Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Dary Ardian
"ABSTRACT
Kebutuhan akan listrik diprediksi akan terus meningkat setiap tahun. Akses listrik ini akan memberikan dampak positif, contohnya meningkatkan taraf hidup penduduk. Namun, banyak desa di Indonesia yang masih mengalami kemiskinan. Oleh karena itu, Pemerintah melaksanakan program pengadaan pembangkit 35.000 Mega Watt untuk mengatasi problema kemiskinan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis energi listrik yang disediakan terhadap kebutuhan masyarakat desa itu sendiri dengan cara bottom up, yakni menentukan beban puncak, konsumsi listrik, keandalan sistem distribusi listrik, karakteristik masyarakat, memprediksi kebutuhan listrik, hingga menentukan pembangkit energi terbarukan yang cocok dikembangkan di sana. Lokasi pengambilan sampel ialah di salah satu daerah pedesaan di Indonesia, yakni Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah pengolahan data survei menggunakan teori Skrotzki dan Keswani, metode SAIDI dan SAIFI, statistik inferensial dan deskriptif, penggunaan perangkat lunak minitab 18, dan LUEC. Hasil penelitian mengestimasi besarnya beban puncak di Kabupaten Batang sebesar 206,4 MW dengan total konsumsi per hari 1752 MWH. Beban dan total konsumsi ini akan terus meningkat hingga 233,21 MW dan 1982 MWH pada tahun 2028. Keandalan distribusi masih tergolong rendah, terutama pada daerah pesisir dengan SAIDI 114-1152 jam dan SAIFI >48 gangguan per tahunnya. Problema besar lain disana ialah masih rendahnya pendapatan per kapita dan banyaknya sampah, maka infrastruktur listrik yang cocok dikembangkan ialah PLTSa untuk mengatasi problema tersebut.

ABSTRACT
The need for electricity is predicted to increase every year. Access to electricity itself will have a positive impact, such as supporting activities, increasing competitiveness, and improving the economy. However, many villages in Indonesia are still experiencing poverty. Therefore, the Government implemented a procurement program of 35,000 Mega Watt generator to overcome that poverty problem. This study aims to analyze the energy reserved to the needs of the villagers themselves with bottom up methods, by determining peak loads, electricity consumption, reliability of power distribution systems, community characteristics, predicting electricity needs, and determine the appropriate renewable energy generation. The sampling location is in one of the rural areas of Indonesia, namely Batang District, Central Java. The method used in this research is the processing of survey data using Skrotzki and Keswani theory, SAIDI and SAIFI method, inferential and descriptive statistics, and the use of minitab 18 software. The result of this study estimate the peak load in Batang Regency is 206.4 MW with total consumption per day 1752 MWH. This load and total consumption will continue to increase until 233.21 MW and 1982 MWH by 2028. Distribution realibility is still relatively low, especially in coastal areas with SAIDI 114 1152 hours and SAIFI 48 annoyances per year. Another big problems are still low income per capita and the amount of waste, then the appropriate electricity infrastructure developed is PLTSa to overcome the problems. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdito Bimantoro
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menilai simulasi Sistem Grid Connected PV yang akan dilaksanakan di Gedung K Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui besarnya potensi energi dan dikeluarkan dengan desain PLTS On-Grid 66 kW dan nilai hemat energinya. Kualitas Daya Analyzer (PQA) digunakan untuk memuat data profil dan konsumsi energi dari Akademik Bangunan. PLTS On-Grid dirancang dan disimulasikan dengan PVsyst dan hasilnya dianalisis. Hasil simulasi menunjukkan energi yang dihasilkan oleh PV sebesar 97.889 MWh per tahun rasio kinerja 82% dengan tingkat kontribusi untuk Gedung K adalah 23,79% dalam setahun, dan penurunan konsumsi energi dari utilitas adalah 19,48% selama hari kerja dan 49,01% selama akhir minggu.

