Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Wahyudi
"Berbagai keterkaitan suatu perusahaan dengan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi menjadi perhatian stakeholders dan manajemen perusahaan di kalangan lokal, regional dan global. Perusahaan nasional yang bergerak di bidang energi khususnya eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi juga perlu memperkirakan berkelanjutannya korporasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model korporasi berkelanjutan perusahaan minyak dan gas bumi serta untuk mempelajari pengaruh sosial dan lingkungan terhadap keberlanjutan korporasi dan mempelajari tingkat sustainabilitas korporasi.
Metodologi penelitian ini adalah melakukan analisa korporasi berkelanjutan dengan menggunakan data publik PT. X, melakukan pengembangan model korporasi berkelanjutan dengan mengadopsi model triple bottom line API/IPIECA.
Pengukuran tingkat sustainabilitas PT. X dibandingkan dengan perusahaan minyak dan gas bumi dunia sebagai benchmark dan pendekatan logika Fuzzy untuk melihat penyebaran tingkat sustainabilitas perusahaan. Analisa sensitivitas dengan perubahan + 10% pada indikator sustainabilitas dilakukan untuk mengetahui indikator yang paling berpengaruh terhadap tingkat sustainabilitas.
Hasil penelitian didapatkan model korporasi berkelanjutan dengan pendekatan model triple bottom line API/IPIECA memberikan gambaran posisi perusahaan minyak dan gas bumi nasional relatif terhadap perusahaan di sektor perusahaan minyak dan gas bumi internasional. Tingkat sustainabilitas perusahaan minyak dan gas bumi PT. X sebesar 0,46 atau berada pada tingkat menengah. Tingkat sustainabilitas perusahaan minyak dan gas bumi dunia berada pada tingkat tinggi ? sangat tinggi. Model dengan pembobotan setara pada indikator inti memberikan perbedaan indeks sustainabilitas sebesar 4,3% dibandingkan dengan model DJSI (Dow Jones Sustainability Index).
Urutan sensitivitas indikator inti dari yang paling sensitif adalah Indikator lingkungan, disusul indikator sosial dan terakhir adalah indikator ekonomi. Perusahaan minyak dan gas bumi PT. X sensitif terhadap indikator lingkungan, dimana peningkatan 10% pada indikator lingkungan akan memberikan kenaikan 15,1% pada tingkat sustainabilitas.

Several relationships of corporation with environment, social and economic aspects become the concern of stakeholders and corporate management in local, regional dan global point of view. National corporation in energy sector especially exploration and production of oil and gas industry shall predict the sustainability of their corporation.
The purposes of this research are developing the model of corporate sustainability of oil and gas and learning influence of the economic, social and environment aspects regarding the corporate sustainability.
Method of thesis is analizing corporate sustainability by using public information of PT. X and PT. Y as comparation, developing model of corporate sustainability of which adopt triple bottom line model of API/IPIECA guideline. Measurement of sustainability score is compared to world class oil and gas company as benchmark and uses Fuzzy logic approach to review corporate sustainability index. Sensitivity analysis with + 10% changing of sustainability indicator is carried out to study the most affecting indicator to sustainability index.
The results of this research shows corporate sustainability model with triple bottom line model API/IPIECA approach gives relative position of national oil and gas company to international oil and gas company. Sustainability index of PT. X is 0,46 or in intermediate level. Sustainability index of world class oil and gas company in high ? very high level. Equal weighting model to core indicator gives sustainability index difference at 4,3% compared to DJSI Model (Dow Jones Sustainability Index).
Rank of core indicator sensitivity start from the most sensitive is environment indicator, social indicator and economic indicator. National oil and gas company PT. X is sensitive to environment indicator, of which 10% increment on environment indicator increases 15,1% of its sustainability index.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27544
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zanariah
"Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan terus berkembang seirama dengan pesatnya kemajuan pembangunan dan aktivitas penduduknya. Kegiatan pembangunan kota membawa implikasi pada upaya perbaikan kuaiitas kehidupan masyarakat dan kualitas Iingkungan hidup. Permasalahan yang dapat diidentifikasi daiam penelitian ini adalah: (a) penyediaan air bersih belum memenuhi kebutuhan masyarakatnya, baik kualitas maupun kuantitasnya, (b) sering terjadi pemadaman aliran listrik secara bergilir yang mengganggu aktivitas masyarakat, (c) kondisi infrastruktur kota sebagian besar rusak, (d) terbatasnya ruang terbuka hijau pada lokasi-lokasi padat hunian.
