Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nola Triyanda
"Makalah ini membahas mengenai ritual berkabung dalam upacara kematian masyarakat peranakan Tionghoa di Tangerang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara lengkap apa yang dimaksud dengan ritual berkabung dalam upacara kematian, apa saja yang harus dilakukan saat berkabung dan menjelaskan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berkabung. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memahami tata cara ritual berkabung dalam upacara kematian masyarakat peranakan Tionghoa di Tangerang.

This paper discusses the mourning ritual of the funeral ceremony practiced by half-breed Chinese community in Tangerang. This research aims to describe the definition of the mourning ritual of the funeral ceremony; things that are supposed to do when practising it; and tries to explain how long the time takes normally in the mourning period. Upon this research, it is expected that people could better comprehend the etiquette of mourning ritual of the funeral ceremony practiced by the half-breed Chinese community in Tangerang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Tio Vany
"Topik penelitian ini adalah mengenai pembauran masyarakat Cina Benteng yang berdomisili di wilayah Tangerang, khususnya di kawasan Pasar Lama. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana berjalannya proses pembauran yang dilakukan antara Masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat Non-Cina Benteng di sekitarnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan penunjang proses pembauran tersebut, serta memaparkan apa saja dampak dari pembauran masyarakat Cina Benteng, baik bagi masyarakat Cina Benteng itu sendiri maupun bagi masyarakat Non-Cina Benteng di sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pembauran yang dilakukan antara masyarakat Cina Benteng dan masyarakat Non-Cina Benteng, baik melalui perkawinan maupun perayaan-perayaan etnis Cina Benteng, telah berhasil menghantarkan kedua kelompok masyarakat ini hidup berdampingan dalam keharmonisan, tanpa mempermasalahkan perbedaan.

The topic of this research is about the assimilation of Chinese Benteng community in Tangerang, especially in Pasar Lama area. The purpose of this research is to describe how the process of assimilation between the Chinese Benteng community and the non-Chinese Benteng, which factors are inhibiting and supporting the process of assimilation, and explaining the impacts of the assimilation of the Chinese Benteng community for themselves and for the non-Chinese Benteng community. The research 39;s method is qualitative. The results of this study show that the assimilation between Chinese Benteng community and non-Chinese Benteng community through marriage and celebration of traditional Chinese Benteng rituals, have succeeded in bringing both of them living side by side in harmony, without questioning the differences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntara Wiradinata
"ABSTRAK
Cina Benteng Udik adalah sebutan bagi komunitas keturunan Cina yang lahir dan dibesarkan di kecamatan Teluknaga " tepi pantai Laut Jawa Tangerang. Mereka menyimpan tradisi model Cina kuno yang berakulturasi dengan budaya setempat. Tradisi perkawinan juga menyimpan satu hal yang menarik, yaitu kehadiran Rumah Kawin.
Hingga akhir tahun 2009 desa Kampung Melayu memiliki tiga Rumah Kawin yang memiliki penampilan yang berbeda. Rumah Kawin Song berpenampilan sederhana seperti saat bangunan itu dibuat, Rumah Kawin Teng merupakan bangunan yang dibangun tahun 1964 dan telah direnovasi tahun 2004 dan Gedung serbaguna Lautan yang dibuat tahun 2000 berpenampilan seperti gedung pertemuan di kota Jakarta.
