Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fenny Wijaya Rusliem
"Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Pada tahun 2021, bencana tanah longsor menduduki peringkat ketiga sebagai bencana yang sering terjadi di Indonesia setelah bencana banjir dan cuaca ekstrem. Longsor dapat dipengaruhi oleh bidang gelincir, kemiringan lereng, litologi, saturasi air, permeabilitas dan porositas. Parameter ini dianalisis untuk mengidentifikasi potensi longsor menggunakan metode geolistrik. Peneliatian ini dilakukan di sekitar Bendungan Sukamahi dengan total tiga lintasan geolistrik. Pengukuran menggunakan konfigurasi Dipole-Dipole dan didapatkan hasil sebaran nilai resistivitas yaitu 37 – 79 Ωm yang diduga sebagai endapan kolovial, 52 – 89 Ωm diduga sebagai tanah residu, dan 90 – 138 Ωm diduga sebagai breksi. Pada hasil penampang ketiga lintasan terlihat adanya bidang gelincir yang diduga sebagai breksi. Berdasarkan analisis kemiringan lereng, lokasi penelitian berada pada lereng yang curam dengan kemiringan 20 – 60 derajat dan tidak stabil. Adapun litologi yang diduga akan tergelincir yaitu endapan kolovial dan tanah residu. Sehingga melalui penelitian ini, lokasi peneltian merupakan area yang rawan terhadap bencana tanah longsor.

Landslides are one of the most common disasters in Indonesia. In 2021, landslides will be ranked as the third most frequent disaster in Indonesia after floods and extreme weather. Landslides can be influenced by the slip surface, slope, lithology, water saturation, permeability and porosity. These parameters were analyzed to identify potential landslides using the geoelectric method. This research was carried out around the Sukamahi Dam with a total of three geoelectric lines. Measurements used the Dipole-Dipole configuration and we get a resistivity distribution of 37 – 79 Ωm which is assumed to be a collovial deposits, 52 – 89 Ωm is thought to be a residual soil, and 90 – 138 Ωm is thought to be a breccia. In the cross-section of the three tracks, it can be seen that there is a slip surface that is suspected to be a breccia. Based on the slope analysis, the research location is on a steep slope with a slope of 20-60 degrees and is unstable. The lithology that is expected to slip is colovial deposits and residual soil. Thus, through this research, the research location is an area that is prone to landslides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rusaid
"Kepulauan Indonesia terletak di salah satu kerangka tektonik yang paling aktif di dunia, terletak diantara perbatasan Indo-Australia, Pasifik, Filipina dan lempeng tektonik Eurasia. Posisi strategis tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi. Salah satunya terdapat pada lokasi dengan keterdapatan jalur gunung api. Oleh sebab itu wilayah Sembalun sebagai salah satu wilayah yang terdapat pada jalur gunung api dengan potensi menjanjikan diharapkan dapat menyuplai kebutuhan energi yang dibutuhkan Indonesia. Dalam eksplorasi energi panas bumi perlu dilakukan studi kelayakan. Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi potensi sumur serta memperkirakan kinerjanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui resiko potensi geohazard yang dapat terjadi dalam pemanfaatan dan Instalasi Sumur panas bumi. Dalam mendapatkan informasi lapisan bawah permukaan dapat dilakukan pengamatan langsung dari lapangan dengan menggunakan metode geofisika, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode geolistrik resistivitas. Dalam metode geolistrik resistivitas terdapat berbagai macam konfigurasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil pengamatan yang ideal, salah satu konfigurasi yang dapat digunakan yaitu konfigurasi dipole-dipole. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan metode geolistrik didapatkan bahwa lokasi Titik 3 dan Titik 4 adalah dua lokasi yang memiliki parameter tanah longsor paling signifikan dengan terdapat keberadaan bidang gelincir dengan kemiringan lereng yang curam berada pada nilai 20° hingga 30° pada titik 3 dan pada titik 4 5° hingga 20°. Lokasi dengan potensi tanah longsor yang rendah terdapat pada titik 1 dan 2 dimana lokasi ini tidak memiliki keberadaan bidang gelincir yang dapat mengakibatkan tanah longsor yang disebabkan karena lokasi ini memiliki kemiringan lereng yang cenderung landai. Sehingga lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan wellpad merupakan titik 2 yang memiliki topografi paling landai dan tidak terdapat keberadaan struktur.