Masalah penelitian adaiah bagaimana pengembangan praktis indikator keberlanjutan Kota Palembang. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan pengembangan praktis indikator keberlanjutan Kota Palembang. Mengidentifikasi masalah-masalah pokok Kota Palembang yang mengancam keberlanjutan Kota dan menyusun indikator-indikator pembangunan berkelanjutan secara kualitatif normatif.

Palembang is the capital city of South Sumatra Province has many progress in development and social activities. City development activities have some impact on quality of environment and improvement of human life. Many problem can be identifed such as (a) the quality and quantity of water supply is necessary not enough with society needs, (b) the electrical turn-off often disturb the human activities, (c) the public infrastructure much inappropriate condition, and (d) lack of green space in many slump areas.
The problem in this research is how practical of sustainable development indicator of Palembang city. The aim of this research is to give a concept of the practical of sustainable development indicators of Palembang city. To identify the main problems of Palembang city which threatening of sustainable city and to arrange normative or qualitative concept of sustainable development indicators."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T10482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herdianto Wahyu Kustiadi
"ABSTRAK
Disertasi ini mengaji tentang konsep dan model keberlanjutan ibukota negara sebagai kota tempat penyelenggaraan pusat pemerintahann nasional dalam mengambil kebijakan nasional. Ibukota negara memiliki fungsi, infrastruktur dan fasilitas, kebutuhan security dan amenity yang berbeda dengan kota (indikator FISA). Agar ibukota negara berkelanjutan dibutuhkan kegiatan yang mengutamakan fungsi pemerintahan dan jasa pendukung, infrastruktur dan fasilitas, kebutuhan security dan amenity (keberlanjutan FISA). Membangun ibukota negara dengan mengutamakan pertumbuhan ekonomi justru menimbulkan bangkitan dan tarikan pertumbuhan penduduk yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan pembangunan infrastruktur, mengurangi luasan lahan untuk fungsi ekosistem, meningkatnya kepadatan kota dan mempengaruhi kondisi sosial kota. Umpan balik dari menurunnya kualitas lingkungan dan kondisi sosial ini menjadi faktor pembatas yang menekan perkembangan ekonomi dan keberlanjutan ibukota negara. Implikasi konsep keberlanjutan FISA untuk pembangunan berkelanjutan Jakarta sebagai ibukota NKRI adalah dilakukan distribusi fungsi untuk memperkuat fungsi pusat pemerintahan dan jasa pendukungnya, penguatan kawasan pusat pemerintahan nasional di Kawasan Monas dan Lapangan Banteng, dan membangun kelembagaan Pemerintahan Kota Jakarta Pusat dengan tugas khusus sebagai pengelola fasilitas ibukota negara."
