Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muliasari Rahmadini
"Seiring dengan pesatnya kebutuhan layanan multimedia semakin menuntut peningkatan bandwidth dan kehandalan jaringan yang memadai. Oleh karena itu PT Telkom Indonesia, Tbk melakukan perencanaan jaringan backbone DWDM 100 Gbps link Cirebon-Tegal guna memenuhi kebutuhan bandwidth tersebut. Pada perencanaannya dilakukan prediksi kebutuhan bandwidth dimasa yang akan datang. Berdasarkan keakuratan regresi linear yang hanya sampai 4 tahun, maka perhitungan prediksi dilakukan hanya sampai tahun 2017 dengan besar kapasitas yaitu 721.793 Gbps. Selain itu dilakukan kalkulasi level daya serta perhitungan BER untuk mengetahui performansi jaringan. BER yang diperoleh dari jaringan ini sebesar 4.48 x 10-31 sehingga dapat dikatakan bahwa jaringan ini memiliki performansi yang baik. Dari jaringan 100 Gbps ini pula diperoleh nilai tambah untuk segala bidang baik edukasi, kesejahteraan sosial hingga kemajuan teknologi selain itu nilai tambah yang dapat dihasilkan dari perencanaan jaringan 100 Gbps ini adalah penekanan biaya operasional serta pengurangan total loss yang terjadi selama pentransmisian.

Along with the increasing of multimedia services needs rapidly, it is adequate the increased bandwidth and network reliability. Therefore, PT Telkom Indonesia Tbk planning 100 Gbps DWDM backbone network for link Cirebon-Tegal to meet the bandwidth requirements. In the planning, the prediction bandwidth is one of requirements in the future . Based on the accuracy of linear regression that only up to 5 years , then the prediction calculation is performed only in 2017 with a large capacity is 721.793 Gbps. Moreover the power level and the BER calculation is needed to determine network’s performance. BER is obtained from this network is 4.48 x 10-31 so it can be said that this network has a good performance . From 100 Gbps network is also obtained value added to all areas such as education, social welfare until the advancement of technology besides these added values, other added value that can be generated from 100 Gbps network planning is operational cost reduction as well as reduction in the total loss that occurs during transmission."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Satrio Dwiputro
"DWDM adalah salah satu teknik multiplexing dengan media transmisi serat optik yang menggunakan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai kanalkanal informasi sehingga memungkinkan beberapa informasi (data, voice, dan video) ditransmisikan dalam satu serat optik saja dalam waktu yang bersamaan. Dalam skripsi ini, akan dijelaskan analisis tentang penggunaan teknologi DWDM pada jaringan backbone, terutama penggunaan teknologi DWDM pada backbone Jawa Barat. Untuk menganalisis, mengambil data-data yang diperlukan dari PT. TELKOM seperti konfigurasi jawa backbone, konfigurasi backbone jawa barat, dan perkembangan kapasitas atau trafik data dari tahun 2006-2011. Dari data yang didapat terlihat bahwa untuk jaringan backbone jawa barat teknik multiplexing yang tepat adalah DWDM karena hanya DWDM yang dapat memenuhi pertumbuhan kapasitas dan trafik pada backbone jawa barat. Sedangkan untuk konfigurasi, serat optik yang paling tepat untuk backbone jawa barat adalah G.652 dan G.655. Dan jarak antar terminal maksimal 97 km.

DWDM is a multiplexing technique with optical fiber transmission media that uses different wavelengths as different channels of information to allow some information (data, voice, and video) is transmitted in only one optical fiber at the same time. In this thesis, will be explained the analysis of the use of DWDM technology in backbone networks, especially the use of DWDM technology in the backbone of West Java. To analyze the authors take the necessary data from the PT. TELKOM as backbone configuration of Java, West Java backbone configuration, and development of the capacity or the traffic data from the years 2006-2011. From the data obtained shows that for western Java backbone, network multiplexing technique which is appropriate is DWDM. Because only DWDM can fullfill the growing capacity and traffic on the backbone of west java. As for the configuration, the optical fiber which is most appropriate for western Java is G.652 and G.655. And the maximum distance between the terminal is 97 km."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42056
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pujiharjawasana
"Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa tengah yang cukup potensial. Hampir 90 % basis perekonomian masyarakatnya bertumpu pada sektor industri / perdagangan, sehingga menempatkan kabupaten Kudus sebagai kabupaten dengan product domestic bruto (PDRB) tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Semarang. Bahkan kalau dilihat PDRB secara perkapita justru tertinggi di Jawa tengah melampaui Semarang lebih dari 25 % di tahun 2000.