The Indonesian Archipelago is situated in one of the most active tectonic frameworks in the world, nestled between the borders of the Indo-Australian, Pacific, Philippine and Eurasian tectonic plates. This strategic position makes Indonesia the richest country with geothermal energy. One of them is in a location with a volcanic path. Therefore, the Sembalun area as one of the areas in the volcanic route with promising potential is expected to be able to supply Indonesia's energy needs. In the exploration of geothermal energy, it is necessary to carry out a feasibility study. One of the activities carried out is evaluating the potential of the well and estimating its performance. This is done to determine the potential geohazard risks that can occur in the utilization and installation of geothermal wells. In obtaining subsurface information direct observations from the field can be carried out using geophysical methods, one of the methods that can be used is the resistivity geoelectric method. In the resistivity geoelectric method there are various configurations that can be used to obtain ideal observation results, one of the configurations that can be used is the dipole-dipole configuration. Based on the results of observations using the geoelectrical method, it was found that the locations of Point 3 and Point 4 are the two locations that have the most significant landslide parameters with the presence of slip planes with steep slopes at values of 20° to 30° at point 3 and at point 4 5° to 20°. Locations with low landslide potential are at points 1 and 2 where these locations do not have any slip planes that can cause landslides because these locations have a gentle slope . So that the location that can be used for installing the wellpad is point 2 which has the most sloping topography and there is no presence of structure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Melania
"Tanah longsor merupakan dikategorikan menjadi bencana hidrometeorologi paling mematikan yang dapat mengakibatkan korban luka-luka, meninggal dunia, dan kerusakan rumah serta infrastruktur. Faktor penyebab longsor dapat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, saturasi air, permeabilitas dan porositas. Parameter ini dianalisis untuk mengidentifikasi sebaran bidang gelincir dan potensi longsor menggunakan metode geolistrik. Peneliatian ini dilakukan di sekitar Dry Dam Ciawi dengan total tiga lintasan geolistrik. Pengukuran menggunakan konfigurasi Dipole-Dipole dan didapatkan hasil sebaran nilai resistivitas yaitu 3 – 23 Ωm pada kedalaman 0 – 5 meter yang diduga sebagai endapan kolluvial atau tuff lapilli terlapukkan sempuran, resistvitas 23 – 43 Ωm pada kedalaman 10 – 40 meter diduga sebagai tuff lapili, dan resistivitas > 60 Ωm diduga sebagai breksi tuff. Pada hasil penampang ketiga lintasan terlihat adanya dugaan bidang
gelincir atntara breksi tuff dengan endapan alluvial atau tuff lapilli terlapukkan sempurna.
Berdasarkan analisis kemiringan lereng, lokasi penelitian berada pada lereng yang curam dengan kemiringan 25 – 45 derajat dan tidak stabil. Adapun litologi yang diduga akan tergelincir yaitu endapan kolluvial atau endapa tuff lapilli terlapukkan sempurna. Sehingga, melalui penelitian ini area penelitian memiliki potensi terjadi tanah longsor

Landslides are categorized as the deadliest hydro-meteorological disaster which can result
in injuries, deaths, and damage to houses and infrastructure. Factors causing landslides
can be influenced by slope, water saturation, permeability, and porosity. This parameter
is analyzed to identify the distribution of slip planes and the potential for landslides using
the geoelectric method. This research was carried out around the Ciawi Dry Dam with a
total of three geoelectric trajectories. Measurements used the Dipole-Dipole configuration
and the results obtained were the distribution of resistivity values, namely 3 – 23 Ωm at
a depth of 0 – 5 meters which is suspected to be a colluvial deposit or perfectly weathered
lapilli tuff, resistivity of 23 – 43 Ωm at a depth of 10 – 40 meters is suspected to be a
lapilli tuff. and resistivity > 60 Ωm is suspected as tuff breccia. In the results of the third
section of the track, there is an alleged slip plane between breccia tuff and alluvial deposits
or perfectly weathered lapilli tuff. Based on the slope analysis, the research location is on
a steep slope with a slope of 25-45 degrees and is unstable. The lithology suspected of
slipping is colluvial deposits or perfectly weathered lapilli tuff deposits. So, through this
research the research area has the potential for landslides to occur.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedict Avner