Depok: 2011
D1307
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Perth: AIPSSA, 2017
338.927 GAG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkudung, Auderey Gamaliel Dotulong
"[ABSTRAK
Karakteristik Pulau Besar berbeda dengan Pulau Kecil yang terpisah dari Pulau Besar. Pulau kecil atau pulau-pulau kecil yang terisolasi memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan dalam sumber daya alam baik di darat maupun di laut sehingga pengelolaan pembangunannya perlu berbasiskan gugus pulau kecil. Fokus penelitian ini adalah tentang pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Gugus Pulau Kecil: Studi kasus di Kepulauan Wangi-wangi, salah satu kawasan terumbu karang Taman Nasional Laut Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan tidak berkelanjutannya kegiatan pariwisata bahari di Kepulauan Wangi-wangi Wakatobi. Studi ini juga ingin menemukan model pengelolaan pariwisata bahari berkelanjutan yang khas Wakatobi. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Teknik mengumpulkan data adalah observasi, survei, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan pemangku kepentingan, dan analisis SWOT. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kegiatan pariwisata di Pulau Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi belum dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pariwisata bahari berkelanjutan. Ada 5 faktor negatif dan 5 faktor positif yang berpengaruh pada kegiatan pariwisata berkelanjutan di Pulau Wangi-wangi. Untuk mengantisipasi kondisi ini peneliti mengusulkan model pengelolaan pariwisata bahari berkelanjutan yang sesuai dengan karakteristik gugus pulau Wangi-wangi Wakatobi. Model tersebut adalah model yang berbasis kemitraan atau pengembangan usaha bersama di bidang pengelolaan kepariwisataan yang melibatkan Pemda, Lembaga Adat, Kelompok Masyarakat Lokal, dan Profesional.;

ABSTRACT
Big islands have different characteristics from small islands which are separated from big islands. These isolated small islands are limited both in their natural resources on land and in the sea which require a specific development management: small island region development management. The focus of this research is on sustainable tourism management in small island region with Wangi ? wangi islands as the case study. Wangi-wangi islands is a part of Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi. This study was conducted to identify factors that lead to unsustainable marine tourism activities in Wangi ? wangi islands. The purpose of the study is to create a sustainable marine tourism management model appropriate for the condition found in Wakatobi. The research method is qualitative - descriptive. The data collection method used is observation, survey to the stakeholders, in-depth interviews with the stakeholders, forum group discussion (FGD), and SWOT analysis. The results of the research shows that tourism activities in Wangi ? wangi islands Wakatobi has not been carried out in accordance with the principles of sustainable marine tourism . There are five negative and five positive factors affecting the activities of sustainable tourism. To anticipate this condition, the research proposes a model of sustainable management of marine tourism that is appropriate for the characteristics found in Wangi ? wangi islands in Wakatobi. The model is based on a model of partnership or joint venture development in the field of tourism management involving Local Government, Indigenous Institute, Local Community Groups and Professional.;Big islands have different characteristics from small islands which are separated from big islands. These isolated small islands are limited both in their natural resources on land and in the sea which require a specific development management: small island region development management. The focus of this research is on sustainable tourism management in small island region with Wangi ? wangi islands as the case study. Wangi-wangi islands is a part of Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi. This study was conducted to identify factors that lead to unsustainable marine tourism activities in Wangi ? wangi islands. The purpose of the study is to create a sustainable marine tourism management model appropriate for the condition found in Wakatobi. The research method is qualitative - descriptive. The data collection method used is observation, survey to the stakeholders, in-depth interviews with the stakeholders, forum group discussion (FGD), and SWOT analysis. The results of the research shows that tourism activities in Wangi ? wangi islands Wakatobi has not been carried out in accordance with the principles of sustainable marine tourism . There are five negative and five positive factors affecting the activities of sustainable tourism. To anticipate this condition, the research proposes a model of sustainable management of marine tourism that is appropriate for the characteristics found in Wangi ? wangi islands in Wakatobi. The model is based on a model of partnership or joint venture development in the field of tourism management involving Local Government, Indigenous Institute, Local Community Groups and Professional.;Big islands have different characteristics from small islands which are separated from big islands. These isolated small islands are limited both in their natural resources on land and in the sea which require a specific development management: small island region development management. The focus of this research is on sustainable tourism management in small island region with Wangi ? wangi islands as the case study. Wangi-wangi islands is a part of Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi. This study was conducted to identify factors that lead to unsustainable marine tourism activities in Wangi ? wangi islands. The purpose of the study is to create a sustainable marine tourism management model appropriate for the condition found in Wakatobi. The research method is qualitative - descriptive. The data collection method used is observation, survey to the stakeholders, in-depth interviews with the stakeholders, forum group discussion (FGD), and SWOT analysis. The results of the research shows that tourism activities in Wangi ? wangi islands Wakatobi has not been carried out in accordance with the principles of sustainable marine tourism . There are five negative and five positive factors affecting the activities of sustainable tourism. To anticipate this condition, the research proposes a model of sustainable management of marine tourism that is appropriate for the characteristics found in Wangi ? wangi islands in Wakatobi. The model is based on a model of partnership or joint venture development in the field