Akibat kegiatan industri/perdagangan tersebut di tahun 2001 memberi kontribusi ke kas negara rata-rata per hari kerja hampir Rp. 15,5 milyar dalam bentuk cukai rokok dan cukai lainnya, PPN dan PPH pasal 22, namun tidak sedikitpun yang dapat dibagi langsung ke pemkab Kudus sebagai bagian Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana dimungkinkan bagi daerah yang memiliki sumber daya alam seperti hutan, pertambangan umum dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh pemkab Kudus. Minimnya sumber daya alam di Kabupaten Kudus tidak bias mendongkrak APBD yang saat ini hanya tercatat 11 % dari APBD atau sekitar Rp. 24,5 milyar.
Tesis ini membahas salah satu upaya yang bisa ditempuh oleh pemkab Kudus untuk meningkatkan PAD melalui langkah revitalisasi aset daerah yang selama ini pemanfaatannya tidak optimal dan cenderung membebani APBD agar bisa memberi kontribusi terhadap peningkatan PAD. Upaya tersebut adalah pengoptimalan VSAT SISKOMDAGRI yang saat ini pemanfaatannya hanya 10 % untuk difungsikan sebagai node backbone Internet melalui pendirian usaha ISP bekerja sama dengan mitra swasta dalam bentuk kerja sama operasi. Tinjauan analisis yang digunakan adalah analisa kelayakan bisnis.
Dari analisa kelayakan bisnis dengan menyalurkan bandwidth Internet 256 kbps di tahun pertama, kemudian diupgrade menjadi 384 kbps ditahun ketiga serta 512 kbps ditahun ketujuh melalui wireless 2,4 GHZ sebagai jaringan akses memberikan hasil yang layak. Pemkab sebagai pemilik aset VSAT berhak atas revenue sharing yang berkontribusi langsung pada peningkatan PAD.

Kabupaten Kudus is one of 35 districts/cities in Central Java, which is quite potential. Almost 90% of the society's economy is based on industrial/trading sector; hence Kabupaten Kudus becomes a district with the second highest product Domestic Bruto (PDRB) in Central Java, after Semarang. Moreover, if we see the ratio of PDRB for people per area, it has the highest PDRB in Central Java, surpassing Semarang by 25% in 2000.
The result of the industries/trades in 2001 contributes to the country cash at almost Rp. 15, 5 billion per work-day, in the form of cigarette/tobacco customs and other customs, value-added taxes (PPN) and income taxes (PPH) sub-chapter 22, Never the less, none of these can be shared directly to kudus municipality as district original income, as it is possible for other areas which have natural resources like forests, general mining, etc, that are not owned by kudus municipality. The minimum natural resources in kudus district cannot support the district's budget which is now only 11% of the budget or about Rp 24, 5 billion.
This thesis discusses about one of the efforts which can be carried-out by kudus municipality in order to increase its income, i.e., through revitalization of regional assets which have not been utilized optimally and tend to burden the budget so that they can give contribution towards the increase of the income. The effort is the utilization of VSAT SISKOMDAGRI that's only 10% exploited as node of internet backbone, in the form of joint operation body. The analytical review applied is business feasibility analysis.
From the business feasibility analysis by distributing internet band with 256 kbps in the first year, then upgraded to 384 kbps in the third year, and 512 kbps in the eighth year via wireless 2, 4 GHZ as access network result in a feasible outcome. The municipality as VSAT asset owner has a right on the revenue sharing that gives direct contribution towards income increase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Komba
"Memasuki era globalisasi ekonomi dan informasi serta persaingan bebas dunia khususnya di bidang teknologi telekomunikasi yang saat ini sedang memasuki teknologi jaringan pita lebar atau yang biasa dikenal dengan nama Broadband ISDN (B-ISDN), maka PT. Telkom sebagai penyelenggara telekomunikasi di Indonesia juga merencanakan penerapan jaringan B-ISDN tersebut dimana pada tahap awal akan dibangun pada jaringan backbone antara kota Jakarta - Surabaya dengan menggunakan transmisi serat optik berteknologi SDH (STM-16).