Berdasarkan intensitas pemakaiannya, Rumah Kawin Song merupakan Rumah Kawin yang paling sering digunakan meskipun biaya sewanya lebih tinggi dibanding Rumah Kawin Teng dan penampilannya paling sederhana. Memahami Rumah Kawin Cina Benteng Udik adalah memahami relasi dan makna yang terjadi di dalamnya, interaksi antara individu dalam keluarga dan masyarakat memberi gambaran lebih jauh bagaimana strategi awal dilakukan dalam tindakan-tindakan keseharian mereka dan strategi akhir dilaksanakan pada pesta perkawinan. Peranan kepala keluarga sangat dominan dalam setiap keputusan perkawinan, dia adalah aktor yang bermain dalam sistim "keutangan", dia juga yang menentukan keberhasilan dalam pesta perkawinan. Pertaruhan ini senantiasa mewarnai tindakan-tindakan kepala keluarga dalam masyarakat, bagaimana "kwalitas keutangan" ditabur agar menuai "pembayaran keutangan" yang berkwalitas. Pesta yang besar adalah wujud keteguhan dalam memaknai perkawinan, kepala keluarga yang membentuk ikatan dalam perkawinan dan dia juga yang memberi nilai harmoni melalui kesadaran bahwa perkawinan mengikat kematian, sebuah perjalanan panjang dengan ikatan kekal. Ikatan perkawinan diperkuat restu Makco dan Kongco, wujud kekuasaan nenek moyang bagi pasangan pengantin, faktor waktu menentukan kekuatan kekuasaan terhadap hidup mereka, faktor waktu juga yang digunakan untuk memilih dimana Makco dan Kongco dihadirkan. Rumah Kawin Song yang tua dan sederhana ternyata merupakan kekuatan eksistensinya hingga saat ini.

ABSTRACT
Chinese Benteng Udik is mentioned for the descendant of Chinese community who is born and grow in the district of Teluknaga - Java seashore, Tangerang. They keep the tradition of ancient Chinese that acculturating with local culture. Tradition of marriage also includes one interesting heritage that is the presence of Rumah Kawin.
Until the end of 2009 Kampung Melayu village has three different appearance of Rumah Kawin. Rumah Kawin Song has had the same appearance since it was built, Rumah Kawin Teng was built in 1964 and has been renovated in 2004, and multi-purpose building Lautan was made in 2000 having appearance as multipurpose building which is applicable to various activities. Based on its usage intensity, Rumah Kawin Song is used the most though its rent is higher compared to Rumah Kawin Teng. Comprehending the Rumah Kawin of Chinese Benteng Udik comprehends the relation and meaning that is happened in it. Interaction between individuals in family and society giving further description about how the early strategy is put in their daily activities and the final strategy is executed at the wedding ceremony.
The role of family head is very dominant in every marriage decision. He is the actor who plays in the debt system. He also determines the success of wedding ceremony. The ante is always colored the family head actions among society, how "quality of debt" is sowed to harvest qualified "payment of debt" in return. Carrying out big party manifests tenaciousness in giving meaning to marriage. Family head forms bonding in marriage and also gives harmony value through awareness that marriage ties till death; a long journey with everlasting bonding. The matrimony is strengthened by the blessing of Makco and Kongco, the manifestation of ancestors power over groom and bride. The time factor determines the strength of power to their life. The time factor also applied to choose where Makco and Kongco is presented. Apparently the existence of Rumah Kawin Song until now is put in its role as the oldest Rumah Kawin and simplicity."
2009
T26650
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Maghribi
"ABSTRAK
Skripsi ini mengenai analisis fungsi Benteng Vastenburg, Surakarta. Latar belakang sejarah, keletakan, dan ruangan menjadi perhatian penting dalam skripsi ini. Unit analisis dari penelitian ini adalah bangunan Benteng Vastenburg beserta ruangan yang ada pada bangian dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dari benteng Vastenburg.

ABSTRACT
This thesis discuss about the architectural form and function of Fort Vastenburg, Surakarta. The background history, location, and spaces is a major concern in this thesis. The unit analysis in this thesis is the Fort Vastenburg it self, the buildings inside of it, and Kraton Surakarta. The purpose of this study is to identify the architectural form, function, correlation between Fort Vastenburg and its surroundings and also the buildings inside of Fort Vastenburg when it was firstly built."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Rifa`ati Hanifah
"Jurnal ini membahas mengenai akulturasi upacara kematian masyarakat Cina Benteng di Tangerang, Banten. Masyarakat Cina Benteng adalah orang-orang keturunan Tionghoa yang tinggal di wilayah Tangerang, Banten. Nama Cina Benteng berasal dari kata ldquo;Benteng rdquo;, nama lama kota Tangerang. Kata ldquo;Benteng rdquo; dalam istilah Cina Benteng mengacu pada Benteng Makassar, yang terletak disisi timur sungai Cisadane.