of tourism management involving Local Government, Indigenous Institute, Local Community Groups and Professional.;Big islands have different characteristics from small islands which are separated from big islands. These isolated small islands are limited both in their natural resources on land and in the sea which require a specific development management: small island region development management. The focus of this research is on sustainable tourism management in small island region with Wangi ? wangi islands as the case study. Wangi-wangi islands is a part of Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi. This study was conducted to identify factors that lead to unsustainable marine tourism activities in Wangi ? wangi islands. The purpose of the study is to create a sustainable marine tourism management model appropriate for the condition found in Wakatobi. The research method is qualitative - descriptive. The data collection method used is observation, survey to the stakeholders, in-depth interviews with the stakeholders, forum group discussion (FGD), and SWOT analysis. The results of the research shows that tourism activities in Wangi ? wangi islands Wakatobi has not been carried out in accordance with the principles of sustainable marine tourism . There are five negative and five positive factors affecting the activities of sustainable tourism. To anticipate this condition, the research proposes a model of sustainable management of marine tourism that is appropriate for the characteristics found in Wangi ? wangi islands in Wakatobi. The model is based on a model of partnership or joint venture development in the field of tourism management involving Local Government, Indigenous Institute, Local Community Groups and Professional.;Big islands have different characteristics from small islands which are separated from big islands. These isolated small islands are limited both in their natural resources on land and in the sea which require a specific development management: small island region development management. The focus of this research is on sustainable tourism management in small island region with Wangi ? wangi islands as the case study. Wangi-wangi islands is a part of Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi. This study was conducted to identify factors that lead to unsustainable marine tourism activities in Wangi ? wangi islands. The purpose of the study is to create a sustainable marine tourism management model appropriate for the condition found in Wakatobi. The research method is qualitative - descriptive. The data collection method used is observation, survey to the stakeholders, in-depth interviews with the stakeholders, forum group discussion (FGD), and SWOT analysis. The results of the research shows that tourism activities in Wangi ? wangi islands Wakatobi has not been carried out in accordance with the principles of sustainable marine tourism . There are five negative and five positive factors affecting the activities of sustainable tourism. To anticipate this condition, the research proposes a model of sustainable management of marine tourism that is appropriate for the characteristics found in Wangi ? wangi islands in Wakatobi. The model is based on a model of partnership or joint venture development in the field of tourism management involving Local Government, Indigenous Institute, Local Community Groups and Professional.;Big islands have different characteristics from small islands which are separated from big islands. These isolated small islands are limited both in their natural resources on land and in the sea which require a specific development management: small island region development management. The focus of this research is on sustainable tourism management in small island region with Wangi ? wangi islands as the case study. Wangi-wangi islands is a part of Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi. This study was conducted to identify factors that lead to unsustainable marine tourism activities in Wangi ? wangi islands. The purpose of the study is to create a sustainable marine tourism management model appropriate for the condition found in Wakatobi. The research method is qualitative - descriptive. The data collection method used is observation, survey to the stakeholders, in-depth interviews with the stakeholders, forum group discussion (FGD), and SWOT analysis. The results of the research shows that tourism activities in Wangi ? wangi islands Wakatobi has not been carried out in accordance with the principles of sustainable marine tourism . There are five negative and five positive factors affecting the activities of sustainable tourism. To anticipate this condition, the research proposes a model of sustainable management of marine tourism that is appropriate for the characteristics found in Wangi ? wangi islands in Wakatobi. The model is based on a model of partnership or joint venture development in the field of tourism management involving Local Government, Indigenous Institute, Local Community Groups and Professional., Big islands have different characteristics from small islands which are separated from big islands. These isolated small islands are limited both in their natural resources on land and in the sea which require a specific development management: small island region development management. The focus of this research is on sustainable tourism management in small island region with Wangi – wangi islands as the case study. Wangi-wangi islands is a part of Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi. This study was conducted to identify factors that lead to unsustainable marine tourism activities in Wangi – wangi islands. The purpose of the study is to create a sustainable marine tourism management model appropriate for the condition found in Wakatobi. The research method is qualitative - descriptive. The data collection method used is observation, survey to the stakeholders, in-depth interviews with the stakeholders, forum group discussion (FGD), and SWOT analysis. The results of the research shows that tourism activities in Wangi – wangi islands Wakatobi has not been carried out in accordance with the principles of sustainable marine tourism . There are five negative and five positive factors affecting the activities of sustainable tourism. To anticipate this condition, the research proposes a model of sustainable management of marine tourism that is appropriate for the characteristics found in Wangi – wangi islands in Wakatobi. The model is based on a model of partnership or joint venture development in the field of tourism management involving Local Government, Indigenous Institute, Local Community Groups and Professional.]"