Penerapan jaringan B-ISDN ini tentu akan terkait dengan beberapa aspek baik aspek teknik maupun non teknik. Untuk itu penulis dalam tesis ini mencoba menganalisa aspek-aspek yang terkait tersebut. Analisa non teknik disini mencakup aspek ekonomi, aspek pemasaran dan aspek regulasi. Sedangkan analisa teknik antara lain membahas aspek sinkronisasi ATM dan SDH, interoperabilitas perangkat yang multi vendor.

Enfacing a global era in economic and information fields as well as a worldwide free competition, particularly in the telecommunication technology, that is now facilitating a network wideband technology or more well known by the name of Broadband ISDN (B-ISDN), therefore PT. Telkom as an organisator or holdkeeper telecommunication in Indonesia has also planned the application of that network B-ISDN where is at first going to be built a network backbone between Jakarta - Surabaya by using a fibre optic transmission with a SDH (STM-16) technology.
The application of this network B-ISDN surely will deal with several aspects, either technique or non technique aspects. For this purpose, the writer in this thesis try to analyze those related aspects. In this paper, the non technique analysis Involves some aspects such as economics, marketing and regulation. Meanwhile, the technique analysis tells us about such as a synchronization between ATM and SDH , as an interoperability of multivendor facilities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofiq Shulchi
"Perkembangan dunia telekomunikai yang sangat cepat menggiring pelanggan pada kebutuhan telepon bergerak dengan akses data kapasitas besar dan kecepatan tinggi. PT Indosat melakukan modernisasi jaringan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan membangun jaringan 3G dan 4G beserta infrastrukturnya. Bersama PT XL axiata sudah dilakukan skema berbagi bersama jaringan dalam rangka melakukan efisiensi investasi untuk pembangunan jaringan. Dengan menggunakan Lean Principle akan ditinjau proses bisnis yang berlaku dan pelaksanaan implementasi Lean System pada proses produksi yang terjadi dari skema jaringan berbagi antara PT Indosatooredoo dengan PT XL Axiata. Metode skema kerjasama berbagi yang sudah dilakukan akan dianalysis berdasarkan Lean sistem untuk mengetahui waste dari proses bisnis pada Joint construction jaringan Transmisi Backbone. Current Value Stream akan dibandingkan dengan Future Value Stream untuk mendapatkan nilai tambah kepada pelanggan yang pada akhirnya memberikan nilai tambah pada perusahaan.

The rapid growth of Telecommunication industry lead the customer into the demand on mobile telphon with high capacity and speed requirement.Indosat need to modernize their network to fulfill cutomer requirement by providing 3G and 4G network. Including the required infrastructure. Together wit PT XL Axiata PT Indosat has already provide cooperation on Network Sharing scheme in order to invest on buil network efficiently. Using Lean system,  it will be reviewed of the process and the implementation of Lean system on Network Sharing scheme PT Indosat-PT XL Axiata. Sharing cooperation methode will be analize using Lean system to acknowledge waste in bisnis process on Transmission Backbone Network Joint Construction. Curent value stream will be compared with future value stream to obtain added value for customer which at the end will add the value for company."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valerie Olive Suryono
"Permintaan akan solusi komunikasi yang cepat, andal, dan adaptif telah meningkatkan minat pada teknologi nirkabel. Sistem komunikasi Free Space Optics (FSO) dan integrasinya dengan High Altitude Platforms (HAPs) menawarkan peluang unik untuk meningkatkan konektivitas. Namun, tantangan muncul dalam mengoptimalkan kinerja sistem di tengah kondisi ketinggian dan cuaca yang bervariasi. Makalah ini melakukan evaluasi komparatif menyeluruh terhadap skema line coding, termasuk NRZ, RZ, Manchester, dan Duobinary, untuk transmisi uplink dalam sistem FSO-HAPs dengan 5G sebagai koneksi backbone di berbagai skenario menggunakan OptiSystem. Hasil menunjukkan NRZ sebagai sistem dengan kinerja terbaik, unggul dalam pengaturan kanal tunggal dan kanal WDM karena kesederhanaan dan efisiensi spektralnya. RZ menunjukkan kinerja optimal, terutama dalam sistem WDM yang mencakup hingga ketinggian 50 km. Adapun implementasi sistem memerlukan perhatian penuh karena kemampuan saat ini mungkin belum memadai untuk berdiri sendiri, terutama dalam kondisi cuaca buruk.

