Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maharani Qadarsih
"Skripsi ini membahas tentang tinjauan keletakan dan bentuk bangunan-bangunan sudut di Bandung pada tahun 1900-1940 dengan meninjau dari segi bentuk dan keletakan. Jumlah objek penelitian yang digunakan adalah 50 bangunan sudut. Metode penelitian yang dilakukan dengan cara mangelompokan bangunanbangunan sudut dalam keletakan, yaitu letak di persimpangan jalan (pertigaan, perempatan, perlimaan jalan), dan bentuk, (denah, keberadaan menara, bangunan bertingkat, jumlah tampak muka, keberadaan halaman depan) di setiap sektor. Hasil analisis berupa jumlah dominan bangunan sudut di setiap kelompok dan sektor. Setelah itu hasilnya dikaitkan dengan perkembangan kota dan arsitektur di Bandung.

Focus of this undergraduate thesis is about observation location and form of corners building at Bandung in 1900 until 1940. Total objects of this research are fifty corners building at Bandung. Method used in this research make groups of corners building in two parts, such as location (locate building at crossroad) and form (ground plan, have a tower, high building, total fa_ade, and have yard in front of building) each sector. Analysis result indicated that is total dominant of corners building each groups and sector. Then, analisys result relate with development of city and architecture at Bandung."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Idmand Perdina
"Bangunan sudut sebagai salah satu peninggalan masa kolonial dapat memperlihatkan perpaduan pengaruh arsitektur Eropa dengan kearifan lokal dalam bentuk yang lebih menarik dibandingkan bangunan di sekitarnya. Peninggalan tersebut banyak dijumpai di Kawasan Kota Lama Semarang sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan untuk wilayah Jawa bagian tengah yang memiliki karakteristik unik karena terdapat ratusan bangunan di lahan dengan luas sekitar 30 hektar sehingga tata bangunannya memunculkan banyak bangunan sudut. Keletakan dan bentuknya yang berbeda mengandung unsur-unsur yang dapat menjadi tanda perkembangan gaya arsitektur sehingga menarik untuk diteliti. Unsur-unsur tersebut kemudian didata dan dianalisis untuk mengetahui posisi Kota Lama Semarang dalam perkembangan gaya arsitektural. Hasilnya menunjukkan bahwa bangunan sudut di Kota Lama Semarang mengalami dua fase perkembangan gaya, yaitu gaya transisi dan gaya kolonial modern. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Kota Lama Semarang adalah kota yang dinamis meskipun sudah berdiri sejak abad 17.

Corner building as one of the relics of the colonial period can show the combination of European architectural influences with local wisdom in a more interesting form compared to the surrounding buildings. These relics are often found in Semarang Old City as an economic and government center for the central part of Java, which has unique characteristics because there are hundreds of buildings on a land area of about 30 hectares so that the building layout raises many corner buildings. The layout and the different forms contain elements that can be a sign of the development of architectural style so that it is interesting to study. The elements are then recorded and analyzed to determine the position of Semarang Old City in the development of architectural styles. The results show that the corner building in Semarang Old City underwent two phases of style development, namely the transition style and the modern colonial style. It also shows that Semarang Old City is a dynamic city even though it was founded in the 17th century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Maulana
"SMAN 9 Kota Bogor Jalan Kartini merupakan bangunan sekolah kolonial yang memiliki bentuk bangunan yang unik, yaitu bentuk bangunannya menyudut. Hal tersebut memunculkan hipotesis adanya penerapan bangunan sudut pada bangunan ini sehingga menarik untuk dianalisis gaya bangunannya. Kini, bangunan tersebut mengalami perubahan-perubahan fungsi untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang sehingga menarik untuk dikaji bentuk-bentuk adaptasi dan revitalisasi pada bangunan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan bentuk bangunan sudut, gaya bangunan, adaptasi, dan revitalisasi pada SMAN 9 Kota Bogor Jalan Kartini?”. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan metode penelitian arkeologi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan studi pustaka dan lapangan melalui kegiatan observasi dan perekaman data, pengolahan data yang dilakukan dengan metode analisis deskriptif, dan terakhir merupakan eksplanasi untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan bangunan sudut yang berfungsi sebagai sekolah, bangunan ini memiliki beberapa persamaan karakteristik dengan SMPN 5 Bandung sebagai bangunan sudut sehingga menunjukkan adanya indikasi karakteristik bangunan sudut yang berfungsi sebagai sekolah. Hasil analisis gaya bangunan menunjukkan perkembangan bangunan dan percampuran budaya. Hasil analisis adaptasi dan revitalisasi diketahui empat bentuk kegiatan adaptasi dan revitalisasi, yaitu perubahan material bangunan lama, penambahan komponen bangunan baru, perubahan atau penambahan ruang, dan penambahan bangunan baru.