2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nurdianty Rohim
"Tinjauan literatur ini membahas konsep dan praktik keuangan berkelanjutan dalam studi Hubungan Internasional. Keuangan berkelanjutan merupakan sebuah konsep untuk memahami aktivitas keuangan yang berinteraksi dengan dimensi sosial dan lingkungan. Tinjauan literatur ini disusun untuk memetakan dan menganalisis 33 literatur mengenai keuangan berkelanjutan dalam studi Hubungan Internasional. Penulis memetakan literatur tersebut dengan metode taksonomi dengan mengategorisasikan ke dalam tiga tema bahasan, yakni (1) konseptualisasi, (2) ragam keterlibatan aktor, (3) dan praktik keuangan berkelanjutan. Berdasarkan penelaahan literatur, penulis menemukan bahwa (1) gagasan mengenai keuangan berkelanjutan muncul karena luputnya nilai sosial dan lingkungan dalam aktivitas perekonomian neoklasik, (2) praktik keuangan berkelanjutan masih aktif hanya diselenggarakan oleh aktor negara dan institusi regional semata, (3) dan perbedaan penerapan praktik keuangan berkelanjutan di kawasan Asia dan Eropa disebabkan oleh kapabilitas masing-masing negara. Penulis menemukan celah penelitian yang masih secara intensif berfokus pada peran negara sebagai pihak penyedia dan pendukung dalam praktik keuangan berkelanjutan. Penelitian di masa datang dapat menelaah secara lebih khusus peran dan relasi di antara aktor-aktor dan implikasi nyata praktik keuangan berkelanjutan terhadap keberhasilan pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada 2030.

This literature review discusses the concepts and practices of sustainable finance in the study of International Relations. Sustainable finance is a financial activity that interacts with social and environmental dimensions. This literature review was organized to map and analyze 33 sustainable finance literatures in International Relations studies. The author maps the literature using the taxonomic method by categorizing it into three discussion themes, namely (1) conceptualization, (2) the variety of actor involvement, (3) and sustainable finance practices. Based on a review of the literature, the authors found that (1) the emergence of the idea of sustainable finance was due to the omission of social and environmental values in neoclassical economic activities, (2) sustainable financial practices were still active only organized by state and regional institutions alone, (3) and differences in the application of these practices Sustainable finance in Asia and Europe is caused by the capabilities of each country. The author found a research gap that is still intensively focused on the state as a provider and supporter of sustainable finance practices. Future research can examine more deeply the roles and relationships among actors and the real implications of sustainable finance practices for the successful fulfillment of the Sustainable Development Goals by 2030."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uguy, Mediana Johanna Hendriette
"ABSTRAK
Suburbanisasi dalam pengembangan wilayah jabotabek, ditandai dengan pembangunan jalan raya bebas hambatan yang memencar dari Jakarta hampir ke segal arah, yang menghasilkan pola perkembangan sprawl. Berpindahnya fungsi hunian ke pinggi kota Jakarta mendorong pula timbulnya fungsi-fungsi lain yang mengikutinya yaitu kesehatan, pendidikan, perbelanjaan, dan lain-lain. Pembangunan kawasan pinggir kota yang sangat pesat ini telah menimbulkan juga berbagai permasalahan lingkungan hidup.