The demand for fast, reliable, and adaptable communication solutions has led to increased interest in wireless technologies. Free-Space Optical (FSO) communication systems with the integration of FSO with High Altitude Platforms (HAPs) presents unique opportunities for enhancing connectivity. However, challenges arise in optimizing system performance amidst varying altitude and weather conditions. This paper conducts a thorough comparative evaluation of line coding schemes, including NRZ, RZ, Manchester, and Duobinary, for uplink transmission in FSO-HAP systems with 5G as backbone connection across diverse scenarios using OptiSystem. Results indicate NRZ as the top performer, excelling in both single channel and Wavelength Division Multiplexing (WDM) setups due to its simplicity and spectral efficiency. RZ demonstrates optimal performance, particularly in WDM systems spanning up to 50 km. Caution is warranted in HAPs deployment, as current capabilities may be insufficient for standalone implementation, particularly under adverse weather conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Gerson Batara
"Jaringan backbone bawah laut merupakan salah satu faktor utama yang menjaga suatu sistem jaringan dapat berjalan dengan lancar, terutama di Indonesia ini sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Skripsi ini membahas mengenai rencana pengembangan jaringan backbone bawah laut berkapasitas 40G dengan kanal yang tersedia sebanyak 25 kanal. Jaringan ini menghubungkan kota Surabaya dengan kota Banjarmasin yang terpasang sepanjang 450 km dan melewati bagian timur Laut Jawa. Jaringan dibuat menggunakan serat optik Z-Fiber buatan Sumimoto Electric Industries, serta Unitrans ZXWM M920 dari ZTE.
Hasil yang didapat berupa perhitungan setiap parameter kerja jaringan tersebut serta analisis kehandalan jaringan yang dibuat. Jaringan milik Indosat akan digunakan sebagai acuan yang akan dikembangkan, dimana pada awalnya hanya berkapasitas 10G akan dikembangkan menjadi 40G. Terdapat juga pembahasan mengenai pemilihan sistem proteksi jaringan serat optik bawah laut yang akan digunakan, serta perangkat serat optik yang digunakan pada jaringan tersebut.

Submarine backbone network is one of the main factors that keep a network system to run smoothly, especially in Indonesia as the largest archipelago in the world. This thesis discusses the development plan of the network backbone capacity 40G submarine channels available with as many as 25 channels. This network connects the city of Surabaya to Banjarmasin city is built along the 450 km and pass east of the Java Sea. Network created using Z-Fiber optical fiber madeSumimoto Electric Industries, as well as from ZTE Unitrans ZXWM M920.