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara lengkap bagaimana ritual upacara kematian masyarakat tradisional Tionghoa dan menjelaskan bagaimana ritual upacara kematian masyarakat Cina Benteng yang telah mengalami akulturasi dengan budaya masyarakat setempat di Tangerang, Banten. Selain itu, juga untuk menunjukan bagaimana upacara kematian menjadi salah satu titik temu antara dua budaya yang berbeda dan melihat sejauh mana budaya tradisional masih mempengaruhi budaya yang sudah terakulturasi melalui upacara kematian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upacara kematian masyarakat Cina Benteng telah terakulturasi dengan budaya upacara kematian masyarakat Non- Cina Benteng di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam upacara kematian Cina Benteng terdapat beberapa bagian yang berbeda dari upacara kematian masyarakat tradisional Tionghoa. Upacara kematian masyarakat Cina Benteng lebih sederhana dalam pelaksanaannya. Selain itu, akulturasi kematian masyarakat Cina Benteng terjadi karena adanya pergeseran zaman dan pergeseran budaya.

This journal talks about the acculturation of the death ceremony of Chinese Benteng community in Tangerang, Banten. Chinese Benteng are people of Chinese descentdant who live in Tangerang, Banten. The name of Chinese Benteng comes from the word ldquo;Benteng rdquo; means ldquo;Fort rdquo; , which is the old name of city of Tangerang. The word Benteng in the term of Chinese Benteng refers to Benteng of Makassar Makassar Fort , which lies on the east side of the Cisadane river.
The purpose of this research is to fully describe the death ceremony ritual of the Chinese Traditional community and the death ceremony ritual of Chinese Benteng people that has been acculturated with the culture of the local community in Tangerang, Banten. In addition, it shows how the death ceremony became the point of intersections between two different cultures and to what extent the traditional cultures still affect the culture that has been acculturated through the death ceremony. The method used in this research is qualitative method.
The result of this research shows that the death ceremony of Chinese Benteng community has been acculturated with the death ceremony of Non-Chinese Benteng community in Tangerang. Therefore, the death ceremony of Chinese Benteng is different in some parts from the death ceremony of traditional Chinese community. The death ceremony of the Chinese Benteng community is more simple in its implementation. In addition, the acculturation of death ceremony of Chinese Benteng community also occurred due to the changing of time and culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
sisa benda budaya di kawasan Padanglawas tersebar di sepanjang aliran Sungai Barumun dan Sungai Batang Pane. Berada di sepanjang Sungai Batang Pane adalah Biara Sitopayan, Aek Haruaya, Tanjung Bangun, Biara Pulo, Bahal 1,2 dan Biara Bahal 3. Adapun yang di sepanjang Sungai Barumun, misalnya Biara Sipamutung, Tandihat 1, dan Biara Tandihat 2. Benteng dan Biara Sipamutung merupakan peninggalan amat menarik di antara kumpulan peniinggalan yang didirikan antara abad ke-11 dan ke-14. letaknya di sekitar tempuran dua sungai - yang dalam alam pikian masa itu merupakan faktor yang amat diperhitungkan - memperbesar daya tariknya. penelitian aspek arsitekturnya telah dilakukan oleh tim Balai Arkeologi Medan pada tahun 1995. Erat kaitannya dengan kegiatan itu, maka pada tahun 1999 balai Arkeologi Medan kembali melakukan penelitian disana. penelitian ditujukan atas Benteng Sipamutung, berupa pemetaan untuk memberi gambaran keberadaan dan kondisi sisa benda budaya berupa benteng/gundukan tanah yang melingkupi juga Biara Sipamutung, dan pengenalan kaitan benteng dengan biara. sasaran lain adalah peta arkeologis Benteng Sipamutung sebagai bentuk pemahaman keberadaan aktivitas manusia di masa lampau di salah satu bagian kawasan tersebut. "
Medan: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata - Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, {s.a.}
900 BPAK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Budhiman