Timbulnya permasalahan lingkungan hidup di kawasan peri-urban antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Fungsi daerah-daerah resapan dan tangkapan air berkurang, digantikan oleh fungsi permukiman, baik untuk hunian maupun usaha komersial; (2) Kapasitas infrastruktur jalan raya dan jaringan transportasi massal tidak memadai untuk melayani penduduk ulang-alik; (3) Arus ulang-alik yang tinggi juga menunjukkan mata pencarian penduduk yang tinggal di luar kota berada di dalam Kota Jakarta; (4) Harga lahan relatif murah di luar jakarta merupakan salah satu pendorong pembangunan fasilitas hunian besar-besaran di kawasan peri-urban; (5) Kapasitas pelayanan publik tidak sepadan dengan pertumbuhan populasi dan kompleksitas pembangunan di peri0urban. Kualitas lingkungan buruk seperti kekumuhan, jalan rusak, limbah yang tidak teratasi dengan baik, dan tata ruang semrawut merupakan indikasi dari fungsi pelayanan publik yang tidak berjalan dengan baik.
Berdasarkan pengenalan permasalahan di atas, saya mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
(1) Apakah kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan perkotaan yang ada telah mengarahkan pembangunan menuju tujuan keberlanjutan, yaitu telah mempertimbangkan keseimbangan tujuan-tujuan ekologi, ekonomi, dan sosial? Pada implementasi dari kebijakan tersebut, aspek-aspek apa saja yang menjadi penghambat tercapainya tujuan keberlanjutan dimaksud.
(2) Faktor-faktor apa saja yang menentukan pengembangan lingkungan peri-urban?
(3) Konsep apa yang dapat diusulkan bagi pengembangan lingkungan peri-urban yang menuju keberlanjutan?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan konsep baru bagi pengembangan lingkungan peri-urban yang menuju keberlanjutan. Upaya membangun konsep dimaksud, antara lain dengan: (1) Mengevaluasi kebijakan pembangunan perkotaan dan mengenali aspek-aspek apa saja yang menjadi pendorong maupun penghambat dalam pencapaian tujuan berkelanjutan;
(2) Menemukan faktor-faktor yang membentuk kawasan peri-urban, baik eksternal maupun internal; dan (3) Mengajukan konsep berkelanjutan perkotaan sebagai tujuan pengembangan.
Manfaat studi ini adalah turut mengisi khazanah Ilmu Lingkungan, sebagai body of knowledge, menyangkut aktivitas manusia dalam mengintervensi kawasan peri-urban dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dalam perencanaan. Pemanfaatan ruang dan pengelolaan kota. Dalam konteks ini ditekankan bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan hidup kotanya yang saling berinteraksi secara interdependen dengan komponen lainnya menuju suatu keadaan homeostasis atau keseimbangan.
manfaat praktis bagi pemerintah adalah tersedianya salah satu referensi, untuk mengevaluasi serta mengembangkan pembangunan dan pengelolaan kotanya, mengenal dan memahami lingkungan hidup lokalnya, baik potensi maupun ancaman yang terkandung di dalamnya. Bagi masyarakat umum, perorangan, atau lembaga swadaya, atau badan-badan perwkilannya, hasil studi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan hidupnya secara lokal maupun dalam pengertian yang luas; guna berpartisipasi scara lebih cerdas dan efektif dalam penentuan kebijakan, perencanaan, dn pengelolaan kota tempat tinggalnya. Kita membentuk lingkungan kita dan kemudianlingkungan yang kita bentuk itu membentuk kita. Pilihan ada pada kita."