The results form each network parameter calculation and network reliability analysis made. The author uses as Indosat's network of reference will be developed, which was originally only going to be developed with a capacity of 10G to 40G. There is also discussion on the selection of protective systems submarine fiber optic network that will be used, as well as fiber optic devices used on the network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"ABSTRAK
Penyakit dengue yang disebabkan oleh infeksi virus dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis. Virus dengue (DENV) memiliki empat serotype (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4) dan DENV-3 merupakan virus dengue yang besar penyebarannya di Indonesia. Untuk mengurangi terjadinya insidensi penyakit dengue, diperlukan suatu tindakan pencegahan dengan cara pengembangan vaksin. Pengembangan vaksin yang dilakukan ialah secara in silico, dengan merancang vaksin dengue virus yang bersifat tetravalent menggunakan protein envelope (E) DENV-3 sebagai backbone. Prediksi epitope T cell ditentukan melalui server MULTIPRED dengan metode algoritma HMM dan prediksi epitope B cell dilakukan melalui Conformational Epitope Prediction server (CEP). Epitope T cell dari virus dengue serotype 1, 2, dan 4 disubstitusi ke dalam backbone DENV-3 sehingga didapatkan enam rancangan sekuens peptide vaccine dengue (vaksin HMM1-6). Rancangan sekuens tersebut dicari kesamaan strukturnya melalui program BLAST dan menghasilkan 93% identity. Hasil struktur tiga dimensi protein dari homology modelling dengan server SwissModel, baik First Approach Mode maupun Optimise Mode, kualitasnya sudah baik karena plot residu non glisin yang ada pada disallowed region jumlahnya lebih kecil dari 15% jumlah seluruh residu protein. Vaksin HMM4 (2-4-1) dan vaksin HMM6 (4-2-1) merupakan struktur vaksin yang memiliki similaritas struktur paling besar dengan nilai score-nya 64.5, hasil pembandingan struktur dengan program VAST. Sehingga dapat dikatakan vaksin HMM4 dan vaksin HMM6 adalah rancangan vaksin paling baik, didasarkan similaritasnya dengan struktur protein E DENV-3 native. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RS Dwi Prajitno Wibowo
"Sebuah sistem transmisi serat optik yang handal mempakan target dalam setiap perancangan jaringan sehingga diperlukan suatu perhitungan Link Budget yang tepat. Perhitungan Link Budget yang penulis bahas dalam skripsi ini mengambil contoh kasus pada Jaringan Backbone Serat Optik Indosat Segmen Semarang-Solo dengan menganalisis antara kodisi Link Budget pada saat perencanaan dan setelah diterapkan. Komponen-komponen yang dibandingkan adalah attenuasi serat, splicing loss, connector loss dan faktor dispersi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priantono
"Kecenderungan perkembangan teknologi telekomunikasi mengarah pada komunikasi bergerak dan teknologi yang berbasis kepada Internet Protocol (IP). Sebagai antisipasi perkembangan teknologi dan menghadapi era persaingan global, Indosat sebagai penyelenggara telekomunikasi internasional telah menyiapkan beberapa strategi bisnis. Strategi bisnis tersebut adalah strategi " 4 in 1" yaitu sebagai penyedia jaringan backbone, penyelenggara jasa internet dan multimedia, penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak, dan sebagai penyelenggara jaringan akses. Ke empat strategi bisnis tersebut berbasis kepada satu teknologi yaitu teknologi internet (IP-based). Untuk mencapai sasaran strategi bisnis tersebut, telah dipersiapkan beberapa rencana antara lain teknologi, infrastruktur, keuangan, pendanaan, pemasaran, SAM, dan organisasi.
Tesis ini akan menganalisa strategi bisnis Indosat dengan menggunakan analisa SWOT, yaitu dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal, ancaman eksternal serta peluang yang ada. Dari hasil analisa SWOT tampak bahwa dari ke empat strategi bisnis yang ditetapkan, strategi bisnis yang harus mendapatkan prioritas adalah sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak dengan sistem GSM 1800 Mhz. Hasil analisa ini merupakan suatu usulan yang akan disampaikan kepada Manajemen Indosat.

Trend of telecommunications technology development is going towards mobile communications and Internet Protocol (iP) based technology. To anticipate technology development and facing global competition era, Indosat as an international telecommunications operator has established several business strategy. The business strategy is so called "4 in 1" strategy, being a backbone network provider, internet and multimedia service provider, mobile service provider and access network provider. All four business is based on one technology, internet technology (IP-based). To achieve the objective of the business strategy, indosat has prepared several plans including technology, infrastructure, finance, funding, marketing, human resources, and organization.
This thesis is analyzing Indosat business strategy using SWOT analysis by putting attention internal strength and weakness, external threat, and existing opportunity. The output of the SWOT analysis, is showing that from the four strategy business implemented, the business strategy priority is being a mobile service provider with GSM 1800 MHz technology. This analysis output is a recommendation for Indosat management.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>