SMAN 9 Bogor Jalan Kartini is a colonial school building with a unique form, namely the angular shape building. That raises the hypothesis of the application of corner buildings in this building, so it is interesting to analyze the style of the building. Now, the building is changing its function to meet the present needs, so it is interesting to study the forms of adaptation and revitalization of the building. Based on this explanation, the problem in this research is "How is the application of corner building forms, building styles, adaptation, and revitalization at SMAN 9 Bogor at Kartini Street?". This research was conducted with three stages of archaeological research methods: data collection by conducting library and field studies through observation and data recording, data processing carried out by descriptive analysis methods, and finally, an explanation to answer research problems. The results of his research indicate that this building is a corner building that functions as a school. This building has several characteristics in common with SMPN 5 Bandung as a corner building so that it shows an indication of the elements of a corner building that functions as a school. The analysis results of the style building show the development of the building and the mixing of cultures. Based on the analysis of adaptation and revitalization, it is known that there are four forms of adaptation and revitalization activities, namely changes in old building materials, the addition of new building components, modifications or additions to space, and addition of new buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Malita Dewi
"Bangunan sudut merupakan salah satu peninggalan dari masa kolonial Belanda di Indonesia yang dapat memperlihatkan adanya perpaduan antara pengaruh arsitektur Eropa dan Indonesia. Hal ini terjadi karena dalam pembangunannya, masyarakat Belanda melakukan penyesuaian terhadap lingkungan untuk kenyamanan pemakaian namun tetap mengadaptasi bentuk seperti di negara asalnya. Salah satu wilayah yang memiliki bangunan sudut dan sampai saat ini masih dapat dilihat berada di Kota Lama Surabaya. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk menguraikan keletakan dan bentuk-bentuk bangunan sudut di Kota Lama Surabaya (1900 – 1940), serta kaitannya dengan aspek lingkungan di kawasan tersebut. Sebanyak 14 bangunan sudut yang letaknya di persimpangan jalan menjadi objek dalam penelitian ini. Kemudian metode yang digunakan adalah metode analisis kontekstual dan analisis komparasi dengan membandingkan keletakan dan bentuk bangunan sudut di Kota Lama Surabaya, Kota Lama Semarang, dan Bandung. Hasilnya, letak bangunan sudut di Kota Lama Surabaya yang berada di persimpangan ganda memiliki dua bentuk sudut. Selain itu, sebagian besar memiliki kesamaan karakteristik dengan bangunan sudut di Bandung, namun tidak ditemukan bentuk kurva linear di Kota Lama Surabaya. Kemudian, adanya pengaruh lingkungan pada letak dan bentuk bangunan sudut di Kota Lama Surabaya menyebabkan adanya perbedaan dengan bangunan-bangunan sudut di Kota Lama Semarang dan Bandung.

The corner building is one of the relics of the Dutch colonial period in Indonesia which can show the combination of European and Indonesian architectural influences. This happened because in its construction, the Dutch people made adjustments to the environment for comfortable use but still adapted the form as in their home country. One of the areas that has corner buildings and can still be seen today is in Surabaya Old City. Thus, this study intends to describe the layout and forms of corner buildings in Surabaya Old City (1900 – 1940), as well as their relation to environmental aspects in the area. There are 14 corner buildings located at the crossroads that became the object of this study. Then, the method used is the method of contextual analysis and comparative analysis by comparing the layout and form of the corner buildings in Surabaya Old City, Semarang Old City, and Bandung. As a result, the location of the corner building in Surabaya Old City which is at a double intersection has two corner shapes. In addition, most of them have similar characteristics with corner buildings in Bandung, but there is no linear curve found in Surabaya Old City. Then, the influence of the environment on the layout and form of the corner buildings in Surabaya Old City causes a difference with the corner buildings in Semarang Old City and Bandung."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library