2006
D642
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Novalia Indira
"Even though the Underground Gas Insulated Substation (GIS) building presents an opportunity to overcome land limitations in the development of electricity infrastructure in DKI Jakarta, there are several environmental, social and economic issues that must be analyzed concerning underground locations: the effect of perceived comfort and safety knowledge on work behavior, investment feasibility, the proportion of Green Open Space (RTH), and how the sustainable building model of Underground GIS can be applied. The purpose of this research is to achieve a model of Underground GIS building in DKI Jakarta. The quantitative approach is carried out by a combination of quantitative and qualitative research methods. The social parameters obtained during this research process can be used as guidelines for the implementation of the basement design. With an area of approximately 1700 m2, the proportion of green space is predicted to reach 34%. The feasibility of building investment is influenced by physical investment costs, land use mechanisms, and the valuation of environmental and social benefits. The Sustainable building model of Underground GIS can be fulfilled if investment feasibility that accommodates social and environmental aspects is achieved.

Meskipun bangunan Underground Gas Insulated Substation (GIS) menghadirkan peluang mengatasi keterbatasan lahan didalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di DKI Jakarta, namun terdapat beberapa permasalahan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang harus dikaji terkait lokasi di bawah tanah, yaitu: pengaruh persepsi kenyamanan dan pengetahuan keselamatan pada perilaku kerja, kelayakan investasi, proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan bagaimana model bangunan Underground GIS dapat diterapkan secara berkelanjutan. Tujuan riset ini adalah menghasilkan model bangunan Underground GIS di DKI Jakarta. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode riset gabungan kuantitatif dan kualitatif. Parameter sosial yang didapat selama proses riset ini, dapat dijadikan pedoman pelaksanaan desain ruang bawah tanah. Dengan luas lahan kurang lebih sebesar 1700 m2, proporsi RTH diprediksi dapat mencapai 34%. Kelayakan investasi bangunan dipengaruhi oleh biaya investasi fisik, mekanisme penggunaan lahan, dan nilai manfaat sosial lingkungan. Model bangunan Underground GIS berkelanjutan dapat terpenuhi jika kelayakan investasi yang mengakomodasi aspek sosial dan lingkungan tercapai."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiani Putri
"Penelitian ini menganalisis dampak dari aktivitas sektor pertambangan terhadap pembangunan berkelanjutan antar provinsi di Indonesia untuk periode tahun 2000 sampai dengan 2010. Sektor pertambangan yang menjadi tumpuan pendapatan negara pada masa Orde Baru nyatanya sampai dengan saat ini pendapatan riil dari sektor pertambangan meningkat sepanjang tahun. Begitu juga dengan proporsi ekspor sektor primer yang meningkat bahkan sudah mulai melebihi proporsi ekspor sektor manufaktur. Meningkatnya aktivitas sektor pertambangan tersebut mempengaruhi penurunan tingkat keberlanjutan secara rata-rata di Indonesia.
Berdasarkan hasil regresi, dampak negatif antara pendapatan sektor pertambangan dengan tingkat keberlanjutan yang menggunakan indikator genuine saving merupakan akibat dari hubungan positif antara pendapatan sektor pertambangan dengan tingkat deplesi. Walaupun masih tinggi pendapatan sektor pertambangan yang menyebabkan deplesi, harus dilakukan proses alih kapasitas kepada modal manusia untuk menjaga tingkat keberlanjutan tetap positif. Berdasarkan hasil regresi, hubungan pendapatan sektor pertambangan dengan investasi modal manusia memang positif namun tidak berpengaruh signifikan.

This study analyzes the impact of mining sector activities on sustainable development among provinces in Indonesia for the period 2000 to 2010. Mining sector, which became the main source of the state revenues during the New Order era, has an increase in real income during observed year. In addition, the proportion of primary sector exports has been increasing moreover it started to exceed the proportion of manufacturing exports. Increased mining sector activity affects a decrease of sustainability level in Indonesia.
Based on the regression result, the negative impact of mining sector revenues to the level of sustainability using Genuine Saving as indicator is the result of a positive relationship between the mining sector incomes to natural resource depletion. Although higher mining sector incomes lead to depletion, capacity transfer process must be made to the human capital capacity investment in order to maintain positive level of sustainability. Based on the regression result, the mining sector revenue relationship with human capital investment is positive but not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>