ABSTRACT
This study aims to design and assess the Grid Connected PV System simulation which will be implemented in K Building, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Depok, West Java. In addition, this research is also to determine the amount of energy potential and issued by the 66 kW On-Grid PLTS design and its energy-saving value. Power Quality Analyzer (PQA) is used to load profile data and energy consumption from Academic Buildings. PLTS On-Grid is designed and simulated with PVSyst and the results are analyzed. The simulation results show that the energy produced by PV is 97,889 MWh per year, the performance ratio is 82% with the contribution rate for Building K is 23.79% in a year, and the decrease in energy consumption from utilities is 19.48% during weekdays and 49.01%. over the weekend.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfin Imanputera
"Dengan diterapkannya jaringan listrik konvensional pada sistem kelistrikan Indonesia, pemenuhan kebutuhan listrik yang meningkat pada waktu beban puncak menyebabkan tingginya biaya operasional penyediaan listrik pada saat itu. Hal ini dapat diantisipasi dengan melibatkan konsumen untuk ikut berperan aktif menghasilkan energi listrik bersama dengan Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN). Virtual Power Plant dapat menjadi pilihan dalam mengendalikan berbagai jenis pembangkit dan terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan listrik, termasuk mengendalikan energi listrik yang berasal dari rumah pelanggan. Oleh karena itu, diperlukan perancangan dua model diantranya Master Controller Unit dan Slave Controller Unit dalam sistem Centralized Virtual Power Plant yang dapat mengintegrasikan beberapa pembangkit, dan mendukung PLN dalam menghadapi kebutuhan energi listrik pada waktu beban puncak. Virtual Power Plant memudahkan pengguna untuk melakukan monitoring sistem pembangkit listrik dan melakukan transaksi energi listrik dengan PLN. 

By implementing conventional power grids in Indonesian electrical system, fulfilling the increase of power demand during peak causes a high operational cost for electrical supply at that time. It can be anticipated by involving the consumers to actively contribute producing energy with State Electricity Company (PLN). Virtual Power Plants would be an option in controlling various types of power plants and be integrated in order to suffice the electricity demand, including controlling electrical energy originating from customers' houses. Therefore, it is need to design two architectural models as a Master Controller Unit and a Slave Controller Unit in a Centralized Virtual Power Plant System that can integrate several power plants, and support PLN when facing the electrical energy demand at peak load times. The Virtual Power Plant makes it easy for users to monitor power generation systems and conduct electrical energy transactions with PLN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Khoirur Rizal Abdul Qohar
"Kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini akan energi sangat tinggi. Jumlah cadangan energi primer yang semakin menurun serta terbatasnya sumber daya terbarukan mengharuskan adanya solusi untuk masalah tersebut. Jam Bumi merupakan salah satu kegiatan penghematan energi yang bertujuan untuk menghemat sumber energi non-renewable seperti batubara dan minyak bumi. Salah satu bentuk energi yang mudah untuk diamati pengaruh dari Jam Bumi adalah energi listrik. Besar penghematan yang diperoleh dari Jam Bumi dapat dilihat dari besar penurunan nilai beban puncak, beban puncak siang, beban rata-rata tahunan dan beban rata-rata per jam dalam satu tahun.
Pada skripsi ini, dilakukan analisis terhadap penurunan konsumsi energi listrik yang dihasilkan oleh Jam Bumi. Penurunan konsumsi energi listrik yang terjadi berkisar dari 500-2000 MW dari pelaksanaan tahun 2009-2014 dengan durasi waktu sekitar dua jam.

Indonesian people's need for energy nowadays is very high. The decreasing number of primary energy back-up and limited renewable energy require a solution for these problems. Earth Hour is one way for energy saving which aims to save non-renewable energy sources, such as coal and oil. An energy form which is easy to be observed in Earth Hour is electric power. The amount of energy saved from Earth Hour can be seen from the decreasing rate of peak load, daylight peak load, annual average load, and average load per hour in one year.
