Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mustiko Utomo C.B.
"Adanya keinginan Pemda Provinsi Kepulauan Riau yang menghendaki suatu jaringan telekomunikasi terpadu yang dapat menghubungkan seluruh Ibu Kota Kabupaten dengan Ibu Kota Provinsi dan dapat digunakan untuk menunjang dan sebagai sarana telekomunikasi internal Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai konsep pembangunan wilayah Propvinsi Kepulauan Riau sebagai kawasan industri, perdagangan dan pariwisata terdepan di Indonesia, mutlak diperlukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang handal dan efektif. Pemilihan teknologi transmisi yang sesuai dengan kondisi geografis Provinsi Kepulauan Riau disasarkan atas analisa kelayakan investasi menggunakan metode Benefit Cost Ratio memudahkan dalam perencanaan pemilihan pembangungan infrastruktur dan layanan telekomunikasi yang akan menghubungkan seluruh kabupaten / kota dengan kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Pemilihan teknologi transmisi yang paling tepat untuk dapat menjangkau seluruh wilayah Ibu Kota Kabupaten dan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau yakni menggunakan gabungan antara transmisi gelombang mikro dan transmisi VSAT.

Since there is a demand from Kepulauan Riau Province to crate network telecommunication, connecting all capital cities of province which can be used as telecommunication facility internally in Kepulauan Riau Province. As a development concept of Kepulauan Riau Province to make their area as industrial trading and tourism object, advanced telecommunication structure are needed. Choosing proper transmission technology compared to geographic condition of Kepulauan Riau Province based on Benefit Cost Ratio method to make planning development of infrastructure telecommunication easier. The best options to connect all of all in Kepulauan Riau Province based on geographic condition is to use combination between VSAT transmission and microwave transmission."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41012
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Ardiansyah
"Dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik yang signifikan di Indonesia, diperlukan sumber energi lain untuk dapat mengganti peran bahan bakar fosil yang akan habis sebagai sumber energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang menggunakan landfill gas (LFG) sebagai sumber energi dapat memberikan solusi dalam memenuhi kebutuhan listrik. Kekurangan LFG adalah karakteristik produksinya yang terus menurun dengan berjalannya waktu. Penelitian ini membahas model pembangunan PLTSa secara berkelanjutan dari sisi ekonomi. Ada dua model yang diajukan, model 1 melakukan penimbunan sampah selama satu periode saja (4 tahun) dan tidak ada lagi pembukaan lahan dan penimbunan sampah, sedangkan model 2 melakukan penimbunan sampah setiap empat tahun sekali dimana dilakukan lagi pembukaan lahan. Parameter yang digunakan dalam studi kelayakan ini adalah Benefit-Cost ratio dan Net Present Value. Berdasarkan hasil analisis, model yang layak secara ekonomi adalah model 2 dengan B/C Ratio 1.16 dan NPV Rp.9,015,502,964, dimana pengolahan sampah dilakukan secara berkelanjutan, sedangkan model 1 dengan B/C Ratio 0.91 dan NPV Rp.3,848,278,544, belum layak secara ekonomi dan belum menguntungkan
With the increasing demand of electrical energy in indonesia, another source of energy required to be able to replace the roles of fossil fuels as the main source of electrical energy. Waste power plant with landfill gas (LFG) as a source of energy can provide solutions in fulfilling the need for electricity. The disadvantages of LFG is the characteristic of gas production continues to decline over time. This research discusses the development model of sustainable waste power plant from economic view. This research propose two models, model 1 conducting the landfilling in one periode (4 years) only. Model 2 conducting the landfilling every 4 years by opening more area. The parameters used in this feasibility study are benefit-cost ratio and net present value. As the results, the model that economically feasible is model 2 with B/C Ratio 1.16 and NPV Rp.9,015,502,964, while the model 1 with B/C Ratio 0.91 and NPV Rp.3,848,278,544, is not economically feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Gan
"Semakin berkembangnya zaman, perkembangan teknologi semakin maju dan memberikan banyak manfaat di berbagai bidang. Salah satunya adalah perkembangan internet yang memiliki banyak keuntungan bagi kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi tersebut dibuktikan dengan adanya layanan smart home bagi mereka yang memiliki kemampuan secara ekonomi. Di kawasan Nordik sendiri, khususnya Swedia dan Finlandia penerapan smart home ini sudah diterapkan, namun tidak semua masyarakat Swedia dan Finlandia mampu memiliki rumah impian ini. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan datanya menggunakan studi literature dan dijelaskan secara deskriptif. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui analisa kebijakan dan Analisa keuntungan dan biaya dalam konteks energi yang terbarukan serta bagaimana implementasinya pada penggunaan smart home di Swedia dan Finlandia. Hasil penelitian ini menunjukkan lebih banyak keuntungannya dibandingkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan sehingga pengimplementasian smart home sudah banyak dilakukan di Kawasan Nordic khususnya di Swedia dan Finlandia. Penerapan smart home ini dilakukan pada rumah-rumah modern dan masyarakat yang memiliki sosial ekonomi yang menengah keatas. Pengimplementasian smart home ini memberikan manfaat yang sangat banyak, contohnya adalah meminimalisir kebakaran, memperbaiki kualitas udara, mendeteksi karbon monoksida dan keamanan sistem. Pencahayaan otomatis, penguncian tanpa kunci dan pemrograman jarak jauh melalui telepon seluler menciptakan antusiasme pada masyarakat.