"Benteng menara adalah salah satu jenis benteng yang dibangun oleh Belanda di Indonesia. Menurut Victor J. Enoch, ciri umum benteng menara adalah bentuk siluetnya yang menye_rupai tong kayu dan dinding-dindingnya berukuran tebal serta terbuat dari Bata. Di Indonesia, hanya terdapat empat buah benteng menara. Seluruhnya berada di Perairan Teluk Jakarta dan hanya tinggal tiga buah saja yang sisanya masih dapat dilihat saat ini. Benteng menara di Pulau Bidadari adalah salah satu dari ketiga benteng menara tersebut dan dijadikan obyek peneli_tian ini. Bentuknya sudah tidak utuh lagi. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk utuhnya. Se_dangkan tujuan lainnya adalah mengetahui fungsi dan peranan benteng menara tersebut. Kedua tujuan penelitian di atas dicoba dicapai melalui pendekatan komparatif dan analogi sejarah. Dua benteng menara lainnya, yang juga terdapat di Perairan Teluk Jakarta, dan beberapa benteng menara di Belanda dijadikan data banding dalam melakukan pendekatan komparatif. Data sejarah yang semuanya berupa data-data tertulis digunakan dalam penelitian ini sebagai data sekunder untuk kepentingan analogi sejarah_ Hasil dari pendekatan komparatif dan analogi sejarah tersebut kemudian digabungkan untuk dijadikan bahan dalam penarikan kesimpulan.Kedua tujuan penelitian ini dapat dicapai dan kesim_pulan yang dapat ditarik adalah bentuknya sebagai berikut ; (1) bentuk denahnya lingkaran, (2) bentuk siluetnya menyerupai tong kayu, (3) dindingnya berukuran tebal dan terbuat dari bata merah, (4) terdiri dari dua lantai dan pintu masuknya berada di lantai kedua sebelah barat, (5) masing-masing lantai terbagi menjadi tujuh bagian, (6) pada lantai pertama terdapat sebuah gudang amunisi dan sebuah bak penampung air, (7) permukaan lantai pertama dilapisi rowlock bata hitam dan bentuk langit-langitnya datar, (8) lantai pada lantai kedua terbuat dari papan kayu dan bentuk langit-langitnya lengkung, (9) tidak memiliki parit keliling dan kakus. Adapun fungsi dan peranannya adalah sebagai bagian dari suatu sistem pertahanan yang melindungi daerah perairan di sekitar Pulau Bidadari, Kelor, Onrust, dan Cipir. Sistem pertahanan tersebut dibangun antara tahun 1851-1853"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Sugihartati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8268
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasruddin
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T39171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shirleen Adriana
"Makalah ini membahas Cokek mula-mula dan perkembangannya di dalam budaya lokal, khususnya masyarakat Cina Benteng. Dalam penelitian ini akan dipaparkan sejarah cokek sejak tahun 1800-an, pengaruh yang membuat masuknya ngibing ke dalam cokek, perubahan yang terjadi pada penyanyi cokek, serta usaha-usaha pelestarian yang dilakukan oleh berbagai kalangan agar cokek tidak dikenal dengan konotasi negatifnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah Cokek dan perkembangan Cokek sebagai suatu budaya lokal, sehingga diperoleh jawaban mengenai tepat atau tidaknya upaya pelestarian yang telah dilakukan. Melalui penelitian ini, pembaca diharapkan dapat mengerti cokek yang sebenarnya dan melihat cokek sebagai sebuah budaya khas Cina Benteng yang utuh.

This research discusses the origin of Cokek and its development in local culture, which is Cina Benteng people. Throughout this research, readers will find the history of Cokek since the year of 1800, the influences that affected the acculturation of ngibing dance and cokek, the changes of role of the cokek singer, and the preservation efforts from various organizations in order to make cokek not known for its negative impression.
The purposes of this research is to explain the history of Cokek and its development as a local culture, and therefore readers can aquire an answer whether the efforts which had been done is correct or not. With this research, readers will hopefully understand the origin of cokek and have a new aspect of Cokek as a culture of Cina Benteng."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>