In this paper, an analysis of electric power decrease by Earth Hour is conducted. From Earth Hour events which were held for about two hours during 2009 ? 2014, the electric power consumption decrease was about 500?2000 MW.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanda Vionita
"Salah satu upaya mengatasi permasalahan pola pemakaian listrik yang besar pada waktu beban puncak adalah menyimpan gas ke dalam bejana berupa Compressed Natural Gas (CNG). Penelitian ini mengkaji kelayakan teknis dan keekonomian dari pemanfaatan CNG untuk kebutuhan beban puncak yang mulai dan akan terus digunakan di Indonesia. Tahapan kajian meliputi simulasi, desain teknis, serta perhitungan keekonomian terhadap kapasitas pembangkit 50, 100, dan 200 MW. CNG skid yang dibutuhkan untuk menyimpan gas pada kapasitas tersebut berturut-turut sejumlah 17, 31, dan 61 skid dengan biaya kompresi minimal sebesar $3,95, $3,44, $3,05 per MMBtu. Korelasi antara kapasitas dengan investasi CNG plant adalah CostB=CostA(CapB/CapA)0,80.

To overcome enormous electrical power consumption pattern at peak hours, natural gas is saved in storage as Compressed Natural Gas (CNG). This study examines technical and economical feasibility of CNG peaker which has began and will continue to be developed in Indonesia. Stages include simulation, technical design, and economic calculation for 50, 100, and 200 MW capacity. CNG skid required to store gas in capacity order is 17, 31, and 61 skid with minimum compression fee $ 3.95, $ 3.44, $ 3.05 per MMBtu. Plant capacity and capital investment comply with CostB=CostA(CapB/CapA)0,80 correlation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deri Januardi Djauhari
"ABSTRAK
Pada kondisi saat ini, jika beban puncak dibandingkan dengan daya mampu
pembangkit pada sistem kelistrikan wilayah Sumatera dengan menerapkan kriteria
cadangan 35%, maka diperkirakan terjadi kekurangan sekitar 2.000 MW. Sumber
gas bumi di wilayah Jambi dapat dipertimbangkan karena tersedia cadangan gas
dan dapat digunakan sebagai energi untuk memenuhi kebutuhan listrik. Gas tidak
mudah untuk disimpan dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
banyak digunakan sebagai bahan bakar pemenuhan beban puncak saat ini.
Compressed Natural Gas (CNG) dapat menjadi salah satu alternatif metode
penyimpanan gas. Kajian CNG Plant meliputi kajian keekonomian berupa NPV,
IRR dan Payback Period serta analisis sensitivitas yang menggambarkan
sensitivitas proyek terhadap faktor-faktor yang berpengaruh. Analisis teknik dari
CNG Plant juga dikaji untuk mendapatkan tekanan optimum pada CNG Plant
serta analisis perbandingan keekonomian antara CNG dan BBM jenis HSD. Dari
hasil perhitungan keekonomian didapatkan harga jual gas dari CNG Plant sebesar
US$ 10,4/MMBTU dengan tekanan optimum CNG sebesar 3215 psia.
Berdasarkan perhitungan didapatkan biaya pembangkit listrik tenaga gas dari
CNG plant yaitu sebesar Rp. 1.735,34/kWh, sedangkan biaya pembangkit listrik
tenaga diesel sebesar Rp. 2.765,55/kWh sehingga ada penghematan sebesar Rp.
