Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Sidjabat, Tobok
"Seiring waktu yang terus mengalir, begitupun dengan kehadiran arsitektur yang selalu menyesuaikan dengan kondisi zaman. Arsitek-arsitek dunia mencoba menghadirkan sesuatu yang baru, suatu pemikiran kreatif dan inovatif, yang lama sudah tidak sesuai lagi. Sebuah pendekatan merancang yang baru hadir dalam berarsitektur. Terjadi banyak eksperimen dan metode yang tak biasa dalam merancang sebuah bangunan. sebuah penyelesaian yang ideal. Perubahan yang teriadi daiam dunia arsitektur mengindikasikan ketidakpuasan dan belum tercapainya kondisi yang ideal. Adakah mereka yang membawa perubahan dalam dunia arsitektur Indonesia, yang menghadirkan pembahaman demi perkembangan ke arah yang lebih maju?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48517
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Yahya Ayyasy
"Muncul dari kehancuran Jepang pasca-perang, Metabolism Movement, gerakan avant-garde dari timur, menantang sifat statis arsitektur dengan visinya mengenai keberlanjutan dan kemampuan beradaptasi. Kehancuran Perang Dunia II menunjukkan kehancuran yang mengerikan. Melalui rekonstruksi fisik, banyak perumahan dan bangunan sementara disediakan, bersamaan dengan rencana ambisius pemerintah untuk membangun megalopolis di sepanjang kepulauan Jepang. Namun, pendekatan top-down ini sering kali berbenturan dengan persepsi masyarakat, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang mengendalikan masa depan kota. Di tengah pragmatisme rekonstruksi, muncullah Metabolism. Terinspirasi oleh proses biologis, arsitek Metabolism membayangkan megastruktur yang mampu merespons perubahan kebutuhan sosial dan lingkungan dalam membangun kembali keadaan kota setelah kekalahan dan kehancuran selama Perang Dunia II. Idealisme arsitektur yang ambisius ini, meskipun tidak terwujud seluruhnya, menyanggah sifat statis urbanisme tradisional, menawarkan gambaran konteks yang dapat mengubah dan merespons masa depan dengan dinamis. Skripsi ini menggali latar belakang dan prinsip-prinsip inti Metabolism Movement dan menganalisis secara kritis penerapannya untuk menghadapi berbagai tantangan arsitektur dan perkotaan pada periode aktivitasnya hingga akhir. Terlepas dari idealisme yang revolusioner, Metabolism menghadapi permasalahan dan kekhawatiran dengan keterbatasan dalam implementasinya. Melalui konteks historisnya, peninjauan kembali ke Metabolism dilakukan dengan menyelidiki relevansi gerakan ini di antara gerakan-gerakan avant-garde lainnya dengan memahami sejarah, cita-cita, dan tantangan gerakan tersebut, yang mendorong mereka untuk menciptakan urbanisme yang dinamis dan merespons kebutuhan masyarakat yang selalu berubah.
Emerging from the ashes of post-war Japan, Metabolism Movement, the eastern avant-garde, challenged the static nature of architecture with its vision of continuity and adaptability. The devastation of World War II bore the gruesome testimony of destruction. Through the physical reconstruction, many of temporary housing and building were provided along with the ambitious masterplan of building megalopolis in the belt of the country. Yet, this top-down approach often clashed with the lived experiences of communities, raising questions about who controlled the future of the city. Amidst the pragmatism of reconstruction, Metabolism emerged. Inspired by biological processes, Metabolists envisioned megastructures capable of responding to changing social and environmental needs in rebuilding urban state after the defeat and destruction during World War II. These ambitious architectural dreams, though not always fully realized, challenged the static nature of traditional urbanism, offering a glimpse into a context that could transform and respond to the dynamic future. This thesis delves into the background and core principles of Metabolism Movement and critically analyzing their application to face several architectural and urban challenges in their prevalent time until the end of the movement. Despite its revolutionary ideals, Metabolism faced issues and raised concerns for the limitations in the implementation. Through its specific historical context, the revisit to Metabolism inquires the relevance of the movement among the other avant-gardes by understanding the movement's history, ideals, and challenges, which encourage them to create dynamic urban environments that respond to the ever-changing needs of their present and future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Retina Regitasari
"Dalam kehidupan berkomunikasi tidak hanya dalam bentuk bahasa namun juga visual. Poster adalah gambar yang merupakan bagian dari komunikasi visual. Penelitian ini membahas tentang makna poster dalam kategori film Avant-garde Uni Soviet yang dikaji secara semiotika oleh Charles Sanders Peirce. Semua Poster yang digunakan sebagai data memperlihatkan objek yang terfragmentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna poster film Avant-garde dengan menguraikan tanda-tanda yang terdapat dalam poster film avant-garde. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan semiotik Peirce yang meliputi ikon, indeks dan simbol. Simpulan menunjukan bahwa kesinambungan antara tanda-tanda ikon, indeks dan simbol yang menunjukan keterkaitan satu sama lain dan terdapat ikon manusia sebagai pusat yang ditampilkan sebagai alat propaganda.
