Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hamzah Ali Baswedan
"Perubahan keadaan Perang Pasifik bagi Jepang menjadi pihak yang bertahan pada tahun 1943 memaksa Jepang untuk mendirikan pertahanan di wilayah-wilayah yang telah dikuasainya untuk mencegah serangan-serangan tidak terduga dari Sekutu. Salah satu pertahanan tersebut dibuat di kawasan pantai selatan Yogyakarta yang terdiri dari 20 bangunan pertahanan. Bentuk dan pola penempatan bangunan ini tentunya berkaitan dengan strategi Jepang dalam mempertahankan kawasan pantai selatan Yogyakarta dalam Perang Pasifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan pola persebaran bangunan pertahanan dalam kaitannya dengan strategi pertahanan Jepang. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode observasi lapangan yang didukung dengan studi pustaka. Hasil analisis morfologi dan kontekstual KOCOA menunjukan bahwa bangunan pertahanan di kawasan pantai selatan Yogyakarta terdiri dari tiga tipe bangunan pertahanan dengan pola mengelompok dan acak serta penempatan yang menunjukan jika bangunan-bangunan tersebut dibuat untuk saling mendukung satu sama lain sambil memanfaatkan keadaan geografis dengan maksimal dalam upaya Jepang untuk mempertahankan kawasan pantai selatan Yogyakarta.
The changing conditions of the Pacific War for Japanese Empire to defensive action in 1943 forced the Japanenese to establish a series of fortifications in the territories it had controlled to prevent surprise attacks from the Allies. One of these was built in the southern coastal of Yogyakarta which consisted of 20 fortifications structures. The shape and placement pattern of these structures are related to the Japanese strategy in defending the southern coastal area of Yogyakarta during the Pacific War. This study aims to determine the shape and distribution pattern of the Japanese fortifications structures. This article used field observation method supported by literature study. The results of the morphological analysis and contextual analysis of KOCOA show that the fortifications in the south coast of Yogyakarta consist of three types of structures with clustered and random placements patterns indicating that these structures were built to support each other while making the maximum use of geographical conditions of the southern coastal region of Yogyakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Argi Arafat
"Studi ini menjelaskan tentang Benteng Vredeburg dan Keraton sebagai representasi dan relasi kuasa yang berada di daerah Yogyakarta pada abad ke XVIII – XX Masehi dengan menerapkan teori Michel Foucault tentang kuasa (power). Dalam konsep kuasa terdapat representasi kuasa, relasi kuasa dan panoptikon. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui representasi dan relasi kuasa dapat ditimbulkan dari suatu kebudayaan, lalu mengetahui bagaimana cara kerja benteng Vredeburg sebagai panoptikon dalam kaitannya dengan representasi dan relasi kuasa kolonial Belanda dan Kesultanan di Yogyakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini berasal dari oleh K.R Dark, bahwa dalam penelitian arkeologi setiap benda harus dilihat sebagai data yang memuat informasi arkeologis. Hasil dari penelitian ini adalah Kebudayaan yang terjadi akibat adanya relasi kuasa antara Kolonial Belanda dan Kesultanan direpresentasikan dengan adanya bangunan pihak Keraton Yogyakarta yang mengadaptasi arsitektur yang berasal dari orang-orang Eropa. Akibat dari relasi kuasa tersebut tidak hanya mempengaruhi pihak Keraton Yogyakarta, tapi mempengaruhi pihak Belanda juga. Berdirinya Benteng Vredeburg dan Keraton merupakan tanda dari kedua belah pihak memiliki kekuasaannya masing-masing.
This study explains the Fort Vredeburg and the Keraton as representations and power relations in the Yogyakarta area in the XVIII - XX century AD by applying Michel Foucault's theory of power. In the concept of power, there is a representation of power, power relations and panopticon. The purpose of this study is to determine the representation and power relations that can be generated from a culture, then to find out how the Vredeburg fort as a panopticon works in relation to the representation and relations of Dutch colonial power and the Sultanate in Yogyakarta. The method used in this study comes from K.R Dark, that in archaeological research every object must be seen as data that contains archaeological information. The result of this research is that the culture that occurs due to the power relation between the Dutch colonial and the Sultanate is represented by the building of the Yogyakarta Palace which adapts the architecture that comes from the European people. The result of this power relationship did not only affect the Yogyakarta Palace, but also influenced the Dutch. The establishment of Vredeburg Fort and the Keraton is a sign that both parties have their respective powers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library