"Bidang gelincir adalah penyebab terjadinya bencan Gerakan tanah. Bidang gelincir bisa di artikan sebagai bidang yang menjadi batasan bergeraknya massa tanah terhadap massa tanah yang diam. Gerakan tanah yang terjadi di Desa Pairsuren memberikan dampak kerusakan bagi permukiman dan area persawahan di sekitar lokasi bencana. Untuk mengantisipasi adanya gerakan tanah susulan, maka dilakukan analisis mengenai penyebab gerakan tanah dan identifikasi bidang gelincir menggunakan metode geofisika. Ground penetrating radar (GPR) merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bawah permukaan tanah. Kontras amplitudo yang didapat pada perekaman data digunakan sebagai pendekatan litologi batuan dan lapisan batuan bawah permukaan tanah sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab longsor. Metode Resistivitas DC digunakan untuk memperoleh informasi mengenai bidang gelincir pada area gerakan tanah berdasarkan tahanan jenis batuan. Pengukuran kedua metode tersebut dilakukan pada satu lintasan yang sama. Hasil dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan sekaligus informasi tentang potensi akan daerah rawan longsor.

The slip plane is the cause of the ground motion disaster. The slip plane can be interpreted as a field which is the boundary for the movement of the soil mass against the stationary soil mass. The ground movement that occurred in Pairsuren Village had a damaging impact on settlements and rice fields around the disaster site. To anticipate any subsequent ground motions, an analysis of the causes of ground motions is carried out and identification of slip planes using geophysical methods. Ground penetrating radar (GPR) is one of the geophysical methods that can be used to identify the subsurface. The amplitude contrast obtained in the data recording is used as an approach to rock lithology and subsurface rock layers so that it can be used to identify the causes of landslides. The DC resistivity method is used to obtain information about the slip planes in the ground motion area based on the rock resistivity. Measurements of both methods are carried out on the same trajectory. The result of conducting this research is that it can provide knowledge as well as information about the potential for landslide-prone areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira Asfa Revaldi
"Pembangunan Bendungan Bagong yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat guna untuk meningkatkan perekonomian negara terletak pada Kabupaten Trenggalek. Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu wilayah yang memiliki risiko tanah longsor. Tanah longsor sendiri terjadi ketika terdapatnya bidang gelincir. Faktor lain juga dapat mempengaruhi seperti faktor elevasi dan kemiringan, hidrologi, dan pengaruh kegiatan manusia. Pada penelitian ini dilakukan pengidentifikasian zona rawan longsor dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Terdapat enam lintasan geolistrik dan juga terdapat satu lubang bor. Hasil pengolahan geolistrik yang diperoleh dapat digunakan untuk mengidentifikasi litologi dibawah permukaan sesuai dengan nilai resistivitas yang didapatkan yaitu lempung (2-3 ohm.m), Batulempung (4-5 ohm.m), Pasir (6-8 ohm.m), Batupasir (9-13 ohm.m) dan Batugamping (14-27ohm.m). Hasil dari identifikasi litologi ini juga disesuaikan dengan data bor. Zona rawan longsor ditandai dengan adanya bidang gelincir yaitu antara lapisan yang mudah meloloskan air dan sulit meloloskan air. Berdasarkan hasil identifikasi, pada lintasan 2, 4, 5, dan 6 diindikasikan terdapat bidang gelincir dengan perbatasan litologi pasir sebagai lapisan yang mudah meloloskan air sedangkan lempung dan batugamping sebagai lapisan sulit meloloskan air. Faktor kemiringan lereng pada wilayah penelitian berada pada kategori tinggi (25-40%) dan yang memiliki arah kemiringan yang sama dengan arah bidang gelincir adalah lintasan 2, dan pada lintasan lainnya kemiringannya cenderung landai. Faktor ini membuat lintasan 2 merupakan lintasan yang paling berisiko dibanding lintasan lainnya. Lintasan lain memiliki kemungkinan kecil terjadi tanah longsor ataupun hanya akan terjadi penurunan tanah. Selain itu, pengaruh presipitasi air hujan yang tinggi (>3000mm/tahun) pada wilayah ini menjadi faktor penambah risiko. Untuk lintasan 1 dan 3 tidak ditemukan bidang gelincir sehingga memiliki kemungkinan kecil terjadinya longsor. Berdasarkan identifikasi ini, dapat dikatakan wilayah Bendungan Bagong memiliki potensi terjadi tanah longsor namun tidak terlalu tinggi dan demi keamanan pembangunan dapat dilakukan proses penguatan pondasi bendungan.