With the advent of the time, technological developments continue to improve and provide numerous benefits stemming from a wide range of industries. One of them is the advancement of the internet, which has numerous benefits for daily living. The emergence of smart home services exemplifies how this technological advancement affect daily activities for the adopters. While this smart home has been introduced in Nordic countries , not all citizen can afford it. This  thesis aims at analysing policies determine how the smart home is used in Sweden and Finland using a benefit-cost analysis. The study adopts qualitative research that involves  data collection through a review of the literature, interview and presented them descriptively.  The finding of this study reveal that smart home adoption has been widespread in Nordic countries particularly in Sweden and Finland. The devices  has been used in modern homes and predominantly adopted by people at the middle and upper socioeconomic classes. The adoption of this smart home deliver numerous  benefits, including fire prevention, improved air quality, carbon   monoxide detection and system security. The community was excited by automatic lighting, keyless locking and remote programming via cell phones. The thesis differentiates the nature of smart home adoption. It has challenges  for Sweden related to the relatively higher costs than the benefits it can bring whereas in Finland the benefits it higher than the cost."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Wardhana
"Konsep Healthy Building merupakan generasi selanjutnya dari Green Building, dimana konsep yang tidak hanya mencakup tanggung jawab terhadap dampak lingkungan, namun juga kesehatan dan kinerja penghuninya. Namun, konsep ini masih belum banyak diterapkan terutama di Indonesia karena persepsi bahwa terdapat peningkatan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan bangunan konvensional ataupun Green Building. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan desain eksisting berupa rancangan Green Building untuk mewujudkan konsep Healthy Building dengan mempertimbangkan nilai ekonomi bangunan. Studi kasus, analisis life-cycle-cost dan analisis benefit-cost ratio dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan Green Building ke Healthy Building dapat dilakuakan dengan peningkatan desain kualitas udara dalam ruang, kelembaban udara dan penerapan pengendalian hama terpadu. Healthy Building membutuhkan tambahan biaya investasi sebesar 1,44% dari Green Building dan 9,02% dari bangunan konvensional. Namun dapat memberikan nilai B/C ratio sebesar 4,29 dari bangunan konvensional dan 7,08 dari Green Building.