In life communicate not only in the form of language but also visually. Posters are images that are part of visual communication. This study discusses the meaning of posters in the category of Avant-garde films of the Soviet Union which was studied semiotically by Charles Sanders Peirce. All posters used as data show fragmented object. This study aims to determine the meaning of Avant-garde film posters by deciphering the signs contained in avant-garde film posters. The method used in this study is descriptive analytical semiotic Peirce which includes icons, indices and symbols. the conclusion shows that the continuity between the signs of icons, indices and symbols that show the relationship to each other and there is a human icon as the center that is displayed as a propaganda tool."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Soon, Simon
"This essay examines the historical conditions of the politics of pedagogy that have shaped the history of postcolonial higher education and attempts at producing countermovements to its subsequent institutionalization. I consider this in relation to pedagogical practices that reference creative forms in avant-garde art and theater. A genealogy of rethinking education through creative means can be traced back to the establishment of Nanyang University and the teaching of contemporary Asian literature by Han Suyin, with later artists such as Wong Hoy Cheong engaging with Paulo Freires ideas on learning in Wongs course on Third World aesthetics, Universiti Bangsar Utamas reimagination of the role that education could play in Kuala Lumpur during the 1998 Reformasi, and most recently Buku Jalans decentering of education. Finally, I consider the pedagogical stakes at hand by exploring the life story of a bookseller in Kelantan and his embodiment of a local cosmopolitanism."
SEAS 7:3 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Kiki Rinaldi
"Masalah penelitian ini adalah semangat kebebasan Charlie Parker sebagai inspirasi dalam pembangkangan budaya beatniks terhadap kelas menengah Amerika dalam rentang tahun 1944-1967. Landasan teori tesis ini mengacu kepada beberapa sumber kepustakaan. Tulisan-tulisan dan penelitian terdahulu mencakup subjek-subjek yang meliputi kelas menengah Amerika di dasawarsa-dasawarsa pasca Perang Dunia II, pembangkangan beatniks terhadap kelas menengah Amerika, dan kehidupan beserta karya musik Charlie Parker.
Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kwalitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Data yang diperoleh Bari beragam sumber kepustakaan tersebut disusun untuk kemudian dianalisis dalam rangka pembuktian hipotesis.
Hasil dari penelitian ini adalah membuktikan hipotesis penelitian bahwa semangat kebebasan Charlie Parker merupakan inspirasi dalam pembangkangan budaya beatniks terhadap kelas menengah Amerika. Inspirasi yang diperoleh beatniks dari Charlie Parker berada dalam satu rangkaian counterculture yang menghubungkan kelompok-kelompok avant-garde di wilayah-wilayah bohemia di Amerika Serikat.
The research problem is Charlie Parker's spirit of freedom as inspiration in beatniks counterculture against America's middle-class in 1944-1967. The theoretical basis of this thesis refer to some literature or previous research. These writings and research include subjects such as the America's middle-class in postwar America, the beatniks rebellion towards the middle class, and the life and works of Charlie Parker.The method of research selected is qualitative research based on previous literature and research. The data collected from various sources are compiled and arranged to be analyzed in the course of proving research hypothesis.The result of this research is a proven hypothesis that Charlie Parker's spirit of freedom was an inspiration in beatniks counterculture against America's middle-class. The inspiration lies in one strand of countercultures that connect avant-garde groups in America's bohemia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15092
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Karina Andjani
"Musik biasanya dikaitkan dengan suara Pandangan umum ini kemudian diuji dengan kehadiran John Cage seorang komponis Amerika era avant garde yang dikuasai oleh gagasan Zen Buddhisme yang dikatakan membuat karya musik berjudul 4 rsquo 33 rdquo yang sering disebut sebagai karya diam karena hanya berisi tanda diam dari awal hingga akhir Secara singkat komponis merupakan seseorang yang pekerjaannya membuat karya musik namun apakah dengan adanya komponis alat musik dan pemusik mencukupi suatu karya untuk disebut sebagai karya musik
Penyelidikan dalam penulisan ini dilakukan secara sistematis dan refleksif dalam pencarian mengenai filsafat musik serta status ontologis musik sehingga dilihat suatu gambaran lengkap mengenai permasalahan dan konsep agar dapat memperoleh pemahaman.
Music is usually associated with sound The general view is then tested in the presence of John Cage an American composer of avant garde era dominated by the idea of Zen Buddhism who is said to make a piece of music titled 4 rsquo 33 rdquo which is often referred to as the silent piece because it only contains silent indications from beginning to end Briefly a composer is someone who makes a piece of music however whether the presence of the composer musical instruments and the musicians meet the criteria that a work can be referred to as a piece of music The investigation in this writing was done systematically and reflectively in search for the philosophy of music as well as the ontological status of music so that a complete picture of the issues and concepts can be seen in order to gain a comprehension. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52721
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library