The construction of Bagong Dam, built by the Ministry of Public Works and Public Housing to improve the country's economy, is located in Trenggalek Regency. Trenggalek Regency is one of the areas at risk of landslides. Landslides occur when there is a sliding plane. Other factors can also influence such as elevation and slope, hydrology, and human activities. In this research, the landslide prone zone was identified using resistivity geoelectric method. There are six geoelectric trajectories and one borehole. The geoelectric processing results obtained can be used to identify the subsurface lithology according to the resistivity value obtained, namely clay (2-3 ohm.m), claystone (4-5 ohm.m), sand (6-8 ohm.m), sandstone (9-13 ohm.m) and limestone (14-27ohm.m). The results of this lithology identification are also matched with the drill data. Landslide-prone zones are characterized by the presence of a sliding plane between layers that are easy to pass water and difficult to pass water. Based on the identification results, on tracks 2, 4, 5 and 6, there are indicated sliding planes with sand lithology boundaries as a layer that easily passes water while clay and limestone as a layer that is difficult to pass water. The slope factor in the study area is in the high category (25-40%) and the one that has the same slope direction as the direction of the slide plane is track 2, and in other tracks the slope tends to be gentle. This factor makes track 2 the most risky track compared to other tracks. The other trajectories are less likely to have landslides or only land subsidence. In addition, the influence of high rainwater precipitation (>3000mm/year) in this area is an additional risk factor. For trajectories 1 and 3, no sliding planes were found and therefore landslides are less likely to occur. Based on this identification, it can be said that the Bagong Dam area has the potential for landslides but not too high and for the sake of construction safety, a process of strengthening the dam foundation can be carried out."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih Abdul Halim
"Penelitian dilakukan pada daerah di Sumedang desa Cilayung, kabupaten Sumedang, provinsi Jawa Barat. Investigasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi bidang gelincir dan retakan vertikal pada bawah permukaan yang menjadi faktor terjadinya bencana tanah longsor dengan menggunakan metode Ground Penetrating Radar (GPR) data pendukung pada studi ini adalah data curah hujan dari Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station data (CHIRPS) dan data DEMNAS metode Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengetahui intensitas curah hujan dan kemiringan lereng pada daerah penelitian. Pada hasil penampang GPR diidentifikasi adanya bidang gelincir pada kedalaman 4-5 meter pada penampang 1, kemudian 5-6 meter pada penampang 2, 3-4 meter pada penampang 3, 3-5 meter pada penampang 4, dan pada penampang 5 tidak terdapat bidang gelincir. Serta retakan vertikal yang menjadi jalur masuk fluida memiliki penerusan pada kedalaman 2-3 meter pada penampang 1, 4-5 meter pada penampang 2, 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 3, dan 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 4. Hasil pengolahan SIG menunjukkan bahwa pada desa Cilayung memiliki intensitas curah hujan yang sedang dan hasil dari pengolahan data DEMNAS didapat mulai dari datar sampai agak curam. Kesimpulan dari penelitian ini desa Cilayung terkategori sebagai daerah yang memiliki potensi tanah longsor hal ini disebabkan dari 5 lintasan GPR yang diukur didapati bidang gelincir didukung dengan keberadaan retakan vertikal, intensitas curah hujan, dan kemiringan lereng yang bisa menjadi faktor untuk memicu tanah longsor.