1.030/kWh apabila digunakan gas CNG pada beban puncak. Potensi penghematan
dari sisi PLN apabila menggunakan gas CNG pada saat beban puncak adalah
sebesar Rp. 530 Juta/hari

ABSTRACT
In the current conditions, when compared the peak load with capable power
generator in Sumatera area electricity system, when applying the 35% reserved
criteria, it is predicted that there is a shortage of around 2,000 MW. Sources of
natural gas in Jambi region can be considered as available gas reserves and can be
utilized as energy to meet the electricity needs. Gas is not easy to be stored
compared with fuel oil which is widely used as fuel for the fulfillment of the peak
load now. Compressed Natural Gas (CNG) can be an alternative method of gas
storage. Study of CNG Plant was included the study of economics in the form of
NPV, IRR and Payback Period as well as a sensitivity analysis that illustrates the
sensitivity of the project on the factors that influence. Technical Analysis of CNG
also examined to obtain optimum pressure on the CNG Plant as well as the
economics of comparative analysis between CNG and fuel oil types HSD. From
the calculation results obtained economical gas price of CNG Plant amounted to
US $ 10.4/MMBTU with CNG optimum pressure of 3215 psia. Based on the
calculation, the cost of gas power plant of CNG plant is Rp. 1735.34/kWh, while
the cost of diesel power plant is Rp. 2765.55/kWh so that there is a savings of Rp.
1.030/kWh when used CNG gas at peak loads. Potential savings of PLN side
when using CNG gas during peak load is Rp. 530 Million/day"
2016
T45763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qashtalani Haramaini
"Pola konsumsi energi ternyata menjadi masalah tersendiri yang menyebabkan biaya pokok penyediaan yang tinggi dikarenakan mahalnya sumber energi yang di gunakan untuk memenuhi beban puncak, serta nilai investasi yang tinggi untuk membangun pembangkit listrik yang hanya digunakan untuk memenuhi pemakian pada satu waktu . Maka tulisan ini meneliti dampak tarif listrik dinamis terhadap tagihan listrik dan biaya pokok penyedian untuk mengoptimalkan pembangkit yang tersedia. Dari hasil penelitian bahwa membuat rasio tarif off peak dengan peak 1:2 atau penurunan off peak 6% dan kenaikan tarif peak 26% membuat kenaikan tarif rata rata pelanggan industri 9% dan membutuhkan pergeseran beban dari peak & mid-peak ke off peak sebesar 28% dan 1% agar tagihan listrik konsumen tidak berubah, kemudian jika tarif off peak diturunkan 30% dan tarif peak dinaikkan 26% membuat kenaikan tarif rata rata pelanggan industri 5%. Dengan kenaikan tarif mid-peak 50% dan kenaikan peak 26% membuat kenaikan tarif rata rata pelanggan industri 33 % dan membutuhkan pergeseran beban dari peak& mid-peak ke off peak sebesar 63% dan 43% agar tagihan listrik konsumen tidak berubah. Selain itu  elastisitas tarif menunjukan angka minus yang menunjukan bahwa tarif listrik industri bersifat elastis dan elastisitas silang nya bersifat komplenter. Tarif mid-peak memiliki elastisitas yang paling berpengaruh dengan nominal -0,3%. Sekitar 33% pelanggan yang bersedia melakukan investasi untuk alat yang bisa menggeser beban ke luar beban puncak. Dari total biaya pembangkitan perhari yang mencapai Rp. 955.974.721.222 untuk suatu sistem maka dengan skema Time of Use bisa menurunkan biaya pokok penyediaan total sebanyak 2,59% perhari atau Rp 10.126.850.860 ( Rp. 3.645.666.309.746 / tahun).

