iv was 8 times. The mean time-to-treat of ibandronic acid since the first time of lung cancer diagnosis was 6 months. VAS pain scale after administration of ibandronic acid was classified to mild pain (VAS 1-3) 14 cases (27,54%), moderate pain (VAS 4-6) 37 cases (72,46%) and severe pain (VAS 7-10) 0 cases. Overall the decrease in VAS scale was seen after 4 times ibandronic acid administration. Pain was significantly improved after the fifth administration in patients which initially suffered from moderate to mild pain and was significantly improved immediately after the first administration in patients which initially suffered from severe pain (p=0,0001). The side effects caused by ibandronic acid was observed in 9 patients, in which 2 subjects (3,9%) had a rash skin, 3 subjects (5,9%) suffered nausea and vomiting, 3 subjects (5,9%) had headache, and 1 subject (2,0%) fever.
Conclusion : Ibandronic acid treatment was useful to relieve metastatic bone pain in lung cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library