The research was conducted in the Sumedang area of Cilayung village, Sumedang district, West Java province. This investigation was carried out to identify slip planes and vertical subsurface cracks, which are factors in the occurrence of landslides, using the Ground Penetrating Radar (GPR) method. The supporting data for this study are rainfall data from the Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station Data (CHIRPS) and DEMNAS data using the Geographic Information System (GIS) method to determine rainfall intensity and slope in the study area. In the results of the GPR cross-section, it was identified that there was a slip plane at a depth of 4-5 meters at cross-section 1, then 5-6 meters at cross-section 2, 3-4 meters at cross-section 3, 3-5 meters at cross-section 4, and no plane slip at cross-section 5. as well as soil cracks that become fluid entry routes and have a continuation at a depth of 2-3 meters at cross section 1, 4-5 meters at section 2, 1-2 meters and 3-4 meters at section 3, and 1-2 meters and 3-4 meters in cross section 4. The GIS processing results show that the Cilayung village has moderate rainfall intensity, and the results from DEMNAS data processing range from flat to slightly steep. The conclusion from this research is that Cilayung village is categorized as an area that has the potential for landslides. This is due to the fact that the five measured GPR tracks found that the slip plane is supported by the presence of soil cracks, rainfall intensity, and slope, which can be factors for triggering landslides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Julian Nugroho
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi tanah longsor pada empat kandidat tapak sumur Gunung Endut menggunakan metode tahanan jenis 2D dan 3D. Parameter potensi tanah longsor adalah litologi batuan, bidang gelincir, kemiringan lereng, saturasi air, getaran, dan pembebanan. Di setiap titik kandidat tapak sumur terdapat empat lintasan pengukuran menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi dipole – dipole sehingga total lintasan pengukuran terdapat enam belas lintasan yang diolah pada penelitian. Pada penelitian ini data geolistrik tahanan jenis hasil akuisisi di lapangan diinversi dua dimensi, dimodelkan tiga dimensi, dan diinterpretasi. Hasil dari pengolahan metode tahanan jenis menunjukkan kandidat tapak sumur titik A memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 15,6 Ωm – 6622 Ωm. Kandidat tapak sumur titik B memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 8,43 Ωm – 3382 Ωm. Kandidat tapak sumur titik C memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 10,2 Ωm – 702 Ωm. Kandidat tapak sumur titik D memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 7,23 Ωm – 3761 Ωm. Pada interpretasi penelitian kandidat tapak sumur titik A ditemukan bidang gelincir pada kedalaman 20 m dengan kemiringan wilayah lereng terjal (35º-45º). Kandidat tapak sumur titik B ditemukan bidang gelincir pada kedalaman 30 m dengan kemiringan lereng wilayah sangat terjal (70º-80º). Kandidat tapak sumur titik C tidak ditemukan bidang gelincir dengan kemiringan lereng wilayah landai hingga curam (5º-10º). Kandidat tapak sumur titik D ditemukan bidang gelincir pada kedalaman 25 m dengan kemiringan lereng wilayah Landai (0º-5º). Berdasarkan analisis maka potensi longsor kandidat tapak sumur titik A dan B memiliki potensi tanah longsor tinggi sedangkan kandidat tapak sumur titik C memiliki potensi tanah longsor sedang dan kandidat tapak sumur D memiliki potensi tanah longsor kecil.