The pattern of energy consumption turns out to be a separate problem that causes high cost of supply due to the high energy sources used to meet peak loads, as well as a high investment value to build a power plant that is only used to meet usage at one time. So this paper examines the impact of dynamic electricity tariffs on electricity bills and supply costs to optimize the available power plants. From the results of the study that made the peak 1: 2 off peak tariff ratio or 6% drop off peak and 26% peak tariff increase made the average tariff increase for industrial customers 9% and needed a shift in load from peak & mid-peak to off peak of 28 % and 1% so that the consumer electricity bill does not change, then if the off peak tariff is reduced by 30% and the peak tariff is increased by 26%, the average tariff increase for industrial customers is 5%. With a 50% increase in mid-peak rates and a 26% increase in peak, the average tariff increase of industrial customers is 33% and requires a shift of load from peak & mid-peak to off peak by 63% and 43% so that consumer electricity bills do not change. In addition, the tariff elasticity shows a minus number which indicates that industrial electricity tariffs are elastic and the cross elasticity is complex. Mid-peak rates have the most influential elasticity with a nominal of -0.3%. Around 33% of customers are willing to invest in a tool that can shift the load out of the peak load. Of the total generation costs per day which reaches Rp. 955,974,721,222 for a system with the Time of Use scheme can reduce the total cost of providing a total of 2.59% per day or Rp. 10,126,850,860 (Rp. 3,645,666,309,746 / year)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T52542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Adinata Namara
"Kendaraan listrik menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan perkembangan teknologi canggih khususnya dibidang otomotif. Berdasarkan hasil riset Deloitte dan Foundary, jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada tahun 2020 telah terdistribusi sebanyak 2176 unit yang mana jumlah ini naik secara signifikan menjadi 33461 unit pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan adanya minat kepada masyarakat untuk membawa dampak positif menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Kenaikan jumlah kendaraan listrik juga mendorong peningkatan infrastruktur kelistrikan terutama stasiun pengisian daya yang dapat membawa pengaruh besar terhadap kestabilan sistem kelistrikan. Salah satu tantangan utama meningkatnya jumlah stasiun pengisian daya adalah perilaku masyarakat dalam melakukan pengisian daya pada kendaraan listrik yang tidak terkoordinasi sehingga dapat menimbulkan kekhawatiran baik itu bagi perusahaan utilitas maupun pemilik kendaraan listrik itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menerapkan konsep Vehicle-to-Grid (V2G) secara terjadwal sehingga pada penelitian ini akan membahas strategi manajemen beban puncak melalui penjadwalan pengisian daya dua arah pada kendaraan listrik yang akan dipasang di penyulang tertentu dengan mempertimbangkan pengaruh penetrasi PLTS atap. Eksperimen dilakukan menggunakan metode simulasi Quasi-Dynamic pada software DIgSILENT PowerFactory 2021 dengan meninjau beberapa parameter seperti jenis stasiun pengisian daya, kapasitas baterai, State of Charge (SoC), waktu pengisian atau pengosongan baterai, tingkat penetrasi PLTS atap, dan kondisi beban sehingga akan diperoleh data hasil simulasi dari berbagai skenario. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi teknologi Vehicle-to-Grid (V2G) secara terjadwal pada saat musim kemarau dapat memitigasi dampak negatif peningkatan beban puncak dan tentunya dapat meningkatkan stabilitas jaringan kelistrikan.

Electric vehicles have become increasingly popular in recent years, in line with the advancement of cutting-edge technology, particularly in the automotive field. According to research by Deloitte and Foundary, the number of electric vehicles in Indonesia in 2020 was distributed as much as 2176 units, a figure that significantly increased to 33461 units in 2022. This indicates the public's interest in making a positive impact towards more environmentally friendly vehicles. The rise in the number of electric vehicles also promotes the improvement of electrical infrastructure, especially charging stations, which can have a significant influence on the stability of the electrical system. One of the main challenges of the increasing number of charging stations is the uncoordinated behavior of the community in charging electric vehicles, which can cause concern both for utility companies and the owners of electric vehicles themselves. One effort that can be made to address this issue is by implementing the Vehicle-to-Grid (V2G) concept on a scheduled basis. Therefore, this research will discuss peak load management strategies through scheduled two-way charging at electric vehicles that will be installed in specific feeders, considering the impact of rooftop solar power penetration. Experiments were carried out using Quasi-Dynamic simulation method on DIgSILENT PowerFactory 2021 software by reviewing several parameters such as the type of charging station, battery capacity, State of Charge (SoC), battery charging or discharging time, rooftop solar penetration level, and residential load conditions. The research results show that the scheduled implementation of Vehicle-to-Grid (V2G) technology during the dry season can mitigate the negative impact of increasing peak loads and of course can increase the stability of the electricity network.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library