The Healthy Building concept is the next generation of Green Building, where the concept includes not only responsibility for environmental impacts, but also the health and performance of its occupants. However, this concept is still not widely applied, especially in Indonesia due to the perception that there is a greater increase in costs when compared to conventional buildings or Green Buildings. This study aims to improve the existing design in the form of a Green Building design to actualize the Healthy Building concept by considering the economic value of the building. Case studies, life-cycle-cost analysis and benefit-cost ratio analysis were carried out to achieve the research objectives. The results showed that the improvement of Green Building to Healthy Building can be done by improving the design of indoor air quality, air humidity and the application of integrated pest management. Healthy Building requires additional investment costs of 1.44% of Green Buildings and 9.02% of conventional buildings. However, it can provide a B/C ratio value of 4.29 from conventional buildings and 7.08 from Green Building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Indonesian trading development rapidly shows an improvement with neighbour countries such as Malaysia and Singapore. Even though the transportation infrastructures arround Malacca Straits are currently just provided by boats. For balancing the development trading reasons, Indonesian Government concerns to facilitate the building of transportation infrastructures or a fix-link infrastructure, a crossing bridge between Sumatera island (Indonesia) and Malaysia. Malacca strait Bridge (MSB) between Indonesia and Malaysia is a part of Trans Asia road link, has been planned since years ago. To support the current planning, the research and development Agency - Ministry of Public Works-Republic of Indonesia (Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementrian Pekerjaan Umum, Indonesia) needs to make a reviewing on a pre-feasibility study (Pre FS) for MSB. Pre FS activity involved many disciplines of knowledge especially for road/corridor, transportation, bridge, geotechnical, , sea shore, environment, and social-economic-culture-policy. Pre FS result results that break event point for Corridor I among Dumai-P. Rupat-P. Medang Malaysia may be expected between 25 and 30 years based on Benefit Cost Ratio methode, using cable stayed and suspension bridges and girders. The longest span for cable stayed and suspension bridges are 2600 m and 1280 m. respectively. The selected corridior must be intensively discussed about technology absorbed and safety factor, resources capability for maintenance , integration within toll road network, fundation technology in the sea, and users psychology and comfort. Consession for operator may apply for 30 to 40 years."
JUJAJEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Priyo Hutomo
"Penggelaran jaringan fiber optic saat ini sedang pesat pesatnya dilakukan di hampir seluruh wilayah Indonesia, khususnya di kota Depok. Modernisasi infrastruktur terus dilakukan oleh operator dan provider telekomunikasi. Untuk mendukung semua aplikasi digital dengan media transmisi Fiber Optik. Potensi yang sangat besar di Depok dengan berbagai bidang menjadi sangat menarik investasi dan penggelaran jaringan telekomunikasi termasuk didalamnya. Buruknya lingkungan terdampak galian, estetika yang rendah dengan banyak tiang, waktu penggelaran lama dan biaya mahal menjadi masalah utama. Penggunaan Blown Fiber diharapkan menjadi solusi terbaik dengan metode penggelaran Burial, Aerial, dan Kombinasi yang bisa saling melengkapi. Analisis Benefits Cost Ratio Analysis, Sensitivitas Fungsi Biaya Investasi
dan Rekomendasi Faktor Penggelaran Ideal dengan parameter Lingkungan, Cost Benefit, Trend dan Kebaruan Teknologi menjadi bahasan penelitian. Kelayakan 3 metode penggelaran, blown fiber sebagai solusi penggelaran utama dan potensi Ducting yang belum teroptimalisasi.

The deployment of fiber optic networks is currently undergoing rapid growth in almost all regions of Indonesia, especially in the city of Depok. Infrastructure modernization continues to be carried out by telecommunications operators and providers. to support all digital applications with Fiber Optic transmission media. The huge potential in Depok with various fields has become very attractive for investment and deploying telecommunications networks including. Poor environmental impacted by excavation, low aesthetics with many poles, long deployment time and high costs are the main problems. The use of Blown Fiber is expected to be the best solution with Burial, Aerial and Combination methods that can complement each other. Benefits Analysis Cost Ratio Analysis, Sensitivity of Investment Cost Functions and Recommendations for the Ideal Performance Factor with Environmental, Cost Benefit, Trend and Technology Novelty parameters are the research topics. The feasibility of 3 deployment methods, blown fiber as the main deployment solution and the potential for ducting that has not been optimized."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Sondang Yunika
"Waduk Jatiluhur memiliki fungsi utama untuk PLTA serta dimanfaatkan untuk budidaya KJA dengan pola pemberian pakan sebanyak-banyaknya. Pakan ikan yang tidak termakan, mengendap dan mencemari kualitas air waduk. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas air waduk; menganalisis pengetahuan petani KJA; menghitung nilai keuntungan dari KJA. menganalisis daya tampung waduk untuk KJA; merumuskan KJA yang tepat agar dapat mewujudkan waduk berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah analisis dengan CCME, analisis deskriptif untuk pengetahuan petani, benefit cost ratio dan perhitungan DTBPA sesuai PermenLH 28/2009. Hasil penelitian menunjukkan nilai status mutu kualitas air waduk menurun dari kelas baik menjadi sangat buruk; Pengetahuan petani KJA termasuk dalam kategori rendah; Budidaya KJA layak untuk dijalankan; Daya tampung waduk untuk KJA sebesar 10.004 petak, kondisi eksisting KJA 22.265 petak, sehingga harus mengurangi jumlah KJA sebanyak 55%; Budidaya KJA berbasis waduk berkelanjutan dilakukan dengan memperhatikan status mutu kualitas air, peningkatan pengetahuan petani, pemenuhan kelayakan usaha, dan daya tampung waduk.