This study was conducted to identify the potential for landslides at Mt. Endut well site candidate using 2D and 3D resistivity methods. Parameters that become the existence of potential landslides are rock lithology, slip plane, slope, air saturation, vibration, and loading. At each wellsite candidate point, there are four lines measurements using the geoelectrical method of resistivity with a dipole-dipole configuration so that a total of sixteen lines were processed in the study. In this research of geoelectrical data, the types of acquisition results in the field are inverted in two dimensions, modelled in three dimensions, and interpreted. The results of processing the choices show that the choice of well site point A has a distribution of food type values from 15.6 Ωm – 6622 Ωm. The candidate well site for point B has a value distribution of type 8.43 Ωm – 3382 Ωm. The candidate well site for point C has a value distribution of 10.2Ω m – 702 Ωm. The candidate well site point D has a boundary value distribution of 7.23 Ωm – 3761 Ωm. In the research interpretation of the well footprint area of point A, slippage was found at a depth of 20 m with a steep slope (35º-45º). The candidate for the well site point B has a slip plane at a depth of 30 m with a very steep slope (70º-80º). The candidate for the well site point C does not have a slip plane with a gentle to steep slope area (5º-10º). Candidate for the well site point D slip plane at a depth of 25 m with a slope of the Sloping area (0º-5º). Based on the analysis, the landslide potential for well site candidates A and B have high landslide potential, while well site candidates for point C have moderate landslide potential and well site candidate D has small landslide potential."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Farhati
"Desa Keranggan, Setu, Tangerang Selatan yang menjadi wilayah penelitian merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang berpotensi longsor. Wilayah ini memiliki karakter tanah bergerak dengan adanya lereng yang sangat curam. Pada rumah-rumah warga di atas lereng timbul retakan sejajar lereng yang mengindikasikan adanya pergerakan tanah. Oleh karena itu dilakukan pengukuran geolistrik tahanan jenis 2 dimensi untuk mengetahui struktur litologi bawah permukaan yang berpotensi dapat berperan sebagai bidang gelincir. Pengukuran menggunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger di 2 lintasan berarah Barat-Timur. Panjang lintasan 1 dan 2 secara berturut-turut adalah 117,5 dan 105 meter dengan jarak antar elektroda 2,5 meter. Dari hasil korelasi model tahanan jenis, data geologi regional, dan data sumur yang dikumpulkan dari sumur warga, diyakini bahwa litologi penyusun di wilayah penelitian terdiri dari litologi batu lempung, batu pasir, dan konglomerat batu apung yang merupakan bagian dari Formasi Serpong. Dari model tahanan jenis terindikasi adanya bidang gelincir dengan litologi batu lempung di atas konglomerat batu apung dengan kemiringan 53o tepat di bawah lereng. Diduga kuat bidang gelincir ini memicu terbentuknya lereng di permukaan dengan kemiringan serupa sekitar 53o. Kedua faktor tersebut diperparah dengan beban yang tinggi dari jumlah penduduk dan kendaraan di atasnya, serta getaran yang berasal dari aktivitas manusia sehari-hari.

Keranggan Village, Setu, South Tangerang City which as research area is one of areas in Indonesia that has the potential of landslide. This area has the character of oil movement with very steep slope. In the houses of residents on the slope, cracks appear parallel to the slope that indicate soil movement. Therefore, we use geoelectrical measurements of 2- dimensional resistivity to determine the subsurface lithological structure that could act as a slip surface. The measurement using the Wenner-Schlumberger electrodes configuration on 2 lines with a West-East direction. The length of line 1 and 2 are 117.5 and 105 meters, with electrodes distance 2.5 meters. From the correlation between the resistivity model, regional geological data, and well data collected from resident wells, it is believed that the constituent lithology in the research area consists of claystone, sandstone, and pumice conglomerate which is part of the Serpong Formation. It is indicated that there is a slip surface that consist of claystone above pumice conglomerate with a slope of 53o just below the surface. This slip surface suspected triggers the formation of slope on the surface with a similar value of slope about 53o . Both of these factors are exacerbated by the high burden of the population and vehicles on it, as well as vibrations that come from daily human activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Anggi Hasian
"Sifat tanah adalah aspek terpenting dari rekayasa tanah. Saat ini, geoteknik dan geofisika digunakan untuk mengevaluasi tanah longsor. Metode geoteknik memberikan data yang akurat, tetapi memakan waktu dan biaya yang mahal, sedangkan metode geofisika dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang murah, namun akurasinya lebih rendah dibandingkan dengan metode geoteknik. Oleh karena itu, penggunaan metode geoteknik dan geofisika dapat memberikan solusi yang cocok untuk evaluasi tanah longsor. Dalam studi ini, untuk mengevaluasi longsoran Surian-Pd.Argo KM 76+900, Padang, Provinsi Sumatera Barat, dilakukan korelasi data geofisika yaitu resistivitas dan geoteknik untuk analisis stabilitas lereng dan menentukan lapisan tanah bawah permukaan. Dilakukan 6 lintasan survei geolistrik dan 4 pengeboran untuk Uji Penetrasi Standar (SPT) serta pengambilan contoh tanah. Data penyelidikan geoteknik dan geofisika selanjutnya dikorelasikan. Seperti contoh korelasi antara N-SPT-resistivitas, kohesi-resistivitas, kadar air-resistivitas, dan sudut geser-resistivitas.

The properties of soil are the most important aspect of ground engineering. Today, geotechnical and geophysical techniques are used for landslide evaluation. Geotechnical methods provide accurate data, but are time consuming and costly, while geophysical methods are fast and inexpensive, yet their accuracy is lower than that of the geotechnical methods. Therefore, simultaneous use of geotechnical and geophysical methods provides a suitable solution for landslide evaluation. In the present study, in order to evaluate Surian-Pd.Argo KM 76+900 landslide, Padang, West Sumatera Province, integrated geophysical such as resistivity and geotechnical methods for a proposed slope stability was carried out and to determine of subsoil. Six traverses of geoelectrical survey were carried out and four boreholes for Standard Penetration Test (SPT) and soil sample were drilled. The data obtained from geotechnical and geophysical investigations were correlated. For example SPT-N-resistivity, cohesion-resistivity, moisture content-resistivity, and angle of friction-resistivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Syaifullah
"Tanah longsor dianggap sebagai salah satu bencana hidrometeorologi yang paling berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa kerugian, diantaranya korban jiwa dan luka-luka, kerusakan pada rumah dan infrastruktur. Faktor-faktor yang memicu longsor meliputi kemiringan lereng, kejenuhan air, porositas, dan permeabilitas. Parameter-parameter ini dianalisis dengan tujuan untuk mengidentifikasi sebaran bidang gelincir dan potensi longsor dengan memanfaatkan metode geolistrik. Penelitian ini dilaksanakan di Bendungan Manikin dengan total terdapat tiga lintasan geolistrik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan konfigurasi dipol-dipol, dan hasilnya menunjukkan sebaran nilai resistivitas antara 1 hingga 36 Ωm pada kedalaman 0 hingga 5 meter, yang diduga sebagai endapan batu pasir yang terlapuk secara sempurna, resistivitas antara 36 hingga 720 Ωm pada kedalaman 1 hingga 20 meter yang diduga sebagai shale, dan resistivitas lebih dari 720 Ωm yang diduga sebagai shale. Dari hasil penampang ketiga lintasan, bisa ditemukan adanya dugaan bidang gelincir antara batu pasir dan shale yang terlapuk sempurna. Berdasarkan analisis tingkat kemiringan lereng, lokasi penelitian ini terletak pada lereng yang curam dengan tingkat kemiringan antara 25 hingga 45 derajat dan cenderung tidak stabil. Kemudian litologi yang diduga akan mengalami gelinciran adalah endapan shale yang terlapuk sempurna. Oleh karena itu, diharapkan melalui penelitian ini bisa memetakan potensi wilayah penelitian ini untuk mengalami tanah longsor.

Landslides are considered one of the most dangerous hydrometeorological disasters because they can cause several losses, including loss of life and injuries, damage to houses and infrastructure. Factors that trigger landslides include slope slope, water saturation, porosity and permeability. These parameters are analyzed with the aim of identifying the distribution of slip areas and potential landslides using geoelectric methods. This research was carried out on the side of the road around the Manikin Dam with a total of three geoelectric lines. Measurements were carried out using a dipole-dipole configuration, and the results showed a distribution of resistivity values ​​between 1 and 36 Ωm at a depth of 0 to 5 meters, which is thought to be completely weathered sandstone deposits, resistivity between 36 and 720 Ωm at a depth of 1 to 20 meters. which is suspected to be shale, and resistivity of more than 720 Ωm which is suspected to be colluvial shale. From the results of the cross-sections of the three tracks, it can be found that there is a suspected slip area between the sandstone and the sandstone which is completely weathered. Based on the analysis of the slope level, this research location is located on a steep slope with a slope of between 25 to 45 degrees and tends to be unstable. Then the lithology that is suspected to experience slipping is completely weathered colluvial shale deposits. Therefore, it is hoped that through this research we can map the potential of this research area to experience landslides."
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library