The Jatiluhur Reservoir has the main function for hydropower plants and is used for KJA cultivation with a pattern of feeding as much as possible. Uneaten fish feed settles and pollutes the quality of reservoir water. This study aims to analyze the quality of reservoir water; analyze the knowledge of KJA farmers; calculate the profit value of KJA; analyzing the reservoir capacity for KJA; formulating the right KJA to create a sustainable reservoir. The method used is analysis with CCME, descriptive analysis for farmer knowledge, benefit-cost ratio, and calculation of DTBPA according to PermenLH 28/2009. The results showed that the status value of reservoir water quality decreased from good to very bad; KJA farmers' knowledge is in a low category; KJA cultivation is feasible to run; The reservoir capacity for floating cage is 10,004 plots, the existing condition is 22,265 plots of cage, so it must reduce the number of the marine cage by 55%; Sustainable reservoir-based floating net cage culture is carried out by taking into value of status of water quality, increasing farmers' knowledge, fulfilling business feasibility, and reservoir capacity."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adonis Muzanni
"Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang terintegrasi di industri pengolahan minyak dan gas di Indonesia belum sepenuhnya berhasil mencegah penurunan kualitas lingkungan dan pencemaran lingkungan terkait bisnis proses industri tersebut, masih terjadi dan menimbulkan kerugian materiel dan non materiel. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model analisis biaya manfaat SML terintegrasi untuk menentukan program dan upaya-upaya yang terkait dengan dampak lingkungan-sosial-ekonomi. Metode Cost Benefit Ratio (CBA), Benefit Cost Ratio (BCR) dan valuasi ekonomi serta penggunaan Decision Tree Analysis modelling diterapkan untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan program-program yang tepat dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi dan meningkatkan kualitas lingkungan dan memberikan nilai ekonomi yang besar dan mengurangi dampak penurunan kualitas lingkungan di PT XYZ. Keberhasilan program SML terintegrasi pada kegiatan industri pengolahan minyak dan gas di Indonesia diperoleh dengan tingginya nilai manfaat dan peningkatan kualitas lingkungan. Penelitian ini menjadi dasar bagi pemilihan program-program SML pada industri pengolahan minyak dan gas dengan prinsip nilai manfaat yang besar terhadap lingkungan. Kata Kunci: Industri Pengolahan Minyak dan Gas; Sistem Manajemen Lingkungan; Cost Benefit Analysis (CBA); Benefit Cost Ratio (BCR); Valuasi Ekonomi, Decision Tree Analysis(DTA)

efinery Unit PT XYZ, in East Kalimantan) Various incidents involving environmental damages have occurred in the past few years, leading to an enormous financial loss for the community and industries. The implementation of the Environmental Management System (EMS) in Indonesian gas and oil processing industry has not fully successful in preventing environmental damages; hence, environmental quality degradation and environmental pollutions continue to occur and resulted in material and non-material losses. This study aims to design a Cost-Benefit Analysis model to determine appropriate programs and efforts to prevent environmental pollution by paying attention to the implementation of the EMS. The Cost Benefit Ratio (CBA), Benefit Cost Ratio (BCR), and economic valuation were implemented to achieve the goal. This led to the identification of programs that can improve the quality of the environment and reduce the impacts of environmental pollution in the oil and gas processing industry. The success of the EMS programs in Indonesian oil and gas processing industry activities will be obtained through a high environmental benefit and increased environmental quality. This study serves as the basis to select EMS program for oil and gas processing industry based on the principle of high benefits for the environment. Keywords: Oil and Gas Processing Industry; Environmental Management System; Cost-Benefit Analysis (CBA); Benefit-Cost Ratio (BCR); Economic Valuation"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library